Anda di halaman 1dari 14

MODUL 4

MEDAN MAGNETIK

Nama Praktikan : M Hafizh Azzumar


NIM : 102219031
Kelas : ME-1
Anggota Kelompok : 1. Rizki Julian Butar-Butar (102219027)
2. Rachman Arifa Meidryanto (102219029)
3. M Hafizh Azzumar (102219031)
4. Moh Farhan Dermawan (102219033)
Tanggal Praktikum : 7 April 2020
Asisten Praktikum : Rizky Miftahul Akbar
I. INTISARI
Pada percobaan modul 4 yang berjudul medan magnetik kali ini, ada 2 hal yang akan
dicari. Antaranya yaitu arah medan magnet yang dialiri arus, dan factor-faktor yang
mempengaruhi besar medan magnet. Dengan cara menyusun rangkaian seri pada kawat lurus,
kawat melingkar, solenoid, elektromagnetik, dan transfomator. Dan nanti akan didapat hasil di
mana arah medan magnet yang dialiri arus berbeda-beda, dan ada 3 faktor yang mempengaruhi
besar medan magnet pada kumparan.

Kata Kunci: Medan magentik, Elektromagnet, Transformator, Solenoid, Kumparan.

II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan

1. Menentukan arah medan magnet karena arus yang mengalir pada kawat lurus, kawat
melingkar, dan solenoid.
2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada kuat medan magnet induksi

2.2. Dasar Teori

Medan magnet diartikan sebagai daerah (ruang) disekitar magnet yang masih
dipengaruhi oleh force magnet. Magnet sering diartikan sebagai benda yang dapat menarik
benda lain. Kutub magnet yang mengarah utara disebut kutub selatan dan kutub magnet yang
mengarah selatan disebut kutub utara. Hal ini disebabkan kutub magnet bumi berlawanan
dengan arah dengan kutub bumi. Dua kutub magnet sejenis yang saling didekatkan akan tolak
menolak dan dua kutub magnet sejenis yang saling didekatkan akan tolak menolak dan dua
kutub magnet tak sejenis akan saling tarik menarik. (Anonim.id, scribd.com. 2014)

Medan magnet adalah medan gaya yang berada di sekitar sebuah benda magnetik atau
disekitar sebuah konsuktor berarus. Medan magnet dapat digambarkandengan garis-garis
gaya magnet yang selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet.
(Kamajaya, 2008: 154)

Medan magnet bumi dan medan magnet pada batang adalah Sama, karena pada
medan magnet bumi terdapat pola garis medan magnet yang menunjukkan seperti seolah-olah
ada magnet batang imajiner di dalam bumi. karena kutub utara (N) dari jarum kompas
mengarah ke uara, kutub magnet di utara geografis bumi secara magnetis merupakan kutub
selatan. Bumi bertindak seperti magnet yang sangat besar. Tapi kutub magnet bumi Field
Magnetic And Induction Magnetic Utut Muhammad tidak terletak pada kutub geografisnya
(pada sumbu rotasi bumi) (Giancolli, 2014: 138).

Arah medan magnet pada kumparan berarus listrik dapat diingat dengan cara
sederhana. Cara sederhana untuk mengingat arah garis-garis medan magnet disebut dengan
kaidah tangan kanan, yaitu dengan membayangkan Anda menggenggam kawat tersebut
dengan tangan kanan, sehingga ibu jari Anda menunjukkan arah arus (positif) konvensional;
kemudian jari-jari lain akan melingkari kawat dengan arah medan magnet. (Giancoli: 2001:
137)

Tahun 1269, de Maricourt melakukan studi tentang magnet dan mengamati adanya
sepasang kutub pada benda magnetic. Kutub-kutub ini kemudian dinamakan dengan kutub
utara dan kutub selatan. Jika kutub yang sejenis seperti kutub utara dengan kutub utara
didekatkan maka akan saling tolak menolak, begitu juga sebaliknya jika kutub utara
didekatkan dengan kutub selatan maka akan terjadi tarik menarik. Gaya saling tolak dan
saling tarik menyerupai fenomena listrik statis namun perbedaan yang sangat penting antara
sumber dari medan magnet dengan medan listrik adalah pada magnet kutub utara dan selatan
tidak bisa dipisahkan dan akan selalu berpasangan, berbeda dengan gaya listrik yang masing-
masing bermuatan bisa terpisah , pada magnet kutub positif selalu muncul berpasangan
bahkan jika sebuah bahan dipotong sedemikian rupa maka akan selalu muncul sepasang
kutub (Ishaq, 2007: 111-112).

Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan
listrik yang bergerak lainnya. Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk
medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinyasendiri seperti arus listrik; inilah yang
menyebabkan medan magnet dariferromagnet "permanen". Sebuah medan magnet adalah
medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah
menurutwaktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah
jarumkompasyangdiletakkan di dalam medan tersebut (Tipler, 2010: 198)

Hans Oersted melakukan percobaan untuk membuktikan listrik dan magnet bisa jadi
satu atau yang lebih dikenal dengan elektromagnet, Oersted membawa kompas yang
diletakkan di dekat kawat yang sedang dialiri arus listrik. Hasilnya ternyata jarum kompas
yang selalu menunjukkan arah utara tersebut bergerak. Dari kesimpulan percobaan Oersted
tersebut membuktikan bahwa kawat yang dialiri arus listrik dapat menggerakkan jarum
kompas. Jadi, listrik ternyata dapat menimbulkan elektromagnet, maka timbul suatu medan
elektromagnet. (Anggraeni, 2008: 13-14)

Hukum Oersted adalah hukum yang ditemukan oleh seorang fisikawan sekaligus
kimiawan yang berasal dari Denmark yang bernama Hans Christian Oersted (1777-1851).
Hubungan antara fenomena listrik dan magnet, yang dimana ketika jarum kompas di
tempatkan dekat dengan kawat yang berarus akan membelok dijelaskan pada hukum ini.
(Jewett, 2010: 451)

Medan magnet sering diartikan sebagai daerah atau ruang yang dipengaruhi oleh
magnet. Jika bahan magnetik ditempatkan pada daerah atau ruang yang sudah terdapat medan
magnet maka, bahan magnetik tersebut akan dipengaruhi oleh magnet. (Umar, 2008: 141).

Terdapat tiga sifat bahan magnet, yaitu paramagnetik, ferromagnetisme, dan


diamagnetisme. Paramagnetik adalah suatu sifat yang tidak memiliki sifat magnetik sama
sekali. Bahan para magnetik tersusun oleh atom-atom atau ion yang memiliki momen dipol
magnet tetap. Ferromagnetisme adalah suatu bahan yang memiliki sifat magnetik yang kuat.
Bahan ferromagnetisme bila diradiasi medan magnet menyebabkan kuat medan magnet
didalam bahan itu menjadi besar sekali. Contoh bahan ferromagnetisme adalah besi, kobalt,
nikel, disprosium, dan gadulinium. Bahan diamagnetisme bersifat seperti paramagnetik tetapi
memiliki sifat magnetik yang kecil. (Jati dan Priyambodo, 2010: 94).

2.3. Alat Percobaan

Tabel 2. Alat-alat percobaan

No. Nama alat Jumlah


1 Catu daya 1
2 Multimeter digital 2
3 Kawat penghantar solenoid 1
4 Skalar SPST 1
5 Kabel probe 5
6 Kumparan 1000 lilitan 1
7 Kawat penghantar lurus 1
8 Kawat penghantar melingkar 1
9 Inti besi bentuk U dan I 1
10 Potensiometer 10 Ω 1
11 Kompas kecil 10
12 Kompas besar 1
13 Kumparan 500 liliitan 1

2.4. Langkah Kerja

2.4.1. Percobaan 1: Medan Magnet Di Sekitar Kawat Lurus, Melingkar, dan Solenoid

1. Disiapkan alat-alat sesuai Tabel 4.1


2. Disusun rangkaian seperti pada gambar masing-masing Bagian berikut. Pastikan catu
daya mati dan saklar rangkaian terbuka. Dipilih tegangan output dari catu daya
sebesar 2V DC.

Gambar 1. Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus


Gambar 2. Medan Magnet di Sekitar Kawat Melingkar

Gambar 3. Medan Magnet di Sekitar Solenoid

3. Pada posisi catu daya dan saklar yang masih OFF, ditempatkan beberapa kompas
kecil pada permukaan kotak transparan sebagai berikut:

• Gambar 1: mengitari kawat arus vertikal.


• Gambar 2: mengitari kawat melingkar, tempatkan pula 1 buah kompas kecil di
tengah-tengah lingkaran.
• Gambar 3: di tengah-tengah solenoid.

Diamati dan dicatat arah semua jarum kompas mula-mula untuk masing-
masing gambar.
4. Dinyalakan catu daya dan set saklar ON. Diamati baik-baik perubahan arah jarum
kompas, kemudian dicatat.
5. Digambar sketsa pola garis-garis medan magnet di sekitar kawat lurus vertikal
berdasarkan arah jarum kompas.
6. Dimatikan catu daya. Kemudian ditukar kabel penghubung antara 2 port catu daya
sehingga polaritasnya terbalik.
7. Dinyalakan kembali catu daya dan diamati baik-baik perubahan arah jarun jam
kompas, kemudian dicatat.

2.4.2. Percobaan 2: Elektromagnetika

1. Disusun rangkaian seperti Susun rangkaian seperti Gambar 4, pastikan catu daya dan
saklar dalam posisi OFF.

• Gunakan kumparan 500 lilitan dan 1000 lilitan.


• Gunakan multimeter digital sebagai ammeter dengan batas ukur 10 A DC.
• Letakkan kompas besar pada salah satu ujung kumparan, dan atur kompas dan
kumparan agar jarum kompas tegak lurus terhadap sumbu kumparan.

Gambar 4. Rangkaian Percobaan Elektromagnetika

2. Dipilih output tegangan catu daya sebesar 12 V DC.


3. Dinyalakan catu daya dan set saklar ON.
4. Diputar knob Potensiometer pada skala kasar pertama, dan diamati arus yang melalui
rangkaian pada Multimeter. Kemudian dicatat besar arusnya.
5. Diamati sudut dan arah simpangan (searah jarum jam (SJ) atau berlawanan (BJ)) dan
dicatat hasilnya untuk kasus-kasus berikut: (a) 500 lilitan dengan inti udara (b)500
lilitan dengan inti besi berbentuk I.
6. Diulangi langkah (5) untuk kumparan 1000 lilitan.
7. Ditukar ujung-ujung kabel yang terpasang pada catu daya agar polaritasnya terbalik.
Kemudian diulangi langkah (5) dan (6).
8. Diputar knob Potensiometer agar nilai arus yang terbaca di Multimeter berubah.
Kemudian dicatat besar arusnya.
9. Diulangi langkah (5) sampai (7) untuk beberapa nilai arus yang melalui rangkaian.
Dicatat hasilnya pada Tabel 2.

2.4.3. Percobaan 3: Transformator

1. Disusun rangkaian seperti Gambar 5, pastikan catu daya dan saklar dalam posisi OFF.
• Dipasang kumparan 500 lilitan sebagai kumparan primer, dan 1000 lilitan
sebagai kumparan sekunder.
• Digunakan dua Multimeter dengan batas ukur 20V AC.
2. Dipilih output tegangan catu daya sebesar 2 V AC.

Gambar 5. Rangkaian Percobaan Transformator


3. Dinyalakan catu daya dan set saklar ON, kemudian dibaca tegangan kumparan primer
dan sekunder pada masing-masing multimeter. Dicatat hasilnya.
4. Diset saklar OFF, kemudian diulangi langkah (3) untuk tegangan catu daya 4V dan
6V AC.
5. Diset saklar OFF, kemudian ditukar posisi kumparan (kumparan 1000 lilitan sekarang
menjadi kumparan primer.
6. Diulangi langkah (3) untuk tegangan catu daya 8V, 10V dan 12V AC.

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA


3.1. Data Fisis Laboratorium
Suhu rungan (T) =30℃ KTP = 30 ℃
Tekanan ruangan (P) = 760 mmHg KTP = 760 mmHg

3.2. Pengolahan Data


Percobaan 1
Bagian Polaritas Arah Medan Magnet
Percobaan A B Mula-mula Setelah diberi arus

Kawat
Lurus

- +

+ -
Kawat
Melingkar

- +

+ -

Solenoid

- +

Percobaan 2
Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan Elektromagnetika
Arus Kumparan Simpangan Jarum Kompas
NO (A) Jumlah lilitan Inti Sudut (derajat) Arah (SJ/BJ)
500 Udara 140 SJ
0.2 500 Besi 150 SJ
1 1000 Udara 150 SJ
1000 Besi 160 SJ
500 Udara 160 SJ
500 Besi 170 SJ
2 0.3 1000 Udara 170 SJ
1000 Besi 180 SJ

Percobaan 3
Tabel 3. Hasil Pengamatan Percobaan Transformator
Teganagn Catu Jumlah Lilitan
Daya (V) Kumparan Kumparan Vp (V) Vs (V)
Primer, Np Sekunder, Ns
Kasus 1. Kumparan primer 500 dan Kumparan sekunder 1000
2V 500 1000 1.5 3.8
4V 500 1000 4.48 7.8
6V 500 1000 6.74 12.15
Kasus 2. Kumparan primer 1000 dan Kumparan sekunder 500
8V 1000 500 9.07 4.28
10 V 1000 500 11.32 5.37
12 V 1000 500 13.57 6.49

IV. PEMBAHASAN

Hukum Biot-Savart menjelaskan adanya induksi magnetik disekitar penghantar


berarus. Hasil penelitian Biot-Savart kali ini menunjukkan kontribusi induksi magnetik
padasuatu titik P berjarak r dan mempunyai sudut sebesar ϴ terhadap elemen penghantar dl
yang dialiri arus I maka dBsebanding dengan kuat arus listrik (I ), sebanding dengan panjang
kawat penghanatar (dl ), sebanding dengan sinus sudut apit antara arah arus pada dl dengan
garis hubungtitik P dengan dl, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r). Sehingga,
sebuah muatan listrik akan menghasilkan medan magnet di sebuah titik yang mana sebanding
dengan besar muatan (Q) dan kecepatan (V), dan berbanding terbalik dengan jarak (r). Dan
medan magnetik yang ditimbulkan di titik tersebut akan memiliki arah yang berkaitan dengan
arah gerak muatan dengan arah vektor posisi.

Pada kawat lurus, polaritas B bertanda (-) menyebabkan arah searah ke atas pada
mula-mula dan berlawanan arah jaruh jam setelah dialiri arus. Jika polaritasnya di balik, pada
mula-mula tetap serah, dan setelah dialiri arus listrik seraah jarum jam. Pada kawat
melingkar, polaritas A (+) arah searaha ke atas pada mula-mula dan polaritas B (-) arah ke
bawah tepat di tengah kawat setelah dialiri arus. Jika dibalik polaritasnya, sama arahnya pada
mula-mula dan setelah dialiri arus arahnya sama berlawanan di tengah kawat akan tetapi
dibalik. Sementara pada solenoid polaritas B (-), mula-mula dan setelah dialiri arus arahnya
sama-sama ke kirir. Dan pada polaritas B (+), mula-mula dan setelah dialiri arus berlawanan
arah.

Faktor yang mempengaruhi kekuatan elektromagnet yaitu: Banyaknya lilitan pada


kumparan, besar/ kecilnya kuat arus listrik yang dialirkan, dan ada tidaknya inti besi di dalam
kumparan. Kekuatan elektromagnet sebanding dengan banyaknya lilitan pada kumparan dan
besar kecilnya kuat arus listrik yang dialirkan. Sehingga, jika di dalam kumparan
ditambahkan inti besi, maka kekuatan elektromagnet semakin besar. Dan arahnya tetap.

Pada medan magentik di luar kawat solenoid tak hingga, kita dapat mengetahuinya
akan tetapi hasilnya 0. Dan arah pada titik tak hingga mendekati atau menjauhi titik P.

Perbandingannya menggunakan persamaan:

Vp Np
=
Vs Ns

Perbedaan konfigurasi antara trafo step-up dan step-down antara lain:

Trafo step-up:

1. Berfungsi menaikkan tegangan.


2. Memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer
3. Tegangan primer memiliki tegangan yang lebih sedikit daripada tegangan sekunder.
4. Kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus pada lilitan sekunder.

Trafo step-down:
1. Berfungsi menurunkan tegangan/voltase.
2. Lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer.
3. Tegangan sekunder memiliki tegangan yang lebih sedikit daripada tegangan primer.

Iya, trafo hanya akan berfungsi ketika diberi tengangan. Trafo hanya digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan arus bolak-balik (AC) dan tidak untuk arus searah
(DC).

V. KESIMPULAN
1. Aarah medan magnet karena arus yang dialiri arus memiliki arah yang berbeda
terhadap polaritas, kutub, dan arus
2. Faktor yang mempengaruhi kuat medan listrik yaitu: Jumlah lilitan, besar/kecilnya
arus, dan ada tidaknya inti besi di dalam kumparan.

VI. REFERENSI

1. Anggraeni, Neny. 2008. Faraday dan Kelistrikkan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

2. Frederick E. Thinklien. 1988. Modern Physic For Teacher’s. Edition, Holt. Renehart

and Winstans Austin. USA.

3. Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

4. Griffiths, David J. (1999). Introduction to Electrodynamics (edisi ke-Third). Upper

Saddle River NJ: Prentice Hall. hlmn. 301–303

5. Halliday, David. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

6. H. Hayt, Jr William. Elektromagnetika Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga

7. Ishaq, Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Graha Ilmu.Yogyakarta.

8. Kamajaya. 2008. Fisika. Bandung: Grafindo Media Pratama.


9. Serwey, Raymond A dan Jewett, John W. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi 6 Jilid

2. Jakarta: Salemba

Anda mungkin juga menyukai