Penggolongan Analgesik PDF
Penggolongan Analgesik PDF
SKRIPSI
FITRI NURMAYANTI
NIM. 109102000064
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
FITRI NURMAYANTI
NIM. 109102000064
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt Dra. Farida Indyastuti, S.E, M.M, Apt
Mengetahui,
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Ditetapkan di : Ciputat
v
ABSTRAK
Nyeri merupakan masalah utama yang sering dijumpai pada penyakit Kanker.
Rasa nyeri yang diakibatkan oleh pertumbuhan ganas sel-sel kanker ataupun
dikarenakan efek samping dari pengobatan kanker harus mendapat
penanggulangan yang tepat sehingga tidak sampai membuat penderitaan bagi
pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan analgesik dalam
menghilangkan nyeri pada terapi pasien Kanker Mammae, Kanker Ovarium,
Kanker Cervix, Kanker Endometrium serta Kanker Vulva, meliputi penggunaan
analgesik tunggal maupun Analgesik Kombinasi.Penelitian ini bersifat
Observasional dengan desin Cross Sectional terhadap rekam medik dan
dikerjakan secara retrospektif. Subjek pada penelitian ini adalah pasien rawat
inap kanker organ reproduksi wanita yang menerima analgesik di Rumah Sakit
Umum Pusat Fatmawati (RSUP Fatmawati) tahun 2012. Pengambilan data
dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juni 2013.
Dari 74 pasien yang masuk dalam kriteria inklusi, ditemukan pasien paling
banyak dengan umur berkisar 40 tahun sampai 59 tahun. Kanker Mammae
sekitar 51 % adalah jenis kanker Organ Reproduksi Wanita terbanyak.
Sedangkan Nyeri yang paling banyak ditemukan adalah nyeri ringan (61%).
Selanjutnya penggunaan analgesik terbanyak di RSUP Fatmawati adalah
analgesik tunggal dibandingkan analgesik kombinasi. Analgesik yang paling
banyak digunakan pada pasien Kanker Mammae adalah Deksketoprofen
Trometamol, sedangkan pada pasien Kanker Ovarium dan Kanker Cervix adalah
Ketoprofen Supp dan Asam Mefenamat. Analgesik tunggal lebih banyak
digunakan untuk pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita (77%) dibandingkan
analgesik kombinasi dan paling banyak mengatasi nyeri. Analgesik Kombinasi
digunakan oleh pasien kanker Mammae, Kanker Ovarium, Kanker Cervix,
Kanker Endometrium dan Kanker Vulva.Hasil yang didapat setelah penggunaan
analgesik tunggal dan kombinasi setelah dianalisis sekitar 47% pasien
mengalami hilang nyeri. Kebanyakan hilang nyeri ditunjukkan pada pasien yang
telah diberikan terapi analgesik tunggal.
vi
ABSTRACT
Pain is a major problem that is often encountered in cancer disease. The pain
caused by a malignant growth of cancer cells or due to the side effects of cancer
treatment have to get the right treatment as not to create suffering for the patient.
This study is aimed to know the profile of analgesics use in the treatment of
patients with breast cancer, ovarian cancer, cervical cancer, endometrial cancer
and vulvar cancer, includes the use of a single analgesic or analgesic
combination. This study is more on observation with cross sectional design of
the medical records and carried out retrospective. Study subject will be in
patients of reproductive organ cancer in women given analgesic at the General
Hospital Center Fatmawati (RSUP Fatmawati) in 2012 . Data collected from
May to June 2013.
From 74 patients inclusive, found most patients with ages ranging from 40 years
to 59 years. Breast cancer of 51% has been the most in number female
reproductive organ cancers. Patients suffering from mild pain were 61%. Single
analgesics most widely used in patients with breast cancer are Deksketoprofen
Trometamol, in patients with ovarian cancer and cervical cancer is Mefenamic
Acid and Ketoprofen suppository. single analgesic for female reproductive
organs cancer patients is more widely used (77%) than analgesic combinations.
Combination Analgesic is used by patients of breast cancer, Ovarian cancer,
Cervix cancer, Endometrial cancer and Vulvar cancer. Result from the use of
single analgesics and combination analgesics adter analysis were 47% patients
were free of total pain. Most of the pain disappeared indicated in patients who
have been given a single analgesic therapy.
vii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang teramat sangat senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta segala nikmat-Nya
kepada kita berupa kesehatan, pendidikan, kesempatan, serta umur sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Salawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan
pengikutnya yang senantiasa setia mengikuti ajaran yang disampaikannya
sehingga menuntun umatnya untuk selalu berada dijalan yang benar hingga
akhir zaman.
Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai slah satu syarat yang telah
ditentukan oleh Universitas Islam Negeri Jakarta pada Program Studi Farmasi
untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi. Adapun judul skripsi ini adalah
“PROFIL PENGGUNAAN ANALGESIK DALAM MENGHILANGKAN
NYERI PASIEN KANKER ORGAN REPRODUKSI WANITA DI RSUP
FATMAWATI TAHUN 2012”
1. Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt selaku Pembimbing I dan Dra. Farida
Indyastuti, S.E, M.M, Apt selaku pembimbing II, yang telah meluangkan
banyak waktu, pikiran, dan tenaga serta dengan sabar membimbing dan
mengajari sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dinas Pendidikan Sumatera Selatan yang telah memberikan beasiswa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Prof. Dr (hc).dr. M.K. Tadjudin, Sp.and selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
5. Ibu/ Bapak dosen dan staf Akademika Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Satriani dan seluruh staff Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang
telah membantu selama pengambilan data di RSUP Fatmawati.
7. Ayahanda tercinta, Dirjo Wiyoto dan Ibunda tercinta, Jamiatun terimakasih
untuk semua jasa dan pengorbanan terbesar mereka dalam perjalanan hidup
penulis serta kasih sayang, cinta, bimbingan, semangat, serta dukungan
merekalah yang menumbuhkan semangat penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
8. Teman satu perjuangan, Nurul Mukarromah yang telah memberikan bantuan
dan dukungan. Mas Fris Nugraha yang senantiasa mendoakan dan memberi
semangat selama penulisan skripsi.
9. Teman-teman penelitian Farmasi Klinis, Ika Susanti, Misriana, Dwi Permata
Sari dan Wahyu Putri Lestari.Teman-teman seperjuangan Farmasi Angkatan
2009; Susilowati, Ira Sukaina, Eriska Boru Saragih, Gianti dan lainnya yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan makna
persahabatan, kekeluargaan dan persaudaraan selama ini.Teman-teman
beasiswa Muba-Sumsel tahun 2009.
10. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu.
Dengan sangat sadar penulis mengakui dalam skripsi ini masih banyak
sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan skripsi.
Penulis
ix
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media digital lain yaitu
Digital Library perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan
Undang-Undang Hak Cipta.
Dibuat di : Ciputat
Yang menyatakan,
(Fitri Nurmayanti)
x
DAFTAR ISI
Halaman
xi
2.5.3 Terapi Kombinasi ........................................................................... 21
2.5.4 Terapi Penggunaan Analgesik Menurut WHO .............................. 22
2.6 Visual Analogue Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS) ............. 22
xii
5.5 Distribusi Penurunan Nyeri Pasie Kanker Organ Reproduksi Wanita
setelah Pemberian Analgesik ...................................................................... 37
5.6 Pembahasan ................................................................................................. 41
5.6.1 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 41
5.6.2 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................... 41
5.6.2.1 Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan
Umur.................................................................................. 41
5.6.3 Analisis Diagnosis Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP
Fatmawati tahun 2012 ..................................................................... 42
5.6.3.1 Pasien berdasarkan Jenis Kanker Organ Reproduksi
Wanita ............................................................................... 42
5.6.3.2 Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan
Stadium.............................................................................. 42
5.6.4 Jumlah Analgesik yang digunakan pada Pasien Kanker Organ
Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit di RSUP
Fatmawati Tahun 2012 .................................................................... 43
5.6.5 Distribusi Jumlah Pasien berdasarkan Tingkat Nyeri sebelum
diberikan Analgesik ......................................................................... 44
5.6.6 Terapi Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker
Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012 ...................................... 45
5.6.7 Terapi Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker
Ovariun di RSUP Fatmawati tahun 2012 ........................................ 46
5.6.8 Terapi Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker
Cervix di RSUP Fatmawati tahun 2012 .......................................... 47
5.6.9 Terapi Analgesik Kombinasi Pada Pasien Kanker
Endometrium dan Kanker Vulva di RSUP Fatmawati tahun
2012 ................................................................................................. 48
5.6.10 Gambaran Penurunan Nyeri pada Pasien Kanker Organ
Reproduksi Wanita setelah diberikan Terapi Analgesik ................. 48
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Numeric Analogue Scale .................................................................... 23
Gambar 5.1 Diagram Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Mammae ..... 33
Gambar 5.2 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi Pada Kanker
Mammae ............................................................................................. 33
Gambar 5.3 Diagram Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Ovarium ..... 34
Gambar 5.4 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker
Ovarium ............................................................................................. 34
Gambar 5.5 Diagram Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Cervix ......... 35
Gambar 5.6 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker
Cervix ................................................................................................ 35
Gambar 5.7 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker
Endometrium ...................................................................................... 36
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Obat golongan Narkotik ....................................................... 14
Tabel 2.2 Farmakologi Analgesik Narkotik ........................................................... 15
Tabel 5.1 Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita Berdasarkan
Umur ....................................................................................................... 28
Tabel 5.2 Distribusi Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita RSUP
Fatmawati tahun 2012 ............................................................................ 29
Tabel 5.3 Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan
Stadium Penyakit ................................................................................... 30
Tabel 5.4 Distribusi Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan
Stadium ................................................................................................... 30
Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Nyeri sebelum Terapi Analgesik .............................. 31
Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Nyeri sebelum Terapi Analgesik pada Berbagai
Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita ................................................ 31
Tabel 5.7 Pemberian Analgesik pada Pasien Kanker Organ Reproduksi
Wanita per Stadium Penyakit ................................................................. 32
Tabel 5.8 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah Terapi Analgesik ............... 37
Tabel 5.9 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah Terapi Analgesik
berdasarkan jenis kanker ........................................................................ 38
Tabel 5.10 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah terapi Analgesik
Tunggal pada pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita ....................... 39
Tabel 5.11 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah terapi analgesik
Kombinasi pada pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita ................... 40
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvi
DAFTAR ISTILAH
Amp : Ampul
AINS : Anti Inflamasi Non Steroid
IASP : International Association for the Study of Pain
dd : de die
HCl : Hidro Klorida
i.m : Intra Muskular
i.v : Intra Vena
K/P : Kalau Perlu
NBOCC : National Breast and Ovarian Cancer Centre
NSAIDs : Non Steroidal Anti-Inflammatory Drugs
NRS : Numeric Rating Scale
RSUP Fatmawati : Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
s.c : Subcutan
SIRS :Sistem Informasi Rumah Sakit
Supp : Suppositoria
tpm : Tetes per menit
VAS : Visual Analogue Scale
WHO : World Health Organization
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Kanker
2.1.1 Pengertian Kanker
Kanker atau karsinoma adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal
dan bersifat ganas (maligne). Sekelompok sel yang mendadak menjadi liar dan
memperbanyak diri secara pesat dan terus menerus (proliferasi). Akibatnya
adalah pembengkakan atau benjolan yang disebut tumor atau neoplasma (Lat.
Neo= baru, plasma= bentukan) (Tjay dan Rahardja, 2010). Kanker atau tumor
ganas ini terjadi manakala sel normal tumbuh menjadi ganas dan tak
terkendali. Keadaan yang sudah gawat ini diperparah karena tumor dapat
bermetastatis, atau menyebar kebagian tubuh lainnya. Penyakit yang
menakutkan ini dapat berkembang karena faktor keturunan, faktor karsinogen
lingkungan, dan virus (Harkness, 1989).
Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang dapat
mempengaruhi setiap bagian tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor
ganas dan neoplasma. Salah satu ciri dari Kanker adalah pembentukan secara
cepat sel-sel abnormal yang tumbuh melampaui batas, dan yang kemudian
dapat menyerang bagian tubuh lain dan menyebar ke organ lain. Proses ini
disebut sebagai metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama kematian
akibat Kanker (WHO, 2013).
dalam 40 tahun antara tahun 1950 dan 1989. Angka insidens meningkat
secara konstan sampai 1 % setiap tahun hingga tahun 1980-an. Statistik
terakhir menunjukkan bahwa resiko sepanjang hidup untuk mengalami
kanker adalah 1 dari 8 wanita. Resiko ini tidak sama dengan kelompok usia.
Sebagai contoh, resiko untuk mengalami kanker Mammae sampai usia 35
tahun adalah 1 dalam 622; resiko mengalami kanker Mammae sampai usia 60
adalah 1 dalam 24.
Virus( HPV) / virus papiloma pada manusia. Virus ini relatif kecil dan hanya
dapat dilihat dengan alat mikroskop elektron. Hampir 100% infeksi HPV
ditularkan melalui hubungan seksual. Penderita infeksi HPV mengalami
keluhan/gejala. Hampir setiap 1 (satu) dari 10 (sepuluh) orang perempuan
yang terinfeksi HPV (10%-nya). akan mengalami perubahan menjadi lesi
prakanker atau displasia pada jaringan epitel leher rahim. Lesi prakanker
dapat terjadi dalam waktu 2 – 3 tahun setelah infeksi. Apabila lesi tidak
diketahui dan tidak diobati, dalam waktu 3 - 17 tahun dapat berkembang
menjadi kanker leher rahim Sampai saat ini, belum ada pengobatan untuk
infeksi HPV(Depkes RI, 2009).
Faktor resiko kanker Cervix (Depkes RI, 2009) ;
1. Perempuan yang melakukan aktivitas seksual sebelum usia 18 tahun.
2. Mereka yang berganti-ganti pasangan seksual.
3. Mereka yang menderita infeksi kelamin yang ditularkan melalui
hubungan seksual (IMS)
4. Berhubungan dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan.
5. Ibu atau saudara kandung yang menderita kanker leher rahim.
6. Merokok aktif/pasif
7. Penurunan kekebalan tubuh (imunosupresi)
2.2 Analgesik
2.2.1 Pengertian Analgesik
Analgesik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi SSP secara selektif,
digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran.
Analgesik bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit
(Siswandono,2008).
yang paling sering terjadi adalah induksi tukak peptik (deudenum dan
lambung) yang kadang-kadang disertai dengan anemia sekunder akibat
pendarahan lambung. Pada beberapa orang dapat terjadi reaksi
hipersensitifitas terhadap aspirin dan obat mirip aspirin.
d. Pembahasan Obat
i. Salisilat
Salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin
adalah analgesik antipiretik dan anti-inflamasi yang luas digunakan
dan digolongkan dalam obat bebas. Salisilat khususnya asetosal
merupakan obat yang banyak digunakan sebagai
analgesik,antipiretik dan antiinflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja
cepat dan efektif sebagai antipiretik. Efek salisilat ditemukan
terhadap pernafasan hati,ginjal dan saluran cerna. Pada pemberian
oral, sebagian salisilat diabsorbsi dengan cepat dalam bentuk utuh
dilambung, tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas. Kadar
tertinggi di capai kira-kira 2 jam setelah pemberian.
Kecepatan absorbsinya tergantung pada kecepatan disintegrasi dan
disolusi tablet, pH permukaan mukosa dan waktu pengosongan
lambung. Absorbsi pada pemberian secara rektal,lebih lambat dan
tidak sempurna sehingga Cara ini tidak dianjurkan. Asam salisilat
diabsorbsi secara cepat pada kulit sehat,terutama bila dipakai sebagai
obat gosok atau salep. Setelah diabsorbsi, salisilat menyebar ke
seluruh jaringan tubuh dan cairan transeluler sehingga ditemukan
dalam cairan sinovial, cairan spina, cairan peritonial, liur dan susu.
Aspirin diserap dalam bentuk utuh, dihidrolisis menjadi asam
salisilat terutama dihati. Dosis antipiretik salisilat untuk dewasa ialah
325- 650 mg, diberikan secara oral tiap 3-4 jam. Untuk anak 15-20
mg/kgBB diberikan tiap 4-6 jam. Salisilat juga bermanfaat untuk
mengobati nyeri tidak spesifik.
Deksketoprofen trometamol
Indikasi: nyeri muskuloskeletal akut, dismenore, sakit gigi & nyeri
pasca operasi. Dosis Tab 12,5 mg tiap 4-6 jam atau 25 mg tiap 8 jam.
Nyeri pasca op 25 mg tiap 8 jam. Max Dosis : 75 mg. Amp 50 mg /
mL tiap 8-12 jam. Max Dosis IV / IM :150 mg. Diberikan 30 menit
sebelum makan , terutama untuk meredakan nyeri akut dengan cepat.
Kontraindikasi:Riwayat serangan asma, bronkospasme, rhinitis akut
atau polip hidung, edema atau urtikaria, tukak lambung, perdarahan
lambung, gagal jantung berat, sedang hingga disfungsi ginjal sedang-
berat, disfungsi hati berat, diatesis hemoragik, gangguan pembekuan
darah & terapi antikoagulan, hamil & laktasi.
Piroksikam Dan Meloksikam
Absorbsi peroksikam berlangsung cepat dilambung, terikat 99%
pada protein plasma. T ½ dalam plasma lebih dari 45 jam sehingga
diberikan sekali sehari. Obat ini menjalani siklus enterohepatik.
Frekuensi kejadian efek samping dengan piroksikam mencapai 11-46
%, dan efek samping yang sering terjadi adalah gangguan saluran
cerna. Efek samping lain adalah pusing, tinitus, nyeri kepala dan
eritema kulit. Dosis 10-20 mg sehari diberikan pada pasien yang
tidak memberikan respon yang cukup dengan AINS yang lebih
aman. Meloksikam diberikan dengan dosis 7,5-15 mg sekali sehari.
Fentanil
Levorfanol
kematian.
2. Kodein Mekanisme Kerja: Absorbsi dalam saluran cerna
Lihat mekanisme kerja cukup baik (Siswandono,2008),
hidromorfon resorbsi rektal baik (Tjay dan
Rahardja, 2010).
2.3 Nyeri
2.3.1 Definisi Nyeri
Adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
yang berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau keadaan
yang menggambarkan kerusakan tersebut (Dipiro et.al., 2009).Menurut
Irianto (2011), rasa nyeri merupakan masalah unik, disatu pihak bersifat
melindungi badan kita dan dilain pihak merupakan suatu siksaan. Nyeri juga
mempunyai makna praktis yang jelas. Nyeri memperingatkan kita akan
yang terasa nyata menjadi samar-samar). Gejala yang tidak spesifik meliputi
kecemasan, depresi, kelelahan, insomnia, rasa marah dan ketakutan.
Nyeri akut dapat menyebabkan hipertensi, takikardia, diaforesis,
midriatik, dan pucat, tetapi gejala tersebut tidak memastikan diagnosis nyeri.
Nyeri selalu bersifat subyektif; jadi lebih baik diagnosa didasarkan pada
gambaran dan riwayat penyakit yang diceritakan oleh pasien. Nyeri akut
seringkali akut, terlokalisasi, dapat digambarkan dengan jelas dan membaik
dengan analgesik konvensional.
Nyeri neuropatik seringkali kronis,tidak dapat dijelaskan dengan baik,
dan tidak mudah diobati dengan analgesik konvensional. Pasien umumnya
merasakan nyeri yang seperti membakar , pedih, seperti tersengat listrik dan
menusuk; respon nyeri berlebihan terhadap rangsangan yang
membahayakan; atau respon nyeri terhadap rangsangan yang secara normal
tidak membahayakan.Pengobatan nyeri yang tidak efektif dapat menyebabkan
hipoksia, hypercapnea, hipertensi, aktivitas jantung berlebihan dan gangguan
emosional.
2.5 Visual Analogue Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS)
Visual Analogue Scale (VAS) merupakan instrumen pengukuran untuk
mengukur karakteristik atau rasa yang mempunyai rentang kesatuan nilai dan
tidak dapat dengan mudah diukur secara langsung. Sebagai contohnya, rasa
sakit yang pasien rasakan memiliki rentang dari tidak sama sekali hingga rasa
sakit yang sangat hebat. Dari sudut pandang pasien, rasa tersebut muncul
Skala
Variabel Definisi Hasil Ukur
Ukur
- Hilang/ Tidak
ada nyeri
Efek adalah hasil terapi analgesik - Berkurang
Efek pada nyeri Kanker organ reproduksi - Tetap Ordinal
wanita Victorian
Government,
2007),
2.1 Hasil
Dari 251 pasien Kanker yang menjalani Rawat Inap di RSUP Fatmawati
tahun 2012, hanya 74 (29.48%) pasien Kanker organ reproduksi wanita yang
masuk dalam kriteria inklusi, terdiri dari; Kanker Mammae, Kanker Ovarium,
Kanker cerviks, Kanker Endometrium dan Kanker Vulva. Data ini diambil dari
bagian Instalasi Rekam Medik RSUP Fatmawati untuk melihat profil dari
setiap variabel yang sesuai dengan kriteria inklusi pada penelitian ini.
Umur (th) n %
< 20 2 2.70
20-39 5 6.67
40-59 56 75.68
60-69 9 12.16
>70 2 2.70
Jumlah 74 100
Keterangan:
n = Pasien
Keterangan:
n = Pasien
Stadium n %
1 6 8.10
2 7 9.45
3 22 29.73
4 8 10.81
Tidak diketahui 31 41.89
Jumlah 74 100
Keterangan:
n = Pasien
Tabel diatas menunjukkan bahwa stadium 3 merupakan jumlah
kasus terbanyak kedua dari sejumlah kasus yang ada, stadium 3
menempati urutan kedua yang mendapatkan terapi analgesik pada tahun
2012 yaitu sebesar 29.73% dari 74 kasus yang ada . Tabel diatas
diperjelas dengan distribusi tabel dibawah ini:
Tingkat Nyeri n %
Nyeri Ringan 45 60.81
Nyeri Sedang 24 32.43
Nyeri Berat 5 6.75
Jumlah 74 100
Keterangan:
n = Pasien
Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Nyeri Sebelum Terapi Analgesik pada Berbagai
Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita
Keterangan:
- = Tidak Diketahui
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa Stadium yang tidak diketahui paling
banyak kemungkinan menggunakan obat analgesik yaitu sebanyak 11
obat analgesik. Untuk Stadium 3 sebanyak 10 obat dan stadium 4
menggunakan 6 obat analgesik.
Deksketoprofen Trometamol
Ketorolak Trometamin
Asam Mefenamat
Paracetamol
Ketoprofen Supp
Morfin
( %)
Tramadol
Deksketoprofen Trometamol dan Asam Mefenamat
Ketoprofen Supp
Asam Mefenamat
Paracetamol
Ketoprofen Supp dan Asam Mefenamat
(%)
Paracetamol+(Tramadol+Paracetamol)+Fentanil+tramadol
Analgesik Kombinasi
Keterangan:
+ = Pemakaian Obat dengan waktu yang bersamaan
Gambar diatas menunjukkan bahwa Ketoprofen dan Asam Mefenamat
adalah analgesik tunggal yang paling banyak dipakai oleh pasien Kanker
Ovarium (29%) dari 14 pasien. Penggunaan analgesik kombinasi pada
pasien kanker Ovarium sangat bervariasi dan dengan jumlah pemakai yang
sama rata dari 4 pasien.
Deksketoprofen Trometamol
55
Asam Mefenamat
(%)
Analgesik Tunggal
Analgesik
Kombinasi
Keterangan:
+ = Pemakaian Obat dengan waktu yang bersamaan
25 25 25 25 Paracetamol+Ketoprofen Supp
Asam Mefenamat+Deksketoprofen Trometamol
Analgesik
Kombinasi
Keterangan :
n = Pasien
Secara keseluruhan, tabel diatas menunjukkan bahwa dari 3 kategori
nyeri yang ada pada pasien kanker organ reproduksi wanita persentase yang
paling besar adalah pada pasien yang mengalami hilang nyeri.
Keterangan:
n = Pasien
Total
Kanker Nyeri n %
n %
Hilang 17 52
Mammae Berkurang 10 30 33 100
Tetap 6 18
Hilang 6 43
Ovarium Berkurang 5 36 14 100
Tetap 3 21
Hilang 7 64
Cervix Berkurang 3 27 11 100
Tetap 1 9
Hilang 0 0
Endometrium Berkurang 0 0 0 100
Tetap 0 0
Hilang 0 0
Vulva Berkurang 0 0 0 100
Tetap 0 0
Keterangan:
n = Pasien
Total
Kanker Nyeri n %
n %
Hilang 1 20
Mammae Berkurang 3 60 4 100%
Tetap 1 20
Hilang 1 25
Ovarium Berkurang 3 75 4 100%
Tetap 0 0
Hilang 0 0
Cervix Berkurang 2 100 2 100%
Tetap 0 0
Hilang 2 50
Endometrium Berkurang 2 50 4 100%
Tetap 0 0
Hilang 1 100
Vulva Berkurang 0 0 1 100%
Tetap 0 0
Keterangan:
n = Pasien
2.5 Pembahasan
2.5.1 Keterbatasan Penelitian
Menjadi keterbatasan dalam penelitian ini antara lain; kemungkinan
masih ada variabel lain yang tidak ikut dibahas ,keterbatasan waktu
penelitian, keterbatasan biaya penelitian, keterbatasan pengetahuan peneliti,
dan pengambilan data secara retrospektif sehingga tidak semua informasi
dapat diperoleh dengan lengkap.
dalam sistem imun. Seiring perjalanan usia, maka banyak sel T atau limfosit
T kehilangan fungsi dan kemampuannya melawan penyakit. Volume jaringan
timus kurang dari 5% daripada saat lahir. Saat itu tubuh mengandung jumlah
sel T yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya (saat usia muda), dan juga
tubuh kurang mampu mengontrol penyakit dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya. Jika hal ini terjadi, maka dapat mengarah pada penyakit
autoimun yaitu sistem imun tidak dapat mengidentifikasi dan melawan kanker
atau sel-sel jahat. Inilah alasan mengapa resiko penyakit kanker meningkat
sejalan dengan usia (Fatmah, 2006).
yang paling banyak terjadi pada pasien kanker organ reproduksi stadium 3.
Kemudian jumlah kedua terbanyak adalah stadium yang tidak diketahui.
Banyaknya stadium yang tidak diketahui kemungkinanan disebabkan oleh
keterbatasan biaya pasien, karena staging ataupun deteksi tingkat stadium
Kanker memerlukan biaya yang cukup mahal Namun jika melihat data-data
pengobatan analgesik yang sangat bervariasi diduga stadium ini masuk
kedalam stadium lanjut . Stadium lanjut memang lebih sering dirawat di
Rumah Sakit, dikarenakan pasien tidak mengatahui adanya pertumbuhan
kanker pada stadium dini sehingga ke Rumah Sakit dalam kondisi kanker
sudah ke stadium lanjut, seperti yang disebutkan oleh Andrijono et al (2003)
Pasien umumnya datang pada stadium lanjut, terapi radiasi pada stadium
lanjut tidak memberi prognosis yang baik.
Hal ini juga dipengaruhi oleh derajat nyeri yang dialami pasien dimana
analgesik non narkotik hanya bisa mengatasi nyeri ringan-nyeri sedang, yang
selanjutnya pada nyeri sedang-nyeri berat diatasi dengan analgesik kombinasi
non narkotik+non narkotik, atau kombinasi non narkotik+ narkotik atau juga
bisa digunakan analgesik narkotik. Penggunaan analgesik ini tentunya
disesuaikan dengan kondisi nyeri pasien.
dapat meningkatkan efek pada nyeri, lagipula, kombinasi ini juga dapat
menimbulkan efek yang sinergis. Dengan demikian, penggunaan dosis yang
lebi rendah dari tiap analgesik yang digunakan secara kombinasi dapat
menghindari kejadian efek samping ( Raffa.,R.B, 2001).
Kondisi nyeri setelah diberikan analgesik tunggal pada pasien Kanker
Mammae rata-rata menunjukkan adanya hilang nyeri pada pasien dengan
persentase yang lebih besar dari pada nyeri yang hanya berkurang ataupun
yang tidak hilang. Sedangkan pada penggunaan analgesik kombinasi terhadap
nyeri tidak memberikan gambaran yang lebih baik dalam menghilangkan
nyeri pasien kanker Mammae jika dibandingkan dengan penggunaan
analgesik kombinasi.
2.1 Kesimpulan
Dari Hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
a) Kebanyakan pasien kanker organ reproduksi wanita berumur 40-59 tahun
sebanyak hampir 76%
b) Nyeri yang paling banyak ditemukan sebelum diberikan terapi analgesik
pada penyakit Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati
adalah nyeri ringan sebanyak hampir 61%. Dan sekitar 47% mengalami
hilang nyeri setelah diberikan analgesik. Kebanyakan hilang nyeri
ditunjukkan pada pasien yang telah diberikan terapi analgesik tunggal.
c) Pasien yang menggunakan analgesik tunggal lebih banyak yaitu sekitar
(77%) dibandingkan dengan pasien yang menggunakan analgesik
kombinasi.
d) Analgesik yang paling banyak digunakan adalah Deksketoprofen
Trometamol, analgesik ini digunakan pada Kanker Mammae.
e) Analgesik lainnya yang paling banyak digunakan pada kanker Ovarium
adalah Ketoprofen Supp yang diganti dengan Asam Mefenamat.
f) Penggunaan analgesik yang paling banyak digunakan pada Kanker
Cervix adalah Ketoprofen Supp yang diganti dengan Asam Mefenamat.
g) Terapi analgesik pada kanker Endometrium dan kanker Vulva tidak
menunjukkan adanya penggunaan yang lebih dominan antara satu pasien
dengan pasien lainnya.
2.2 Saran
a) Sebaiknya Dokter maupun Apoteker menggunakan Deksketoprofen
Trometamol untuk mengatasi nyeri ringan sampai nyeri sedang pada
Kanker Organ Reproduksi, karena obat golongan ini lebih aman
digunakan dibandingkan dengan AINS lainnya.
b) Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang profil penggunaan analgesik
pada terapi Kanker lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim Dan Kanker
Payudara. Jakarta: Bina Husada Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.
Fatmah. 2006. Respons imunitas yang rendah Pada tubuh manusia usia
lanjut. Depok: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia,
Flaherty, Ellen. 2012. Pain Assasment for older adult. New York University
College of Nursing: The Hartford Institute for Geriatric Nursing. ISSUE
Number7.
National Breast and Ovarian Cancer Centre (NBOCC). 2009. Breast Kanker
ncer Risk Factors. Australian: Goverrment Department of Health and Ageing.
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Vol.2. Jakarta: EGC.
75.68
( %)
12.16
6.76
2.7 2.7
<20 tahun 20-39 tahun 40-59 tahun 60-69 tahun >70 tahun
Umur
51.35
(%)
24.32
17.57
5.4 1.35
Kanker
Stadium 4 10.81
Stadium
Stadium 3 29.73
Stadium 2 9.45
Stadium 1 8.1
(%)
100
75
(% )
45 45
39 38
33 31
23 25
11 11
8 8
3 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kanker
Skala Nyeri
No. Obat Sebelum Setelah HT NyH
Terapi Terapi
1 Deksketoprofen Trometamol 3-4 0 3H H3
2 Deksketoprofen Trometamol 1-3 1-2 9H -
3 Deksketoprofen Trometamol 3-4 0 8H H4
4 Deksketoprofen Trometamol 4 3 5H -
5 Deksketoprofen Trometamol 3 0 2H H2
6 Deksketoprofen Trometamol 3 3 2H -
7 Deksketoprofen Trometamol 5-6 2-3 7H -
8 Deksketoprofen Trometamol 3-4 0 2H H3
9 Ketorolak Trometamin 4-5 2-3 6H -
10 Ketorolak Trometamin 3-4 0 2H H4
11 Ketorolak Trometamin 3-4 0 7H H8
12 Ketorolak Trometamin 4 0 3H H5
13 Asam Mefenamat 3-4 0 2H H2
14 Paracetamol 2 2 5H -
15 Ketoprofen Supp 6-7 0 4H H5
16 Morfin Sulfat 4-6 0 2H H2
17 Tramadol 4-7 1-2 4H -
18 Tramadol 5-7 5-7 1H -
19 Tramadol 5-7 0 19H H19
Deksketoprofen Trometamol
20 3 0 7H H7
Asam Mefenamat
Deksketoprofen Trometamol
21 3-4 0 6H H6
Asam Mefenamat
Ketorolak Trometamin
22 2-3 2-3 6H -
Deksketoprofen Trometamol
Skala Nyeri
No. Obat Sebelum Setelah HT NyH
Terapi Terapi
Ketorolak Trometamin
23 3-4 0 5H H5
Deksketoprofen Trometamol
Ketorolak Trometamin
24 5-6 0
Deksketoprofen Trometamol 3H H2
Ketorolak Trometamin
25 1-2 1-2 4H -
Deksketoprofen Trometamol
Paracetamol
26 3-4 3-4 4H -
Deksketoprofen Trometamol
Deksketoprofen Trometamol
27 2-3 2-3 11H -
Paracetamol
Ketorolak Trometamin
28 4-6 1-2 4H -
Asam Mefenamat
Ketorolak Trometamin
29 2-3 1-2 4H -
Asam Mefenamat
Ketorolak Trometamin
30 2-3 0 7H H5
Asam Mefenamat
Ketorolak Trometamin
31 4-6 2-3 19H -
Tramadol
Tramadol
32 6 2 6H -
Asam Mefenamat
Fentanil
33 4-6 0 3H H3
Morfin Sulfat
Keterangan:
NyH = Nyeri Hilang
HT = Hari Terapi
H = Hari
Skala Nyeri
No. Obat Sebelum Setelah HT NyH
Terapi Terapi
Asam Mefenamat
1 4 4 2H -
Tramadol+Paracetamol
Asam Mefenamat
2 3-4 0 2H H2
Deksketoprofen Trometamol
Fentanil
Tramadol
3 3-4 1-2 8H -
Ketorolak Trometamin
Deksketoprofen Trometamol
Ketorolak Trometamin
4 Asam Mefenamat 4 3-4 1H -
Tramadol
Tramadol+Paracetamol
5 5-6 4 2H -
Meloksikam
Keterangan:
NyH = Nyeri Hilang
HT = Hari Terapi
H = Hari
+ = Kombinasi
Skala Nyeri
No. Obat Sebelum Setelah HT NyH
Terapi Terapi
1 Ketoprofen Supp 3-4 3-4 2H -
2 Ketoprofen Supp 4-5 3 4H -
3 Asam Mefenamat 3-4 0 1H H2
4 Asam Mefenamat 4-5 0 1H H2
5 Paracetamol 3-4 0 17H H18
6 Ketoprofen Supp
2-3 2-3 9H -
Asam Mefenamat
Ketoprofen supp
7 3-4 3-4 2H -
Asam Mefenamat
Ketoprofen Supp
8 3-4 2 3H -
Asam Mefenamat
Asam Mefenamat
9 3-4 1-2 2H H2
Ketoprofen Supp
Deksketoprofen Trometamol
10 3-4 1-2 3H -
Asam Mefenamat
Fentanil
11 5-7 0 10H H10
Paracetamol
Fentanil
12 4 1-3 3H -
Ketoprofen Supp
Petidin
13 Ketoprofen Supp 3-4 2 3H -
Asam Mefenamat
4 Tramadol 3-4 0 5H H6
Keterangan:
NyH = Nyeri Hilang
HT = Hari Terapi
H = Hari
Skala Nyeri
No. Obat Sebelum Setelah HT NyH
Terapi Terapi
Ketoprofen supp
1 Petidin+Tramadol 6 5 38H -
Paracetamol
Asam Mefenamat
2 3-4 2 3H -
Ketoprofen supp
Paracetamol
3 Ketoprofen supp 3 2 9H -
Asam Mefenamat
Paracetamol
Tramadol+Paracetamol
4 3-4 0 17H H17
Fentanil
Tramadol
Keterangan:
NyH = Nyeri Hilang
HT = Hari Terapi
H = Hari
+ = Kombinasi
Skala Nyeri
No. Obat Sebelum Setelah HT NyH
Terapi Terapi
1 Deksketoprofen Trometamol 2-3 0 3H H3
2 Asam Mefenamat 2-3 0 1H H2
3 Asam Mefenamat 2-3 0 4H H5
4 Asam Mefenamat 1-2 1-3 2H -
Asam Mefenamat
5 4 2-3 9H -
Ketoprofen Supp
Ketoprofen Supp
6 3-4 0 4H H3
Asam Mefenamat
Ketoprofen supp
7 4-5 2-3 3H -
Asam Mefenamat
Ketoprofen Supp
8 4-6 0 7H H7
Asam Mefenamat
Ketoprofen Supp
9 3-4 0 6H H6
Asam Mefenamat
Ketoprofen Supp
10 2-3 1-2 6H -
Asam Mefenamat
Tramadol Supp
11 1-3 0 5H H5
Asam Mefenamat
Keterangan:
NyH = Nyeri Hilang
HT = Hari Terapi
H = Hari
Skala Nyeri
No. Obat Sebelum Setelah HT NyH
Terapi Terapi
Asam Mefenamat
1 Tramadol Supp 3-4 1-2 8H -
Ketoprofen Supp
Paracetamol
Ketoprofen Supp
2 4-5 3 5H -
Asam Mefenamat
Tramadol
Keterangan:
NyH = Nyeri Hilang
HT = Hari Terapi
H = Hari
Skala Nyeri
No. Obat Sebelum Setelah HT NyH
Terapi Terapi
Ketoprofen Supp
5H -
1 Asam Mefenamat 4 2
ketorolak Trometamin
Ketoprofen Supp
2 1-2 0 7H H7
Asam Mefenamat
Paracetamol
3 2-3 0 10H H7
Ketoprofen Supp
Asam Mefenamat
4 3-4 0 6H H4
Deksketoprofen Trometamol
Keterangan:
NyH = Nyeri Hilang
HT = Hari Terapi
H = Hari
Skala Nyeri
No. Obat Sebelum Setelah HT NyH
Terapi Terapi
Ketoprofen Supp
1 1-2 0 9H H9
Asam Mefenamat
Keterangan:
NyH = Nyeri Hilang
HT = Hari Terapi
H = Hari
No RM……………
Tgl MRS………….
Tgl KRS…………..
Nama :……………………
Umur :…………………...
Berat Badan :……………………
Tinggi Badan :……………………
Diagnosa :
1. Kanker Mammae
2. Kanker Ovarium
3. Kanker Cervix
4. Kanker Endometrium
5. Kanker Vulva
Stadium :
1. Stadium 1
2. Stadium 2
3. Stadium 3
4. Stadium 4
5. Tidak diketahui
Analgesik :
1. Analgesik Tunggal
2. Analgesik Kombinasi
Skala Nyeri :…………………..(Selama Terapi Analgesik)