Anda di halaman 1dari 12

E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.

php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

Efektivitas Pelaksanaan Program Dinamika Kelompok


Pada Diklat Fungsional Auditor

Yuniar Endah Palupi*)1, Syamsul Maarif**), dan Joko Affandi***)


*)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Jl. Pramuka no. 33, Jakarta 13120
**)
Sekolah Bisnis, Institut Pertanian Bogor
Jl. Raya Pajajaran, Bogor 16151
***)
PPM Manajemen
Jl. Menteng Raya No. 9 Jakarta Pusat 10340

ABSTRACT

The objective of this research is to analyze the implementation effectiveness of the group dynamic
program using outbound method. The training is organized by Pusdklatwas BPKP and attended
by all the government internal auditors in Indonesia. The research uses Structural Equation
Modeling (SEM) with Partial Least Square approach. The effectiveness of the program is
scored using Kirkpatrick’s Four Level Training Evaluation model by measuring the participant’s
perception on the implemented training, the learning process, and the benefit that can be obtained
from the training. The result shows that as an output, the training influences the participants
learning process positively and significantly (trust, openness, responsibility, interdependency,
self confidence, & stress management). In addition, as a short term result the training also gives
a positive and significant impact to the learning condition and for the medium term result is the
adaptive performance of the participants.

Keywords: audit, employee, performance, psychology, SEM

ABSTRAK

Tujuan dari penelian ini adalah menganalisis efektivitas pelaksanaan program dinamika
kelompok dengan metode outbound yang diselenggarakan oleh Pusdiklatwas BPKP untuk seluruh
auditor internal pemerintah dari seluruh Indonesia. Penelitian ini dianalisis menggunakan
Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square (PLS). Efektivitas
program dinilai dengan menggunakan teori evaluasi pelatihan empat level yang dikemukakan
oleh Kirkpatrick, dengan mengukur persespi peserta program tentang pelaksanaan program,
serta pembelajaran dan manfaat yang dirasakan oleh peserta program. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa program efektif pada setiap tahapan evaluasi. Hasil menunjukkan
bahwa program ini secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap pembelajaran peserta
(trust, openness, responsibility, interdependency, self confidence, & stress management) sebagai
output, dan juga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap suasana pembelajaran
yang terbentuk sebagai hasil jangka pendek, dan terhadap kinerja adaptif peserta sebagai hasil
jangka menengah.

Kata kunci: audit, kepegawaian, kinerja, pelatihan, psikologi, SEM

1
Alamat Korespondensi:
Email: yuniar.palupi@hotmail.com

PENDAHULUAN yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge),


ketrampilan (skill) dan sikap prilaku (attitude) untuk
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dapat melakukan tugas-tugas fungsional auditor dengan
(BPKP) merupakan instansi pembina auditor internal baik. Pelatihan ini dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan
pemerintah yang disebut dengan Aparatur Pengawasan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP, yang
Internal Pemerintah (APIP). BPKP juga bertugas merupakan unit pelatihan yang dimiliki oleh BPKP.
untuk memberikan pelatihan fungsional auditor, yang Pegawai diberikan kesempatan yang cukup untuk
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi auditor menjalankan pendidikan dan pelatihan dengan tujuan

Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017 23


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

agar pengetahuan dan ketrampilan pegawai, untuk (responsibility) dan merasa bahwa dirinya bagian
mencapai tujuan organisasi dan dapat memperbaiki integrasi dari yang lainnya (interdependency) (Ratna
kinerja organisasi (Heyes dan Stuart, 1996). Pendidikan dan Murtini, 2006). Metode outbound yang dipakai
dan pelatihan sebagai bagian integral dari kebijakan dalam pelaksanaan program dinamika kelompok,
personil dalam rangka pembinaan pegawai disamping menurut Ancok (2007) membuat program ini lebih dari
sebagai sarana pembinaan yang bertujuan untuk hanya untuk pengembangan tim (team building), tetapi
memantapkan sikap mental pegawai, sebagai alat untuk juga dapat mengembangkan diri (personal development)
menyesuaikan antara tanggung jawab dan pekerjaan peserta, seperti kemampuan menghadapi ketakutan,
dengan kemampuan, ketrampilan dan kecakapan serta tekanan dan menambah kepercayaan pada diri sendiri.
keahlian dari pegawai. (Meitaningrum et al. 2013). Kelebihan penggunaan metode outbound untuk
Pelatihan sangat berpengaruh dalam meningkatkan pembentukan tim menurut Atmodiwirio (2002), pada
kinerja (performance) pegawai, yang pada akhirnya metode ini terdapat ketrampilan-ketrampilan lain yang
meningkatkan kinerja organisasi tempat pegawai bisa didapat oleh peserta, yaitu ketrampilan mengambil
tersebut bekerja (Kunartinah dan Fajar, 2010; Wiratama risiko dalam batas kewajaran dan keterampilan untuk
dan Sinatasih, 2013). berfikir diluar batas-batas yang baku. Ancok (2007)
menjelaskan pula bahwa metode outbound memberikan
Dinamika kelompok dengan metode outbound suasana penuh kegembiraan karena dilakukan dengan
merupakan sebuah program yang dilaksanakan pada permainan sehingga peserta akan merasa senang dalam
setiap pelaksanaan diklat fungsional auditor, sebagai menjalankannya. Pelaksanaan kegiatan di alam terbuka
sarana untuk mempercepat proses adaptasi para peserta memberikan suasana pelatihan menjadi menyenangkan,
yang berasal dari instansi yang berbeda dari seluruh tersetruktur, menantang dan santai (Blackwell dan
Indonesia. Walaupun program ini telah dilaksanakan Sheryl, 2003) sehingga mempercepat proses pencairan
dari tahun 2004, sampai sekarang belum ada pedoman suasana dan proses dinamika kelompok.
pelaksanaan program serta belum ada evaluasi yang
memadai mengenai efektivitas pelaksanaan program Program dinamika kelompok juga dapat mempertajam
dan bagaimana output dan outcome yang dirasakan kemampuan adaptif auditor dalam menghadapi situasi
oleh peserta. Dinamika kelompok mengajarkan baru pada saat melakukan kegiatan pengawasan/audit
ketrampilan sosial yang diberikan untuk membekali nantinya. Dalam bulletin yang diterbitkan oleh Ernst
peserta supaya mampu bersosialisasi dalam and Young (2013) berjudul “Assessing the effectiveness
pelaksanaan diklat selanjutnya, menurut Skokan dan of external audit process” ditegaskan audit yang
Schetter (1990) pelatihan ketrampilan sosial (social efektif adalah ketika anggota dalam tim audit dapat
skills training) dapat membawa perbaikan fungsi sosial merespon perubahan kebutuhan bisnis dengan cepat
dalam suatu hubungan manusia dan juga meningkatkan diseimbangkan dengan peningkatan kinerja. Auditor
perasaan baik seseorang terhadap dirinya sendiri. yang adaptif dapat mengembangkan kemampuannya,
Hasil dari pelaksanaan program ini, peserta diharapkan yaitu bukan hanya sekedar melakukan audit, tetapi
mempunyai ketrampilan interpersonal yang akan mampu melakukan audit dengan pendekatan yang
membantu untuk melaksanakan tugas dan fungsi dinamis sesuai dengan fakta di lapangan dan perubahan
mereka sebagai seorang auditor. kondisi pada saat audit dilaksanakan. Spink (2014)
berpendapat bahwa pelatihan dinamika kelompok
Beberapa literatur dan penelitian-penelitian terdahulu berpengaruh secara positif terhadap kinerja yaitu
menyatakan bahwa program dinamika kelompok peningkatan kemampuan beradaptasi (adaptive
dengan metode outbound sangat berguna, karena cognitive), seperti peningkatan kepuasan pada diri
selain dapat mempercepat adaptasi peserta untuk sendiri (self-efficacy) atau pertambahan kemampuan
mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. Dinamika saling bersosialisasi (social cohesion). Tim yang
kelompok yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan adaptif akan terbentuk dengan adanya perilaku adaptif
sebuah pelatihan, bertujuan mempersiapkan peserta (adaptive behavior) dari individu yang membentuk
dalam membangun kelompok yang dinamis dalam tim tersebut, menurut klein sebuah tim akan menjadi
proses pembelajaran dengan menyiapkan peserta agar adaptif jika tiap individu di dalamnya mempunyai
dapat saling mempercayai (trust), memiliki sikap mindset of adaptation sehingga dalam menyeleksi
keterbukaan (openness), memiliki rasa tanggung jawab anggota tim diharapkan untuk mencari orang-orang

24 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

dengan tingkat adaptif tinggi pada tingkat individu. program dinamika kelompok, dibandingkan tim yang
Adaptasi, adalah perilaku dan kemampuan yang tidak diberikan. Pelatihan dinamika kelompok (team
muncul yang memungkinkan tim untuk mengevaluasi building) mampu meningkatkan kepuasan karyawan,
situasi dan menyesuaikan operasi yang sesuai dengan efektivitas dan produktivitas tim.
perubahan situasi (Randall et al. 2011). Kemampuan
ini secara langsung akan memberikan pengaruh positif Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan apakah
terhadap terbentuknya kohesivitas (kelekatan) pada program dinamika kelompok dengan metode outbound
tim kerjanya, dan pada akhirnya akan meningkatkan yang diselenggarakan oleh Pusdiklatwas BPKP
kinerja tim. telah efektif untuk mempersiapkan peserta untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan selanjutnya dan
Selain kemampuan adaptasi, auditor dituntut untuk apakah program ini memberikan pengaruh terdapat
mampu melaksanakan kerja secara berkelompok tercapainya output dan outcome sesuai dengan teori
(teamwork) dalam pelaksanaan audit, untuk yang ada.
meningkatkan kemampuan tersebut diperlukan program
dinamika kelompok. Kemampuan individu auditor
untuk beradaptasi, berubah sesuai dengan kondisi, dan METODE PENELITIAN
mengatasi situasi, akan membawa tim audit menjadi
efektif. Kemampuan adaptif ini juga merupakan kinerja Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan
yang penting karena sangat diperlukan dan mendukung kuesioner kepada peserta diklat fungsional auditor
kemampuan intelektual dalam menjalankan tugas di yang telah menjalankan program dinamika kelompok
dalam sebuah tim audit. Sebuah teori penilaian kinerja dengan metode outbound, pada bulan Januari sampai
yang lebih adil mengenai Individual Work Performance dengan Maret 2015, dan telah kembali bekerja pada
(IWP), dikemukakan oleh Linda Koopmans (2011), instansinya masing-masing. Pelaksanaan pengambilan
di mana penilaian pegawai tidak hanya dinilai dari data kuesioner dilakukan dengan cara menyebarkan
performance pekerjaannya, tetapi juga dari kelebihan- kuesioner secara langsung maupun melalui surat
kelebihan personalnya yang dapat mendukung elektronik (e-mail) kepada responden, yaitu APIP yang
kinerja organisasi secara keseluruhan, salah satunya berasal dari BPKP, Inspektorat Jenderal Kementerian,
kemampuan beradaptasi karyawan. Menurut Linda Inspektorat Daerah dan lembaga pemerintah lainnya.
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap IWP, yang Periode pengumpulan data dimulai pada bulai April
dapat dilihat dari empat dimensi yang luas dan umum sampai dengan Agustus 2015, dan terkumpul sebanyak
(Koopmans et al. 2013), yaitu sebagai berikut: 115 kuesioner yang valid. Pertanyaan-pertanyaan
1. Kinerja Tugas (Taks performance), yang mengacu dalam kuesioner diajukan agar responden dapat
pada kemampuan karyawan dalam melaksanakan mengevaluasi bagaimana kondisi yang dirasakan oleh
tugas pekerjaan utamanya responden selama dan setelah menjalani program, serta
2. Kinerja Kontekstual (Contextual performance), setelah kembali menjalankan tugas masing-masing,
mengacu pada perilaku karyawan yang mendukung evaluasi seperti ini memberikan kesempatan responden
organisasi, social, dan psikologis lingkungan di untuk mengungkapkan diri sehingga mendorong untuk
mana tugas-tugas pekerjaan utama dilakukan. menyadari siapa dan seperti apa dirinya (Handayani et
3. Kinerja Adaptif (Adaptive Performance), mengacu al. 1998). Data dari kuesioner tersebut digunakan untuk
pada kemampuan karyawan dalam beradaptasi mengukur tingkat efektifitas program menurut presepsi
dengan perubahan peran atau lingkungan peserta program, instrumen pertanyaan dibuat dengan
pekerjaan. menggunakan skala diferensial numerik yang dapat
4. Perilaku Kerja Kontraproduktif (Counterproductive menggambarkan presepsi peserta terhadap program
Work Behaviour), mengacu pada perilaku berbahaya pelatihan, kemudian dianalisis dengan menggunakan
bagi kesejahteraan organisasinya. teori empat tahap evaluasi program pelatihan menurut
Kirkpatrick (2010), yaitu tahap evaluasi reaksi,
Penelitian Mdujana (2010) terhadap penerapan evaluasi pembelajaran, evaluasi perilaku dan evaluasi
program dinamika kelompok terhadap sebuah tim hasil. Kerangka pemikiran dan operasional penelitian
kerja, memberikan hasil bahwa terjadi peningkatan ini dapat dilihat pada Gambar 1.
kinerja yang signifikan pada tim yang diberikan

Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017 25


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

Activity Output Short-term Intermediate


Input
Outcome Outcome

Resources:
Peserta, materi,
metode,
Dinamika Peserta Suasana
instruktur,
Kelompok Pelatihan belajar Adaptive
infrastrukur
dengan yang siap kelompok performance
Metode mengikuti yang kondusif dalam tim
outbound pelatihan audit
Influence:
Ragam, usia,
asal, sifat
Pengaruh yang ingin diuji

Tahap Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV


Evaluasi Reaksi Pembelajaran Perilaku Hasil
Kirkpatrick

Pelaksanaan Pro- Perilaku yang Kemampuan yang Adaptive


gram dilihat dari: didapat peserta: didapat peserta: Performance
1. Metode 1. Trust 1. Komunikasi yang baik pada
2. Waktu 2. Oppeness antar peserta saat melakukan
Variabel / 3. Materi 3. Responsibility baik tugas baru dan
Indikator • Team building 4. Interdependency 2. Suasana berinteraksi
• Personal 5. Self Confidence (atmosphere) dengan tim audit:
development 6. Stress pembelajaran 1. Self efficacy
4. Instruktur Management nyaman 2. Neuroticism
5. Infrastruktur 3. Openeess to
experience

Kirkpartick Ratna & Murtini Ratna & Murtini Naami (2014)


Berdasarkan (2010); (2006) (2006)
teori Ancok (2007)

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Pengujian hubungan dan pengaruh pelaksanaan hubungan dan pengaruh program ini juga dilakukan
dinamika kelompok terhadap outcome yang didapatkan untuk setiap tahap evaluasi kirkpatrik sehingga dapat
oleh peserta, dilakukan dengan menggunakan analisis dijelaskan seberapa besar pengaruh indikator refleksif
Structural Equation Modeling (SEM) dengan terhadap variabel laten yang dipengaruhinya di setiap
pendekatan Partial Least Square (PLS) dan dengan tahap evaluasi. Model awal pengujian pada penelitian
bantuan software SmartPLS versi 3.0. Analisis ini secara keseluruhan tersaji pada Gambar 2.

26 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

Metode

Trust
Waktu Aktivitas/ Reaksi

Openness
Materi

Responsibility
Instruktur
Output/
Pembelajaran Interdependency
Infrastruktur

Self Confidence
Komunikasi yang
baik Stress Management
Short-term Intermediate
Outcome/ Outcome/ Hasil
Suasana Perilaku
Pembelajaran
Nyaman

Openness to experience Self Efficacy Neuroticism

Gambar 2. Rancangan/model awal pengujian

HASIL
Korelasi Karateristik Responden terhadap Short-
Term Outcome dan Intermediate Outcome
Deskripsi Responden
Kateristik responden tidak mempunyai korelasi atau
Responden penelitian ini berjumlah 115 orang yang
hubungan dengan short-term outcome dan Intermediate
terdiri dari 55% laki-laki dan 45% perempuan.
outcome yang ada. Hasil ini didapat oleh penulis dengan
Responden mempunyai usia terendah 22 tahun dan
cara melakukan uji korelasi dengan menggunakan uji
tertinggi 56 tahun, dengan prosentase tertinggi pada
korelasi Rank Spearman dengan bantuan SPSS 22.
usia 31 sampai dengan 45 tahun, yaitu sebanyak 46%.
Hasil yang didapat menggambarkan bahwa short-term
Program dinamika kelompok ini diberikan kepada
outcome dan intermediate outcome tidak dipengaruhi
seluruh peserta diklat fungsional auditor baik yang
oleh karateristik responden sehingga dapat disimpulkan
sudah menjabat sebagai fungsional auditor maupun
bahwa responden memperoleh pembelajaran dan
yang belum, responden penelitian ini terdiri dari 18%
merasakan hasil yang sama dengan peserta lain yang
auditor trampil, 59% auditor ahli dan sisanya sebanyak
berbeda karateristik. Program ini berhasil membentuk
23% belum memiliki jabatan atau masih memegang
perilaku di dalam kelas dan kinerja adaptif yang relatif
jabatan struktural atau lainnya. Golongan pangkat
sama terhadap seluruh responden. Hal ini sesuai
responden juga beragam, terdapat 16% responden
dengan teori Ancok (2007) bahwa dinamika kelompok
dari golongan II, 75% responden dari golongan III
dengan teknik outbound disukai dan paling efektif bagi
dan 9% responden sudah mempunyai golongan IV.
semua orang, karena menggunakan metode simulasi
Penelitian ini dilakukan hanya untuk peserta diklat
kegiatan/kehidupan dan metode pengalaman langsung
fungsional auditor pembentukan auditor yang jumlah
(experiental learning) dan aktivitas pelatihan dengan
respondennya sebanyak 36 orang atau 34%, dan peserta
permainan di alam terbuka mampu merangsang
diklat fungsional penjenjangan auditor tingkat ketua
emosi dan kegembiraan sehingga peserta lebih cepat
tim dengan jumlah responden sebanyak 70 orang atau
memahami suatu konsep. Sifat manusia dewasa lebih
66%. Responden berasal dari instansi BPKP sebanyak
suka belajar melalui pengalaman dari pada diberikan
49%, pemerintah daerah sebanyak 30%, Kementerian
wejangan (Williams et al. 2003) sehingga apapun
13% dan 8% dari instansi pemerintah lain.
Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017 27
E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

konsep yang ingin ditanamkan oleh instruktur outbound (trust) dan perilaku (behavior) yang lain. Hampir
melalui program ini, akan lebih dapat dipahami dan seluruh responden berpendapat program dinamika
diikuti oleh seluruh peserta pelatihan. kelompok dalam pelatihan ini, telah mampu membentuk
trust, openness, responsibility, interdependency, self
Efektivitas Penyelenggaraan Program Dinamika confidence dan stress management peserta. Penilaian
Kelompok menurut Persepsi Peserta terendah atas pencapaian output program adalah pada
stress management, dimana beberapa responden merasa
Evaluasi yang diberikan kepada responden terhadap masih kurang mampu untuk saling berbagi masalah dan
program, didapat hasil bahwa menurut persepsi kekuatiran dengan orang lain.
responden secara keseluruhan program ini efektif,
karena tujuan program telah tercapai, manfaat dan Henderson et al. (2011) menyatakan bahwa suasana
perubahan perilaku telah dirasakan oleh responden. pembelajaran yang positif akan terbentuk jika peserta
Evaluasi pada program pelatihan akan memberikan didalamnya mampu secara terbuka mengatakan
jawaban apakah pelatihan telah efektif atau kurang (verbaly) pikiran/situasi yang dihadapi dan adanya
efektif bahkan tidak efektif sehingga manajemen dapat kepercayaan satu dengan yang lain maka dapat diartikan
membuat keputusan dan langkah-langkah yang perlu bahwa komunikasi yang baik akan membentuk suasana
dilakukan terhadap program pelatihan yang dievaluasi. pembelajaran yang baik pula. Responden pada
Selain itu ketika pelatihan dirasa efektif oleh peserta penelitian ini memberikan penilaian bahwa komunikasi
pelatihan maka akan terjadi peningkatan motivasi, dan suasana pembelajaran yang terbentuk setelah
kepuasan kerja dan komitmen karyawan terhadap pelaksaan program, sangat baik dan membantu proses
organisasi (Sahinidis et al. 2007). belajar mengajar. Program ini membantu peserta yang
tadinya tidak mengenal satu dengan yang lain, menjadi
Dilihat dari skor persepsi responden, pada tingkat lebih akrab dan suasana pembelajaran menjadi kondusif
aktivitas, pelaksanaan program dinilai efektif secara dan menyenangkan.
merata oleh responden, baik dari segi metode instruktur,
materi, infrastruktur, maupun waktu. kekurangan yang Alvarez et al. (2004) menyatakan bahwa kepercayaan
dirasakan oleh responden adalah kekurang sesuaian pada diri sendiri dan pengalaman baru yang diperoleh
materi dengan tingkat diklat dan permainan pernah peserta setelah training sangat berkaitan erat dengan
dilakukan pada jenjang diklat sebelumnya, waktu yang efektivitas training yang telah dijalani. Pada penelitian
diberikan kurang memadai, dan beberapa responden ini responden memberikan penilaian baik terhadap
menilai instruktur kurang mampu berkomunikasi keyakinan pada diri sendiri dan keterbukaan terhadap
dan membangkitkan kepercayaan diri dan kerjasama hal baru berkembang baik setelah pelatihan, atau
peserta. Penilaian terhadap infrastruktur program dengan kata lain program telah efektif meningkatkan
hanya mendapatkan nilai cukup kelengkapan dan kinerja adaptif (adaptive performance). Penilaian
kondisi infrastruktur yang kurang terawat. Namun, terendah dari pencapaian Intermediate-outcome adalah
sebagian besar responden menilai metode dan materi pada neurotiscm atau kelabilan emosi, dimana masih
outbound untuk pelaksanaan dinamika kelompok cukup banyak dari responden yang takut terhadap hal-
dianggap menyenangkan dan sangat bermanfaat hal buruk yang tiba-tiba dapat terjadi dan merasa kurang
untuk pembentukan kemampuan bekerjasama dan percaya diri dalam menghadapi masalah tanpa bantuan
kemampuan pribadi terutama kepercayaan diri. Hal ini orang lain. Secara keseluruhan, program dinilai telah
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan efektif meningkatkan kemampuan adaptif responden,
bahwa pelatihan di alam terbuka dapat meningkatkan dilihat dari nilai self efficacy (keyakinan pada diri
kompetensi pribadi, terutama dalam hal harga diri, sendiri) dan oppeness to experience (keterbukaan
sifat kooperatif dan kesadaran terhadap kompetensinya terhadap hal baru) yang tinggi, dan rendahnya nilai
(Afiatin et al. 2000). neurotiscm atau kelabilan emosi pada sebagian besar
responden. Peningkatan kepercayaan diri akan dapat
Pelaksanaan program dinamika kelompok dengan meningkatkan kepuasan dalam bekerja karyawan
metode outbound, selain dapat memperluas (Engko, 2008).
pengetahuan juga dapat menumbuhkan rasa percaya

28 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

Pengaruh Program Dinamika Kelompok terhadap pembelajaran. Hal ini tercermin dari nilai T-statistik
Output, Short-term Outcome dan Intermediate yang dihasilkan sebesar 8,66 (lebih besar dari T-tabel).
outcome Besar pengaruh program terhadap output yang
dihasilkan menghasilkan nilai koefisien positif sebesar
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini 0,585. Artinya, bahwa jika aktivitas pelaksanaan
menggunakan analisis SEM dengan pendekatan PLS, program ditingkatkan maka pembelajaran yang diterima
dengan metode second order comfirmatory factor oleh peserta akan meningkat sebanyak 58,5%.
analysis, yaitu analisis yang pengujian konstruknya
melalui dua jenjang untuk setiap variabel latennya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pembelajaran
Jenjang pertama analisis dilakukan dari konstruk laten mempunyai pengaruh yang signifikat terhadap sort-term
dimensi ke indikator-indikatornya dan jenjang kedua, outcome, yaitu suasana pembelajaran di dalam kelas
analisis dilakukan dari konstruk laten ke konstruk pelatihan. Data menunjukkan bahwa nilai T-statistik
dimensinya (Ghozali dan Latan, 2015). Pada penelitian yang dihasilkan adalah sebesar 10,461 jauh lebih tinggi
ini dapat dilakukan first order CFA dan second order dari T-tabel, dan nilai koefisien jalur sebesar positif
CFA untuk empat tahap, yaitu tahap reaksi, tahap 0,637. Jika pembelajaran ditingkatkan maka suasana
pembelajaran, tahap prilaku, dan tahap hasil. Model pembelajaran di dalam kelas akan membaik sebesar
akhir yang dihasilkan setelah proses diatas dapat dilihat 63,7%. Selain pengaruh langsung dari pembelajaran
pada Gambar 3. terdapat pengaruh yang tidak langsung dari aktivitas
yang dapat memengaruhi suasana pembelajaran dengan
Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai koefisien positif 0,372. Artinya, jika aktivitas
aktivitas pelaksanaan program dinamika kelompok pelaksanaan program ditingkatkan maka suasana
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil/output pembelajaran akan meningkat sebanyak 37,2%.

Gambar 3. Model akhir penelitian

Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017 29


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

Intermediate outcome yang dihasilkan dari program yang dikemukakan oleh Ratna dan Murtini (2006)
ini adalah peningkatan kinerja adaptif yang ditandai bahwa program dinamika kelompok adalah untuk
dengan peningkatan keterbukaan terhadap pengalaman memfasilitasi peserta dalam membangun kelompok
baru (openness to new experience), keyakinan pada yang dinamis dalam proses pembelajaran dengan
diri sendiri (self efficacy) dan menurunnya tingkat menyiapkan peserta agar dapat saling mempercayai
kelabilan emosi (neurotiscm). Hasil pengolahan (trust), memiliki sikap keterbukaan (openness),
data menunjukkan bahwa pembelajaran yang didapat memiliki rasa tanggung jawab (responsibility) dan
dari program dinamika kelompok ini berpengaruh merasa bahwa dirinya bagian integrasi dari yang lainnya
langsung secara signifikan sebesar positif 0,383 dan (interdependency). Serta teori yang dikemukaan oleh
sebesar 0,264 secara tidak langsung terhadap kinerja Ancok (2007) bahwa program dinamika kelompok
adaptif, atau secara total peningkatan pembelajaran yang menggunakan teknik outbound dapat pula
berpengaruh sebesar 64,7% terhadap kinerja adaptive membentuk keahlian personal yaitu kepercayaan diri
peserta. Suasana pembelajaran di dalam kelas juga (self confidence) dan kemampuan menangani tekanan
Memengaruhi kinerja adaptif secara langsung dan (stress management). Cara yang paling efektif untuk
signifikan sebesar positif 38,3%. selain pembelajaran meningkatkan kualitas program dinamika kelompok
dan perilaku, aktivitas secara tidak langsung juga adalah dengan meningkatkan atau memperbaiki
Memengaruhi peningkatan kinerja adaptif sebanyak faktor-faktor endogen yang Memengaruhinya yaitu
37,8% (Tabel 1). Dari hasil pengolahan PLS-SEM meningkatkan metode, waktu, materi, instruktur dan
diatas didapat nilai pengaruh aktivitas pelaksanaan infrastruktur. Dari hasil analisis diatas, materi sangat
program sampai hasil yang dapat digambarkan pada berperan dalam Memengaruhi program sehingga
Gambar 4. materi program harus benar-benar dibuat sesuai dengan
kebutuhan peserta dan organisasi. Metode outbound
Pengaruh aktivitas terhadap Output, Short-term atau pelatihan dialam terbuka juga mempunyai
Outcome dan Intermediate Outcome pengaruh yang besar terhadap aktivitas sehingga dapat
disimpulkan metode ini adalah paling tepat untuk
Hasil perhitungan analisis di atas, aktivitas berpengaruh melaksanakan dinamika kelompok. Instruktur juga
signifikan terhadap terbentuknya output, yaitu sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan program,
pembelajaran yang di dapatkan oleh peserta, berupa kualitas program dapat meningkat dengan melibatkan
perubahan sikap menjadi lebih baik, pengetahuan fasilitator yang berpengalaman, memiliki kompetensi,
konsep diri yang bertambah dan keahlian mengelola memiliki keterampilan intrapersonal, yaitu memiliki
emosi, yang tercermin dari terbentuknya trust, openness, integritas, dewasa (matang), dan mampu untuk
responsibility, interdependency, self confidence dan mendidik (Bachroni, 2011) dalam pelaksanaannya.
stress management. Hal ini telah sesuai dengan teori

Tabel 1. Nilai koefisien pengaruh langsung dan tidak langsung setiap variabel
Pengaruh
Variabel Tidak
Langsung Total
langsung
Aktivitas -> pembelajaran (output) 0,585 0,585
Aktivitas -> suasana pembelajaran (short-term outcome) 0,372 0,372
Aktivitas -> kinerja adaptif (Intermediate outcome) 0,378 0,378
Pembelajaran (output) -> suasana pembelajaran (short-term outcome) 0,637 0,637
Pembelajaran (output) -> kinerja adaptif (intermediate outcome) 0,383 0,264 0,647
Suasana pembelajaran (short-term outcome) -> kinerja adaptif (intermediate 0,414 0,414
outcome)

30 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

Gambar 4. Hasil analisis pengaruh

Hasil analisis PLS-SEM menyatakan bahwa program dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja tim.
juga secara tidak langsung memberikan pengaruh yang Sebuah tim audit membutuhkan pribadi-pribadi yang
signifikan terhadap pembentukan prilaku, yaitu suasana memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, karena
pembelajaran yang kondusif. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan yang tidak sama dengan teori
teori Ratna dan Murtini (2006), bahwa pelaksanaan dan tim harus dihadapkan dengan kultur dan manusia
program ini diharapkan mampu membantu peserta agar yang berbeda di setiap penugasan. Oleh karena itu,
dapat tercipta suasana pembelajaran yang mendukung pembentukan pribadi yang adaptif ini penting dengan
proses pelatihan. Pelaksanaan dinamika kelompok ini tujuan auditor dapat berkembang lebih dari sekedar
membentuk sikap yang dibutuhkan untuk membentuk melakukan audit, tetapi dengan pendekatan yang
komunikasi yang baik antar peserta yang heterogen, dinamis sesuai dengan fakta di lapangan dan perubahan
karena komunikasi yang baik akan menimbulkan kondisi pada saat audit dilaksanakan (Ernst and Young,
suasana dan interaksi belajar mengajar menjadi 2013).
menyenangkan sehingga proses belajar menjadi lebih
efektif. Suasana yang akrab dan menyenangkan Pengaruh Output terhadap Short-term Outcome dan
membuat pelatihan auditor yang menggunakan metode Intermediate Outcome
ceramah, tanya jawab, praktek dan diskusi, dapat
dilakukan dengan baik. Hasil analisis PLS-SEM menunjukkan bahwa
pembelajaran ini berpengaruh secara signifikan
Pelaksanaan program secara tidak langsung terhadap tercapainya suasana pembelajaran yang
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kondusif, sesuai dengan teori BKKBN (2012) bahwa
pembentukan kinerja adaptif sebagai intermediate tingkat keberhasilan dalam program pembelajaran
outcome, hasil ini sesuai dengan teori dari Spink (2014), dinamika kelompok adalah terciptanya suasana
bahwa pelatihan dinamika kelompok (team building lingkungan belajar yang mendukung. Dengan
interventions) berpengaruh secara positif terhadap terbentuknya sikap saling mempercayai (trust),
kinerja yaitu peningkatan kemampuan beradaptasi memiliki sikap keterbukaan (openness), memiliki rasa
(adaptive cognitive), seperti peningkatan keyakinan tanggung jawab (responsibility), merasa bahwa dirinya
pada diri sendiri (self-efficacy) atau pertambahan bagian integrasi dari yang lainnya (interdependency)
kemampuan saling bersosialisasi (social cohesion), maka peserta akan lebih mudah melakukan interaksi
yang akan memberikan pengaruh positif terhadap sosial di dalam kelas yang heterogen dan suasana kelas
terbentuknya kohesivitas (kelekatan) pada tim kerjanya, pelatihan menjadi kondusif dan menyenangkan bagi

Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017 31


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

seluruh peserta sehingga proses pelatihan auditor yang Program pelatihan dinamika kelompok yang hanya
sifatnya praktikal dengan durasi yang pendek, berhasil dilakukan selama satu hari pada setiap kali pelatihan
mencapai tujuannya, yaitu memberikan pengetahuan, auditor, mampu memberikan materi pembentukan
ketrampilan, dan sikap spesifik yang dimiliki oleh perilaku yang diharapkan dipunyai oleh seorang
seseorang auditor pemerintah. Kondisi suasana auditor. Program ini dapat menyeimbangkan dan
pembelajaran yang tercipta telah sesuai dengan teori mendukung materi utama yang diberikan selama lima
Huraerah dan Purwanto (2006), yaitu salah satu prinsip sampai lima belas hari selanjutnya, yaitu pemberian
yang dapat membuat kelompok dapat bekerja sama materi pengetahuan (knowledge) untuk melaksanakan
dengan efektif adalah suasana kelompok yang nyaman tugas audit. Pengelolaan program seharusnya dapat
dan menyenangkan bagi anggota kelompok. dilakukan dengan lebih baik, dengan menyusun
pedoman dan aturan-aturan pelaksanaan program
Hasil analisis PLS-SEM menunjukkan bahwa sehingga program dapat mencapai tujuan pembentukan
pembelajaran juga mempunyai pengaruh yang perilaku yang sesuai dengan tingkatan jabatan auditor.
signifikan terhadap terciptanya kinerja adaptif peserta,
kepercayaan diri (self confidence) dan kemampuan Teknik outbound yang dipilih untuk melaksanakan
menangani tekanan (stress management) yang terbentuk, program ini, dari banyak literatur, serta dari hasil
membuat peserta memiliki keyakinan pada diri sendiri penelitian ini, adalah teknik yang sangat efektif untuk
(self efficacy) dan mampu menangani tekanan dalam melaksanakan program dinamika kelompok. Namun,
pekerjaan sehingga menurunkan tingkat kelabilan kendala keamanan pelaksanaan outbound perlu
emosi (neurotiscm). Kemampuan ini sesuai dengan mendapat perhatian khusus, salah satunya dengan
teori Naami et al. (2014) adalah sebagai faktor kunci melatih dan mengangkat instruktur, yang mampu
pembentukan kinerja adaptif (adaptive performance) melaksanakan tugas, mampu menyampaikan materi
atau kemampuan untuk menyesuaikan diri yang harus dengan tepat, memotifasi peserta, dan dapat menjamin
dimiliki oleh auditor, karena pelaksanaan audit yang keamanan pelaksanaan program, serta menyediakan
efektif adalah ketika anggota dalam tim audit dapat fasilitas pelaksanaan outbound yang lebih aman dan
merespon perubahan kebutuhan bisnis dengan cepat memadai.
diseimbangkan dengan peningkatan kinerja (Ernst and
Young, 2013).
KESIMPULAN DAN SARAN
Implikasi Manajerial
Kesimpulan
Penelitian ini membuktikan bahwa pelaksanaan
program dinamika kelompok mempunyai manfaat
yang besar bagi peserta diklat, manfaat yang bisa Hasil analisis dalam pembahasan, dapat disimpulkan
langsung dirasakan pada saat di dalam proses belajar hasil analisis atas presepsi peserta diklat terhadap
mengajar, pelaksaaan ujian dan manfaat yang dirasakan program dinamika kelompok dengan teknik outbound
ketika kembali menjalankan tugas audit. Tugas ini adalah efektif, karena tujuan program telah tercapai,
lembaga pelatihan kedinasan adalah memberikan bekal manfaat dan perubahan perilaku telah dirasakan oleh
pengetahuan dan membentuk perilaku yang dapat peserta diklat. Program ini memberikan manfaat yang
mendukung pelaksanaan tugas serta pengembangan dirasakan oleh peserta diklat baik dalam mengikuti
diri peserta pelatihan. Lembaga pelatihan harus pelatihan auditor, melaksanakan ujian sertifikasi auditor
berusaha memberikan keseimbangan materi untuk sampai dengan ketika mereka kembali menjalankan
menambah pengetahuan (knowledge) dengan materi tugasnya dalam tim audit. Walaupun dalam pelaksanaan
untuk membentuk perilaku (behavior) yang baik, terdapat beberapa kekurangan dirasakan, seperti
karena unsur inilah yang akan membentuk kinerja kekurangsesuaian materi dengan tingkat diklat dan
yang baik. Jika program dilakukan dengan baik dan permainan yang diulang dari diklat sebelumnya dan
seimbang dengan program-program yang lain didalam beberapa responden merasa instruktur kurang mampu
pelatihan auditor, sesuai penelitian Roberts et al. (2008) berkomunikasi dan membangkitkan kepercayaan diri
maka keseluruhan pelatihan auditor dapat menambah dan kerja sama peserta.
pengetahuan (knowledge) dan perilaku (behavior)
pesertanya.

32 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

Hasil pengujian teori mengenai tercapainya short-term 416.


outcome dan Intermediate outcome dari pelaksanaan Ancok D. 2007. Outbound Management Training,
program dilakukan dengan mengunakan metode PLS- Aplikasi Ilmu Prilaku dalam Pengembangan
SEM menunjukkan hasil: 1) pencapaian Short-term Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit
outcome yaitu suasana pembelajaran di dalam kelas, UII Press.
dipengaruhi secara langsung dan positif oleh output Bachroni M. 2011. Pelatihan pembentukan tim untuk
yaitu pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan meningkatkan kohesivitas tim pada Kopertis V
program dinamika kelompok dan dipengaruhi secara Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM. Jurnal
tidak langsung dan positif oleh aktivitas pelaksanaan Psikologi 38(1):40–51.
program dinamika kelompok; 2) pencapaian Blackwell S, Sheryl L. 2003. Reactions to outdoor
Intermediate outcome yaitu kinerja adaptif atau teambuilding initiatives in MBA education.
kemampuan menyesuaikan diri auditor dipengaruhi Journal of Management Development 2004,
secara langsung oleh output, yaitu pembelajaran yang 23(7/8):614-630.
didapatkan oleh peserta dan dari short-term outcome Engko C. 2008. Pengaruh kepuasan kerja terhadap
yaitu suasana pembelajaran di dalam kelas diklat, serta kinerja individual dengan self esteem dan self
dipengaruhi secara tidak langsung dan positif oleh efficacy sebagai variabel intervening. Jurnal
pelaksaan program dinamika kelompok. Bisnis dan Akuntansi 10(1):1–12.
Ernts & Young. 2013. Assessing the Effectiveness of
Saran the External Audit Process: A Guide for Audit
Committess. London: Ernst & Young LPP.
Saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan Ghozali I, Latan H. 2015. Partial Least Squares Konsep,
efektifitas program perlu dibuat pedoman dan aturan Teknik, dan Aplikasi menggunakan Program
mengenai pelaksanaan program terutama untuk SmartPLS 3.0 untuk Penelitian Empiris Edisi
menentukan materi yang sesuai dengan kebutuhan 2. Badan Semarang: Universitas Diponegoro
dan jenjang jabatan peserta diklat serta penataan Semarang.
jenis permainan yang sesuai dengan tingkat diklat Handayani MM, Ratnawati S, Helmi AF 1998.
sehingga tidak ada pengulangan permainan yang sama Efektifitas pelatihan pengenalan diri terhadap
pada tingkat diklat yang berbeda. Mengembangkan peningkatan penerimaan diri dan harga diri.
kemampuan dan jumlah instruktur yang kompeten Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada 2:47–
karena program ini memiliki tingkat risiko keamanan 55.
yang tinggi dan membutuhkan ketrampilan Henderson A, Briggss J, Schoonbeek S, Paterson
interpersonal yang baik. Pelaksanaan dilakukan lebih K. 2011. A Framework to develop a clinical
dari satu kali dengan menekankan pemberian materi learing culture in health facilities: ideas from the
untuk membentuk perilaku yang dapat meningkatkan literature. International Nursing Review 58:196–
kinerja adaptif auditor. Adanya evaluasi pasca 202.
pelaksanaan program, agar tiap penyelenggaraan Heyes J, Stuart M. 1996. Does training matter?
program dapat dinilai kelebihan dan kekurangannya employee experiences and attitude. Human
untuk perbaikan dan pengembangan program, karena Resources Management Journal 10(3):7–21.
evaluasi penyelenggaraan pelatihan adalah umpan Huraerah A, Purwanto. 2006. Dinamika Kelompok,
balik untuk perbaikan pelaksanaan kinerja tim dalam Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika
penyelenggaraan diklat (Susanti et al. 2012). Aditama.
Kirkpartrick D, Kirkpatric J. 2010. Evaluating Training
Programs: The Four Levels. OakLand: Berrett-
DAFTAR PUSTAKA Koehler Publishers Inc.
Koopmans L, Benaards C, Hildebrandt V, de Vet H,
Afiatin T, Subandi, Haryanto. 2000. Efektivitas pelatihan van der Beek A. 2013. Measuring individual
program kelompok “aji” pada guru bimbingan work performance-identifiying and selecting
dan konseling. Jurnal Psikologi 1:23–36. indicators. Work: A Journal of Prevention,
Alvarez K, Salas E, Garofano CM. 2004. An integrated Assessment & Rehabilitation 45(3):62–81.
model of training evaluation and effectiveness. Kunartinah S, Fajar. 2010. Pengaruh pendidikan dan
Human Resource Development Review 3(4):385– pelatihan, pembelajaran organisasi terhadap

Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017 33


E-ISSN: 2460-7819 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
P-ISSN: 2528-5149 Nomor DOI: 10.17358/JABM.3.1.23

kinerja dengan kompetensi sebagai mediasi. Sahinidis AG, Bouris J, 2007. Employee perceived
Jurnal Bisnis dan Ekonomi 17(1):74–84. training effectiveness relationship to employee
Mdunjana M. 2010. An Evaluation of The Effectiveness attitudes. Journal of Europeans Industrial
of a Teamwork Program: a Comparative Study Training 32(1):63–76.
[disertasi]. ZuluLand: University of ZuluLand. Skokan LA, Schetter CD. 1990. Determinants of social
Meitaningrum, Dhita A, Hardjanto I, Siswidiyanto. support provision in personal relationship.
2013. Efektivitas pendidikan dan pelatihan Journal of Social and Personal Relationship
dalam meningkatkan kinerja pegawai (studi pada 7:437–450.
badan kepegawaian Daerah Kabupaten Malang). Spink K. 2014. Team building. In R. Eklund, & G.
Jurnal Administrasi Publik 1(3):192–199. Tenenbaum (Eds.), Encyclopedia of sport and
Naami A, Behzadi E, Parisa H, Charkhabi M. 2014. exercise psychology 19:741–744.
A study on the personality aspect of adaptive Susanti I, Hubeis AV, Kuswanto S. 2012. Perancangan
performance among governmental hospital manajemen kinerja penyelenggara pendidikan
nurses: a conceptual model. Procedia – Social dan pelatihan dengan ancangan managemen
and Behavioral Sciences 159(2014):359–364. by objectives (MBO) dan persepsi Balanced
Randall K, Resickt C, DeChurch L. 2011. Building team Scorecard. Jurnal Manajemen & Agribisnis
adaptive capacity: the roles of sensegiving and 9(1):43–58.
team composition. Journal of Applied Psycology Wiratama NJA, Sinatasih DK. 2013. Pengaruh
96(3):525–540. kepemimpinan, diklat dan disiplin kerja terhadap
Ratna S, Murtini S. 2006. Dinamika Kelompok; Modul kinerja karyawan PDAM Tirta Mangutama
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan Kabupaten Badung. Jurnal Manajemen, Strategi
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Bisnis dan Kewirausahaan 7(2):126–134.
Republik Indonesia. Williams S, Graham T, Baker B. 2003. Evaluating
Roberts KR, Barrett B, Howells A, Shanklin CW, Pilling outdoor experiential training for leadership and
VK, Brannon LA. 2008. Food safety training and team building. The Journal of Management
foodservice employees’ knowledge and behavior. Development 22(1/2):45–59.
Food Protection Trends 28(4):252–260.

34 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1, Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai