Perusahaan keluarga terdiri dari sekelompok orang yang tergabung dalam satu atau lebih keluarga menjalankan satu usaha bisnis. Keluarga umumnya melakukan kontrol atas bisnis dalam bentuk kepemilikan atau dalam bentuk manajemen perusahaan tempat anggota keluarga dipekerjakan pada posisi kunci; dan seringkali menggunakan pengaruh pada arah kebijakan perusahaan untuk kepentingan bersama keluarga dan bisnis.
2. Manfaat Bisnis Keluarga
• Komitmen dan Loyalitas. Anggota keluarga biasanya menunjukkan dan berbagi tingkat komitmen kepada perusahaan karena inti dari setiap bisnis keluarga adalah visi dan identitas bisnis bersama. • Kepercayaan dan Orisinalitas. Kepercayaan adalah hal yang nyata di sebagian besar perusahaan keluarga dan perusahaan milik keluarga yang sukses. Kepercayaan yang melekat di antara anggota keluarga membuat anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis dapat berbicara, berdiskusi, dan mengungkapkan argumen secara lebih terbuka dan bebas. Dengan demikian, anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis umumnya memiliki kesempatan untuk dapat menghasilkan ide bisnis yang cemerlang (orisinil). Apabila dimanfaatkan secara efektif, budaya kepercayaan dan orisinalitas dapat memberi jalan bagi pertumbuhan profesional dan pengembangan keseluruhan perusahaan. • Fleksibilitas. Pada umumnya, anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis bersedia untuk mengambil beberapa peran dan beban kerja yang berbeda secara bersamaan untuk memastikan perusahaan berhasil. • Visi dan tujuan jangka panjang. • Bisnis yang dimiliki keluarga dan yang dijalankan menempatkan penting untuk mencapai tujuan bisnis dan visi perusahaan secara keseluruhan dalam periode jangka panjang dan bukan jangka pendek. Ketika dibentuk dengan tepat dan dimanfaatkan secara cerdas, perspektif jangka panjang memungkinkan pengambilan keputusan dan pengembangan strategi secara kreatif. • Akses Modal. Anggota keluarga umumnya bersedia untuk berkontribusi sumber daya keuangan mereka sendiri ketika memulai sub-usaha baru untuk organisasi bisnis atau ketika ada kesulitan keuangan. • Kecerdasan generasi selanjutnya. Generasi penerus mampu menciptakan strategi-strategi perubahan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar yang dapat meningkatkan produktifitas perusahaan.
3. Contoh Konflik Bisnis Keluarga di Indonesia – PT. Blue Bird Tbk
Konflik keluarga berawal dari para pemilik PT. Blue Bird Tbk pecah kongsi. Kakak kandung Purnomo (Direktur Utama PT. Blue Bird Tbk), Mintarsih A Latief, sekaligus pengola perusahaan taksi PT. Gamya menuntut hak saham di perusahaan Blue Bird. Perang saudara berlanjut dengan tuntut-menuntut ganti rugi materiil senilai Rp. 25 miliar dan imateriil Rp. 50 miliar saat Blue Bird hendak go public. Tak mau kalah, Purnomo balas menggugat Mintarsih. Gugatannya menuding Mintarsih lepas tanggung jawab di perusahaan keluarga itu sejak 1993 dan lebih fokus pada Gamya.