Anda di halaman 1dari 3

KUIS KECIL MANAJEMEN PERENCANAAN SUKSESI

Oleh: Laura Stefanie / 111710051 / FBM


Dosen: Bpk. Liem Gai Sin, SE., M.Bus(Adv)

1. 3 Komponen Utama dalam Bisnis Keluarga


Perusahaan keluarga terdiri dari sekelompok orang yang tergabung dalam
satu atau lebih keluarga menjalankan satu usaha bisnis. Keluarga umumnya
melakukan kontrol atas bisnis dalam bentuk kepemilikan atau dalam bentuk
manajemen perusahaan tempat anggota keluarga dipekerjakan pada posisi kunci;
dan seringkali menggunakan pengaruh pada arah kebijakan perusahaan untuk
kepentingan bersama keluarga dan bisnis.

2. Manfaat Bisnis Keluarga


• Komitmen dan Loyalitas.
Anggota keluarga biasanya menunjukkan dan berbagi tingkat komitmen
kepada perusahaan karena inti dari setiap bisnis keluarga adalah visi dan
identitas bisnis bersama.
• Kepercayaan dan Orisinalitas.
Kepercayaan adalah hal yang nyata di sebagian besar perusahaan keluarga
dan perusahaan milik keluarga yang sukses. Kepercayaan yang melekat di
antara anggota keluarga membuat anggota keluarga yang terlibat dalam
bisnis dapat berbicara, berdiskusi, dan mengungkapkan argumen secara
lebih terbuka dan bebas. Dengan demikian, anggota keluarga yang terlibat
dalam bisnis umumnya memiliki kesempatan untuk dapat menghasilkan ide
bisnis yang cemerlang (orisinil). Apabila dimanfaatkan secara efektif,
budaya kepercayaan dan orisinalitas dapat memberi jalan bagi pertumbuhan
profesional dan pengembangan keseluruhan perusahaan.
• Fleksibilitas.
Pada umumnya, anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis bersedia untuk
mengambil beberapa peran dan beban kerja yang berbeda secara bersamaan
untuk memastikan perusahaan berhasil.
• Visi dan tujuan jangka panjang.
• Bisnis yang dimiliki keluarga dan yang dijalankan menempatkan penting
untuk mencapai tujuan bisnis dan visi perusahaan secara keseluruhan dalam
periode jangka panjang dan bukan jangka pendek. Ketika dibentuk dengan
tepat dan dimanfaatkan secara cerdas, perspektif jangka panjang
memungkinkan pengambilan keputusan dan pengembangan strategi secara
kreatif.
• Akses Modal.
Anggota keluarga umumnya bersedia untuk berkontribusi sumber daya
keuangan mereka sendiri ketika memulai sub-usaha baru untuk organisasi
bisnis atau ketika ada kesulitan keuangan.
• Kecerdasan generasi selanjutnya.
Generasi penerus mampu menciptakan strategi-strategi perubahan yang
lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar yang dapat
meningkatkan produktifitas perusahaan.

3. Contoh Konflik Bisnis Keluarga di Indonesia – PT. Blue Bird Tbk


Konflik keluarga berawal dari para pemilik PT. Blue Bird Tbk pecah kongsi.
Kakak kandung Purnomo (Direktur Utama PT. Blue Bird Tbk), Mintarsih A Latief,
sekaligus pengola perusahaan taksi PT. Gamya menuntut hak saham di perusahaan
Blue Bird. Perang saudara berlanjut dengan tuntut-menuntut ganti rugi materiil
senilai Rp. 25 miliar dan imateriil Rp. 50 miliar saat Blue Bird hendak go public.
Tak mau kalah, Purnomo balas menggugat Mintarsih. Gugatannya menuding
Mintarsih lepas tanggung jawab di perusahaan keluarga itu sejak 1993 dan lebih
fokus pada Gamya.

Anda mungkin juga menyukai