LP SP DPD

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. DIAGNOSIS KEPERAWATAN: defisit perawatan diri


Tn L, 26 tahun, jenis kelamin laki-laki dirawat di Ruang .... Saat dilakukan
pengkajian didapatkan data bahwa Tn L jarang mandi, badan bau, kuku
panjang, rambut bau, kulit bersisik.

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


2.1. Pengertian
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri
tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara
mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting {Buang Air Besar
(BAB)/Buang Air Kecil(BAK)} secara mandiri (WHO & FIK UI, 2006).

Defisit perawatan diri adalah kerusakan kemampuan dalam memenuhi


aktifitas kebersihan diri secara mandiri (merawat tubuh dan fungsi tubuh)
yang meliputi aktifitas mandi, berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
sesuai situasi dan kondisi, aktifitas makan, dan aktifitas toileting
(NANDA, 2005).

2.2. Faktor predisposisi dan presipitasi


a. Biologis: riwayat gangguan jiwa sebelumnya (kapan mulai, kapan
terjadinya, masuk rawat berapa kali), riwayat penyakit keturunan,
riwayat keluarga gangguan jiwa, riwayat pengobatan klien
sebelumnya,riwayat penggunaan obat, riwayat cedera, NAPZA
b. Sosial Budaya
Usia:riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai. Gende: riwayat
ketidakjelasan identitas dan kegagalan peraan gender. Pendidikan:
rendah, riwayat putus sekolah atau gagal sekolah. Pendapatan:
penghasilan rendah. Pekerjaan: pekerjaan stressfull, pekerjaan resiko
tinggi. Status sosial: tuna wisma, kehidupan terisolasi. Latar belakang
sosial budaya: tuntutay sosial budaya tertentu, stigma masyarakat.
Agama dan keyakinan: tidak bisa menjalankan aktivitas keagamaan
secara rutin. Riwayat kegagalan dalam politik, perubahan dalam
kehidupan (bencana, kerusuhan, perceraian dengan istri, tekanan dalam
pekerjaan, kesulitan mendapatkan pekerjaan. Peran sosial: stigma
negatif dari masyarakat.
c. Psikologis
Pengalaman yang tidak menyenangkan, ketrampilan verbal:
komunikasi tertutup, kepribadian: mudah kecewa, putus asa, tidak
mampu membuat keputusan, menutup diri. Konsep diri: ideal diri tidak
realitas, harga diri rendah, krisis peran,. Riwayat ketrampilan verbal:
tidak ada komunikasi, komunikasi tertutup,gagap. Kepribadian: mudah
kecewam mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri. Self
control: adanya riwayat tidak bisa mengontrolstimulus yang datang.

2.3. Penilaian terhadap stressor


 Kognitif
Tidak dapat berpikir logis, pikiran tidak teratur, disorientasi,
gangguan memori jangka pendek dan panjang, gangguan
konsentrasi rendah, tidak mampu mengambil keputusan, gangguan
bicara, flight of idea, perubahan isi pikir, ambivalen, pesimis,
menyalahkan diri sendiri, kehilangan rasa tertarik terhadap
perawatan diri
 Afektif
Reaksi kecemasan secara umum, kesedihan yang berlarut, takut
berlebihan, marah, curiga berlebihan, defensive sensitive, kesepian,
bersedih, harga diri rendah, putus asa, merasa bersalah,
menyangkal perasaan
 Fisiologis
Sulit tidur, perubahan nafsu makan, perubahan tanda-tanda vital.
 Perilaku
Mondar mandir, perilaku aneh, daya tilik diri kurang, tidak bisa
mengontrol diri, penampilan tidak sesuai, perilaku yang diulang-
ulang, gelisah, negativism, melakukan sesuatu pekerjaan tidak
tuntas, gerakan : katatonia, kaku, gangguan ekstrapiramidal,
gerakan mata abnormal, grimacin, apraxia, gaya berjalan abnormal,
agitasi, halusinasi, delusi, bingung.
 Sosial
ketidakmampuan berkomunikasi, acuh dengan lingkungan,
kemampuan social menurun, paranoid, personal hygiene jelek, sulit
berinteraksi, tidak tertarik dengan kegiatan yang bersifat
menghibur, menarik diri.

2.4. Sumber koping


a. Personal ability
Klien mampu merawat diri:mandi, makan, berhias, BAB/BAK.
b. Social support
Siapa care giver nya dan apa kemampuan caregiver apakah ada
kelompok yang sama dengan klien (SHG, Suportif), adakah kader
kesehatan jiwa.
c. Finansial dan yankes
Pekerjaan, penghasilan, yang menangung berobat siapa, siapa yang
memenuhi kebutuhan sehari-hari, ada tidak tabungan, bila sakit
berobat kemana, apakah fasilitas yankes dapat dijangkau.
d. Positive believe
Yakin terhadap diri sendiri dan petugas kesehatan.

2.5. Mekanisme koping


Regresi, proyeksi, denial, withdrawal, rasionalisasi, represi, disosiasi,
intelektualisasi.
3. POHON DIAGNOSIS
Defisit perawatan diri

Isolasi sosial

Harga diri rendah

Diagnosa keperawatan Tanda dan gejala yang ditemukan


Defisit perawatan diri Malas mandi, badan bau,
penampilan tidak rapi, gigi kotor,
kuku panjang
Isolasi sosial Diam, menyendiri, kontak mata
kurang.
Harga diri rendah Malu, minder, merasa tidak berguna

4. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien defisit perawaan diri
adalah tindakan generalis, TAK, dan tindakan spesialis.

Menurut Nanda 2006 defisit perawatan diri sering kali disebabkan oleh
intoleransi aktifitas, hambatan mobilitas fisik, nyeri, ansietas, gangguan
kognitif atau persepsi. Defisit perawatan diri pada klien dengan gangguan
jiwa dapat dilakukan tindakan keperawatan meliputi terapi generalis dan
terapi spesialis salah satu terapi spesialis yang dapat digunakan pada klien
gangguan jiwa dengan diagnosa perawatan diri adalah token ekonomi,
social skill training, modelling,terapi tingkah laku kognitif, contingensi,
contracting.

Menurut Stuart dan Laraia (2005) token ekonomi adalah bentuk dari
reinforcemen positif yang digunakan baik secara individu maupun
kelompok pasien diruang psikiatri atau pasien anak-anak. Reword
diberikan secara konsisten terhadap pasien misalnya dengan tanda, point,
atau tiket. Apabila dapat mengubah prilaku yang ditargetkan, target
prilaku dapat meliputi : tentang personal higiene, menghadiri pertemuan
atau mengekspresikan marahnya secara verbal dari pada melakukan
prilaku kekerasan. Token ekonomi adalah bentuk dari modivikasi prilaku
yang didesin untuk meningkatkan prilaku yang diharapkan dan
menurunkan prilaku yang tidak diharapkan dengan menggunakan token
individu menerima token sesuadah melakukan prilaku yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Putri Parendrawati (2008) mengatakan


bahwa terapi perilaku (BT) dapat meningkatkan kemampuan dalam
merawat diri. Masyitoh (2012) juga mengatakan bahwa terapi perilaku
dapat mengubah perilaku yang ditargetkan yaitu tentang personal higiene.

5. RENCANA KUNJUNGAN SAAT INI


 Assestment scanning
 Terapi generalis dikombinasi dengan terapi spesialis (BT)

SP DEFISIT PERAWATAN DIRI


Orientasi:
Salam terapeutik: Selamat pagi Pak...Perkenalkan nama saya ....., mahasiswa dari
FIK UI yang akan mambantu Bapak selama bapak dirawat disini.
Kontrak tempat dan waktu: Baiklah...kita akan berbincang-bincang dengan Bapak
selam kurang lebih 20 menit.
Evaluasi/validasi: Bagaimana perasaan Bapak hari ini. Apa yang terjadi di rumah
sehingga Bapak dibawa kesini.
Kontrak: Baik pak pagi ini saya akan mengajak Bapak untuk berbincang-bincang
tentang masalah yang Bapak alami. Mau berapa lama kita berbicang-bincangnya.

Kerja.
- Predisposisi dan presipitasi
Biologis: Apakah sebelumnya Bapak pernah seperti ini, kapan, sudah
dirawat berapa kali, kapan saja, obat apa saja yang pernah didapat, apakah
Bapak minum obat secara teratur atau sudah tidak minum obat lagi, kapan
terakhir minum obat, Apakah di dalam keluarga ada yang mengalami
seperti Bapak.
Sosial Budaya: sekolah terakhir Bapak apa, sampai tamat atau bagaimana
Pak. Saat ini apakah Bapak bekerja, apakah penghasilannya cukup untuk
memenuh kebutuhan sehari-hari. Apakah Bapak sudah menikah, berapa
anaknya. Bagaimana hubungannya dengan Bapak.
Psikologis: Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan yang
pernah Bapak alami, Coba Bapak ceritakan. Selama ini kalau ada masalah
apakah Bapak menceritakan dengan orang lain.
- Penilaian terhadap stressor
Kognitif: apa yang Bapak pikirkan terkait dengan masalah yang Bapak
alami.
Afektif: Bagaimana perasaan Bapak terhadap masalah yang Bapak alami.
Fisiologis: Apakah bapak ada perubahan fisik seperti sulit tidur, nafsu
makan menurun.

Perilaku:
Sosial:
- Sumber Koping
Personal ability: Coba bapak sebutkan kemampuan yang sudah Bapak
miliki.
Care giver: Selama ini siapa yang merawat Bapak, apa yang bapak rasakan
dengan yang merawat Bapak tersebut.
Positive believe: Apakah Bapak yakin terhadap diri sendiri atau petugas
kesehatan.
Finansial dan Yankes: Siapa yang menanggung biaya berobat Bapak, siapa
yang memenuhi kebutuhan sehari-hari, apakah ada tabungan, apakah
Bapak menggunakan askes atau BPJS, selama ini kalau sakit berobat
kemana, apakah ada puskesmas atau rumah sakit umum d dekat tempat
tinggal Bapak.
- Mekanisme Koping
Kalau ada masalah seperti ini apa yang bapak lakukan.
- Tindakan keperawatan:
Baik, tadi Bapak sudah menceritakan bahwa bapak jarang mandi, tidak
gosok gigi dan kulit gatal-gatal. Kira-kira nyaman nggak kalau seperti itu.
Iya betul, Bapak tidak akan nyaman. Menurut bapak apa itu kebersihan
diri, bagaimana cara menjaga kebersihan diri (mandi teratur, berhias atau
dandan, menjaga kebersihan dalam makan, dan dalam buang air besar
maiupun kecil). Ya bagus. Nah tadi bapak menyebutkan tentang merawat
diri, keberihan makan, kebersihan BAB dan BAK, Menurut bapak, mana
yang mau dibahas terlebih dahulu. Baik kita akan latihan kemampuan
merawat diri yaitu mandi, berpakaian, dan berhias. coba Bapak sebutkan
apa saja yang harus disiapkan kalau mau mandi, coba sebutkan bagaimana
cara mandi yang benar. Setelah mandi apa yang dilakukan. Iya bagus,
berpakain dan berdandan. Nah sekarang saya akan tulis disini atau Bapak
tulis sendiri ya, apa yang sudah bapak lakukan tadi di buku kerja bapak.
Disini ada 8 kegiatan yang harus bapak lakukan, apabila bapak melakukan
kegiatan tersebut, suster akan memberikan bintang kecil. Kalau sudah
terkumpul 40 bintang kecil, saya akan memberikan satu bintang besar dan
akan memberikan hadiah pada bapak (boleh sabun, pasta gigi, sampo,
sikat gigi).

Terminasi
Evaluasi: Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang cara
merawat diri. Coba Bapak sebutkan kembali cara merawat diri. Iya bagus.
Rencana tindak lanjut: Saya harap Bapak melakukan apa yang sudah kita latih
hari ini, dan jangan lupa masukkan ke jadwal kegiatan Bapak.
Kontrak yang akan datang: besok kita ketemu lagi untuk berbincang-bincang
tentang merawat diri yang kedua yaitu makan. Maunya jam berapa, dimana.

Anda mungkin juga menyukai