4.1 Hasil
Gubeng, Kota Surabaya, dengan luas tanah 38.000,00 m2 dan luas bangunan
25.307 m2, RS Jiwa Menur tidak hanya melayani gangguan jiwa saja tapi juga
penyakit non jiwa dengan tidak meninggalkan core bisnis RS Jiwa Menur
sebagai Rumah Sakit Jiwa. Sejarah awal RS Jiwa Menur yaitu pada tahun
dengan kapasitas 100 tempat tidur. Sampai dengan tahun 1977 beralamatkan
Jl. Karang Tembok dan disebut : “Rumah Sakit Jiwa Pegirian”. Tahun 1954
aktivitas. Maka subyek dalam tulisan itu ya tempat / rumah sakit itu. Bukan
“penelitian ini atau peneliti”. Kata ini tidak obyektif, tetapi cenderung
menunjukkan “aku.
Pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
yaitu instalasi rawat jalan (Poli Jiwa Dewasa, Poli Psikogeriatri, Poli
Anak & Remaja, Poli Psikologi), Instalasi rawat inap (Rawat Inap Intensif
Psychiatric Care, Rawat Inap Paviliun (Puri Anggrek), Rawat Inap Kelas II
Pria dan Wanita (Puri Mitra), Rawat Inap Kelas III Pria dan Wanita (Gelatik,
kesehatan yaitu berjumlah 410 orang dengan rincian yaitu dokter umum 20
orang, dokter spesialis 17 orang, dokter gigi 3 orang, perawat 107 orang,
sampai khusus dari fasilitas kesehatan / rumah sakit dan nantinya mengarah
pada hal-hal yang menjadi subyek kegiatan kita tetapi tidak perlu menuliskan
kata penelitian.
4.1.2 Hasil Penelitian (4.1 hasil, 4.1.2 hasil penelitian, trus apa bedanya dari
4.1.2.1 Data Umum ini seharusnya berisi kondisi umum dari subyek yang kita
amati. Misalnya kita mau mengamati cara berpakaian siswa kelas 1, mata data umum
itu ya menjelaskan misalnya jenis kelamin, usia dll yang merupakan gambaran siswa
a. Jenis Kelamin
kasus ini subyek penelitian yang akan diteliti berjumlah satu subyek
cara menetapkan ciri – ciri khusus yang sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Kriteria yang dimaksud antara lain yaitu pasien dengan jenis
laki – laki selain itu ruang rawat inap yang dipilih sebagai sasaran peneliti
adalah ruang gelatik, ruang rawat inap khusus untuk pasien laki – laki
kejadian gangguan mental dan salah satu yang memiliki pengaruh cukup
skizofrenia karena pada laki – laki tidak memiliki hormon esterogen yang
dapat melindunginya. Maka dari itu jika seseorang sudah memiliki tanda –
tanda skizofrenia seperti wajah kosong, tidak bias tersenyum atau ekspresi
tampak kikuk, perubahan mood, mudah marah dan sangat cemas maka
HASIL itu menampilkan fakta, teori atau pendapat penulis nanti diuraikan di
pembahasan
b. Usia
bahwa sampel yang terpilih selain berjenis kelamin laki – laki yaitu pasien
dengan usia 15 – 50 tahun. Responden yang terpilih sebagai subyek
pesat. Ukuran area ini menyusut dan menipis di akhir masa remaja. Proses
berfungsi setiap sinyal otak dikirim dengan cepat dan efisien. Area cortex
masa remaja menjadi periode transisi yang sulit dan periode gejala –
gejala gangguan mental seperti skizofrenia. oleh sebab itu jadilah remaja
skizofrenia.
hari. apakah selama 6 hari tesebut pasien mengalami status mental yang
kognitif.
a. Kognitif
hari diruang Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya didapatkan hasil
kognitifnya. Ini sangat terkait dengan tujuan dan kuis yang dibuat
Kognitif itu kan banyak hal yang diamati. Jadi sebaiknya saudara
menggambarkan tentang banyak hal itu, hari demi hari. Bisa dalam bentuk
tabel / grafik atau narasi atau tabel / grafik kemudian diberi penjelasan
defisit kognitif. Perilaku ini termasuk masalah pada aspek daya ingat,
perhatian, bentuk dan isi bicara, pengambilan keputusan, dan isi pikir
kesulitan berbicara, tetapi suara pasien sangat pelan dan lambat selain itu
pada saat berinteraksi, respon pasien masih terbatas tetapi ada peningkatan
suara pasien pelan dan masih sering menoleh kearah sesuatu. sehingga
disfungsi kognitifnya.
keadaan kognitif pasien sebagian besar sama seperti hari ke-2 yaitu
mengenai respon pasien. Namun pasien hanya mampu diajak berbicara <5
menit dikarenakan pasien mengantuk. Suara pasien masih pelan dan masih
kognitifnya.
keadaan kognitif pasien sama seperti hari sebelumnya atau hari ke-3,
namun pembicaraan pasien lebih banyak meskipun perlu adanya stimulus
masih pelan dan pasien masih menoleh kearah sesuatu disela interaksinya.
dengan hari ke-1. Pasien lebih spontan dan terbuka saat menjawab
Dengan melihat table dan uraian ini, saya malah jadi bingung sebenarnya apa
atau Tn. X
Saran saya dalam bab ini sebaiknya hindari menggunakan kata hasil penelitian
b. Psikomotorik
hari diruang Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya didapatkan hasil
sebagai berikut:
penilaian PANSS sejak hari ke-1 sampai hari ke-6 namun ada beberapa
perubahan ringan yang tidak menyebabkan adanya perubahan penilaian.
manggil Namanya dan suaranya laki – laki. Hal ini membuat pasien
akrab dengan temannya, terbukti dibuku tulis pasien ada tulisan teman
penilaian PANSS masih sama, tidak ada perubahan nilai dari hari ke-1
sampai hari ke-6, hanya saja yang membedakan pada hari ke-3 pasien
c. Afeksi
Dari hasil penelitian dengan melakukan observasi responden selama 6
hari diruang Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya didapatkan hasil
sebagai berikut:
adalah kondisi yang mengacu pada perilaku gerakan tubuh seperti tangan,
ekspresi wajah, dan nada suara yang diamati ketika seseorang sedang
mengekspresikan emosinya.
selama interaksi afek umumnya datar dan hanya sekali tampak perubahan
menulis dengan tangan kiri serta gaya komunikasinya sedikit bahkan tidak
kondisi afeksi pasien tidak ada perubahan. pasien terlihat bingung dan
kondisi afek pasien masih sama dengan hari ke-3, pasien masih terlihat
bingung dan gelisah, perubahan ekspresi ±1x yaitu sedikit tersenyum saat
kondisi pasien membaik, afek sesuai namun ekspresi dan gaya bicara
hari sebelumnya yaitu ±3x saat bercerita, pasien Nampak tertawa, diam,
afek pasien sangat sesuai, pasien bias tertawa lepas atau terbahak – bahak
mengatakan bahwa bolpointnya hilang diambil temannya dan pada saat itu
“mau bolpoint saya? kalua mau ini buat bapak saja” pasien menerima
uluran tangan saya tanda mau menerima pemberian bolpoint dan saat itu
penilaian PANSS menunjukkan angka 1 atau tidak ada gejala karena afek
4.2 Pembahasan
Menur Surabaya
0
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6
kondisinya agak berat sedangkan pada hari ke-6 menunjukkan nilai 2 yang
diragukan atau dinilai sebagai normal. Poin terpenting dalam kognitif yaitu
Pembicaraan pasien sangat sedikit bahkan satu atau dua kata saja yang sering
mengakibatkan adanya sikap berhati – hati saat menjawab selain itu volume
suaranya yang kurang jelas membuat seseorang kurang percaya diri dalam
berinteraksi. Sedangkan pada hari ke-6 mengalami perubahan yang signifikan
yaitu pasien lebih spontan dan terbuka saat menjawab pertanyaan selain itu
dengan jelas.
pasien sering terlihat berdiam diri, terkadang pasien terlihat berbaur dengan
teman lainnya namun tidak pernah bertegur sapa, pasien hanya diam saja.
menuntun ke arah isolasi sosial, oleh sebab itu penderita skizofrenia dapat
Psikomotorik
7
0
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6
PANSS. Dari hari ke-1 sampai hari ke-6 didapatkan nilai 3 yang berarti gejala
untuk menjabarkan perilaku atau tindakan dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: aktivitas, kerjasama atau
(Othmer, 2004).
berinteraksi, selain itu pasien sangat sering menoleh kearah sesuatu disela
pasien sering menoleh ke arah sesuatu yang bermaksud untuk mencari sumber
Menur Surabaya
Afeksi
7
0
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa kondisi afek responden
semakin membaik. Dilihat pada hari ke-1 menunjukkan nilai 5 yang berarti
kondisi afeksi pasien agak berat kemudian pada hari ke-6 menunjukkan angka
1 yang berarti tidak ada gejala atau tidak ada masalah pada kondisi afeksi.
Pada poin ini yang paling dominan menjadi observasi yaitu afek tumpul.
Afeksi adalah kondisi yang mengacu pada perilaku gerakan tubuh seperti
tangan, ekspresi wajah, dan nada suara yang diamati ketika seseorang sedang
mengekspresikan emosinya. Hal ini berkaitan juga dengan adanya mood pada
sementara dalam beberapa waktu yang memiliki nilai kualitas positif atau
negatif.
baik dapat menimbulkan afek yang tidak baik maka dari itu perlu adanya
4.3 Keterbatasan
ada pada peneliti. Penelitian ini sangat tergantung kepada interpretasi peneliti