Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENAKSIRAN RISIKO DAN DESAIN PENGUJIAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Komputerisasi 1

Disusun Oleh :
Julaeha 1810631030175
Syipa Fauziah 1810631030074
Azkia Harisatul Milah 1810631030163
Iis Silfi Fauziah 1810631030171
Nisrina Nur’afifah Kamilia 1810631030162
4A

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalaamu,alaikum Wr Wb…..
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya kami diberi kemudahan dalam penyusunan makalah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penaksiran Risiko
dan Desain Pengujian”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun dengan sepenuh hati dan pikiran, tetapi meskipun
demikian, kami pun menghadapi beberapa kendala baik yang datang dari luar
maupun dari diri kami pribadi. Namun, dengan penuh kesabaran dan ketekunan,
juga disertai dukungan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan secara tepat waktu.
Oleh karena itu, dengan terselesaikannya makalah ini, saya ucapkan
terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini terutama kepada :
1. Bapak DR. H. Dailibas SE., AK., M.Ak., MM., PIA., CFrA., CA selaku
dosen mata kuliah yang telah membimbing dalam upaya tercapainya
penyelesaian makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir, yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
Selain itu, kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah yang kami
buat masih jauh dari sempurna. Mengingat atas kemampuan yang kami miliki,
kami merasa masih terdapat kekurangan baik dari segi teknis maupun materi,
untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak kami harapkan demi
penyempurnaan makalah.
Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat pada umumnya bagi
pembaca dan khususnya bagi diri kami pribadi.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Karawang, April 2020

ii
Penulis
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penaksiran Risiko..................................................................................................................


2.2 Pengujian Pengendalian........................................................................................................
2.2.1 Pengujian Pengendalian Bersama..........................................................................
2.2.2 Pengujian Pengendalian Tambahan atau yang direncanakan................................
2.3 Perancangan Pengujian Pengendalian...................................................................................
2.3.1 Jenis Pengujian Pengendalian................................................................................
2.3.2 Waktu Pelaksanaan Perencanaan Pengendalian....................................................
2.3.3 Lingkup Pengujian Pengendalian..........................................................................
2.4 Kerjasama Dengan Auditor Intern Dalam Pengujian Pengendalian.....................................
2.5 Pengujian Dengan Tujuan Ganda.........................................................................................
2.6 Penentuan Risiko Deteksi.....................................................................................................
2.7 Desain Pengujian...................................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Suatu tahap penting dari setiap perikatan audit adalah perencanaan.
Perencanaan menyajikan tujuan yang sama dalam audit seperti dalam
perencanaan pribadi untuk kuliah atau dalam perencanaan bisnis untuk
pengembangan produk baru sepertikomputer personal. Dalam setiap hal,
perencanaan menghasilkan peraturan atas urutan dari bagian-bagian atau
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam perencanaan
audit, terdapat lima langkah penting dalam merencanakan audit,yaitu
memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien, melaksanakan
prosedur analitis, membuat pertimbangan awal tentang tingkat materialitas,
mempertimbangkan risiko audit, mengembangkan strategi audit awal untuk
asersi signifikan, dan memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern.
Dalam makalah ini akan dibahaslebih rinci mengenai dua langkah pertama
dalam perencanaan audit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Penaksiran Risiko?
2. Jelaskan Pengujian Pengendalian?
3. Bagaimana Perancangan Pengujian Pengendalian?
4. Bagaimana Kerjasama Dengan Auditor Intern Dalam Pengujian
Pengendalian?
5. Bagaimana cara Menentukan Risiko Deteksi?
6. Apa yang dimaksud dengan Desain Pengujian?

1.3 Tujuan
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Komputerisasi 1
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Penaksiran Risiko dan
Desain Pengujian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko pengendalian adalah proses evaluasi efektivitas desain


dan operasi pengendalian intern entitas dalam rangka pencegahan atau
pendeteksian salah saji material dalam laporan keuangan. Tahap – tahapnya
adalah sebagai berikut:

1. Pertimbangan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas


pengendalian intern.
2. Lakukan identifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi
entitas.
3. Lakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau
mendeteksi salah saji.
4. Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan
untuk menentukan efektivitas desain dan operasi pengendalian intern.
5. Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran resiko pengendalian.

Penaksiran risiko pengendalian dapat dilakukan oleh auditor dalam bentuk


kuantitatif atau kualitatif. Penaksiran resiko pengendalian untuk suatu asersi
merupakan faktor penentu tingkat resiko deteksi yang dapat diterima untuk suatu
asersi, yang pada gilirannya akan berdampak terhadap tingkat pengujian substantif
yang direncanakan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan audit. Jika resiko
pengendalian ditaksir telalu rendah, resiko deteksi dapat terlalu tinggi ditetapkan
dan auditor dapat melaksanakan pengujian substantif yang tidak memadahi
sehingga auditnya tidak efektif, begitu juga sebaliknya.

2.2 Pengujian Pengendalian

Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk


menentukan efektivitas desain dan operasi pengendalian intern. Pengujian
pengendalian oleh auditor berkaitan dengan apakah kebijakan dan prosedur telah

2
didesain secara memadahi untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material
dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan. Pengujian pengendalian
dilaksanakan oleh auditor selama perencanaan audit dan dalam pekerjaan
intermin.

Pengujian pengendalian juga dapat diterapkan dalam dua strategi audit


yaitu, pendekatan terutama substantif dan pendekatan resiko pengendalian rendah.
Tujuan dari pengendalian intern adalah sebagai berikut:

1. Keandalan pelaporan keuangan


2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Afektivitas dan efisiensi operasi
2.2.1 Pengujian Pengendalian Bersama

Pengujian pengendalian bersama dilaksanakan oleh auditor bersamaan


waktunya dengen usaha pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern.
Pengujia ini dilakukan oleh auditor, baik dalam strategi pendekatan utama
substantif maupun dalam pendekatan resiko pengendalian rendah. Pengujian
pengendalian bersama terdiri dari prosedur untuk memeroleh pemahaman dan
sekaligus untuk mendapatkan bukti efektivitas pengendalian intern. Bukti
yang diperoleh dari pengujian pengendalian bersama umumnya hanya
menghasilkan taksiran tingkat resiko pengendalian sedikit dibawah
maksimum sampaii ke tingkat yang tinggi.

2.2.2 Pengujian Pengendalian Tambahan atau yang direncanakan

Pengujian pengendalian ini dilaksanakan oleh auditor dalam pekerjaan


lapangan. Pengujian pengendalian ini dapat memberikan bukti tentang
penerapan semestinya kebijakan dan prosedur pengendalian secara konsisten
sepanjang tahun yang diaudit. Kalau pengujian pengendalian tambahan hanya
dilaksanakan bilamana dengan tambahan bukti tentang efektivitas
pengendalian intern, auditor akan mendapat taksiran awal tingkat resiko
pengendalian yang rendah dan biaya untuk mendapatkan bukti tersbut efisien.
Jika pengujian pengendalian ini dilaksanakan dalam strategi untuk

3
mendapatkan taksiran awal tingkat resiko pengendalian rendah, maka
pengujian pengendalian ini disebut pengujian pengendalian yang
direncanakan.

2.3 Perancangan Pengendalian Pengujian


2.3.1 Jenis Pengujian Pengendalian
Jenis-jenis pengujian pengendalian yang dapat dipilih auditor dalam
pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut:

1. Permintaan keterangan
2. Pengamatan
3. Inspeksi
4. Pelaksanaan kembali
2.3.2 Waktu Pelaksanaan Pengujian Pengendalian
Hal ini berkaitan dengan kapan prosedur tersebut dilaksanakan dan
bagian periode akuntansi mana prosedur tersebut berhubungan.pengujian
pengendalian ini hanya memberikan bukti efektivitas pengendalian intern
dalam periode sejak tanggal awal tahun yang diaudit sampai tanggal
pengujian. Tapi menurut standar audit yang ditetapkan IAI auditor diharuskan
mengumpulkan bukti efektifitas pengendalian intern sepanjang tahun yang
diaudit, tetapi dengan pertimbangan efisiensi maka pengujian pengendalian
dilaksanakan pada akhir tahun yang diaudit.

2.3.3 Lingkup Pengujian Pengendalian


Semakin luas lingkup pengujian pengendalian, akan dikumpulkan
bukti lebih banyak mengenai efektivitas pengendalian intern. Lingkup
pengujian intern secara langsung dipengaruhi oleh taksiran tingkat resiko
pengendalian yang direncanakan.

2.4 Kerjasama Dengan Auditor Intern Dalam Pengujian Pengendalian

Bilamana auditor independen melakukan audit atas laporan keuangan


entitas yang memiliki fungsi audit intern, maka auditor independen dapat:

4
1. Melakukan koordinasi pekerjaan auditnya dengan auditor intern

Auditor dapat melakukan koordinasi pekerjaan dengan auditor intern


dan mngurangi jumlah lokasi atau divisi perusahaan yang akan diterapi
pengujian pengendalian. Auditor independen harus menguji pekerjaan auditor
intern dan menentukan apakah:

a. Lingkup pekerjaan auditor intern memadai untuk memenuhi tujuan


pekerjaannya.
b. Program audit memadai untuk mencapai tujuan auditnya.
c. Kertas kerja yang dibuat memadai untuk mendokumentasikan pekerjaan
yang telah dilaksanakan, termasuk mencerminkan adanya supervisi dan
review atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.
d. Kesimpulan dibuat memadai sesuai dengan keadaan.
e. Laporan sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan.

2. Menggunakan auditor intern untuk menyediakan bantuan langung dalam


audit

Auditor independen dapat meminta auditor intern untuk memberikan


bantuan langsung yang berkaitan dengan pekerjaan yang secara spesifik
diminta oleh auditor independen dari auditor intern untuk menyelesaikan
beberapa aspek pekerjaan auditor independen. Dan apabila bentuan langsung
disediakan maka auditor harus:

a. Menentukan independensi dan objektivitas auditor intern.


b. Memberitahu auditor intern mengenai tanggung jawab auditor intern
tersebut tujuan prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern.
c. Memberitahu auditor intern bahwa semua masalah akuntansi dan auditing
yang signifikan yang ditemukan selama audit harus diberitahukan kepada
auditor independen.

5
2.5 Pengujian Dengan Tujuan ganda

Mayoritas dalam audit, pengujian pengendalian tambahan dilaksanakn


oleh auditor terutama dalam pekerjaan intermin, sedangkan pengujian substantif
dilaksanakan terutama pada akhir tahun yang diadit. Tetapi, standar audit yang
ditetapkan audit IAI mengijinkan auditor untuk melakukan pengujian substantif
terhadap transaksi rici dalam periode intermin, untuk mendeteksi kemungkinan
kekeliruan moneter dalam akun. Bila hai ini terjadi maka auditor secara serentak
melakukan pengujian pengendalian atas transaksi yang sama, hal ini yang disebut
dengan pengujian dengan tujuan ganda. Auditor harus mendesain pengujiannya
sedemikian rupa supaya informasi yang dibutuhkan dapat memenuhi informasi
tentang efektivitas pengendalian intern dan kekeliruan moneter dalam akun. Hai
ini dilakukan untuk menekan biaya dalam pelaksanaan pengujian.

2.6 Penentuan Risiko Deteksi

Dalam tahap-tahap audit atas laporan keuangan, penentuan risiko deteksi


terletak pada tahap auditor mendesain pengujian substantif. Gambar berikut
menggambarkan letak penentuan risiko deteksi dalam proses audit, sedangkan
pengertian dari risiko deteksi yaitu risiko auditor tidak akan mendeteksi salah saji
material yang ada dalam suatu asersi.

6
Risiko deteksi dapat dihitung dengan rumus:

RA
RD =
RB x RP

RD = risiko deteksi

RP = Risiko Pengendalian

RA = risiko audit

RB = risiko bawaan

Jika tingkat risiko pengendalian final sama dengan yang direncanakan.


Auditor dapat melanjutkan untuk mendesain pengujian substantif khusus
berdsarkan tingkat pengujian substantif yang telah direncanakan. Namun jika
tingkat risiko pengendalian final tidak sama dengan yang direncanakan, auditor
harus mengubahtingkat pengujian substantif sebelum auditor mendesain
pengujian substantif khusus untuk menampung tingkat risiko deteksi yang dapat
diterima.

2.7 Desain Pengujian

Desain pengujian substantif sangat ditentuan oleh resiko deteksi yang


ditetapkan oleh auditor. Desain pengujian substantif mencakup penentuaan sifat,
saat, dan lingkup pengujian yang diperlukan untuk memenuhi tingkat resiko
deteksi setiap asersi. Pengujian substantif dapat dilaksanakan sebelum tanggal
neraca dan pada atau mendekati tanggal neraca, tergantung resiko deteksi yang
sudah ditetapkan. Auditor dapat menggunakan jenis pengujian substantif berikut
ini:

1. Prosedur analitik
2. Pengujian terhadap transaksi rinci
3. Pengujian terhadap saldo rinci

7
Pengujian substantif menghasilkan bukti audit tentang kewajaran setiap
asersi laporan keuangan signifikan. Desain pengujian substantif mencakup:

1. Sifat Pengujian Substantif

Sifat pengujian substantif mencakup jenis dan efektivitas prosedur


audit yang dilakukan oleh auditor. Jika tingkat risiko deteksi yang dapat
diterima adalah rendah, auditor harus menggunakan prosedut audit yang lebih
efektif dan biasanya memerlukan biaya yang lebih tinggi. Sebaliknya jika
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah tinggi, auditor dapat
menggunakan prosedur audit yang kurang efektif yang relatif murah.

2. Saat Pengujian

Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima berdampak terhadap saat


pelaksanaan pengujian substantif. Jika risiko deteksi adalah tinggi, pengujian
substantif dapat dilaksanakan beberapa bulan sebelum akhir tahun yang
diaudit. Sebaliknya, jika risiko deteksi untuk asersi tertentu adalah rendah,
pengujian substantif biasanya dilaksanakan oleh auditor pada atau mendekati
tanggal neraca.

3. Lingkup Pengujian

Bukti audit diperlukan lebih banyak untuk mencapai tingkat risiko


deteksi rendah bila dibandingkan dengan tingkat risiko deteksi tinggi. Auditor
dapat mengubah jumlah bukti audit yang dikumpulkan dengan mangubah
lingkup pengujian substantif yang dilaksanakan. Lingkup pengujian substantif
menunjukkan jumlah pos atau besarnya sampel yang diuji. Auditor dapat
menggunakan pendekatan statistik untuk meng- kuantifikasikan pertimbangan
profesionalnya dalam menentukan besarnya sampel untk mencapai tingkat
risiko deteksi tertentu.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38131218/._PENAKSIRAN_RESIKO_DAN_DESAIN_PENGUJIA
N_2_

https://www.scribd.com/doc/143593345/AUDITING-Penaksiran-Resiko-Dan-Desain-
Pengujian

iv

Anda mungkin juga menyukai