Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MEDAN MAGNETIK
II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
1. Menentukan arah medan magnet karena arus yang mengalir pada kawat lurus, kawat
melingkar, dan solenoid.
2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada kuat medan magnet induksi
Medan magnet diartikan sebagai daerah (ruang) disekitar magnet yang masih
dipengaruhi oleh force magnet. Magnet sering diartikan sebagai benda yang dapat menarik
benda lain. Kutub magnet yang mengarah utara disebut kutub selatan dan kutub magnet yang
mengarah selatan disebut kutub utara. Hal ini disebabkan kutub magnet bumi berlawanan
dengan arah dengan kutub bumi. Dua kutub magnet sejenis yang saling didekatkan akan tolak
menolak dan dua kutub magnet sejenis yang saling didekatkan akan tolak menolak dan dua
kutub magnet tak sejenis akan saling tarik menarik. (Anonim.id, scribd.com. 2014)
Medan magnet adalah medan gaya yang berada di sekitar sebuah benda magnetik atau
disekitar sebuah konsuktor berarus. Medan magnet dapat digambarkandengan garis-garis
gaya magnet yang selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet.
(Kamajaya, 2008: 154)
Medan magnet bumi dan medan magnet pada batang adalah Sama, karena pada
medan magnet bumi terdapat pola garis medan magnet yang menunjukkan seperti seolah-olah
ada magnet batang imajiner di dalam bumi. karena kutub utara (N) dari jarum kompas
mengarah ke uara, kutub magnet di utara geografis bumi secara magnetis merupakan kutub
selatan. Bumi bertindak seperti magnet yang sangat besar. Tapi kutub magnet bumi Field
Magnetic And Induction Magnetic Utut Muhammad tidak terletak pada kutub geografisnya
(pada sumbu rotasi bumi) (Giancolli, 2014: 138).
Arah medan magnet pada kumparan berarus listrik dapat diingat dengan cara
sederhana. Cara sederhana untuk mengingat arah garis-garis medan magnet disebut dengan
kaidah tangan kanan, yaitu dengan membayangkan Anda menggenggam kawat tersebut
dengan tangan kanan, sehingga ibu jari Anda menunjukkan arah arus (positif) konvensional;
kemudian jari-jari lain akan melingkari kawat dengan arah medan magnet. (Giancoli: 2001:
137)
Tahun 1269, de Maricourt melakukan studi tentang magnet dan mengamati adanya
sepasang kutub pada benda magnetic. Kutub-kutub ini kemudian dinamakan dengan kutub
utara dan kutub selatan. Jika kutub yang sejenis seperti kutub utara dengan kutub utara
didekatkan maka akan saling tolak menolak, begitu juga sebaliknya jika kutub utara
didekatkan dengan kutub selatan maka akan terjadi tarik menarik. Gaya saling tolak dan
saling tarik menyerupai fenomena listrik statis namun perbedaan yang sangat penting antara
sumber dari medan magnet dengan medan listrik adalah pada magnet kutub utara dan selatan
tidak bisa dipisahkan dan akan selalu berpasangan, berbeda dengan gaya listrik yang masing-
masing bermuatan bisa terpisah , pada magnet kutub positif selalu muncul berpasangan
bahkan jika sebuah bahan dipotong sedemikian rupa maka akan selalu muncul sepasang
kutub (Ishaq, 2007: 111-112).
Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan
listrik yang bergerak lainnya. Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk
medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinyasendiri seperti arus listrik; inilah yang
menyebabkan medan magnet dariferromagnet "permanen". Sebuah medan magnet adalah
medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah
menurutwaktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah
jarumkompasyangdiletakkan di dalam medan tersebut (Tipler, 2010: 198)
Hans Oersted melakukan percobaan untuk membuktikan listrik dan magnet bisa jadi
satu atau yang lebih dikenal dengan elektromagnet, Oersted membawa kompas yang
diletakkan di dekat kawat yang sedang dialiri arus listrik. Hasilnya ternyata jarum kompas
yang selalu menunjukkan arah utara tersebut bergerak. Dari kesimpulan percobaan Oersted
tersebut membuktikan bahwa kawat yang dialiri arus listrik dapat menggerakkan jarum
kompas. Jadi, listrik ternyata dapat menimbulkan elektromagnet, maka timbul suatu medan
elektromagnet. (Anggraeni, 2008: 13-14)
Hukum Oersted adalah hukum yang ditemukan oleh seorang fisikawan sekaligus
kimiawan yang berasal dari Denmark yang bernama Hans Christian Oersted (1777-1851).
Hubungan antara fenomena listrik dan magnet, yang dimana ketika jarum kompas di
tempatkan dekat dengan kawat yang berarus akan membelok dijelaskan pada hukum ini.
(Jewett, 2010: 451)
Medan magnet sering diartikan sebagai daerah atau ruang yang dipengaruhi oleh
magnet. Jika bahan magnetik ditempatkan pada daerah atau ruang yang sudah terdapat medan
magnet maka, bahan magnetik tersebut akan dipengaruhi oleh magnet. (Umar, 2008: 141).
2.4.1. Percobaan 1: Medan Magnet Di Sekitar Kawat Lurus, Melingkar, dan Solenoid
3. Pada posisi catu daya dan saklar yang masih OFF, ditempatkan beberapa kompas
kecil pada permukaan kotak transparan sebagai berikut:
Diamati dan dicatat arah semua jarum kompas mula-mula untuk masing-
masing gambar.
4. Dinyalakan catu daya dan set saklar ON. Diamati baik-baik perubahan arah jarum
kompas, kemudian dicatat.
5. Digambar sketsa pola garis-garis medan magnet di sekitar kawat lurus vertikal
berdasarkan arah jarum kompas.
6. Dimatikan catu daya. Kemudian ditukar kabel penghubung antara 2 port catu daya
sehingga polaritasnya terbalik.
7. Dinyalakan kembali catu daya dan diamati baik-baik perubahan arah jarun jam
kompas, kemudian dicatat.
1. Disusun rangkaian seperti Susun rangkaian seperti Gambar 4, pastikan catu daya dan
saklar dalam posisi OFF.
1. Disusun rangkaian seperti Gambar 5, pastikan catu daya dan saklar dalam posisi OFF.
• Dipasang kumparan 500 lilitan sebagai kumparan primer, dan 1000 lilitan
sebagai kumparan sekunder.
• Digunakan dua Multimeter dengan batas ukur 20V AC.
2. Dipilih output tegangan catu daya sebesar 2 V AC.
Kawat
Lurus
- +
+ -
Kawat
Melingkar
- +
+ -
Solenoid
- +
Percobaan 2
Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan Elektromagnetika
Arus Kumparan Simpangan Jarum Kompas
NO (A) Jumlah lilitan Inti Sudut (derajat) Arah (SJ/BJ)
500 Udara 140 SJ
0.2 500 Besi 150 SJ
1 1000 Udara 150 SJ
1000 Besi 160 SJ
500 Udara 160 SJ
500 Besi 170 SJ
2 0.3 1000 Udara 170 SJ
1000 Besi 180 SJ
Percobaan 3
Tabel 3. Hasil Pengamatan Percobaan Transformator
Teganagn Catu Jumlah Lilitan
Daya (V) Kumparan Kumparan Vp (V) Vs (V)
Primer, Np Sekunder, Ns
Kasus 1. Kumparan primer 500 dan Kumparan sekunder 1000
2V 500 1000 1.5 3.8
4V 500 1000 4.48 7.8
6V 500 1000 6.74 12.15
Kasus 2. Kumparan primer 1000 dan Kumparan sekunder 500
8V 1000 500 9.07 4.28
10 V 1000 500 11.32 5.37
12 V 1000 500 13.57 6.49
IV. PEMBAHASAN
Pada kawat lurus, polaritas B bertanda (-) menyebabkan arah searah ke atas pada
mula-mula dan berlawanan arah jaruh jam setelah dialiri arus. Jika polaritasnya di balik, pada
mula-mula tetap serah, dan setelah dialiri arus listrik seraah jarum jam. Pada kawat
melingkar, polaritas A (+) arah searaha ke atas pada mula-mula dan polaritas B (-) arah ke
bawah tepat di tengah kawat setelah dialiri arus. Jika dibalik polaritasnya, sama arahnya pada
mula-mula dan setelah dialiri arus arahnya sama berlawanan di tengah kawat akan tetapi
dibalik. Sementara pada solenoid polaritas B (-), mula-mula dan setelah dialiri arus arahnya
sama-sama ke kirir. Dan pada polaritas B (+), mula-mula dan setelah dialiri arus berlawanan
arah.
Pada medan magentik di luar kawat solenoid tak hingga, kita dapat mengetahuinya
akan tetapi hasilnya 0. Dan arah pada titik tak hingga mendekati atau menjauhi titik P.
Vp Np
=
Vs Ns
Trafo step-up:
Trafo step-down:
1. Berfungsi menurunkan tegangan/voltase.
2. Lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer.
3. Tegangan sekunder memiliki tegangan yang lebih sedikit daripada tegangan primer.
Iya, trafo hanya akan berfungsi ketika diberi tengangan. Trafo hanya digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan arus bolak-balik (AC) dan tidak untuk arus searah
(DC).
V. KESIMPULAN
1. Aarah medan magnet karena arus yang dialiri arus memiliki arah yang berbeda
terhadap polaritas, kutub, dan arus
2. Faktor yang mempengaruhi kuat medan listrik yaitu: Jumlah lilitan, besar/kecilnya
arus, dan ada tidaknya inti besi di dalam kumparan.
VI. REFERENSI
1. Anggraeni, Neny. 2008. Faraday dan Kelistrikkan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
2. Frederick E. Thinklien. 1988. Modern Physic For Teacher’s. Edition, Holt. Renehart
3. Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
5. Halliday, David. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
2. Jakarta: Salemba