Anda di halaman 1dari 24

Bab III Pipe Stress Analysis

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 1

Bab III Pipe Stress Analysis

3.1 Introduction
‰ Untuk merancang/modifikasi sistem perpipaan, engineer
harus memahami perilaku sistem di bawah pembebanan dan
juga persyaratan Code yang harus dipenuhi.
‰ Parameter fisik yang dapat digunakan untuk quantifikasi
perilaku suatu “mechanical system” antara lain : percepatan,
kecepatan, temperatur, gaya dalam & momen, stress,
strain, perpindahan, reaksi tumpuan, dll.
‰ Nilai batas yang diijinkan untuk setiap parameter ditetapkan
untuk mencegah kegagalan system.

Code: piping design requirement : Å pipe stress analysis

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 2

38
Bab III Pipe Stress Analysis

Why do we perform stress analysis?


‰ Untuk menjaga tegangan di dalam pipa dan fitings tetap dalam
range yang diijinkan Code.
‰ Untuk menjaga nozzle loadings dalam range yang diijinkan
manufacturers recognized standard (NEMA, API610, API617,
dll).
‰ Untuk menjaga tegangan bejana tekan pada ‘piping connection’
dalam range ASME section VIII allowable level.
‰ Untuk menghitung ‘design load’ yang diperlukan untuk
menentukan support dan restraints.
‰ Untuk menentukan perpindahan pipa Æ interference checks.
‰ Untuk mengatasi problem getaran pada sistem perpipaan.
‰ Untuk membantu optimasi design sistem perpipaan.
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 3

Bab III Pipe Stress Analysis

3.2 Review of Static Analysis


‰ Gaya & Momen
Force is a “vector quantity” with the direction and magnitude of
the push (compression), pull (tension), or shear effects.
Moment is a “vector quantity” with the direction and magnitude
of twisting and bending effects.

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 4

39
Bab III Pipe Stress Analysis

‰ Kesetimbangan
Sebuah benda dikatakan dalam keadaan setimbang jika
resultan dari gaya-gaya dan momen yang bekerja pada
benda tersebut adalah nol

ΣF x = 0 ΣF y = 0 ΣF z = 0 ΣM = 0

‰ Diagram benda bebas


Diagram benda bebas adalah suatu keadaan dimana sebuah benda
atau kombinasi dari beberapa benda digambarkan menjadi sebuah
benda tunggal yang diisolasi dari benda-benda sekitarnya. Benda-
benda yang berinterakasi dengan benda yang diisolasikan tersebut
dihilangkan dan digantikan dengan gaya atau momen
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 5

Bab III Pipe Stress Analysis

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 6

40
Bab III Pipe Stress Analysis

‰ Reaksi tumpuan
Reaksi pada tumpuan tergantung pada jenis tumpuan

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 7

Bab III Pipe Stress Analysis

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 8

41
Bab III Pipe Stress Analysis

‰ Gaya-gaya dalam dan momen lentur


Gaya-gaya dalam dan momen di dalam
benda/struktur dapat dicari dengan
membuat potongan semu pada posisi
yang diinginkan Æ kesetimbangan
Komponen gaya-gaya dalam :
1. Gaya aksial, Fxx
cenderung menimbulkan
perpanjangan atau perpendekan
2. Gaya geser, Fxy, Fxz
cenderung menimbulkan geseran
antara bagian satu dengan yang lain

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 9

Bab III Pipe Stress Analysis

3. Momen puntir, Mxx,


cenderung menimbulkan puntiran (twist) terhadap sumbu
longitudinal
4. Momen bending, Mxy, Mxz
cenderung menimbulkan bending (lenturan)

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 10

42
Bab III Pipe Stress Analysis

‰ Momen dalam sistem


perpipaan - Bend

Mi = momen in-plane
Mo = momen out-plane
Mt = momen torsi

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 11

Bab III Pipe Stress Analysis

‰ Momen dalam sistem perpipaan - percabangan

Mi = momen in-plane
Mo = momen out-plane
Mt = momen torsi
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 12

43
Bab III Pipe Stress Analysis

3.3 Stress Review


1. Stress State di Suatu Titik
‰ Jika sebuah benda tiga dimensi mendapat beban, maka perlu
dicari intensitas gaya pada setiap titik di dalam benda.
1. Buat potongan khayal yang melalui titik 0 dengan vektor normal.
2. Penampang dibagi menjadi beberapa elemen kecil ΔA.
3. Setiap elemen kecil penampang terdapat gaya dalam ΔF.

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 13

Bab III Pipe Stress Analysis

Resultan gaya pada penampang Stress vector

z Definisi stress vector :

ΔF
T = lim
ΔA →0 ΔA

z Stress vector ini adalah intensitas gaya pada seluruh


penampang dan arahnya tidak harus sama antara satu dengan
yang lain.

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 14

44
Bab III Pipe Stress Analysis

™ Dengan mendefinisikan sistem koordinat kartesian,


sumbu x sejajar n dan sumbu y, z pada bidang, maka
komponen stress vector T adalah

T = σ x i + τ xy j + τ xz k
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 15

Bab III Pipe Stress Analysis

™ Dengan membuat potongan imaginer tegak lurus terhadap


sumbu y dan juga sumbu z, maka akan didapatkan
elemen tegangan sebagai berikut.

⎡σ x τ xy τ xz ⎤
⎢ ⎥
σ ij = ⎢τ yx σy τ yz ⎥
⎢τ zx τ zy σ z ⎥⎦

Elemen tegangan 3D

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 16

45
Bab III Pipe Stress Analysis

2. Tegangan Bidang (Plane Stress)


Plane stress adalah kondisi tegangan dalam bidang (2 dimensi),
semua tegangan tegak lurus bidang berharga nol. (σz = τxz = τyz
= 0), sehingga komponen tegangan plane stress adalah:

⎡σx τ xy ⎤
σ ij = ⎢
⎣τ yx σ y ⎥⎦

Elemen tegangan 2D
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 17

Bab III Pipe Stress Analysis

3. Tegangan Akibat Beban Aksial


Prismatik bar dengan panjang L1 dan luas penampang A1 mendapat beban
normal P.
• Material bersifat elastis linear
• Asumsi berat bar sangat kecil
dibandingkan beban P
• Bar akan mengalami
pertambahan panjang atau
deformasi δ

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 18

46
Bab III Pipe Stress Analysis

™ Modulus Young (modulus elastisitas) adalah slope dari kurva P/A vs δ/L
™ Hubungan linear:
P δ PL
=E δ =
A L AE
™ Tegangan normal didefinisikan sebagai perbandingan antara beban aksial
terhadap luas penampangnya
P (+) = tarik
σ =
A (-) = tekan
™ Regangan normal dedefinisikan sebagai perbandingan antara δ
ε=
pertambahan panjang (deformasi) terhadap panjang semula bar L
™ Hubungan tegangan-regangan: σ = ε ⋅E ⇒ Hookes’s Law
™ Pada saat bar bertambah panjang dalam arah longitudinal, juga akan
mengalami kontraksi dalam arah melintang
regangan melintang
ν =−
regangan longitudin al
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 19

Bab III Pipe Stress Analysis

™ Perubahan panjang atau deformasi yang terjadi Regangan normal


yang terjadi:

δ = uB - u A ™ δ > 0 = ekstensi
™ δ < 0 = kontraksi
™ Hubungan regangan - perpindahan

δ uB − u A
ε = =
L L

™ Hubungan gaya dan perpindahan

FL
δ = (u B − u A ) =
AE

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 20

47
Bab III Pipe Stress Analysis

‰ Prosedur Analisis:
1. Statika
• Diagram benda bebas
• Keseimbangan
• Reaksi-reaksi tumpuan
• Gaya-gaya dalam batang
2. Tegangan
3. Hubungan gaya-deformasi (Hukum Hooke’s)
4. Hubungan deformasi-perpindahan
‰ Struktur statis tak tentu:
Ketiga tahap, yaitu keseimbangan, hubungan gaya-deformasi,
geometri deformasi harus dilakukan secara bersamaan untuk
mendapatkan reaksi tumpuan dan gaya-gaya dalam
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 21

Bab III Pipe Stress Analysis

‰ Pengaruh Temperatur
Perubahan temperatur akan mengakibatkan perubahan panjang
pada bar dengan ujung bebas
™ Thermal strain
α = koefisien ekspansi thermal
εT = α ΔT ΔT = perubahan temperatur

Koefisien ekspansi thermal


beberapa jenis logam
Jenis material 10-6/0F 10-6/0C
Aluminium 12 23
Bronze 10 19
Copper 9.5 17
Structural steel 6.5 12
Tungsten 2.4 4.5
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 22

48
Bab III Pipe Stress Analysis

™ Perubahan panjang
δ T = ε T .L = α .Δ T .Lo
™ Hukum Hooke yang melibatkan efek temperatur
σ
ε = + α .Δ T
E
™ Tegangan akibat beban dan temperatur

σ = E.ε - α .E .ΔT
™ Hubungan gaya – perpindahan

E .A
F = (u B − u A ) − E .A .α .Δ T
L
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 23

Bab III Pipe Stress Analysis

4. Tegangan Akibat Beban Puntir (Torsi)


Sebuah benda linear elastis yang mendapat beban torsi akan
mengalami deformasi sudut atau twist

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 24

49
Bab III Pipe Stress Analysis

¾ Diagram benda bebas elemen Δx

Ö Sudut twist : tan γ = C”C’/Δx rΔ φ


Ö untuk γ yang kecil Æ tan γ ≈ γ γ =
Δx
C”C’ = rΔφ
Ö Untuk Δx → 0 :
rdφ θ = laju perubahan sudut rotasi (twist)
γ = = rθ
dx γ = regangan geser

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 25

Bab III Pipe Stress Analysis

¾ Hubungan tegangan-regangan geser

τ = G .γ G = modulus geser

¾ Tegangan geser pada jarak r


dari sumbu poros

τ =Gr
dx

¾ Keseimbangan pada penampang

dφ 2
∫A rτdA = T G
dx ∫A
r dA = T

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 26

50
Bab III Pipe Stress Analysis

¾ Definisi : Momen inersia polar


π (D 4 − d 4 )
J = pipa
J = ∫ r dA2 32
A
πd 4
J = poros bulat
32
¾ Jadi deformasi sudut (twist) T
akibat beban torsi adalah dφ = dx
GJ
¾ distribusi tegangan geser Tr
τ =
pada penampang J
¾ Hubungan Torsi - twist

φB x
T B A constant GJ
∫ dφ = GJ x∫A
dx T = (φB − φ A )
φA L

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 27

Bab III Pipe Stress Analysis

¾ Analogi beban
aksial - torsi

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 28

51
Bab III Pipe Stress Analysis

5. Tegangan Akibat Beban Bending


¾ Geometri dan deformasi
Regangan normal
dθ y
ε x = −y =−
ds ρ

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 29

Bab III Pipe Stress Analysis

¾ Tegangan normal dan keseimbangan


Untuk mendapatkan distribusi tegangan perlu digunakan
hubungan gaya-deformasi. Hukum Hooke:

y
σ x = E .ε x = −E
ρ

2D

Keseimbangan pada penampang:

∑ Fx = ∫ σ x dA = 0 ∑Mz = − ∫ y σ x dA = M
A
∑My = ∫A zσ x dA = 0
A

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 30

52
Bab III Pipe Stress Analysis

¾ Dari keseimbangan dan deformasi


E
∫A y σ x dA =−
ρ ∫ ydA =0

¾ Tegangan dan regangan akibat bending

y My My
εx = − =− σx = −
ρ EI z Iz

dengan

I z = ∫ y 2dA

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 31

Bab III Pipe Stress Analysis

6. Tegangan Akibat Beban Geser

¾ Karakteristik kelakuan
material elastis linear
akibat beban geser
¾ Tegangan geser

F
τ = τ = Gγ
A

¾ G = modulus geser
E
G =
2(1 + ν )

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 32

53
Bab III Pipe Stress Analysis

¾ Tegangan geser pada beam

¾ Tegangan geser pada posisi y = y1

V (x )Q (y 1 ) Q = ∫ ydA
τ yx =
bI z A1

First moment
of Inersia

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 33

Bab III Pipe Stress Analysis

3.4 Tegangan Pada Pipa


Secara umum tegangan pada pipa dapat dibagi menjadi dua :
tegangan normal dan tegangan geser

Tegangan normal:
1. Tegangan arah longitudinal Æ longitudinal stress
2. Tegangan arah tangensial Æ hoop stress
3. Tegangan arah radial Æ radial stress

Tegangan geser:
1. Tegangan akibat gaya geser Æ shear stress
2. Tegangan akibat momen puntir Æ torsional stress

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 34

54
Bab III Pipe Stress Analysis

1. Longitudinal Stress Akibat Gaya Aksial


Tegangan yang bekerja dalam arah axial yang sejajar dengan
sumbu pipa

Akibat gaya dalam FAX


FAX FAX
F
σ L = AX
Am

σL = longitudinal stress d0 = diameter luar


Am = luas penampang pipa di = diameter dalam
= π(do2 – di2)/4 dm = diameter rata-rata
= π dm t

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 35

Bab III Pipe Stress Analysis

2. Longitudinal Stress Akibat Bending


Tegangan bervariasi linier pada penampang, proporsional
thd jarak ke neutral axis

MBc
σ LB =
I

Tegangan maksimum Æ dinding luar


MB = momen bending
M B R0 M B c = jarak p.o.i ke sumbu netral
σ LB max = = I = momen inersia penampang
I Z = π(do4 – di4)/64
Z = section modulus
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 36

55
Bab III Pipe Stress Analysis

3. Total Longitudinal Stress

F AX Pd 0 M B
σL = + +
Am 4t Z

Akibat Akibat
Gaya Bending
Aksial
Akibat
Tekanan
internal

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 37

Bab III Pipe Stress Analysis

4. Hoop Stress
¾ Tegangan yang bekerja dalam arah tangensial
¾ Besarnya bervariasi terhadap tebal dinding pipa
¾ Lame’s equation

⎛ ri 2ro2 ⎞
P ⎜⎜ ri 2 + 2 ⎟

⎝ r ⎠
σ SH =
(ro − ri )
2 2

r = radius

¾ Penyederhanaan Æ Thin walled cylinder

Pd i L Pd i Pd 0
σH = = σH =
2tL 2t 2t
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 38

56
Bab III Pipe Stress Analysis

5. Radial Stress
¾ Tegangan yang bekerja dalam arah radial pipa
¾ Besarnya bervariasi dari permukaan dalam ke permukaan luar

⎛ 2 ri 2ro2 ⎞
P ⎜⎜ ri − 2 ⎟⎟
r ⎠
σR = ⎝ 2
(ro − r i 2 )

¾ Internal pressure σmax pada permukaan dalam, dan σmin pada


permukaan luar Æ opposite bending stress
¾ Magnitude biasanya kecil Æ sering diabaikan (traditionaly)

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 39

Bab III Pipe Stress Analysis

6. Shear Stress
Bekerja dalam arah sejajar penampang pipa
¾ Akibat gaya geser :

VQ
τ max =
Am

V = gaya geser
Am = luas penampang
Q = Shear form factor (1.33 for solid circular section)

¾ Maksimum pada sumbu netral & minimum pada jarak maks


dari sumbu netralÆ opposite bending stress
¾ Magnitude relatif kecil Æ diabaikan (traditionaly)

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 40

57
Bab III Pipe Stress Analysis

¾ Shear stress akibat momen puntir

MT c
τ =
R

MT = momen puntir
c = jarak dari titik pusat
R = Torsional resistance
= π(do4 – di4)/32

¾ Tegangan maksimum terjadi pada dinding luar :

MT
τ max =
2Z
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 41

Bab III Pipe Stress Analysis

3.5 Principal Stresses


¾ Dalam perhitungan kekuatan, kita sering harus mengetahui tegangan
normal maksimum yang terjadi.
¾ Tegangan normal maksimum dan minimum pada suatu elemen tegangan
disebut “principal stress” atau tegangan utama
¾ Dapat diturunkan bahwa tegangan-tegangan utama pada elemen 3 dimensi
adalah akar dari persamaan:
3 2 1
σ p − I 1σ p + I 2σ p − I 3 = 0

I1 = σx + σy + σz
2 2 2
I 2 = σ x σ y + σ x σ z + σ y σ z − τ xy − τ xz − τ yz
σx τ xy τ xz
I 3 = τ xy σy τ yz
τ xz τ yz σz

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 42

58
Bab III Pipe Stress Analysis

™ Principal stresses 2 Dimensi


arah
σx + σy ⎛σ − σy ⎞
2
1 ⎛ 2τ xy ⎞
σ 1,2 = ± ⎜⎜ x ⎟⎟ + τ xy 2 θp = tan−1 ⎜ ⎟
2 ⎜σ + σ ⎟
2 ⎝ 2 ⎠ ⎝ x y ⎠

™ Tegangan geser maksimum 2 Dimensi

⎛σ −σy ⎞
2
1 ⎛ σ − σy ⎞
τ max = ⎜⎜ x ⎟⎟ + τ xy 2 θs = tan −1 ⎜ − x ⎟
2 2 ⎜ 2τ xy ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 43

Bab III Pipe Stress Analysis

3.6 Lingkaran Mohr


¾ Kondisi tegangan pada suatu elemen tegangan dapat
direpresentasikan secara geometris dengan lingkaran Mohr
¾ Lingkaran Mohr untuk elemen 2 dimensi :

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 44

59
Bab III Pipe Stress Analysis

™ Lingkaran Mohr 3 Dimensi

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 45

Bab III Pipe Stress Analysis

3.7 Stress Intensification Factors

Piping auxiliaries – Bends (elbow, mitter, dll), branch


connection (welding tee, fabricated tee, dll) memiliki:
1. Karakteristik flesibilitas (h)
2. Flexibility factor (k )
3. Stress intensification factors (SIF )

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 46

60
Bab III Pipe Stress Analysis

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 47

Bab III Pipe Stress Analysis

Training on Pipe Stress Analysis Using Caesar II 48

61

Anda mungkin juga menyukai