Makalah Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 43

1

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA PASIEN TN.


O.P DENGAN HIPERTENSI DI RUAGAN WIJAYA KUSUMA RS
WIRASAKTI KUPANG

Oleh

Kelompok VI

Nama-nama

1. Ambu Yater Anin


2. Age N. Meta
3. Arnoldus A. Tano
4. Benyamin B. Pekuali
5. Januard K. Meta
6. Yuliana R. Abuk
7. Maria Fatima
8. Rudolof Alokafani
PROGAM STUDI NURSE
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2019
2

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami
kesehatan dan kekuatan kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan pada pasien
Ny. Dengan diagnosa hipertensi Laporan ini kami susun sebagai pertanggung jawaban
atas semua praktek yang kami laksanakan mulai tanggal 23 Desember – 29 Desemeber
2019, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan membimbing kami selama praktek magang dan menyusun laporan
ini.

Kupang, Desember 2019

Penulis
3

DAFTAR ISI

Cover i
Kata pengantar ii
Daftar isi iii
BAB I PENDAHULUAN 4
A.Latar Belakang 4
B.Rumusan Masalah 4
C.Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Pengertian Hipertensi 7
B. Gejala Hipertensi 8
C. Penyebab Hipertensi 8
D. Pengobatan Hipertensi 9
E. Pencegahan Hipertensi 9
BAB III PENUTUP 17
A.Kesimpulan 17
B.Saran 17
Daftar Pustaka 18
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama).Penyakit ini adalah
salah stu jenis penyakit yang sangat berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800
juta orang. Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap
Negara.Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2017), jumlah penderita
hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi
mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2015 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada
tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun
2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun
2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025. Di Indonesia,
mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi.(wir-
nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanan-darah.html)  Di
Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya
4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa,
50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka  cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan
tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian hipertensi ?
2. Apa saja gejala hipertensi ?
3. Apa penyebab hipertensi ?
4. Bagaimana pengobatan hipertensi ?
5. Bagaimana pencegahan hipertensi ?
5

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui gejala hipertensi
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
4. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
5. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi
6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI HIPERTENSI


Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam
arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan
dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena
hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada
waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah
adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan
darah menurut WHO                                                                                        
Klasifikasi Sistolik Diastolik (mmHg)
(mmHg)
Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan >180 >105
berat
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi
Hipertensi sistolik 140-160 <90
perbatasan

Sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National


Committee on Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload
Pressure,2018 klafisikasi hipertensi yaitu
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
7

Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun


Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
tingkat 1 Anjurkan modifikasi gaya
hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
tingkat 2
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1
tingkat 3 minggu berdasarkan kondisi
medis

Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke,


seranganjantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal
jantung kronis. Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat
sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan darah diastolic terus meningkat sampai
usia 55-60 tahun,kemudian berkurang secara perlahan/bahkan menurun drastis.

2.2. PENYEBAB HIPERTENSI


Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus. Banyak
faktor yang mempengaruhi seperti genetik,lingkungan,hiperativitis susunan
simpatis,system renin-angiotensis,defek dalam ekskresi Na,peningkatan Na dan
Ca intraselular,dan factor-faktor yang meningkatkan risiko,seperti obesitas,
alcohol,merokok serta polisitemia.
2) Hipertensi sekunder . Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui
seperti penggunaan estrogen,penyakit ginjal,hipertensi vascular
renal,hiperaldosteronismeprimer,dansindrom
cushing,feokromositomo,koarktasio aorta, hipertensi yang berhubung dengan
kehamilan, dan lain-lain.
8

2.3. GEJALA HIPERTENSI


  Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Meskipun demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala
yang di maksud adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah
kemerahan dan kelelahan .
    Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala
berikut :
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif
yang memerlukan penanganan segera.

2.4. PENGOBATAN HIPERTENSI


Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah
raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat
digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke
dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
9

2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)


a. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah
sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-
kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan,
pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan
efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan
ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan
sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis
dapat
mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
6. Perbanyak maknan yg mengandung kalsium,kalium dan magnesium
7. Perbanyak makanan yg mengandung serat
8. Menjaga berat badan
9. Hindari kebiasaan minum kopi berlebihan
b. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar
saat ini.

Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.


10

- Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
- Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
- Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah
yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala
bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus
hati-hati.
- Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,
Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini
adalah : sakit kepala dan pusing.
- Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II
(zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
- Antagonis kalsium
11

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
- Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang
termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang
mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan
dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka
angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
Berikut adalah 13 cara alami tanpa obat yang jitu untuk menurunkan tekanan
darah seperti:
1. Biasakan berjalan kaki
Pasien hipertensi yang membiasakan diri berjalan dapat menurunkan tekanan
darahnya dengan cepat sebanyak sekitar 6 mmHg sampai 8 mmHg. Berjalan akan
membuat jantung lebih banyak menggunakan oksigen dengan lebih efisien,
sehingga tidak berupaya keras memompa darah. 
Lakukan latihan kardio sedikitnya 30 menit setiap hari dalam
seminggu.Cobalahtingkatkan kecepatan atau jaraknya sehingga membuat badan
tetap langsing.
2. Tarik napas panjang
Pernapasan yang lambat dan melakukan meditasi seperti qigong, yoga dan tai
chi akan menurunkan hormon stres kortisol yang dapat mengangkat renin, enzim
dari ginjal yang meningkatkan tekanan darah. 
Lakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam hari. Tarik
napasdalam-dalam dan perluas perut. Buang napas dan lepaskan semua ketegangan.

3. Pilih produk kaya kalium 


12

Kandungan kalium yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran merupakan
bagian penting dalam program penurunan tekanan darah. Usahakan untuk
mendapatkan asupan kalium dari 2.000 sampai 4.000 mg per hari," kata Linda Van
Horn, PhD, RD, profesor kedokteran preventif di Northwestern University Feinberg
School of Medical.
Sumber makanan yang kaya kalium antara lain ubi jalar, tomat, jus jeruk, kentang,
pisang, kacang merah, kacang polong, melon, semangka dan buah-buahan kering
seperti kismis.
4.Batasi konsumsi garam
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi lebih besar
kemungkinannya memiliki tekanan darah tinggi, terutama yang sensitif terhadap
garam atau sodium. Tapi karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah seseorang
sensitif terhadap sodium, maka setiap orang harus mengurangi asupan sodiumnya,"
kata Eva Obarzanek, PhD, ahli gizi penelitian di National Heart, Lung, dan Darah
Institute.
Batasi penggunaan garam adalah 1.500 mg per hari. Sedangkan setengah
sendok teh garam mengandung sekitar 1.200 mg sodium. Perhatikan juga kadar
garam atau sodium dalam makanan olahan, sebab di situlah sebagian besar asal
muasal sodium dalam makanan. Bumbui makanan dengan rempah-rempah, jamu,
lemon, dan jangan ditambahi garam.
5.Makan cokelat hitam
Coklat hitam mengandung flavanol yang membuat pembuluh darah menjadi
lebih elastis. Dalam sebuah penelitian, 18% pasien yang makan cokelat hitam setiap
hari mengalami penurunan tekanan darah. Ada baiknya memakan 1/2 ons cokelat
hitam setiap hari-hari. Pastikan coklat hitam yang dimakan mengandung setidaknya
70% kakao.
6. Minum suplemen
Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa koenzim Q10
mengurangi tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17 mmHg. Antioksidan
diperlukan untuk memproduksi energi dan melebarkan pembuluh darah.
13

Konsultasikan dengan dokter tentang pemakaian suplemen 60 mg sampai 100 mg


untuk 3 kali sehari.
7. Minum sedikit saja alkohol
Menurut kajian dari 15 penelitian, semakin sedikit minum alkohol, semakin
sedikit tekanan darah yang dapat diturunkan. Sebuah penelitian di rumah sakit
Boston's Brigham and Women menemukan bahwa minum alkohol dalam taraf
ringan, yaitu seperempat sampai setengah minuman per hari untuk wanita, dapat
mengurangi tekanan darah lebih banyak daripada yang tidak minum setiap hari.
Yang dimaksud satu minuman adalah 12 ons bir, atau 5 ons anggur atau 1,5
ons alkohol. Penelitian lain juga menemukan bahwa minum satu gelas sehari pada
wanita dan dua gelas sehari untuk pria dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
"Dalam jumlah tinggi, alkohol jelas merugikan. Tapi konsumsi alkohol dalam
taraf sedang adalah pelindung jantung, jika diminum dalam porsi yang cukup," kata
Obarzanek.
8. Minum kopi tanpa kafein
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan efek kafein terhadap tekanan darah.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kafein tidak mempengaruhi tekanan
darah, tapi suatu penelitian dari Duke University Medical Center menemukan bahwa
konsumsi kafein 500 mg atau sekitar tiga 8 ons cangkir kopi, dapat meningkatkan
tekanan darah sebesar 4 mmHg. Efeknya berlangsung hingga menjelang tidur.
"Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dengan mengencangkan pembuluh
darah dan mempembesar efek stres. Ketika sedang stres, jantung memompa darah
lebih banyak dan meningkatkan tekanan darah. Dan kafein akan memperkuat efek
itu," kata sang peneliti Jim Lane, PhD, profesor riset di Duke University.
Lane kemudian merekomendasikan untuk mengganti kopi biasa dengan kopi
tanpa kafein untuk melindungi jantung. Sebagai perbandingan, 8 ons kopi biasa
mengandung 100 sampai 125 mg. Dalam jumlah yang sama, teh mengandung 50 mg
kafein dan cola sekitar 40 mg kafein.

9. Minum teh herbal


14

Dalam sebuah penelitian oleh Tufts University, peserta yang meminum 3


cangkir teh hibiscus setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 7
poin dalam rata-rata 6 minggu. Hasil ini setara dengan obat resep. Peserta yang
meminum minuman plasebo hanya mengalami penurunan tekanan darah sebesar
satu poin.
Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu nampaknya dapat
banyak mengurangi tekanan darah tinggi. Dalam teh herbal, banyak terkandung
kembang sepatu. Lihatlah campuran bahan-bahan yang terkandung dalam produk
teh, dan pilihlah produk yang banyak mengandung kembang sepatu dalam setiap
porsinya.
10. Kurangi lembur
Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu di kantor akan meningkatkan risiko
hipertensi sebesar 15%, demikian menurut penelitian oleh University of California,
Irvine terhadap 24.205 orang warga California. 
Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang berolahraga dan makan sehat.
Usahakan menyelesaikan pekerjaan pada jam yang tepat sehingga dapat
mengunjungi pusat kebugaran atau lebih sering memasak makanan sehat.
11. Bersantai dengan musik
Untuk menurunkan tekanan darah, disamping dibantu oleh obat, juga bisa
dibantu dengan merubah gaya hidup. Menurut para peneliti di University of
Florence di Italia, lagu-lagu yang tepat dapat membantu menurunkan tekanan
darah. 
Peneliti meminta 28 orang dewasa yang sudah mengggunakan pil hipertensi
mendengarkan musik klasik, Celtic, atau musik India selama 30 menit setiap hari
sambil bernapas perlahan-lahan. Setelah seminggu, para peserta rata-rata
mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebesar 3,2 poin. Sebulan kemudian,
angkanya turun sebanyak 4,4 poin.

12. Mengatasi ngorok saat tidur


15

Dengkuran yang kencang adalah salah satu gejala utama sleep apnea


obstruktif (OSA). Peneliti dari Universitas Alabama menemukan bahwa penderita
apnea tidur banyak memiliki kadar aldosteron yang tinggi, hormon yang dapat
meningkatkan tekanan darah. Bahkan, diperkirakan bahwa separuh dari semua
orang yang mengalami sleep apnea memiliki tekanan darah tinggi.
Penderita apnea tidur biasanya mengalami banyak gangguan tidur yang
berpotensi mengganggu pernapasan dan mengancam nyawa saat tertidur. Selain
mendengkur dengan keras, kelelahan yang berlebihan di siang hari dan sakit kepala
pada pagi hari juga adalah pertanda apnea tidur. 
Jika memiliki tekanan darah tinggi, tanyakan kepada dokter apakah apnea
tidurnya dapat disembuhkan. Mengobati apnea tidur dapat menurunkan kadar
aldosteron dan memperbaiki tekanan darah tinggi.
12. Banyak makan kedelai
penelitian yang dimuat Journal of American Heart Association menemukan
untuk pertama kalinya bahwa mengganti karbohidrat olahan dengan makanan kaya
protein kedelai atau susu, seperti susu rendah lemak, dapat menurunkan tekanan
darah sistolik penderita hipertensi atau prehipertensi

2.5. CARA MENCEGAH HIPERTENSI


Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita
mencegahnya terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung
berdenyut lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang
menyebabkan jantung terpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi keprluan
tubuh kita.
2. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat menyebabkan
lebihbanyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi
tinggi.
3. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh darah
danmenjadikannya tebal dan kaku
16

4. Pertahankan berat badan ideal


5. Olahraga secara teratur
6. Hindari konsumsi alkohol
7. Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami
17

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tgl MRS : 23 Desember 2019 Jam Masuk : 10 Wita
Tgl Pengkajian:24 Desember 2019 No RM : 16 28 73
Jam pengkajian: 11:00 Wita Dokter : Dokter bagus SP,PD
Diagnosa Masuk : Diabetes melitus tipe II

1. Identitas
a) Nama pasien : Ny.M.D
b) Umur : 67 tahun
c) Suku/bangsa : indonesia
d) Agama : kristen protestan
e) Pendidikan : SD
f) Pekerjaan : IRT
g) Alamat : Pasir panjang
h) Penanggung jawab biayaya
Nama : BPJS
Alamat : Pasir panjang
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
a) Keluhan Utama : Pusing dan nyeri dikepala
b) Riwayat penyakit sekarang : Pasien di antarkan keluarga ke IGD
RST.Wirasakti Kupang pada tanggal 23 Desember 2019 jam 10:00
karena pasien mengeluh pusing,lemas dan nyeri kepala sejak 3 hari lalu.
Pengkajian PQRST
P: Tekanan Darah meningkat
Q: Seperti nyut-nyut
R: di kepala dan tengkuk
S: Skala 6 nyeri
18

T: Setiap saat
c) Keluhan saat dikaji : Pasien mengatakan pusing,lemas dan nyeri pada
bagian kepala dan tengkuk
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a) Pernah diawat : Pasien mengatakan belum pernah di rawat di RS
b) Riwayat penyakit kronis dan menular : pasien mengatakan tidak ada
riwayat penyakit menular
c) Riwayat alergi : Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit alergi
d) Riwayat operasi : pasien mengatakan belum pernah operasi
4. Riwayat penyakit keluarga
Genogram :

x x x
x

47
tahun
x
19

Keterangan : = Laki –laki

= Perempuan

X = Meninggal

= Pasien

5. Observasi dan pemeriksaan fisik


a) Tanda tanda vital
TD : 160/90 mmhg S : 36,2 0c N :92 x/m RR : 22 x/m
Kesadaran : composmentis
E: 4 V:5 M:6
b) Sistem pernapasan :
1) Keluhan : pasien tampak terlihat bernapas sedikit sesak
2) Batuk : pasien tidak mengelami batuk
3) Irama nafas : teratur
4) Suara nafas : vesikuler
5) Alat bantu nafas : pasien tidak mengguanakan alat bantu napas
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
c) Sistem kardio vaskuler
1) Keluhan nyeri dada : tidak ada keluhan nyeri dada
2) Irama jantung : reguler
3) Suara jantung :normal
4) CRT : kembali dalam 2 detik
5) Akral : hangat
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
d) Sistem persyarafan
20

1) GCS : 15
2) Refleks fisiologis : normal
3) Refleks patologis : normal
4) Keluhan pusing : pasien mengatakan pusing dan nyeri dikepala
dan kaki
5) Pupil : isokor
6) Sclera / Konjunctiva :sclera putih / konjungtiva merah muda
7) Gangguan p
8) andangan : pasien mengelami ganngguan pandangan karena
pusing
9) Gangguan pendengaran : pendengaran baik
10) Gangguan penciuman : penciuman baik
11) Istrahat / tidur : sebelum sakit istirahat dan tidur selama 6 jam,
Selama sakit istirahat dan tidur 4 jam
12) Ganggun tidur : mengelami gangguan tidur karena pusing
Masalah keperawatan : nyeri Akut Dan Ganguan po;a tidur
e) Sistem perkemihan
1) Kebersihan : bersih
2) Keluhan kencing : Tidak ada
3) Produksi urin : 1500 cc/hari
4) Kandung kemih : Tidak membesar
5) Intake cairan oral: lebih dari 8 gelas karena sering haus
6) Alat bantu : pasien tidak menggunakan alat bantu
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
f) Sistem pencernaan
1) Mulut : bersih
2) Mukosa : lembab
3) Tenggorokan :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
4) Abdomen : lembek
5) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
21

6) Luka oprasi : tidak ada luka operasi


7) Peristaltik : 26 x/m
8) BAB : 2 kali dalam sehari
9) Konsistensi : lunak
10) Diet : tidak ada program diit
11) Nafsu makan : baik frekuensi 3 kali bahkan lebih
12) Porsi makan :habis
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
g) Sistem muskuloskletal dan integumen
1) Pergerakan sendi : bebas
2) Kekuatan otot :
4 4
4 4

3) Kelainan ekstremitas : Tidak ada kelainan


4) Kelainan tulang belakang : tidak ada kelainan tulang belakang
5) Fraktur : tidak mengelami fraktur
6) Trasksi /spalk / gips : tidak ada terpasang gips
7) Kulit : sawo matang
8) Tugor kulit : baik kembali dalam 2 detik
9) Luka : tidak ada luka
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
h) Sistem endokrin
1) Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2) Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
3) Hipoglikemia : tidak mengelami hipoglikemia
4) Hiperglikemia : pasien mengelami hiperglikemia
5) Luka gangren : tidak ada luka ganggren
Masalah keperawatan : keletihan
22

6. Pengkajian Psikososial
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya : pasien mengatakan penyakit ini
merupakan cobaan Tuhan
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya : sangat cemas
c. Reaksi saat interaksi: kooperatif
d. Gangguan konsep diri: tidak mengelami gangguan konsep diri
Masalah keperawatan :-
7. Personal hygine
a) Mandi : sebelum sakit 2 kali sehari, selama sakit 1 kali sehari hanya lap
badan saja
b) Keramas : sebelum sakit 2 kali sehari, selama sakit 1 kali sehari
c) Sikat gigi : sebelum sakit 3 kali sehari, selama sakit 3 kali sehari
d) Memotong kuku : setiap kali kuku panjang
e) Merokok : tidak merokok
f) Alkohol : tidak mengonsusmsi alkohol
Masalah keperawatan : Tidak
8. Kebiasaan beribadah
a. Sebelum sakit: beribadah setiap hari
b. Selama sakit: beibadah setiap hari
Masalah keperawatan : -
9. Pemeriksaan penunjang
No Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
1. Makroskopik
Warna Kuing Muda S/d Kuing
Kejernihan Agak Keruh Jernih
Leucocyte Negatif Negatif
Berat jenis Negatif Negatif
PH 1010 1005-1050
Protein 6,5 Asam
Produksi (glukosa) (+) post 1 Negatif
PP Negatif Negatif
23

2. Bilirubin
Urobilinogen Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif

3. Mikroskopik
Leucocyte 2-4 / Lpb Negatif
Silirida 3-5 / Lpb Negatif
Parasit Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif
Epitel 1-3 / Lpb Negatif
Lain- lain Negatif Negatif

10. Terapi :
No Jenis terapi Dosis Indikasi Kontraindikasi
1. Amblodipin 2x1 Hipertensi Hipersensitifitas
2. Rl 20 tpm Elektrolit Hipersensitifitas
3. Lapibal 2x1 Neuropati Hipersensitifitas
perifer
4. Omeprazole 30 mg Refluks Hipersensitifitas
24

A. Analisa Data
No Data klien Etiologi Masalah
1. DS : Makanan Ketidakefektifan
- Pasien mengatakan Pusing berlemak perfusi jaringan 25
- Pasien mengatakan ada
riwayat darah tinggi Penumpukan plak
DO : pada pembuluh
- Pasien tampak pucat darah
- Pasien tampak lemas
- Kes : Composmnetis Penyempitan
- TTV : pembuluh darah
- TD : 160/90 mmHg
- N : 92 x/mnt Suplai darah
- S : 36.2 berkurang
- RR : 22x/mnt
Gangguang
perfusi jaringan

2 Ds: Makanan Nyeri akut


- pasien mengatakan pusing, berlemak
nyeri kepala dan tengkuk,
lemas sudah 3 hari yang lalu Penumpukan plak
Pengkajian PQRST pada pembuluh
P: Tekanan Darah meningkat darah
Q: Seperti nyut-nyut
R: di kepala dan tengkuk Penyempitan
S: Skala 6 nyeri pembuluh darah
T: Setiap saat
Do: Suplai darah ke
- pasien tampak terlihat kepala berkurang
pusing dan menahan
nyeri Reaksi anaerob
- TTV
TD : 120/90 mmhg Nyeri Akut
S : 36,2 0c
N :80 x/m
RR : 22 x/m
Kesadaran composmentis
E: 4 V:5 M:6
- Terpasang infus NS 0,9
% 18 TPM
26

2.1 Diagnosa Keperawatan


a) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
b) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
27

2.2 Intervensi

No Diagnosa Noc Nic


1. Ketidakefektifan Setelah diberikan asuhan Pengaturan hemodinamik:
perfusi jaringan keperawatan masalah perfusi 1. Lakukan penilaian
berhubungan dengan jaringanperifer dapat teratasi. komperhensif terhadap
hipertensi Dengan criteria hasil : status hemodinamik
Domain 4 1. Memantau tekanan darah 2. Lakukan auskultasi pada
00204 dipertahankan pada skala jantung
(4) Sering menunjukan dan 3. Tinggikan kaki tempat tidur
ditingkatkan pada skala (2) 4. Monitor dan catat tekanan
jarang menunjukan darah, denyut jantung dan
2. Mengikuti diet yang denyut nadi
diberikan dipertahankan 5. Berikan obat vasodilator
skala (3) ditingkatkan pada dan vasokontriktor
(2) 6. Meminimalkan stress
lingkungan
7. Kolaborasi dengan dokter
sesuai indikasi
2. Nyeri akut Setelah diberikan asuhan Manajemen nyeri
berhubungan dengan keperawatan masalah Nyeri 1. lakukan pengkajian nyeri
agen cedera biologis akut dapat teratasi. secara komprehensif
domain 12. Dengan kriteria hasil : 2. gunakan strategi
00132 1. Nyeri yang dilaporkan komunikasi terapeutik
pada skala sedang (3) untuk mengetahui
ditingkatkan pada skala pengelaman nyeri
tidak ada (5) 3. gali pengetahuan dan
2. Panjang episode nyeri kepercayaaan pasien
dilaporkan pada skala mengenai ni
sedang (3) ditingkatkan 4. tentukan akibat dari
28

pada skala tidak ada (5) pengelaman nyeri terhadap


3. Mengerang dan menangis kualitas hidup pasien
dilaporkan pada skala misalnya, tidur, nafsu
sedang (3) ditingkatkan makan, pengertian perasaan
pada skala tidak ada (5) hubungan, performa kerja
4. Ekpresi wajah dilaporkan dan tanggung jawab peran
pada skala sedang (3) 5. gali bersama pasien faktor-
ditingkatkan pada skala faktor yang yang dapat
tidak ada (5) menurunkan atau
5. Ketegangan otot memperberat nyeri
dilaporkan pada skala 6. evaluasi bersama pasien dan
sedang (3) ditingkatkan tim kesehatan lainnya
pada skala tidak ada (5) mengenai efektivitas
6. Mual dilaporkan pada tindakan pengontrolan nyeri
skala sedang (3) yang pernah digunakan
ditingkatkan pada skala sebelumnya
tidak ada (5) 7. ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
8. ajarkan pasien untuk teknik
relaksasi nafas dalam
9. kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
terapi analgesik

2.3 Implementasi dan Evaluasi


No Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. 25/12/19 Ketidakefektifa Pengaturan hemodinamik: S : pasien mengatakan
29

15:00 n perfusi 1. Lakukan penilaian pusing


jaringan perifer komperhensif terhadap O :
berhubungan status hemodinamik - Pasien tampak pucat
dengan 2. Lakukan auskultasi - Pasien tampak
hipertensi pada jantung lemas
3. Tinggikan kaki tempat - Kesadaran :
tidur composmentis
4. Monitor dan catat - TTV :
tekanan darah, denyut - TD : 160/90
jantung dan denyut nadi mmHg
5. Berikan obat vasodilator - N : 92 x/mnt
dan vasokontriktor - S : 36.2
6. Meminimalkan stress - RR : 22x/mnt
lingkungan A : masalah belum teratasi
7. Kolaborasi dengan P : intervensi 1 – 7
dokter sesuai indikasi dilanjutkan

26/12/19 S : pasien mengatakan


15:00 pusing berkurang
O:
- Pasien tidak pucat
lagi
- Lemas tampak
berkurang
- Kesadaran :
composmentis
- TTV :
TD : 140/90
N : 87
30

S: 36,2
RR: 22x/menit
2. 25/12/19 Nyeri akut Manajemen nyeri S:
15:00\ berhubungan 1. lakukan pengkajian - Pasien mengatakan
dengan agen nyeri secara masih nyeri
cedera biologis komprehensif - Pengkajian PQRST
domain 12. 2. gunakan strategi P: kenaikan gula
00132 komunikasi terapeutik darah
untuk mengetahui Q: seperti nyut-nyut
pengelaman nyeri R: di kepala dan
3. gali pengetahuan dan kaki S: Skala 4
kepercayaaan pasien nyeri
mengenai ni T: Setiap saat
4. tentukan akibat dari bergerak
pengelaman nyeri O:
terhadap kualitas hidup - Pasien masih
pasien misalnya, tidur, tampak menahan
nafsu makan, nyeri
pengertian perasaan - TTV
hubungan, performa TD : 120/90 mmhg
kerja dan tanggung S : 36,2 0c
jawab peran N :80 x/m
5. gali bersama pasien RR : 22 x/m
faktor-faktor yang yang - Kesadaran
dapat menurunkan atau composmentis
memperberat nyeri E: 4 V:5 M:6
6. evaluasi bersama - Terpasang infus NS
pasien dan tim 0,9 % 18 TPM
kesehatan lainnya
mengenai efektivitas A: Masalah nyeri akut
31

tindakan pengontrolan belum teratasi


nyeri yang pernah P: Terapi lanjut
digunakan sebelumnya
7. ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
8. ajarkan pasien untuk
teknik relaksasi nafas
dalam
9. kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
terapi analgesik
26/12/19 S:
15:00 - Pasien mengatakan
tidak nyeri kepala
lagi
O:
- Pasien tidak
mengeluh nyeri
kepala lagi
- TTV
TD : 120/80 mmhg
S : 36,4 0c
N :80 x/m
RR : 22 x/m
- Kesadaran
composmentis
E: 4 V:5 M:6
- Terpasang infus NS
0,9 % 18 TPM
32

A: Masalah nyeri akut


teratasi
P: therapi dihentikan

a) Implementasi hari pertama


No Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. 17/12/19 Nyeri akut 1.melakukan pengkajian S:
14:00 berhubungan nyeri secara komprehensif - Pasien mengatakan
dengan agen 2.mengali pengetahuan dan tidak nyeri kepala dan
cedera biologis kepercayaaan pasien kaki lagi
domain 12. mengenai nyeri O:
00132 3. menentukan akibat dari - Pasien tidak mengeluh
pengelaman nyeri terhadap nyeri kepala dan kaki
kualitas hidup pasien lagi
misalnya, tidur, nafsu - TTV
makan, pengertian perasaan TD : 120/80 mmhg
hubungan, performa kerja S : 36,4 0c
dan tanggung jawab peran N :80 x/m
4. mengali bersama pasien RR : 22 x/m
faktor-faktor yang yang - Kesadaran
dapat menurunkan atau composmentis
memperberat nyeri E: 4 V:5 M:6
6. menevaluasi bersama - Terpasang infus NS
pasien dan tim kesehatan 0,9 % 18 TPM
lainnya mengenai efektivitas
tindakan pengontrolan nyeri A: Masalah nyeri akut teratasi
33

yang pernah digunakan P: therapi dihentikan


sebelumnya
7. mengajarkan prinsip-
prinsip manajemen nyeri
8. mengajarkan pasien untuk
teknik relaksasi nafas dalam
9. mengkolaborasi dengan
tim medis untuk pemberian
terapi analgesik
2. 17/12/19 Ketidakefektifan 1. memposisikan pasien S:
14:00 pola napas untuk memaksimalkan - Pasien mengatakan
berhubungan ventilasi bernapas tidak sesak
dengan nyeri dan 2. memotivasi pasien untuk lagi
keletihan bernafas pelan O:
Domain 4 3.mengajarkan pasien teknik - Pasien bernapas
00032 relaksasi nafas dalam tampak tidak sesak
4. mengauskultasi suara - TTV
nafas, catat area yang TD : 120/80 mmhg
ventilasinya menurun dan S : 36,4 0c
adanya suara tambahan N :80 x/m
5. mengatur posisi pasien RR : 22 x/m
untuk meringankan sesak - Kesadaran
nafas composmentis
6. mengkolaborasi dengan E: 4 V:5 M:6
dokter untuk pemberian obat. - Terpasang infus NS
0,9 % 18 TPM
A: Masalah ketidakefektifan
pola nafas teratasi
P: Therapi dihentikan
3. 17/16/19 Keletihan 1. mengkaji status fisiologi S:
34

14:00 berhubungan pasienyang menyebabkan - Pasien mengatakan


dengan kelesuan kelelehan sesuai dengan badan terasa masih
fisik domain 4 konteks usia dan lemas dan kepala
00093 perkembengan terasa pusing
2. menganjurkan pasien O:
mengungkap perasaan secara - pasien tampak terlihat
verbal mengenai lelah dan lesu
keterbatasan yang dialami - TTV
3. menggunakan instrumen TD : 120/80 mmhg
yang valid untuk mengukur S : 36,4 0c
kelelahan N :80 x/m
4. menentukan persepsi RR : 22 x/m
pasien atau orang terdekat - Kesadaran
dengan pasien mengenai composmentis
penyebab kelelahan E: 4 V:5 M:6
5. memilih intervensi untuk - Terpasang infus NS
mengurangi kelelahan baik 0,9 % 18 TPM
secara farmakologis maupun A: Masalah keletihan belum
nonfarmakologis dengan teratasi
tepat P: Therapi lanjut
6. menentukan jenis dan
banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan
7. memonitor intake nutrisi
untuk mengetahui sumber
enrgi yang adekuat
8. melakukan konsultasi
dengan ahli gizi mengenai
35

cara meningkatkan asupan


energi dan makanan
9. mengajarkan pasien
mengenai pengelolaan
kegiatan dan teknik
manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan
10. menganjurkan pasien
untuk memilih aktivitas-
aktivitas untuk membangun
ketahanan
11. melakukan rom aktif atau
pasif untuk menghilangkan
ketegangan otot
12. mengevaluasi secara
bertahap kenaikan level
aktivitas pasien
13. mengkolaborasi dengan
tim medis untuk pemberian
obat

b) Implementasi hari ke dua


No Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. 18/12/19 Nyeri akut 1.melakukan pengkajian S:
14:00 berhubungan nyeri secara komprehensif - Pasien mengatakan
dengan agen 2.mengali pengetahuan dan tidak nyeri kepala dan
cedera biologis kepercayaaan pasien kaki lagi
domain 12. mengenai nyeri O:
00132 3. menentukan akibat dari - Pasien tidak mengeluh
pengelaman nyeri terhadap nyeri kepala dan kaki
36

kualitas hidup pasien lagi


misalnya, tidur, nafsu - TTV
makan, pengertian perasaan TD : 120/80 mmhg
hubungan, performa kerja S : 36,4 0c
dan tanggung jawab peran N :80 x/m
4. mengali bersama pasien RR : 22 x/m
faktor-faktor yang yang - Kesadaran
dapat menurunkan atau composmentis
memperberat nyeri E: 4 V:5 M:6
6. menevaluasi bersama - Terpasang infus NS
pasien dan tim kesehatan 0,9 % 18 TPM
lainnya mengenai efektivitas
tindakan pengontrolan nyeri A: Masalah nyeri akut teratasi
yang pernah digunakan P: therapi dihentikan
sebelumnya
7. mengajarkan prinsip-
prinsip manajemen nyeri
8. mengajarkan pasien untuk
teknik relaksasi nafas dalam
9. mengkolaborasi dengan
tim medis untuk pemberian
terapi analgesik
2. 17/12/19 Ketidakefektifan 1. memposisikan pasien S:
14:00 pola napas untuk memaksimalkan - Pasien mengatakan
berhubungan ventilasi bernapas tidak sesak
dengan nyeri dan 2. memotivasi pasien untuk lagi
keletihan bernafas pelan O:
Domain 4 3.mengajarkan pasien teknik - Pasien bernapas
00032 relaksasi nafas dalam tampak tidak sesak
4. mengauskultasi suara - TTV
37

nafas, catat area yang TD : 120/80 mmhg


ventilasinya menurun dan S : 36,4 0c
adanya suara tambahan N :80 x/m
5. mengatur posisi pasien RR : 22 x/m
untuk meringankan sesak - Kesadaran
nafas composmentis
6. mengkolaborasi dengan E: 4 V:5 M:6
dokter untuk pemberian obat. - Terpasang infus NS
0,9 % 18 TPM
A: Masalah ketidakefektifan
pola nafas teratasi
P: Therapi dihentikan

c) Catatan perkembangan
No Diagnosa Hari/TGL Catatan Perkembangan TTD

1. Nyeri akut 19/12/19 S:


berhubungan 14.00 - Pasien mengatakan tidak nyeri
dengan agen kepala dan kaki lagi
cedera biologis O:
domain 12. - Pasien tidak mengeluh nyeri
00132 kepala dan kaki lagi
- TTV
TD : 120/80 mmhg
S : 36,4 0c
N :80 x/m
RR : 22 x/m
38

- Kesadaran composmentis
E: 4 V:5 M:6
- Terpasang infus NS 0,9 % 18
TPM

A: Masalah nyeri akut teratasi


P: therapi dihentikan

2. Ketidakefektifan 19/12/19 S:
pola napas 14.00 - Pasien mengatakan bernapas
berhubungan tidak sesak lagi
dengan nyeri O:
dan keletihan - Pasien bernapas tampak tidak
Domain 4 sesak
00032 - TTV
TD : 120/80 mmhg
S : 36,4 0c
N :80 x/m
RR : 22 x/m
- Kesadaran composmentis
E: 4 V:5 M:6
- Terpasang infus NS 0,9 % 18
TPM
A: Masalah ketidakefektifan pola nafas
teratasi
P: Therapi dihentikan
39
40

BAB IV
PEMBAHASAN

Hambatan yang ditemukan saat merawat klien adalah sudah memberikan


tindakan kie mengenai diet nutrisi agar gula dalam darah mnegelami penurunan tetapi
pasien selalu makan makanan yang tinggi karbohidrat dan banyak gula secara
sembunyi-sembunyi sehingga proses evaluasi gula dalam darah bukannya semakin
turun tetapi semakin naik sehingga di sini tindakan yang diberikan secara fakta adalah
pemberian sansulin sebanyak 34 unit, pemberian sansulin ini juga diberikan sesuai
tinggi gula yang semakin hari bukannya semakin turun tetapi semakin naik sehingga
disini dokter menginstruksikan penamabahan 2 unit lagi sehingga jumlah sansulin yang
berikan dalam sekali setiap suntik adalah 36 unit.
41

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Nya . M Umur : 66 tahun, Suku/bangsa : Rote /indonesia, Agama : kristen
protestan, Pendidikan : SMA, Pekerjaan : Pendeta, Alamat : pasir panjang Masuk
rumah sakit dengan diagnosa Hipertensi tidak terkontrol pasien dirawat dirumah
sakit Wirasakti ruangan Wijaya Kusuma selama 3 hari, dilakukan pengkajian
terdapat keluhan pusing, nafas sedikit sesak, badan terasa lemas dan nyeri dikepala
dan dikaki pada pemeriksaan TD 190/90 mmHg diagnosa yang diambil nyeri akut,
ketidakefektifan perfusi jarigan adalah manajemen nyeri, manajemen pernapasan,
manajemen hipertensi.

5.2 Saran
Kepada pasien dan keluarga
Diharapkan pasien dapat melakukan Diit makannan yang mengandung
karbohidrat tinggi, lemak, berminyak, margarin, sebelum makan keluarga juga harus
membantu memberikan sansulin kepada pasien.
42

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit
yang berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau
merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik
tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit koartasio
aorta.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca :
- Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai
harganya. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
- Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita.
Makanlah makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan
tubuh kita
- Rajin berolahraga
43

DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/read/2012/02/12/080305/1840292/766/cara-cara-alami-untuk-
turunkan-tekanan-darah
http://wir-nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanan-darah.html
http://cai-sl.blogspot.com/2012/06/latar-belakang-hipertensi-penyakit.html
http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/makalah-hipertensi.html
http://nuurasiyah.blogspot.com/
Mansjoer Arif,Triyanti Kuspuji,Savitri Rakmi,Wardani Wahyu
Ika,Setiowulan,Editor,Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edissi III,Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2001
Hipertensi dan Faktor Resiko dalam Kajian Epidemiologi. Makassar :FKM
Unhas.Bustan, M.N. 2007.
Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta : Rineka CiptaDedy. 2010.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Sidenreng.comSitorus, Sampe. 2009.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Wordpress.comSurya, Andari. Tanpa tahun.
Makalah Hipertensi www.scribd.comTohaga, Edwin. Tanpa tahun.Hipertensi, Gejala
dan Komplikasi. Wordpress.comhttp://id.wikipedia.org

                                                                                                        

Anda mungkin juga menyukai