Anda di halaman 1dari 10

MODUL 4

USAHA KESEHATAN BERBASIS KESEHATAN (UKBM)

1. Pengertian UKBM
Menurut Kemenkes RI (2015), UKBM merupakan wadah
pemberdayaan masyarakat yang dibentuk dengan
mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dalam memenuhi hak
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat,
dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor, dan
lembaga terkait lainnya.

2. Kader Kesehatan
Menurut Kemenkes RI (2019), kader kesehatan adalah
seseorang yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh
masyarakat serta bekerja dengan sukarela untuk membantu
peningkatan kesehatan masyarakat termasuk berupaya dalam
mencegah kejadian suatu penyakit di desa tersebut. Kader kesehatan
adalah setiap orang yang dipilih dan dilatih guna untuk membantu menangani
masalah – masalah kesehatan yang terdiri dari perorangan atau masyarakat yang
bekerja dalam tempat – tempat yang berhubungan dengan pemberi dan pelayanan
kesehatan (Roehaeti dkk., 2018). Tugas kader meliputi layanan kesehatan dan
membangun masyarakat dimana yang dilakukan sebatas tugas – tugas yang sudah
dilatih dan diajarkan. Menurut Heru (1995) peran dan fungsi kader yaitu sebagai
penggerak masyarakat yang terdiri dari :
1. Perilaku hidup bersih dan sehat
2. Mengamati masalah kesehatan di desa
3. Upaya menjaga lingkungan
4. Peningkatan kesehatan ibu dan anak
5. Pemasyarakatan keluarga sadar gizi
Kader kesehatan tidak bekerja dalam ruangan yang tertutup melainkan sebagai pelaku
dalam sistem kesehatan yang harus diajarkan dan dibina oleh petugas yang sudah
berpengalaman. Para kader harus mengetahui mengenai cara merujuk dan mencari
bantuan apabila terdapat masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan (Heru,
1995).

3. Poyandu Balita
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola
oleh, untuk, dari, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi (Kemenkes RI, 2006). Posyandu balita Merupakan bagian dari pusat kesehatan
masyarakat (Puskesmas) melalui pemberdayaan masyarakat yang dibentuk oleh
masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat sebagai wadah untuk
memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat dengan penyelenggaraan
proses pengelolaannya dari bayi, balita, sampai ibu hamil (Prosiding Temu Ilmiah
Nasional Balitbang, 2019).
a. Pelaksanaan Pelayanan
Kegiatan pelaksanaan posyandu diselenggarakan oleh kelompok kader
posyandu yang terdiri dari minimal 5 (lima) orang dengan bimbingan teknis
Puskesmas dan sektor terkait. Jumlah kader sesuai dengan jumlah kegiatan utama
yang dilaksanakan posyandu yakni berpacu pada sistem 5 meja sebagai langkah –
langkah pelayanan posyandu (Depkes, 2006).
b. Manajemen Pelaksanaan
Menurut Anita (2019) manajemen pelaksanaan posyandu balita dengan “pola
lima meja” sebagai berikut :
Meja 1: Pendaftaran
Meja 2: Penimbangan bayi dan anak balita
Meja 3: Pengisian KMS (kartu menuju sehat)
Meja 4: Peyuluhan perorangan
a. Mengenai balita berdasarkan penimbangan, data kenaikan berat badan,
diikuti dengan pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A
b. Mengenai ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.
c. Mengenai PUS agar mengikuti KB, diikuti dengan pemberian kondom,
pil ulangan atau tablet busa.
d. Meja 5: Pelayanan tenaga propesional meliputi pelayanan KIA, KB,
Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan sesuai kebutuhan setempat

4. Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan salah satu bentuk UKBM seperti
halnya Posyandu yang bertujuan untuk melakukan deteksi dini
maupun pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular utama
yang dilaksanakan secara rutin, terpadu, dan periodik (Kemenkes
RI, 2018). Posbindu PTM memilikikepanjangan Pos Pembinaan terpadu penyakit
tidak menular, merupakan kegiatan yang pelaksanaanya melakukan monitor dan
deteksi dini terkait faktor resiko Penyakit Tidak Menular, seperti penyakit jantung,
penyakit pembulu darah, kencing manis, PPOK dan kanker, dan gangguan yang
biasanya di sebabkan oleh kecelakaan dan KDRT. Kegiatan ini biasanya di kelola
masyarakat dengan melalui pembinaan terpadu. Posbindu PTM adalah kegiatan yang
terbentuk dari peran serta masyarakat,organisasi,industri, instansi dll,dalam
menegakan tindakan promotif dan preventif serta kegiatan mendeteksi dini dan
mengendalikan faktor resiko penyakit tidak menular. Pelaksanaan posbindu PTN
terdiri dari 5 tahap yaitu :
1) Tahap 1
a. Warga melakukan pengisian data NIK
b. Melakukan pengisian identitas dan data peserta posbindu
2) Tahap 2
Melakukan wawancara terkait faktor resiko Penyakit Tidak Menular(riwayat
penyakit)
3) Tahap 3
Melakukan pengukuran faktor resiko Penyakit Tidak Menular, ( BB, TB,Lingkar
perut, IMT).
4) Tahap 4
Melakukan pengecekan faktor resiko Penyakit Tidak Menular (pengukuran
TD,Cek gula darah)
5) Tahap 5
Mengidentifikasi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular, melakukan edukasi,
menindaklanjuti kegiatan terhadap Penyakit Tidak Menular
Manajemen pelaksanaannya yaitu kader setelah melakukan pencataan hasil
kegiatan posbindu di dua tempat , yang dimasukan di buku pantauan atau monitor
(dibawa pulang warga) dan buku pendaftaran (disimpan di pos bindu) saat posbindu
telah selesai maka kader akan melaporkan hasil kegiatan ke puskesmas pelaporan
dapat dilakukan melalui internet maupun web, jika tidak dapat mengakses web maka
dapat melalui sms, dan juga dapat dilakukan melalui formulir tertulis. Hasil kegiatan
yang sudah di laporkan di puskesmas akan di laporkan kepada instansu yang lebih
tinggi kemudian dilakukan analisa oleh jenjang di atasnya dan dipakai sebagai dasar
pelaksanaan pembinaan atau pembuatan Feed Back ke jenjang administrasi di
bawahnya. Upaya pelayanan keseahtan wajib dan pengembangan di Puskesmas yaitu
1) Upaya pelayanan kesehatan wajib
a. Upaya melakukan peningkatan kesehatan ibu, anak, dan kb
b. Upaya melakukan peningkatan promosi kesehatan
c. Upaya melakukan peningkatan kesehatan lingkungan
d. Upaya melakukan peningkatan perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya melakukan peningkatan pemberantasan dan pencegahan penyakit
menular
f. Upaya melakukan peningkatan pengobatan dasar
2) Upaya pengembangan
a. Upaya melakukan peningkatan kesehatan lansia
b. Upaya melakukan peningkatan kesehatan remaja
c. Upaya melakukan peningkatan kesehatan jiwa 
d. Upaya melakukan peningkatan kesehatan indera
e. Upaya melakukan peningkatan kesehatan sekolah
f. Upaya melakukan peningkatan kesehatan olahraga  

5. Posyandu Lansia
1) Pengertian
Posyandu lansia merupakan sebuah pos peayanan yang ada di suatu daerah
dimana fokus pelayanan pada posyandu ini adalah adalah lansia, posyandu ini
dijalankan oleh masyarakat sekitar dengan bantuan pihak puskesmas untuk
memberikan pelayanan pada para lansia. Posyandu lansia ini didirikan karena
mendukung salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesehatan lansia
penyelengaraan posyandu lansia ini melibatkan peran serta masyarakt mulai dari
tokoh masyarakat, lansia, keluarga dan organisasi penyelengara sosial lainya
(Sunaryo dkk., 2015)
2) Tujuan Posyandu lansia
Secara garis besar posyandu lansia ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada lansia yang ada di komunitas dimana pelayanan ini disesuaikan dengan
kebutuhan lansia sehingga terbentuk suatu pelayanan yang sesuai untuk kebutuhan
lansia mengingat terdapat perbedaan antara kebutuhan lansia dan dewasa. Tujuan lain
dari posyanu lansia adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakt maupun swasta
dalam pelayanan selain untuk meningkatkan komunikasi antara masyarkat dan lansia
(Sunaryo dkk., 2015)
3) Sasaran Posyandu lansia
Posyandu lansia ini memiliki 2 sasaran utama yaitu sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung sasaran langsung sasaran langsung pada posyandu lansia
adalah mereka yang memasuki masa pra lansia (45-59 tahun) usia lansia 60-70 tahun
dan 70 tahun keatas sedangkan untuk sasaran tidak langsung adalah mereka keluarga,
masyarakat dan organisasi sosial dimana lansia berada (Sunaryo dkk., 2015)

4) Pelaksanaan posyandu lansia


Posyandu lansia memiliki sedikit perbedaan dengan posyandu balita dimana
jika posyandu balita menggunakan 5 meja posyandu lansia menggunakan 3 meja akan
tetapi semua ini tetapi semua ini tergantung dari kebijakan kabupaten kota maupun
penyelengara jika posyandu menggunakan 3 meja maka mekanismenya adalah
(Sunaryo dkk., 2015)
a. Meja pertama : Pendaftaran lansia, pengukuran tekanan darah, pengukuran bb
dan tb
b. Meja ke dua : dimana meja ke-2 ini fokus proses pencatatan mulai mencatat
TB BB dan IMT serta pengobatan sederhana
c. Meja terahir : memberikan penyuluhan dan konsul pada tahap ini bisa juga
ditambah dengan pelayanan pojok gizi
Sedangkan jika posyandu lansia menggunakan sistem 5 meja maka akan
berbeda dimana susunanya adalah sebagai berikut
a. Meja 1 : Pendaftaran diamana lansia yang sudah terdaftar langsung ke meja
selanjutnya
b. Meja 2 : Pengukuran BB TB dan TD
c. Meja 3 : Pengisian kartu KMS yang meliputi IMT, TD, BB
d. Meja 4 : Penyuluhan dan pemberian makanan tambahan
e. Meja 5 : Pelayanan medis sederhana

6. Poskestren
Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) adalah wujud UKBM di lingkungan
pondok pesantren yang memiliki prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok
pesantren dengan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Rachmat,
2017). Pelayanan kesehatan Poskestren merupakan pelayanan dasar yang tidak
meninggalkan kuratif dan rehabilitatif walaupun mengutamakan promotif dan
preventif. Adanya poskestren akan memberikan warga pondok pesantren tetap
memiliki layanan dan askes kesehatan, sebagai pemberi informasi terkait kesehatan,
serta lingkungan yang ada di poskestren tetap memiliki sanitasi yang sehat
(Kemenkes, 2013).

7. Pos Kesehatan Kerja


Pos Kesehatan Kerja adalah bentuk UKBM dengan upaya pemeliharaan
kesehatan yang diselenggarakan dari,oleh, dan untuk masyarakat pekerja dengan
terencana, teratur, dan berkesinambungan dengan pelayanan Primary Health Care.
Kelompok pekerja yang beresiko terpajan sangat diperlukan Pos Kesehatan Kerja
karena akan memiliki peningkatan kesehatan, megetahui informasi dari pencegahan
penyakit hingga pengobatan. (Depkes, 2006). Menurut Rachmat (2017) Pos Upaya
Kesehatan Kerja merupakan pos peningkatan kesehatan pada kelompok pekerja
rentan seperti nelayan, TKI

8. Desa Siaga
Desa Siaga Menurut Kepmenkes RI No.564/Menkes/SK/VIII/2006 adalah
kondisi masyarakat desa yang sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan sudah
memiliki kesiapan. Penggunaan konsep back to basic digunakan sebagai pelayanan
kesehatan dasar yang ditata kembali dari desa dengan layanan kesehatan promotif dan
preventif melalui promosi kesehatan (Mustofa dkk, 2020).

9. Poskesdes
10. Polindes
11. Pos Obat Desa

DAFTAR PUSTAKA

Anita, Betri., Henni F., Yandrizal. 2019. Puskesmas dan Jaminan Kesehatan. Sleman
: Deepublish

Departemen Kesehatan. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu

Heru, A. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat. Edisi 1. Jakarta: EGC.

Karohmah, A.N. 2016. Peran Posyandu Lansia dalam Meningkatkan


Kesejahteraan Lanjut Usia. Skripsi. Semarang : Universitas
Negeri Semarang
Kemenkes. 2019. Panduan Orientasi Kader Posyandu. Jakarta
Selatan : Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2019. Standar Ponkesdes. Jakarta Selatan : Kemenkes
RI
Kemenkes. 2018. Desa Siaga. http://promkes.kemkes.go.id/desa-
siaga [diakses pada 14 April 2020]
Kemenkes. 2015. Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam
Penanggulangan Krisis Kesehatan. Jakarta Selatan : Kemenkes
RI.
Kemenkes. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta
Selatan : Kemenkes RI
Kemenkes. 2013. Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos
Kesehatan Pesantren. Jakarta Selatan : Kemenkes RI
Kemenkes. 2018. Pembinaan Posbindu PTM bagi Petugas Kesehatan
dan Kader Kesehatan di Dinas Kesehatan Kab. Bekasi.
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-gangguan-
indera-dan-fungsional/pembinaan-posbindu-ptm-bagi-
petugas-kesehatan-dan-kader-kesehatan-di-dinas-kesehatan-
kab-bekasi [diakses pada 14 April 2020]
Keputusan Kemenkes RI. 2004. Pedoman Penyelenggaraan Warung
Obat Desa. Jakarta Selatan : Kemenkes RI

Mustofa dkk. 2020. Administrasi Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Jakad Media


Publishing

Prosiding Temu Ilmiah Nasional Balitbang. 2019. Percepatan Pengembangan Desa


Mandiri. Surabaya : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Rachmat, H. 2017. Penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pemberdayaan


Masyarakat Bidang Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta Gadjah Mada
Univeristy Press

Roehaeti, L. Si., N. M. D. P. Laksmi, S. Christanti, F. Marthatilova, H. S. Zulaidah,


E. Ginting, S. Hasti, P. K. Saputra, S. Angreani, M. Riyan, E. Risvayanti, dan P.
A. M. Antarina. 2018. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.
http://www.kesga.kemkes.go.id [Diakses pada April 17, 2020].
Sunaryo, R. Wijayanti, M. M. Kuhu, T. Sumedi, E. D. Widayanti, U. A. Sukrillah, S.
Riyadi, dan A. Kuswati. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
Andi.

Anda mungkin juga menyukai