Anda di halaman 1dari 5

UJI SKRINNING FITOKIMIA DAN TOKSISITAS AKUT INFUSA

DAUN SUKUN (Artocarpus communis Forst.) TERHADAP MENCIT (Mus


musculus)

SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi sebagian syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

Oleh
Muhammad Nazhir
SF14057

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LETARI
BANJARBARU
AGUSTUS 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki flora yang sangat beragam yang banyak dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia
sebagai obat tradisional (Waji & Sugrani, 2009). Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai
obat tradisional adalah tanaman sukun. Tanaman Sukun sudah sejak lama digunakan sebagai obat
tradisonal untuk penyakit diabetes, liver, hepatitis, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan ginja.
Selain itu daun sukun juga dapat digunakan sebagai ramuan obat gosok untuk kulit yang bengkak
dengan cara membakarnya, kemudian abu hasil pembakaran dicampur minyak kelapa dan kunyit.
Selain, masyarakat ambon juga memanfaatkan kulit batang pohon sukun untuk obat mencairkan
darah bagi wanita yang telah melahirkan (8-10 hari) (Harmanto & Artianingsih, 2012). Ada dua
variasi bentuk yang terjadi pada Artocarpus communis, yaitu kultivar yang tidak berbiji (seedless)
atau sukun yang disebut juga breadfruit dan kultivar yang berbiji (seeded) atau kluwih yang
disebut juga breadnut (Soegihardjo, 2005).
Beberapa penelitian telah menunjukkan potensi daun sukun (A. communis) sebagai obat
tradisional. Terdapat beberapa penelitian tentang manfaat daun sukun. Penelitian Safira et al
menyatakan bahwa infusa daun sukun mampu memperbaiki fungsi hati dengan menurunkan
kadar enzim yang dikeluarkan hati, yakni SGPT dan SGOT (Safira et al, 2014), menurut
penelitian Cahyaningsih, infusa daun sukun dapat bersifat nefroprotektif dengan cara
memperbaiki jaringan ikat sel epitel bowman dan jaringan ikat sel tubulus (Cahyaningsih et al,
2011), dan penelitian Indrowati menyebutkan bahwa ekstrak etanol dan ekstrak air dari daun
sukun (Artucarpus communis) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih yang dibebani
glukosa (Indrowati et al. 2006). Berdasarkan penelitian tersebut senyawa yang diduga terkandung
dalam daun sukun (A. communis) adalah senyawa alkaloid, tanin, saponin dan flavonoid
(Maharani et al, 2014). Alasan yang mendukung penggunaan bahan alam diantaranya adalah
karena pengobatan diabetes memerlukan waktu relatif lebih lama sehingga dikhawatirkan akan
terjadi efek samping pada penggunaan jangka panjang. Oleh karena itu, peneliti tertarik
melakukan penelitian untuk menguji efek toksik daun sukun (A. communis) yang bermanfaat
untuk diabetes.
Uji toksisitas merupakan suatu zat kimia yang bersifat toksik (beracun) atau zat yang berpotensi
memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologis tertentu pada suatu organisme. Sifat
toksik ditentukan oleh dosis, konsentrasi racun pada reseptor, sifat zat tersebut, kondisi
bioorganisme, dan bentuk efek yang ditimbulkan (Wirasuta, et al. 2007). Uji toksisitas pada
ekstrak tanaman biasanya dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan suatu ekstrak yang
biasanya menggunakan hewan uji. Penelitian ini akan menggunakan mencit jantan sebagai hewan
uji, selanjutnya dilakukan penentuan Lethal Doses50 (LD50). Penentuan LD50 penting untuk
menilai potensi ketoksikan akut infusa daun sukun (A. communis). Metode LD50 pada penilitian
ini adalah metode OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development).
Penelitian lain menyebutkan ekstrak etanol daun sukun (A. communis), menunjukkan Lethat
Concentration 50 (LC50) >1000 yaitu 3608,893 μg/ml pada uji toksisitas tidak menunjukkan
adanya efek toksisitas akut (Ramadhani, 2009). Penelitian ini dipilih karena belum adanya
informasi ilmiah mengenai potensi toksisitas akut terhadap infusa daun sukun (A. communis)
pada mencit (Mus musculus) galur Deutsch Denken Yokken (DDY).
1.2 Rumusan Masalah

Apa saja kandungan senyawa kimia yang terdapat pada infusa daun sukun (A.
communis)?
b. Berapakah LD50 infusa daun sukun (A. communis) pada mencit galur DDY?
c. Berapakah kategori berdasarkan OECD ?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat pada infusa daun sukun (A.
communis).
b. Untuk mengetahui LD50 infusa daun sukun (A. communis) pada mencit galur DDY
dengan uji toksisitas.
c. Untuk mengetahui kategori berdasarkan OECD.
1.4 Manfaat Penelitian

a. Apa saja kandungan senyawa kimia yang terdapat pada infusa daun sukun (A.
communis)?
b. Berapakah LD50 infusa daun sukun (A. communis) pada mencit galur DDY?
c. Berapakah kategori berdasarkan OECD ?

a. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan wawasan bagi peneliti tentang efek
penggunaaan infusa daun sukun (A. communis).
b. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi masyarakat
tentang efek penggunaan daun sukun (A. communis).
c. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai masukan data dan sumbangan pemikiran perkembangan pengetahuan untuk


peneliti selanjutnya dalam pengetahuan infusa daun sukun (A. communis).

DAFTAR PUSTAKA

Acute Oral Toxicity (OECD Test Guideline 425) Stratistical Programme (AOT 425 StatPgm).
Version 1.0, 2001.[http://www.oecd.org/oecd/pages/home/displaygeneral/0,3380,EN-document-
524-noderectorate-no-24-6775-8,FF.html]
Adimurti, V. 2003. Sikloartokarpin sebagai salah satu senyawa kimia yang ditemukan pada kayu
akar A. altilis (Park.) Fosb. Aristoteles, 1(1): 47-45.
Ardiansyah, 2015. Efekyivitas Larvasida Infusa Daun Sirih (Piper berle Linn.) Terhadap
mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti. [Skripsi]. Pontianak. Fakultas Kedokteran. Universitas
Tanjungpura
Ahmad, M. A., & Mitchell, S. A. 2006. A review of medicinal plant research at the West Indes,
Jamaica, 1948-2001. W Indian Med J. 55 (4): 243-268.
Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 1997. Inventaris
tanaman obat Indonesia IV. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI.
Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.1986. Inventaris
tanaman obat Indonesia IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Botham, Philip A. 2002. Acute Systemic Toxicity. Institut of Laboratory Animal Resource
Journal, Vol.43,pp. 527-530
Cahyaningsih.,R.,A, Azizahwati, Kusuma.,D. 2011. Efek nefroprotektif infus daun sukun
(Artocarpus altilis (park.) fsb.) pada tikus jantan yang diinduksi karbon tetraklorida. Majalah
Imlmu Kefarmasian. 8(2):1-15.
Dipa IPAW, Ni W.S, Ngurah I.W.2015. Efektivitas Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus communis
forst.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah dan Mempertahankan Jumlah Sperma pada
Tikus (Rattus norvegicus l.). Jurnal Simbiosis III (1): 317- 321. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Udayana.
Gupta, Deepika, Bhardwaj.S. 2012. Study of Acute, Subacute and Chronil Toxicity test.
International Journal of Advenced Research In Pharmaceutical & Bio Science. 1(20): 103-129.
Harmanto., & Siti Artianingsih. 2012. Si Daun Ajaib Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta: PT Agro
Media Pustaka.
Indrowati, M., Suharno, & Soegiharjo, C. J. 2006. Kadar glukosa darah tikus putih (Rattus
norvegicus L.) yang dibebani glukosa setelah perlakuan ekstrak daun kluwih (Artocarpus altilis
Park.) dan gaba (gama amino butyric acid). Sains dan sibernatika. 19(3): 345-359.
Jacobson, Kram., Keller KA. 2004. Toxicology Testing Handbook. Washington DC: Ork Basel
Junaidi, M. C., & Sozery, M. 2004. Isolasi triterpenoid dari bunga Artocarpus communis
(familia:Moraceae). Alchemy. 3(1):15-19.
Kristina, N. N., Noveriza, N. N., & Rizal, M. 2008. Peluang tanaman obat sebagai alternative
bahan obat flu burung. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri,.14(1):17-21
Maharani. E. T. W., Mukaromah. A. H., Farabi. M. F. 2014. Uji fitokimia ekstrak daun sukun
kering (Artocarpus altilis). Semarang: UMS.
Mardiana. L. 2013. Daun ajaib tumpas penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Mardiana. L. 2012. Daun ajaib tumpas penyakit. Jakarta: PT Nagaswadaya.
NIBIO (Laboratory Animal Resource Bank). 2005. DDY mice.
http://animal.nibio.go.jp./e_ddys.html (diakses pada 15 Juni 2018).
OECD. 2001. OECD Series on testing and assessment No.24. Guidance Document on Acute Oral
Toxicity Testing. Paris : OECD Enviroment Directorate, Enviroment, Healt and safety Division.
OECD. 2008. OECD Guideline for testing of Chemicals 425. Acute Oral Toxicity Up and Down
Procedure. Paris : OECD Environment Directorate, Environment, Healt and safety Division.
Ragone, D., 2011. Farm and forestry production and marketing profile for breadfruit (Artocarpus
altilis). Elevitch, C.R. (ed.). Specialty Crops for Pacific Island Agroforestry. Permanent
Agriculture Resources (PAR), Holualoa, Hawaï
Ragone. D. 2006. Artocarpus altilis (breadfruit). 02 Desember 2017. Permanent Agricultura
Resources. http://www.agroforestry.net/tti/A.atilis-breadfruit.pdf
Ramadhani, A.N. 2009. Uji toksisitas akut ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilitis)
terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shirimp lethality. 02 Desember 2017.
Permanent Agriculture Resources Semarang.
Rizema, S., 2013. Ajaibnya Daun Sukun Berantas Berbagai Penyakit, Flash Books, Yogyakarta.
Safira. F, Setiorini, Kusmana. D. 2014. Pengaruh pemberian infusa daun sukun (Artocarpus
altilis) terhadap kadar serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) dan serum glutamic
oxaloacetic transaminase (SGOT) tikus (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang
diinduksi karbon tetraklorida. [Skripsi]. Jakarta: UI.
Sani. F. K. Samudra. A. G. Oktarina. W. 2017. Pengaruh air rebusan daun sukun (Artocarpus
altilis) terhadap kadar gula darah mencit putih jantan yang diinduksi glukosa. Bengkulu: Jurnal
Ilmiah Ibnu Sina. 2(1):147-157.
Soegihardjo Meti Indrowatic J. 2005. Materi pembelajaran biologi (biokimia) : deteksi flavonoid
ekstrak

Anda mungkin juga menyukai