Inflasi
Inflasi
Diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi Pengantar Makro tahun 2017/2018
Oleh :
Nama : Fitri Jayanti
NIM : 170211100044
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya kepada penulis yang berjudul “ INFLASI”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi Pengantar Makro tahun 2017-2018.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah
ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
dan wawasan para pembaca.
Penulis
A. Pengertian Inflasi
1. Kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan secara terus-menerus.
(Boediono, 1985: 161)
2. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus selama
periode tertentu. (Nopirin, 1990: 25)
3. Suatu keadaan dimana terjadi senantiasa turunnya nilai uang. (Mannullang, 1993: 83)
4. Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras,
bahan bakar, harga mobil naik, tingkat upah, harga tanah, dan semua barang-barang
modal naik. (Samuelson dan Nordhaus, 1993: 293)
Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang bersifat
umum dan terus-menerus. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-menerus
yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang. Dari
pengertian ini, inflasi mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan suatu gejala dimana
banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang
terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia.
Kenaikan harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi lagi harga
barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan – penyimpangan
yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut.
Perlu diingat bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.
A. Penggolongan Inflasi
1. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
·Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)
·Inflasi Sedang
·Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)
·Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)
Laju inflasi dapat berbeda antar asatu Negara dengan Negara lainnya atau dalam satu
Negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi maka Inflasi dapat di bagi
ke dalam tiga kategori yaitu :
-Inflasi merayap (creeping Inflation)
Di tandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga
berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.
-Inflasi Menengah (galloping Inflation)
Ditandai dengan laju inflasi yang cukup besar dalam waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi (harga dalam waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap
perekonomian lebih besar daripada inflasi yang merayap (creeping inflation)
-Inflasi tinggi (Hyper inflation)
Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali lipat.
Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot dengan
tajam sehingga perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi. Biasanya
keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang dibelanjakan
dan ditutupi dengan mencetak uang.
2. Berdasar Sebab musabab awal dari Inflasi
· Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat
· Cost Inflation, karena kenaikan biaya produksi
a. Inflasi permintaan (Demand Inflasi) yang timbul karena permintaan masyarakat akan
berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik (misalnya karena
bertambahnya pengeluaran perusahaan).
b. Inflasi biaya (cost-Push inflation)
Inflasi jenis ini timbul karena kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini dikenal dengan istilah cost-
push inflation atau supply inflation. Untuk lebih jelasnya simak baik-baik kurva di atas. Apabila
ongkos produksi ini misalnya disebabkan kenaikan harga alat-alat produksi yang didatangkan
dari luar negeri atau kenaikan bahan mentah maupun bahan baku.
c. inflasi campuran
Kedua mmacam inflasi yang telah dijelaskan di atas jarang sekali di jumpai dalam praktik
sehari-hari. Pada umumnya, inflasi yang terjadi di berbagai negara merupakan campuran dari
kedua macam inflasi tersebut. Inflasi campuran merupakan campuran antara inflasi permintaan
(demand-pull inflation) dan inflasi biaya (cost-push inflation).
2. kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serrta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian
akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total.
Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan
dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
Kesimpulan
Adapun simpulan dari penjelasan mengenai Inflasi tersebut di atas adalah :
1. inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi
secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan
diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia
2. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Inflasi yaitu: Jumlah uang beredar, defisit anggaran
belanja pemerintah
3. Efek yang ditimbulkan dari Inflasi yaitu: 1 Efek terhadap pendapatan (Equity Effect), 2
Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect), 3 Efek terhadap Output (Output Effect), 4 Inflasi
dan Perkembanngan Ekonomi, 5 Inflasi dan Kemakmuran masyarakat.
4. Cara mencegah Inflasi yaitu: Kebijakan moneter, kebijaksanaan fiskal, kebijaksanaan
yang berkaitan dengan Output, kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing, kebijakan lain,
perbaikan prilaku masyarakat.
5. Cara mengatasi Inflasi
Untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi :
1. Peningkatan tingkat suku bunga.
2. Penjualan surat berharga.
3. Peningkatan cadangan Kas.
4. Pengetatan pemberian kredit.
6. Peranan Bank Sentral
bank sentral berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini
disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat
inflasi) maupun eksternal (kurs).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hasan. 2006. Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami. Jakarta: Rajawali Pers.
Ahmad, Mustaq. Dr. 2003. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Al-Qardawi, Yusuf. 1997. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta: Rabbani
Press.
Hasannudin, Drs., MA. 2008. Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Lembaga Pengesahan FIDKOM.
Herlambang, Tedy dkk. 2006. Teori Ekonomi dan Kebijakan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
M. Umar Capra. Dr. 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema insani Press.
Toni Hartono. Dr. 2006. Mekanisme Ekonomi Dalam Konteks Ekonomi Indonesia. Bandung:
PT remaja Rosdakarya.
Sjahrir. 1999. Masuk Krisis Keluar Krisis Para Tokoh Menggugat. Jakarta: Erlangga.
http://www.jurnal-ekonomi.org/2008/06/16/telaah-singkat-pengendalianinflasi-
www.wikipedia.com