Anda di halaman 1dari 5

CONTOH SOAL DIMAS

PENJELASAN⬇️⬇️⬇️⬇️

BESARNYA PTKP

Status pernikahan mempengaruhi PTKP

Yang perlu kita ingat, perbedaan status perkawinan seseorang akan mempengaruhi besarnya
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). PTKP ialah besaran penghasilan yang menjadi batasan tidak kena
pajak. “Apabila penghasilan neto WP Orang Pribadi yang menjalankan usaha dan/atau pekerjaan bebas
jumlahnya di bawah PTKP, maka ia tidak akan dikenakan PPh,” terang Agus kepada tim ilovelife, Maret
2018.

Besaran PTKP terhitung sejak 2017 ialah sebagai berikut:

Rp54 juta untuk WP Orang Pribadi tidak kawin (TK/0)

Rp4,5 juta tambahan untuk WP Orang Pribadi kawin (K/0)

Rp54 juta untuk istri yang penghasilannya digabung dengan suami (TK/0)

Rp112,5 juta untuk suami dan istri bekerja yang penghasilannya dipisah (K/I/0)

Rp4,5 juta tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda (pertalian keluarga
karena pernikahan) dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, maksimal 3 orang per keluarga

Penghasilan tidak kena pajak merupakan pengurang yang diberikan untuk menghitung besarnya Laba
Kena Pajak (penghasilan kena pajak) bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Penghasilan tidak
kena pajak diberikan bagi wajib pajak orang pribadi, baik yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas maupun wajib pajak yang tidak melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas.

Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, misalnya orang tua, mertua, anak kandung, anak angkat, diberikan
tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk paling banyak 3 (tiga) orang

Penghitungan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ditentukan menurut keadaan Wajib Pajak pada
awal tahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak.

Tambahan PTKP Untuk Anggota Keluarga Sedarah dan Semenda yang menjadi tanggungan

Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya diberikan tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak
untuk paling banyak 3 (tiga) orang. Yang dimaksud dengan anggota keluarga yang menjadi tanggungan
sepenuhnya adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya
ditanggung oleh Wajib Pajak.
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pengertian kekeluargaan sedarah adalah pertalian
kekeluargaan antara orang-orang dimana yang seorang adalah keturunan dari yang lain, atau antara
orang-orang yang mempunyai bapak asal yang sama. Hubungan kekeluargaan sedarah dihitung dengan
jumlah kelahiran. Setiap kelahiran disebut derajat. Urutan derajat yang satu dengan derajat yang lain
disebut garis. Garis lurus adalah urutan derajat antara orang-orang dimana yang satu merupakan
keturunan dari yang lain.

Dalam Garis lurus, dibedakan garis lurus kebawah dan garis lurus keatas. Garis lurus kebawah
merupakan hubungan antara bapak-asal dan keturunannya; sedangkan garis lurus keatas adalah
hubungan antara seseorang dan mereka yang menurunkannya.

Sedangkan Kekeluargaan semenda adalah suatu pertalian kekeluargaan karena perkawinan, yaitu
pertalian antara salah seorang dari suami-istri dan kelurga sedarah dari pihak lain. Derajat kekeluargaan
semenda dihitung dengan cara yang sama seperti cara menghitung derajat kekeluargaan sedarah.

Skema hubungan keluarga sedarah dan keluarga semenda dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Hubungan Sedarah :

a. Lurus satu derajat : Ayah, Ibu, Anak kandung

b. Kesamping satu derajat : Saudara Kandung (kakak, Adik kandung)

2. Hubungan Semenda :

a. Lurus satu derajat : Mertua, Anak Tiri

b. Kesamping satu derajat : Saudara Ipar (Adik Ipar, kakak Ipar)

Berdasarkan skema tersebut, yang termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus yaitu : ayah, ibu dan anak kandung. Sedangkan yang termasuk dalam pengertian keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus yaitu: ayah mertua, ibu mertua dan anak tiri.

Anggota keluarga sedarah dan semenda berikut ini tidak dapat diperhitungkan sebagai tanggungan
untuk penghitungan tambahan PTKP.

• Saudara kandung, karena termasuk dalam pengertian keluarga sedarah kesamping satu derajat;

• Saudara ipar, karena termasuk dalam pengertian keluarga semenda kesamping satu derajat;
• Saudara dari bapak/ibu, karena tidak termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus

Anak yang telah memiliki penghasilan sendiri

Dalam menghitung penghasilan kena pajak, penghasilan anak yang belum dewasa, digabung dengan
penghasilan orang tuanya. Dengan demikian, meskipun anak tersebut telah memiliki penghasilan sendiri
dalam menghitung PTKP tetap diperhitungkan sebagai tanggungan wajib pajak (orang tuanya).
Pengertian belum dewasa menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah mereka yang belum
mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan tidak kawin sebelumnya. Sedangkan menurut Undang-
undang pajak adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah.

Penghasilan yang diperoleh atau diterima anak yang telah dewasa (telah berumur 18 tahun atau lebih)
akan dikenakan pajak tersendiri. Anak yang telah berumur 18 tahun atau lebih dan telah memperoleh
penghasilan sendiri, tidak lagi diperhitungkan sebagai tanggungan dalam menghitung besarnya PTKP.

Sebaliknya apabila wajib pajak mempunyai anak yang telah berumur 18 tahun atau lebih, tetapi masih
menjadi tanggungan sepenuhnya wajib pajak (dan belum menikah), anak tersebut masih diperhitungkan
sebagai tanggungan Wajib Pajak dalam menghitung besarnya PTKP.

Tambahan PTKP Untuk Anak Angkat

Selain untuk anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat,
tambahan PTKP juga diberikan untuk wajib pajak yang memiliki tanggungan anak angkat. Namun
demikian jumlah tanggungan yang diperhitungkan dalam PTKP dibatasi maksimum 3 orang.

Pengertian anak angkat dalam penghitungan PTKP bukanlah pengertian anak angkat sebagaimana dalam
masyarakat sehari-hari yaitu seorang anak yang diaku dan diangkat sebagai anak. Dan juga bukanlah
pengertian anak angkat sebagaimana dimaksud dalam hukum perdata yang harus terlebih dahulu ada
pengesahan dari Hakim Pengadilan Negeri. Akan tetapi, Pengertian anak angkat yang dapat
diperhitungkan dalam perundang-undangan pajak ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

a. seseorang yang belum dewasa;

b. yang tidak tergolong keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus dari Wajib Pajak;

c. dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari Wajib Pajak.


Pengertian menjadi tanggungan sepenuhnya menurut Undang-undang Pajak Penghasilan berdasarkan
keadaan yang dapat terlihat dari keadaan yang nyata yaitu :

• tinggal bersama-sama dengan Wajib Pajak;

• nampak secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri;

• tidak pula turut dibantu oleh lain-lain anggota keluarga atau oleh orang tuanya sendiri.

Sedangkan kalau Wajib Pajak sekedar menyumbang, membantu, bertanggung jawab dan sebagainya,
maka tidak termasuk dalam menjadi tanggungan sepenuhnya.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat diimpulkan bahwa tanggungan yang dapat diperhitungkan
dalam menghitung PTKP Wajib Pajak Orang Pribadi harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Merupakan anggota keluarga sedarah atau keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu
derajat (baik keatas maupun kebawah).

2. Anggota keluarga tersebut tidak memperoleh penghasilan dan menjadi tanggungan sepenuhnya wajib
pajak.

3. Anak yang belum dewasa, berumur kurang dari 18 tahun dan belum pernah menikah, meskipun telah
memiliki penghasilan sendiri.

4. Untuk anak angkat (Selain anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis lurus) yang dapat
diperhitungkan dalam PTKP adalah anak angkat yang belum dewasa (kurang dari 18 tahun) dan menjadi
tanggungan sepenuhnya wajib pajak.

PTKP dihitung berdasarkan keadaan pada awal tahun. Semua perubahan jumlah tanggungan wajib pajak
(baik penambahan maupun pengurangan) yang terjadi selama tahun berjalan diperhitungkan pada
tahun pajak berikutnya.

SETELAH MENGETAHUI PTKP, WP DAPAT MENGHITUNG PPH MENGGUNAKAN TARIF PROGRESIF,


YAKNI:

Sampai dengan Rp50 juta = 5%

Rp50 juta-Rp250 juta = 15%

Rp250 juta-Rp500 juta = 25%


Di atas Rp500 juta = 30%

PPh sebelum menikah

Berdasarkan ketentuan PTKP tahun 2017, maka seseorang yang belum menikah memiliki PTKP sebesar
Rp54 juta. Berdasarkan contoh diatas Karena tanggungan yang dimiliki Dimas 2, maka ptkp Dimas
sebesar 63. 000.000 . Jika Dimas memiliki penghasilan Bruto dalam setahun Rp132 juta dan memiliki
tanggungan kedua adiknya, maka perhitungan PPh Dimas ialah Rp132 juta – PTKP (TK/2) Rp63 juta,
sehingga Penghasilan Kena Pajak (PKP) Dimas adalah Rp64.500.000.

Dengan memakai tarif progresif, diketahui PPh terutang Dimas ialah = (5% x Rp50 juta) + (15% x
Rp14.500.000 ) = Rp4.675.000 juta. PPh terutang ini telah dipotong oleh perusahaan tempat Dimas
bekerja, sehingga angka ini hanya dilaporkan di SPT Tahunan dan tidak terdapat kurang bayar PPh.

Anda mungkin juga menyukai