Petunjuk
1. Pelajari baik-baik materi pertemuan ke-12 di bawah ini
2. Jika ada yang kurang jelas/tidak dimengerti, silahkan tanya melalui WA
3. Kerjakan tugas di bagian akhir dari materi ini, kemudian jawabannya disubmit ke blog
saya.
m n
bi d j
11 j 1
Perayaratan ini muatahil selalu dapat dipenuhi, karena masalah yang timbul dalam keadaan
sehari-hari adalah justru dari bentuk
m n
b d
11
i
j 1
j
Maka kita perlu menentukan langkah-langkah penyelesaian jika ternyata permintaan (deman)
dan persediaan (supply) tidak seimbang (unbalanced transportation model).
Lebih dari itu, mungkin kita dihadapkan pada suatu masalah transportasi yang
mengalami kemerosotan.
Untuk mampu menangani masalah transportasi dengan kemeroaotan, perlu ditentukan
langkah-langkah tertentu.
m n
Dalam kasus ini jumlah persediaan sama dengan jumlah permintaan. Masalah ini dapat
disusun dalam bentuk matriks, berikut data biaya yang relevan, dan algoritma transportasi
dapat diterapkan secara langsung untuk memperoleh suatu penyelesaian.
Kasus 2: b i dj
Dalam kasus ini kapasitas tempat asal melebihi permintaan tempat tujuan.
Suatu tujuan yang dummy dapat ditambahkan kepada matriks untuk menyerap kelebihan
kapasitas. Biaya pengangkutan dari setiap tempat asal ke tujuan yang dummy ini dimisalkan
nol.
2
Penambahan tujuan dummy ini akan menimbulkan kesamaan antara jumlah kapasitas
dan jumlah permintaan. Setelah persyaratan RIM dipenuhi, maka masalah ini dapat
diselesaikan dengan metode transportasi yang telah kita bicarakan terlebih dahulu.
Contoh:
Tabel 6.38
KAPASITAS
Oi Dj D1 D2 D3
(bi )
5 3 2
O1 200
6 4 1
O2 400
PERMINTAAN
200 200 150 550 600
(d j )
Tabel 6.38 ini menunjukkan suatu masalah transportasi yang tidak seimbang, karena
bi 200 400 = 600 dan d j 200 200 150 = 550. Jelas bi d j . Agar dapat
memenuhi persyaratan RIM maka diciptakan adanya dummy tujuan dengan biaya
pengangkutan nol, seperti diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 6.38a
Oi DUMM KAPASITAS
D1 D2 D3
Dj Y (bi )
5 3 2 0
O1 200
6 4 1 0
O2 400
PERMINTAAN
200 200 150 50 600 600
(d j )
Barang sebanyak 50 unit kelebihan dikirim ke tujuan dummy yang dalam penerapannya dapat
dianggap sebagai gudang penyimpanan atau diberikan sebagai hadiah ke suatu badan instansi.
Dengan penambahan tujuan dummy maka talah dipenuhi persyaratan RIM, bi d j
sehingga penyelesaian selanjutnya dapat menggunakan langkah-langkah yang telah ditentukan
dalam penanganan "model transportasi".
Kasus 3: b i dj
3
Dalam kasus ini kapasitas total dari tempat asal kurang dari jumlah permintaan. Diperlukan
suatu dummy tempat asal yang dapat ditambahkan pada matriks transportasi untuk
mengimbangi kelebihan deman. Biaya pengangkutan dari tempat pengiriman dummy ke setiap
tempat tujuan dimisalkan nol. Penambahan dari suatu tempat asal dummy dalam hal ini
mengakibatkan kesamaan antara kapasitas total dari tempat asal dan permintaan total dari
tempat tujuan.
Tabel 6.39
KAPASITAS
Oi Dj D1 D2 D3
(bi )
5 3 2
O1 200
6 4 1
O2 400
PERMINTAAN
300 200 150 650 600
(d j )
Tabel 6.39a
KAPASITAS
Oi Dj D1 D2 D3
(bi )
5 3 2
O1 200
6 4 1
O2 400
0 0 0
DUMMY 50
PERMINTAAN
300 200 150 650 650
(d j )
Sehingga persyaratan RIM dengan sendirinya dipenuhi. Tabel 6.39 dan Tabel 6.39a
memberikan illustrasi yang jelas tentang apa yang telah kita hadapi. Dalam penerapan dummy
tempat asal dapat diartikan meminjam dari toto sebelah untuk memenuhi permintaan.
Contoh:
Diberikan contoh masalah berikut ini uituk meroperoleh gambaran yang lebih jelas tentang
penyelesaian masalah transportasi yang tidak seimbang ( bi d j )
Tabel 6.40
4
Proyek
A B C Kapasitas
Pabrik
4 8 8
X 76
16 24 16
Y 82
8 16 24
Z 77
Sebelum kita menerapkan langkah pertama dalam penyelesaian ini, perlu diusahakan
dipenuhinya persyaratan RIM terlebih dahulu, yaitu dengan menentukan tujuan dummy.
Menggunakan aturan NWC untuk melakukan langkah pertama, diperoleh program I dengan
biaya pengangkutan sebesar
72 ($4) + 4 ($8) + 82 ($24) + 16 ($16) + 41 ($24) + 20 ($0) = $ 3528
Tabel 6.40a
Program I
Proyek
A B C Dummy Kapasitas
Pabrik
4 8 8 0
X 76
72 4
16 24 16 0
Y 82
82
8 16 24 0
Z 77
16 41 20
Masih perlu diselidiki lebih lanjut apakah program I ini sudah optimal. Menggunakan aturan
MODI kita hitung opportunity cost setiap sel kosong, menghasilkan bahwa sel XC memiliki
opportunity cost tertinggi yaitu +16. Langkah berikutnya ialah membuat lintasan loop melalui
sel-sel +XC - YC + YB - XB. Jumlah barang yang harus digeser adalah 41. Perbaikan program
menghasilkan program II yang masih harus diselidiki lebih lanjut.
Tabel 6.40b
Program II
Pabrik
4 8 8 0
X 76
72 4
16 24 16 0
Y 82
41 41 +8
8 16 24 0
Z 77
57 20
Tabel 6.40c
Program III
Proyek
A B C Dummy Kapasitas
Pabrik
4 8 8 0
X 76
72 4
16 24 16 0
Y 82
+4 21 41 20
8 16 24 0
Z 77
+4 77
Sekali lagi program III dlselidiki apakah telah optimal, menggunakan aturan MODI.
Perhitungan opportunity cost untuk setiap sel kosong menghasilkan bahwa sel XA memiliki
opportunity cost +4 dan sel YA juga memiliki opportunity cost +4. Salah satu dari sel ini kita
ikut sertakan dalam perbaikan program, marilah kita tentukan bahwa sel YA akan ikut dalam
perbaikan program. Selanjutnya perlu dlgambarkan lintasan loop tertutup melalui sel-sel
+YA – WA + WB – YB dengan menggeser 72 unit barang. Perbaikan program III
menghasilkan Program IV.
Tabel 6.40d
6
Program IV
Proyek
A B C Dummy Kapasitas
Pabrik
4 8 8 0
X 76
76
16 24 16 0
Y 82
21 41 20
8 16 24 0
Z 77
72 5
Menggunakan metode MODI kita selidiki lagi opportunity cost dari setiap sel kosong.
Ternyata tidak ada sel kosong yang memiliki opportunity cost positif, maka program IV
adalah optimal dengan biaya pengangkutan sejumlah:
Tugas:
Sebuah Perusahaan Negara berkepentingan mengangkut pupuk dari 3 pabrik (penawaran) ke 3
pasar (permintaan). Kapasitas penawaran ke 3 pabrik, permintaan ke 3 pasar, dan biaya trans-
portasi per unit adalah sebagai berikut: