Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aswan Zarqasyi

Nim : A031181347

NORMA DAN AKHLAQ ISLAM DALAM BIDANG KONSUMSI KAITANNYA DENGAN WABAH
COVID-19
Wabah Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan sebutan virus corona merupakan wabah
yang menjadi perbincangan masyarakat dunia saat ini, bagaimana tidak karena wabah ini sudah
ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi global dan juga wabah ini sudah mencapai 781.485 kasus
diseluruh dunia (dilansir dari Worldometer). Oleh karena itu banyak pertanyaan yang muncul
dimasyarakat tentang asal usul dari wabah ini, dan hal ini ternyata sudah di jawab oleh salah satu
akademisi dari Universitas Airlangga ( Unair) yaitu Prof. Dr. Soewarno, drh., M.Si. menurut
beliau Virus corona saat ini ternyata sudah ada sejak tahun 1960 yang di identifikasi sebagai
penyebab flu biasa yang kemudian terus mengalami mutasi hingga tahun 2002 muncul
bentuk baru dari corona ini yaitu virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov) di
China yang tilurkan melalui kelelawar dan kemudian disusul ditahun 2012 dengan
munculnya Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di Timur Tengah yang ditularkan
melalui unta, hingga pada saat sekarang ini muncullah jenis baru dari corona yaitu Novel
Corona Virus (2019-nCov) atau Covid-19 yang berasal dari wuhan china pada akhir tahun
2019 lalu. Dan para peneliti masi menelusuri penyebab munculnya virus ini namun sejauh ini
masi disimpulkan bahwa virus ini mengalami mutasi dari kelelawar, kemudian ke ualar
hingga berlanjut ke manusia.
Sebagai muslim sudah sepantasnya kita meyakini bahwa segala bentuk penyakit
yang ada di muka bumi ini sudah di rencanakan oleh Allah termasuk Covid-19 ini. Allah Ta’ala
berfirman (yang artinya), “ Katakanlah (Muhammad), ‘Tidak akan menimpa kami kecuali apa

yang telah Allah tetapkan untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah
orang-orang beriman harus bertawakal .’” (QS. At Taubah: 51). Juga firman-Nya, “ Tiada suatu
bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu
jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri .” (QS Al Hadid: 22-23).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ت فِي أَ ْس اَل ف ِِه ْم الَّ ِذي َْن‬ َ ‫الط اع ُْونُ َواأْل َ ْو َج ا ُع الَّتِي لَ ْم َت ُكنْ َق ْد َم‬
ْ ‫ض‬ ِ ‫لَ ْم َت ْظ َهرْ ْال َفا‬
َّ ‫ح َش ُة فِي َق ْوم َق ُّط َح َّتى يُعْ لِ ُن ْوا ِب َها إِاَّل َف َش ا فِي ِْه ْم‬
ٍ
‫ض ْوا‬
َ ‫… َم‬

”Tidaklah nampak perbuatan keji (zina) di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-
terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-
penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya.” [HR. Ibnu Majah, lihat ash-
Shahihah no. 106]
Lalu apa hubungan wabah ini dengan akhlaq dibidang konsumsi?. Tentu hal ini
sangat erat kaitannya karena kita sudah mengetahui bahwa segala penyakit yang
menjangkit manusia awalnya bermula dari ulah manusia itu. Kadang sebagian manusia tidak
memperhatikan apa yang dia konsumsi apakah itu halal atau baik padahal Allah Subahana
Wata’ala berfirman :

ِ ‫ت ال َّش ْي َط‬
ٌ‫ان ۚ إِ َّن ُه لَ ُك ْم َع ُد ٌّو م ُِبين‬ ِ ‫ط َوا‬ ِ ْ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ ُكلُوا ِممَّا فِي اأْل َر‬
ُ ‫ض َحاَل اًل َط ِّيبًا َواَل َت َّت ِبعُوا ُخ‬

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al-Baqarah ayat 168)
Dan juga firman Allah yang lain :
َ ‫َو ُكلُوا ِممَّا َر َز َق ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل َط ِّيبًا ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ الَّذِي أَ ْن ُت ْم ِب ِه م ُْؤ ِم ُن‬
‫ون‬
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu,
dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (Q.S Al-Maidah ayat 88).
Dari dua ayat di atas sudah jelas bahwa Allah Subhana Wata’ala memerintahkan
kepada manusia untuk memperhatikan apa yang dia konsumsi. Dan apa bila diantara
manusi ada yang melanggar perintah tersebut tentulah ada saja keburukan yang
menimpahnya.
Wabah Corona sendiri menurut penjelasan di awal paragraf dijelaskan bahwa dia
awalnya berasal dari hewan kelelawar kemudian menular ke manusia karena ada sebagian
manusia yang melampaui batas dengan melanggar batasan-batasan syariat seperti
mengonsumsi hewan hewan yang diharamkan lagi tidak baik bagi kesehatan. Dan ternyata
menurut sebagian Ulama hewan seperti kelelawar adalah salah satu hewan yang di
haramkan karena terdapat ketidak baikan di dalamnya dan juga berdasarka sabda
Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa sallam
“Janganlah kalian membunuh katak, karena suaranya adalah tasbih. Janganlah membunuh
kelelawar, karena ketika baitul Maqdis dirobohkan, dia berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah aku
kekuasaan untuk mengatur lautan, sehingga aku bisa menenggelamkan mereka (orang
yang merobohkan baitul maqdis)’.” (Riwayat Al-Baihaqi, no. 19166. Al-baihaqi mengatakan,
Keterangan ini mauquf (keterangan sahabat), dan sanadnya sahih).
Imam Baihaqi menyatakan “Binatang yang dilarang untuk dibunuh haram untuk dimakan.
Karena jika hewan itu halal, tentunya akan diperintahkan untuk disembelih dan tidak
dilarang untuk dibunuh, sebagaimana binatang lainnya yang halal dikonsumsi. Allahu a’lam”
(Sunan Baihaqi, keterangan riwayat no. 19166).
Maka dari itu sudah jelas bahwa salah satu faktor menyebarnya virus ini adalah
ketidak perhatiannya manusia terhadap akhlaq dan norma dalam bidang konsumsi. Dan hal
ini harus senang tiasa dijadikan pelajaran bagi manusia agar memperhatikan apa yang dia
konsumsi agar tidak bermunculan berbagai penyakit yang membahayakan bagi tubuhnya
dan juga agar terhindar dari azab Allah Suhana Wata’ala sebagai mana sabda Rasulullah
dalam hadist Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
‫ت َفال َّنا ُر أَ ْولَى ِب ِه‬
ِ ْ‫ت لَحْ ُم ُه م َِن السُّح‬
َ ‫َمنْ َن َب‬
“Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas
untuknya.” (HR. Ibnu Hibban 11: 315, Al Hakim dalam mustadroknya 4: 141. Hadits ini
shahih kata Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 4519).
SUMBER :
https://muslim.or.id/10924-dan-jika-aku-sakit-dialah-yang-menyembuhkanku.html
https://muslim.or.id/51884-penyakit-ganas-akibat-tersebarnya-zina-secara-terang-
terangan.html
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/05/09490121/akademisi-unair-beberkan-
sejarah-virus-corona-kelelawar-penyebabnya?page=all.
https://konsultasisyariah.com/8863-makan-kekelawar.html

https://rumaysho.com/2185-pengaruh-makanan-yang-haram.htm

Anda mungkin juga menyukai