Anda di halaman 1dari 3

PENCEGAHAN HIV

PADA PENGGUNA NAPZA SUNTIK

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

“HIV/AIDS”

DOSEN PENGAMPUH :

DR. NOPRIADI, SKM, M. KES

DISUSUN OLEH:

1. ANDI RIZKYNA JULIA ALNUR

2. FADHLURRAHMI.

3. RISTY NANDA MAISI PUTRI

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HANG TUAH PEKANBARU
PERTANYAAN EVALUASI SESI :
1. Jelaskan faktor risiko penularan HIV dan AIDS pada penasun
2. Jelaskan tiga program dari harm reduction
3. Jelaskan bagaimana cara penjangkauan penasun
4. Informasi apa saja yang dapat diberikan kepada penasun terkait pencegahan HIV dan
AIDS

JAWAB :
1. Faktor risiko Penularan HIV pada Pengguna Napza Suntik (Penasun)
a. Perilaku Pertukaran Jarum
Ketika Penyuntikan narkoba dilakukan secara bersama-sama di kalangan
penasun, maka terdapat beberapa cara penularan virus HIV. Ketika penasun yang
sudah terinfeksi HIV menyuntikkan obat ke dalam pembuluh darah mereka, sisa
darah mereka akan tetap berada di dalam jarum ataupun spuit. Jarum atau spuit
yang telah terkontaminasi oleh darah pengguna yang positif HIV akan digunakan
kembali oleh penasun lainnya. Dengan melalui proses menyuntik yang sama,
maka dari alat suntik yang sudah terkontaminasi tersebut dapat terjadi proses
penularan HIV baik dari pencampuran larutan obat, kapas, dan air yang
digunakan untuk membersihkan alat suntik. Air tersebut sebenarnya bertujuan
untuk mencegah pembekuan darah di dalam spuit, bukan sebagai sterilisasi alat
suntik. Karena pada saat menyuntik, para penasun jarang menemukan air bersih
yang dapat membersihkan alat suntik mereka, sehingga air yang digunakan pun
merupakan air bekas pemakaian sebelumnya (rise water). Jika dalam sekali
proses menyuntik, terdapat beberapa penasun yang menggunakan alat suntik
yang sudah terkontaminasi oleh virus HIV, dan tidak dilakukan penyucihamaan
terhadap alat tersebut, maka virus HIV akan menular pada penasun-penasun
tersebut.
b. Perilaku Seks Berisiko
Pengaruh narkoba dapat meningkatkan kemungkinan orang untuk melakukan
hubungan seks yang tidak aman, serta tidak melindungi dirinya saat
berhubungan seks (menggunakan kondom). Sering kali, pengguna narkoba
berganti-ganti pasangan seksual. Baik untuk mencari kepuasan seks, maupun
untuk memenuhi kebutuhan narkobanya. Tidak jarang, para pengguna narkoba
akan menawarkan seks untuk narkoba atau uang untuk membeli narkoba.
Perilaku tersebut yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi HIV atau infeksi
menular seksual (IMS) lain.
2. Tiga program dari harm reduction
a. Program Penyucihamaan
Penyucihamaan peralatan suntik bekas pakai dapat terjadi ketika peralatan
suntik yang suci hama (steril) tidak tersedia. Dua cara yang baik untuk
menyucihamakan peralatan suntik adalah :
 Pemakaian panas
 Memakai bahan kimia seperti pemutih
b. Pemusnahan Peralatan Suntik Bekas
Informasi tentang pengembalian atau pembuangan peralatan suntik bekas
pakai dengan aman harus termasuk di dalam semua transaksi pertukaran.
Walaupun pembuangan dapat menjadi masalah yang sulit dan rumit, ini harus
dilakukan, untuk menghindari bahaya kesehatan. Pembuangan peralatan suntik
bekas pakai secara efektif dapat meringankan ketakutan komunitas dan
mendorong dukungan program perjasun.
c. Layanan Alat Suntik Steril (LASS)
Layanan alat suntik steril (LASS) atau Needle/Syringe Program (NSP) adalah
upaya penyediaan layanan yang meliputi penyediaan jarum suntik steril (baru),
pendidikan dan informasi tentang penularan HIV, rujukan terhadap akses medis,
dan layanan sosial. Layanan ini menyediakan dan memberikan peralatan suntik,
beserta materi-materi pengurangan risiko lainnya, kepada Penasun
(pecandu/pengguna napza suntik), untuk memastikan bahwa setiap penyuntikan
dilakukan dengan menggunakan jarum suntik baru.
3. Cara penjangkauan penasun
a. Mengidentifikasi tempat penasun biasa berkumpul
b. Hadir ke tempat-tempat penasun berkumpul secara rutin
c. Belajar memahami interaksi yang terjadi dalam kelompok penasun
d. Membangun komunikasi
e. Mengembangkan kredibilitas
f. Konsisten melakukan penjangkauan
4. Informasi yang dapat diberikan kepada penasun terkait pencegahan HIV dan AIDS
a. Pengetahuan dasar
b. Perilaku berisiko yang biasa ditemukan pada kelompok penasun
c. Upaya pengurangan risiko yang bisa dilakukan
d. Layanan yang tersedia di wilayah program atau terdekat

Anda mungkin juga menyukai