Anda di halaman 1dari 14

0

HADIST TENTANG BEKERJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadist Ekonomi

Dosen Pengampu:

Hj. Nur Afiyah, S.Th.I., M.Ag.

Disusun Oleh :

1. Elok Vidiasari (931413718)


2. Aan Fatoni (931413818)
3. Riska Aulia (931413918)
4. Sekar Novita Sari (931421118)

KELAS D

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI


2019
1

HADIST TENTANG BEKERJA

A. Pendahuluan

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah melalui Rasulullah


SAW. Sebagai agama Allah SWT. ,islam telah begitu sempurna dalam
mengatur segala urusan manusia. Maka pantaslah bahwa tidak satu pun agama
yang dapat menandingi kedudukan agama islam menjadi sebuah jalan hidup
(way of life).
Kerja di dalam ilmu ekonomi dipakai dalam pengertian yang amat luas.
Setiap pekerjaan, baik manual maupun mental, yang dilakukan karena
pertimbangan uang disebut kerja. Setiap kerja yang dilakukan untuk tujuan
bersenang-senang dan hiburan semata, tanpa ada pertimbangan untuk
mendapatkan imbalan atau kompetensi, bukan kerja. Adanya tujuan bekerja
adalah sebagai berikut mencari keridhaan Allah SWT., mendapatkan
keutamaan atau hikmah, maka diperlukan beberapa aktivitas kerja yang positif.
Diantaranya mulai mencari pekerjaan yang memungkinkan untuk mendapatkan
hasil yang halal, jadilah pekerja yang jujur bisa dipercaya untu
mengembangkan usaha, dapatkan mitra kerja yang baik dan ajak mereka
bersama-sama bekerja secara baik, dan setelah memperoleh upah, maka
keluarkanlah sebagian rezeki yang diperoleh untuk zakat, infak, dan sedekah.
Islam telah menetapkan beberapa aturan untuk melindungi hak-haknya.
Sebenarnya, hak-hak tenaga kerja itu adalah tanggung jawab majikan dan
begitu pula sebaliknya. Pada dasarnya kewajiban bekerja adalah hak majikan.
Kewajiban dasar pekerja adalah memenuhi semua semua kewajiban yang
tertuang dalam perjanjian kerja. Ia harus bersungguh-sungguh mengerahkan
kemampuannya sesuai dengan syarat-syarat kerja secara efisien dan jujur. Ia
harus mencurahkan perhatiannya dan komitmen dengan pekerjaannya. Jika ia
diberi pelatihan untyk meningkatkan kemampuan dan kualifikasinnya, maka ia
harus sepenuh hati mengambil manfaat dari fasilitas pelatihan tersebut dan
menempuh segala cara untk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya.
2

B. Pengertian Kerja

Istilah kerja di dalam ilmu ekonomi dipakai dalam pengertian yang amat
luas. Setiap pekerjaan, baik manual maupun mental, yang dilakukan karena
pertimbangan uang disebut kerja. Setiap kerja yang dilakukan untuk tujuan
bersenang-senang dan hiburan semata, tanpa ada pertimbangan untuk
mendapatkan imbalan atau kompetensi, bukan kerja. Tenaga kerja dalam
pengertian ini mencangkup professional skill yang amat tinggi dari jenis
apapun juga, hingga tenaga kerja yang tidak memiliki skill. Jadi, istilah tersebut
mencangkup tenaga kerja tingkat tinggi sepert ilmuan, insinyur, dokter, ahli
ekonomi, guru besar, ahli hukum, hakim, akuntan, diplomat, administrator,
seperti pekerja biasa di pabrik-pabrik, sawah, dan kantor pemerintah.1.

Dunia kerja dalam Islam meliputi semua usaha yang bersifat membangun
dan menjangkau seluruh industri dalam bidang perdagangan, pertanian,
pelayanan dan jasa serta semua jenis pekerjaan yang bersifat mengabdi kepada
manusia, memerlukan keterampilan tangan, kecerdasan, pemikiran dan
kesusasteraan, bahkan para fuqaha memandang kepemimpinan dalam
kenegaraan dan pemerintahan dapat digolongkan ke dalam bentuk pekerjaan
atau profesi. Dalam menjalankan aktivitas tersebut agar tetap stabil diperukan
etos kerja yang baik sesuai Hadis.

C. Tujuan dan Prinsip Bekerja

1. Tujuan bekerja adalah sebagai berikut:2

a. Mencari keridhaan Allah Swt.


b.Mendapatkan keutamaan atau hikmah, maka diperlukan beberapa aktivitas
kerja yang positif. Diantaranya sebagai berikut:
1) Mulailah mencari pekerjaan yang memungkinkan untuk mendapatkan
hasil yang halal
1
Muhammad Sharif Chaudry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), 185.
2
Thohir Luth, Antara Perut Dan Etos Kerja Dalam Perspektif Islam, (Gema Insani, 2001), 25-26.
3

2) Jadilah pekerja yang jujur bisa dipercaya untu mengembangkan usaha


3) Dapatkan mitra kerja yang baik dan ajak mereka bersama-sama bekerja
secara baik pula
4) Setelah memperoleh upah, maka keluarkanlah sebagian rezeki yang
diperoleh untuk zakat, infak, dan sedekah

2. Prinsip Kerja Dalam Islam

Bekerja seacara halal (thalaba ad-dunnya halalan) baik dari jenis


pekerjaan maupun cara menjalannkannya. Dicontohkan orang yang
berprofesi sebagai pedagang ikan di pasar. Namun jika pedagang tersebut
melakukan hal-hal yang tidak baik (membahayakan orang lain) misalkan
menjual ikan berformalin, maka dapat dikatakan profesi yang semula halal
menjadi haram (haram lighairihi)

Bekerja agar tidak menjadi beban hidup orang lain (ta’affufan an


al-mas’alah). Sebagai orang beriman dilarang menjadi beban orang lain
(benalu). Rasulullah pernah menegur seorang sahabat yang muda dan kuat
tetapi pekerjaannya mengemis. Beliau kemudian bersabda “sungguh
orang yang mau membawa tali atau kapak kemuadian mengambil kayu
bakar dan memikulnya diatas punggung lebih baik dari orang yang
mengemis kepada orang kaya, diberi atau ditolak” (HR Bukhari dan
Muslim).

Bekerja guna meringankan beban hidup tetangga (ta’aththufan ala


jarihi). Islam mendorong kerja keras untuk kebutuhan diri dan keluarga,
tetapi Islam melarang kaum beriman bersikap egois. Islam menganjurkan
solidaritas sosial, dan mengencam keras sikap tutup mata dan telinga dari
segala penderitaan di lingkungan sekitar.3

D. Urgensi Bekerja

3
Muhammad Ahmad, Sistem,prinsip,dan Tujuan Ekonomi Islam (Bandung: Pustaka
Setia, 1999), 102.
4

1. Hak Dan KewajibanTenaga Kerja

Tenaga kerja itu memiliki posisi yang komperatif lebih lemah, Islam
telah menetapkan beberapa aturan untuk melindungi hak-haknya.
Sebenarnya, hak-hak tenaga kerja itu adalah tanggung jawab majikan dan
begitu pula sebaliknya. Hak-hak pekerja itu mencakup:
a. Mereka harus diperlakukan sebagai manusia, tidak sebagai binatang
beban
b. Kemuliaandan kehormatan haruslah senantiasa melekat pada mereka.
c. Mereka harus menerima upah yang layak dan segera dibayarkan.
Kesemua hak itu diberikan oleh Islam kepada tenaga kerja lebih dari 14
abad yang silam ketika belum ada konsep mengenai collective bargaining4.
Pada dasarnya kewajiban bekerja adalah hak majikan. Kewajiban dasar
pekerja adalah memenuhi semua semua kewajiban yang tertuang dalam
perjanjian kerja. Ia harus bersungguh-sungguh mengerahkan kemampuannya
sesuai dengan syarat-syarat kerja secara efisien dan jujur. Ia harus
mencurahkan perhatiannya dan komitmen dengan pekerjaannya. Jika ia
diberi pelatihan untUk meningkatkan kemampuan dan kualifikasinnya,
maka ia harus sepenuh hati mengambil manfaat dari fasilitas pelatihan
tersebut dan menempuh segala cara untk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuannya. Secara moral dia terikat untuk selalu setia dan tulus kepada
majikannya dan tidak boleh ada godaan maupun suapan yang dapat
mendorongnya untuk bekerja berlawanan dengan tujuan majikannya. Jika ia
dipercaya untuk mengurus barang milik majikannya, maka harus dapat
dipercaya dan tidak menggelapkan mauun merusak barang tersebut. Seorang
pekerja yang sehat dan kuat akan lebih dan efisien dari pada pekerja yang
lemah dan sakit-sakitan. Demikian pula pekerja dapat dipercaya lagi yang
menyadari tugasnya akan lebih komitmen dan lebih bertanggung jawab
dibandingkan dengan pekerja yang tidak jujur.

2. Pelaksanaan Kerja Menurut Hadist

4
Muhammad Syarif Chaudry,Sistem Ekonomi Islam Prisnsip Dasar,192
5

Pelaksanaan kerja sudah barang tertentu yang paling penting dalam


fungsi manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan
itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai
terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah
ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar.
Pelaksaan kerja merupakan penggabungan dari berbagai fungsi
manajemen lainnya yang berhubungan erat satu satu sama lain sebagai
berikut:5
a. Dorongan pelaksanaan kerja disebabkan oleh:
1) Gaji
2) Jaminan hari tua
3) Berkumpul bersama teman
4) Lawan jenis yang menarik
5) Takut pada sanksi
6) Pujian dan penghargaan atasan
7) Perwujudan diri (harkat keberadaan)
b. Pengarahan supaya terlaksananya kerja yang baik melalui cara-cara, yaitu:
1) Main paksa
2) Bujuk rayu
3) Berikan kesadaran
4) Buat perjanjian kerja
5) Pertandingan antar kelompok atau perorangan
6) Lakukan hipnotisme
7) Gunakan kekharismatisan penampilan
8) Adanya konsultasi
c. Pemberiaan pesan komunikasi yang baik dalam perintah pelaksanaan
pekerjaan, yaitu:

1). Lisan dapat melalui:

a). Rapat

5
Inu Kencana Syafiie, Al-Qur’an Dan Ilmu Administrasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 67.
6

b). Telepon

c). Pengumuman massal

2). Tulisan dapat melalui:

a). Surat penugasan

b). Disposisi

c). Pers

d. Dalam pelaksanaan kerja yang baik dan benar dipergunakan


kepemimpinan yang dapat sebgai berikut:6

1). Membimbing bawahan

2). Membangkitkan semangat bawahan

3). Mendorong bawahan agar maju

4). Menerangi pikiran bawahan dengan pengetahuan

5). Memberikan pedoman kerja yang baik

6). Menegakkan peraturan

7. Memberikan sansi apabila salah

8). Mengisi waktu kosong dengan hal yang bermanfaat

9). Dalam pelaksaan hubungan kerja hendaknya dibagi antara lain:

10). Penerangan dan pemberitaan

11). Pempublikasian dan pendokumentasian

12). Penyaringan informasi dan komunikasi

13). pemantapan pengambilan keputusan kerja, misalnya:

14). Tahap identifikasi persoalan

6
Ibid., 69-70.
7

15). Tahap penetapan tujuan kerja

16). Tahap solusi masalah

17). Tahap pemilihan alternatif

3. Kemuliaan Tenaga Kerja

Kemuliaan dan kehormatan menyatu dengan kerja dan tenaga kerja


didalam Islam sedangkan sumber-sumber pendapatan yang diterima tanpa
kerja dan perolehan yang mudah seperti bunga, games of chance, dan
sebagainya dipandang rendah dan dihina serta dilarang. Kerja adalah
sedemikian mulia dan terhormatnya sehingga para nabi yang merupakan
manusia yang paling mulia pun melibatkan diri dalam bekerja dan kemudian
bekerja keras untuk mencari nafkah. Al-Quran menyebutkan contoh Nabi
Dawud dan Nabi Musa yang masing-masing bekerja sebagai pandai besi dan
pengembala kambing. Nabi Muhammad sendiri mengembala kambing.
Beliau tidak memandang rendah maupun mulia pekerjaan apapun juga. Di
dalam peperangan Azhab, Nabi terlihat bekerja dan mengangkat batu
bersama para sahabat beliau untuk menggali parit guna melindungi Madinah
dari musuh.7

4. Motivasi Bekerja

Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang


berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan
demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab
seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara
sadar.8
Banyak para ahli dari berbagai banyak disiplin ilmu mengemukakan
konsep atau teori tentang motivasi. Berikut beberapa konsep sebagai
motivasi kerja:
1. Teori McClelland
7
Thohir Luth, Antara Perut Dan Etos Kerja Dalam Perspektif Islam, (Gema Insani, 2001),187
8
Handari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk bisnis Yang Kompetitif
(Yogtakarta: Gadjah Mada University Press, 1998), 351.
8

Menurut McClelland dalam diri manusia ada dua lain motivasi,


yakni motif primer atau motif yang tidak dipelajari, dan motif sekunder
atau motif yang dipelajari melalui pengalaman dan interaksi dengan orang
lain.
2. Teori McGregor
McGregor menyimpulkan teori motivasi itu Dalam teori X dan Y.
Teori ini didasarkan pada pandangan konvensional atau klasik (teori X)
dan pandagan baru atau modern (teori Y). Teori X yang bertolak dari
pandangan klasik ini didasarkan anggapan bahwa:
a. Pada umumnya manusia itu tidak senang bekerja.
b. Pada umumnya manusia cenderung sedikit mungkin melakukan
aktivitas atau bekerja.
c. Pada umumnya manusia kurang berambisi
Sedangkan teori Y bertumpu pada pandangan atau pendekatan baru
ini beranggapan bahwa:
a. Pada dasarnya manusia itu tidak pasif, tetapi aktif
b. Pada dasarnya manusia itu tidak malas bekerja, tetapi suka bekerja.
c. Pada umumnya manusia dapat berprestasi dalam menjalankan
pekerjaannya.
3. Teori Maslow
Maslow mengemukakan teori ini mendasarkan pada kebutuhan
manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan kebutuhab
psikologis. Atau disebut kebutuhan materil (biologis) dan kebutuhan non-
materi (psikologis).
Dari uraian beberapa teori menurut para ahli dapat disimpulkan
bahwa motivasi seseorang dalam bekerja yaitu karena faktor kebutuhan
hidup materil maupun non-materil dengan faktor pendung seseorang
untung termotivasi dan semangat bekerja yaitu prestasi, penghargaan,
tanggung jawab, kesempatan untuk maju, dan pekerjaan itu sendiri.9

9
Soekidjo Notoadmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2009), 115-119.
9

E. Hadist dan Terjemahaannya

‫ع ْن َخالِ ِد‬، ٍ ِ
َ ‫ َع ْن حَب ِري بْ ِن َس ْعد‬،‫اش‬ ُ
ِ ‫ ح َّدثَنَا إِمْس‬:‫ال‬
ٍ َّ‫اعيل بْ ُن َعي‬َ َ َ َ‫ق‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ِه َش ُام بْن َع َّما‬
‫ر‬ ُ
،‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ِ ِّ ‫الز َبْي ِد‬
َ ‫ َع ْن َر ُسول اللَّه‬،‫ي‬ ُّ ‫ب‬ ِ ِ ِ
َ ‫ َع ِن الْم ْق َدام بْ ِن َم ْعدي َك ِر‬،‫بْ ِن َم ْع َدا َن‬
‫الر ُج ُل َعلَى َن ْف ِس ِه َوأ َْهلِ ِه‬
َّ ‫ َو َما أَْن َف َق‬،‫ب ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه‬
َ َ‫الر ُج ُل َك ْسبًا أَطْي‬
َّ ‫ب‬َ ‫«ما َك َس‬
َ :‫ال‬
َ َ‫ق‬

»ٌ‫ص َدقَة‬ ِ ِِ ِِ
َ ‫ َف ُه َو‬،‫َو َولَده َو َخادمه‬
Artinya :

Dari Hisyam bin Ammar berkata: Beritahu Ismail bin Ayyash, dari Bahir
bin Saad, Khaled bin Ma’dan Miqdam bin Madekkerb al-Zubaidi, Rasulullah
SAW bersabda : “Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki
kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan
oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah
sedekah”. (HR. Ibnu Majah).

‫ت َعْب َد الَّ ِله بْ َن‬ ِ َ َ‫ت ق‬ ٍ ِ‫ى ب ِن ثاَب‬ ِ ٍ َ‫آد ُم بْ ُن أَىِب إِي‬
ُ ‫ال مَس ْع‬ ْ َّ ‫اس َح َّدثَناَ ُش ْعبَهُ َع ْن َعد‬ َ ‫َّشنَا‬ َ ‫َحد‬
‫صلَّى‬ َّ ‫صا ِر‬ ٍ َّ ‫صا ِر‬ َ ‫يَِز‬
َ َّ ‫ال َع ْن النَّىِب‬ َ ‫ت َع ْن النَّىِب َّ َف َق‬ ُ ‫ى َف ُق ْل‬ َ ْ‫ى َع ْن أَىِب َم ْسعُود اْألُ ان‬ َ ْ‫يد ْال أن‬
ِ ِِ ِ َ َ‫اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
ً‫ص َدقَه‬ َ ُ‫ال إِذَاآُْن َف َق الْ ُم ْسل ُم َن َف َقهً َعلَى آُ ْهله َو ُه َو حَيْتَسُب َها َكا َنْتلَه‬
Artinya: telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas telah
menceritakan kepada kami Syu’bah dari Adi bin Tsabit ia berkata; aku
mendengarkan Abdullah bin Yazid Al-Anshari dari Abu Mas’ud Al Anshari
maka aku berkata; "jika seorang muslim memberi nafkah pada keluarganya
dengan niat mengharap pahala, maka baginya hal itu adalah sedekah”. (Shahih
Bukhari: 4932).10

Vina Kurnia dan M. Eggi Erlangga, Kumpulan Hadist Ekonomi (Cirebon: IAIN Syekh
10

Nurjati, 2015), 34-41


10

1. Asbabul Wurud

Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas telah


menceritakan kepada kami Syu’bah dari Adi bin Tsabit ia berkata; aku
mendengar Abdullah bin Yazid Al Anshari dari Abu Mas’ud Al Anshari
maka aku berkata; Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
bersabda: “jika seorang muslim memberi nafkah pada keluarganya
dengan niat mengharap pahala, maka baginya hal itu adalah sedekah”.

2. Kandungan Hadist

Keutamaan memberikan nafkah kepada keluarganya dengan niat


mengharap pahala, maka hal itu dianggap sebagai sedekah.

3. Skema Sanad

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ


َ ‫َر ُسول اللَّه‬
‫َو َسلَّ َم‬
‫َع ْن‬
11

ِّ ‫الز َبْي ِد‬


‫ي‬ ُّ ‫ب‬ ِ ِ ِ ِِ
َ ‫ َع ِن الْم ْق َدام بْ ِن َم ْعدي َك ِر‬،‫َخالد بْ ِن َم ْع َدا َن‬
‫َع ْن‬
‫حَبِ ِري بْ ِن َس ْع ٍد‬
‫َح َّد َثنَا‬
ِ ‫إِمْس‬
ٍ َّ‫اعيل بْ ُن َعي‬
‫اش‬ ُ َ
‫َح َّدثَنَا‬
‫ِه َش ُام بْ ُن َع َّما ٍر‬

‫َح َّد َثنَا‬


‫ابن ماجه‬

F. Kesimpulan

Kerja di dalam ilmu ekonomi dipakai dalam pengertian yang amat luas.
Setiap pekerjaan, baik manual maupun mental, yang dilakukan karena
pertimbangan uang disebut kerja. Setiap kerja yang dilakukan untuk tujuan
12

bersenang-senang dan hiburan semata, tanpa ada pertimbangan untuk


mendapatkan imbalan atau kompetensi, bukan kerja. Tenaga kerja dalam
pengertian ini mencangkup professional skill yang amat tinggi dari jenis
apapun juga, hingga tenaga kerja yang tidak memiliki skill. Tujuan bekerja
adalah sebagai berikut mencari keridhaan Allah Swt., mendapatkan keutamaan
atau hikmah, maka diperlukan beberapa aktivitas kerja yang positif.
Diantaranya mulai mencari pekerjaan yang memungkinkan untuk mendapatkan
hasil yang halal, jadilah pekerja yang jujur bisa dipercaya untu
mengembangkan usaha, dapatkan mitra kerja yang baik dan ajak mereka
bersama-sama bekerja secara baik, dan setelah memperoleh upah, maka
keluarkanlah sebagian rezeki yang diperoleh untuk zakat, infak, dan sedekah

Pelaksanaan kerja menurut hadist, kerja sudah barang tertentu yang paling
penting dalam fungsi manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai
jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat
teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana
yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Chaudry, Muhammad Sharif. Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar. Jakarta:


Prenadamedia Group. 2016.
13

Ahmad, Muhammad. Sistem,prinsip,dan Tujuan Ekonomi Islam. Bandung:


Pustaka Setia. 1999.

Luth, Thohir. Antara Perut Dan Etos Kerja Dalam Perspektif Islam. Gema Insani.
2001.

Syafiie, Inu Kencana. Al-Qur’an Dan Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka


Cipta. 2000.

Nawawi, Handari. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk bisnis Yang


Kompetitif. Yogtakarta: Gadjah Mada University Press. 1998.

Notoadmodjo , Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT


Rineka Cipta. 2009.

Vina Kurnia dan M. Eggi Erlangga. Kumpulan Hadist Ekonomi. Cirebon: IAIN
Syekh Nurjati. 2015.

Anda mungkin juga menyukai