Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI

KELOMPOK 1

1. FEBRI HIDAYAT A21713014


2. MAUDILLA RAHMADHANI A21713020
3. MEGA MUSLIMAH A21713021
4. PUTRI VALENIA A21713023

Dosen Pembimbing : Dr

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
ataupun inspirasi kepada pembaca.

Palembang, November 2018

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................. 1
Rumusan masalah........................................................................................2
Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
Defenisi........................................................................................................3
Faktor-Faktor...............................................................................................4
Penyebab......................................................................................................5
Penularan......................................................................................................7
Tanda dan gejala..........................................................................................8
Dampak........................................................................................................9

BAB III KASUS


Kasus............................................................................................................10
Pengkajian....................................................................................................10
Analisis data.................................................................................................11
Diagnosa.......................................................................................................11
Intervensi......................................................................................................11
Implementasi................................................................................................12
Evaluasi........................................................................................................12

BAB V PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................15
Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan salah satu tempat pasien berobat/dirawat, di
tempat ini pasien mendapatkan terapi dan perawatan sampai sembuh. Rumah
sakit juga merupakan depot dari berbagai macam penyakit yang berasal dari
pasien, perawat, dokter, pengunjung yang berstatus karier.
Dari dulu sampai sekarang, rumah sakit selain sebagai tempat berobat
untuk peyakit yang diklasifikasikan berat, rumah sakit juga menjadi tempat
bersarangnya bibit penyakit, bibit penyakit di rumah sakit bukan jenis bibit
penyakit biasa, melainkan bibit penyakit yang sudah resisten terhadap
antiiotika, jenis kuman resisten seperti ini yang bercokol di pelosok ruangan
rumah sakit, bisa saja melekat di alat-alat pemeriksaan medis, alat-alat bantu
medis, alat-alat bedah, serta perlengkapan rumah sakit lainnya yang mungkin
lolos dari prosedur sanitasi dan sterilisasi.
Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan
kelompok yang berisiko mendapat infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat terjadi
melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari
pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien.
Pengetahuan tentang pencegahan infeksi sangat penting untuk mahasiswa
kesehatan yang nantinya akan menjadi petugas di Rumah Sakit dan sarana
kesehatan lainnya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi.
Cara penanggulangan dalam penularan infeksi di Rumah Sakit, dan upaya
pencegahan infeksi adalah hal yang harus diperhatikan dalam mengatasi
infeksi nosokomial.
Namun selain itu, alat medis yang menjadi salah satu faktor penting yang
sangat berpengaruh dalam penularan infeksi tersebut. Untuk itu dalam
makalah ini akan dibahas pengaruh alat medis terhadap penyebaran infeksi
nosokomial. Untuk seorang petugas kesehatan, kemampuan dalam
penggunaan alat medis memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan,

1
karena mencakup setiap aspek penanganan pasien, sehingga petugas harus
sangat berhati-hati dalam penggunaannya.

1.2 Rumusan masalah


a. Apakah defenisi infeksi?
b. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi?
c. Apa saja penyebab terjadinya infeksi?
d. Bagaimana proses penularan infeksi?
e. Apa saja tanda dan gejala infeksi
f. Apa dampak infeksi?
g. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien yang terkena infeksi ?

1.3 Tujuan
Agar mengetahui tentang infeksi yang terjadi akibat kecelakaan kerja dan
asuhan keperawatan pada perawat yang terkena infeksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Infeksi adalah Adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh
yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik.Infeksi yang
muncul selama seseorang tersebut di rawat di rumah sakit dan mulai
menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat disebut infeksi
nosokomial. Infeksi nosokomial merupakan salah satu penyakit akibat kerja di
sarana kesehatan.
Infeksi Nosokomial, berasal dari kata yunani nosos (penyakit) dan
komeion (merawat) nosocomion berarti”Rumah Sakit” jadi infeksi
nosokomial ialah infeksi yang di peroleh selama dalam perawatan di rumah
sakit. Infeksi nosokomial biasanya timbul ketika, pasien di rawat 3 x 24 jam di
rumah sakit dan infeksi ini sangat sulit di atasi karna di timbulkan oleh
mikroorganisme dan bakteri.
Infeksi di rumah sakit ini juga dinamakan disebut juga sebagai ”Health-
care Associated Infections” atau ”Hospital-Acquired Infections (HAIs)”,
infeksi nosokomial ini merupakan persoalan serius karena dapat menjadi
penyebab langsung maupun tidak lagsung kematian pasien, kalaupun tak
berakibat kematian,  infeksi yang bisa terjadi melalui penularan antar pasien,
bisa terjadi dari pasien ke pengunjung atau petugas rumah sakit dan dari
petugas rumah sakit ke pasien, hal ini mengakibatkan pasien dirawat lebih
lama sehingga pasien harus membayar biaya rumah sakit lebih banyak.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh yang berhubungan degan
kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan /absorsi
nutrient yang dierlukan untuk pembentukan sel darah merah.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan.
Sebetulnya rumah sakit memang sumber penyakit. Di negara maju pun,
infeksi yang didapat dalam rumah sakit terjadi dengan angka yang cukup
tinggi. Misalnya, di AS, ada 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi

3
nosokomial. Di seluruh dunia, 10 persen pasien rawat inap di rumah sakit
mengalami infeksi yang baru selama dirawat – 1,4 juta infeksi setiap tahun. Di
Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada
2004 menunjukkan bahwa 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi yang
baru selama dirawat

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial


Secara umum faktor yang mempengaruhi terjadinya nosokomial terdiri
atas 2 bagian besar, yaitu :
a. Faktor endogen (umur, seks, penyakit penyerta, daya tahan tubuh dan
kondisikondisi lokal)
b. Faktor eksogen (lama penderita dirawat,kelompok yang merawat, alat
medis, serta lingkungan)
Untuk mudahnya bagaimana seorang pasien mendapat infeksi nosokomial
selama dirawat di RS dapat diringkas sebagai berikut :
a. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui dirinya sendiri (auto infeksi)
b. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui petugas yang merwat di RS
c. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui pasien-pasien yang dirawat
ditempat / ruangan yang samadi RS tersebut.
d. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui keluarga pasien yang
bekunjung kerumah sakit tersebut.
e. Pasien mendapat infeksi niosokomial melalui peralatan yang dipakai
dirumah sakit tersebut.
f. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui peralatan makanan yang
disediakan rumah sakit ataupun yang didapatnya dari luar rumah sakit.
g. Disamping ke-6 cara-cara terjadinya infeksi nosokomial seperti yang
dinyatakan diatas, maka faktor lingkungan tidak kalah penting sebagai
factor penunjang untuk terjadinya infeksi nosokomial, faktor lingkungan
tersebut adalah :
 Air
 Bahan yang harus di buang ( Disposial)

4
 Udara

2.3 Penyebab Infeksi Nosokomial


1. Agen Infeksi
Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia
rawat di rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam
mikroorganisme ini tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena
banyaknya faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada:
 karakteristik mikroorganisme,
 resistensi terhadap zat-zat antibiotika,
   tingkat virulensi,
 dan banyaknya materi infeksius.
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit
dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh
mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau
disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous
infection). Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih
disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya
melalui makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang tidak steril.
Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan
oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada manusia yang
sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal,
(Ducel, 2001).
2. Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia
yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi
tubuh dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat
menyebabkan infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang
rendah terhadap mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling
banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih. Bakteri patogen

5
lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun
endemik. Contohnya :
 Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan
gangrene
 Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di
kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang,
jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten
terhadap antibiotika.
 Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli,
Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan
di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran
pencernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram negatif ini
bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.
 Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas
jahitan, paru, dan peritoneum.
3. Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai
macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan
dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus
(RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan dari kontak tangan ke
mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui
pemakaian jarum suntik, dan transfusi darah. Rute penularan untuk virus
sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi
traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari darah. Virus lain yang sering
menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola,
influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat
ditularkan (Wenzel, 2002)
4. Parasit dan Jamur
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan
mudah ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit
dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan obat

6
immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans, Aspergillus
spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium.
5. Faktor dan Alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama disebabkan infeksi
dari kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit,
infeksi dari luka operasi dan septikemia. Pemakaian infus dan kateter urin
lama yang tidak diganti-ganti. Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-
25% pasien memerlukan terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena ini
dapat berupa gangguan mekanis, fisis dan kimiawi.

2.4 Proses Penularan Infeksi Nosokomial


1. Langsung
Antara pasien dan personel yang merawat atau menjaga pasien
2. Tidak Langsung
 obyek tidak bersemangat atau kondisi lema
 lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan
(Sebagai contoh perawatan luka pasca operasi
 penularan cara droplet infection di mana kuman dapat mencapai ke
udara (air borne)
 Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui hewan atau
serangga yang membawa kuman
Selain itu penularan infeksi nosokomial yaitu :
a) Penularan secara kontak
Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak
langsung dan droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi
berhubungan langsung dengan penjamu, misalnya person to
person pada penularan infeksi virus hepatitis A secara fecal oral.
Kontak tidak langsung terjadi apabila penularan membutuhkan objek
perantara (biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda mati
tersebut telah terkontaminasi oleh infeksi, misalnya kontaminasi
peralatan medis oleh mikroorganisme.

7
b) Penularan melalui Common Vehicle
Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh
kuman dan dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu penjamu.
Adapun jenis-jenis common vehicleadalah darah/produk darah, cairan
intra vena, obat-obatan dan sebagainya.
c) Penularan melalui udara dan inhalasi
Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang
sangat kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang
cukup jauh dan melalui saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme
yang terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas  (staphylococcus) dan
tuberculosis.
d) Penularan dengan perantara vector
Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal.
Disebut penularan secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan
secara mekanis dari mikroorganisme yang menempel pada tubuh
vector misalnya shigella dan  salmonella oleh lalat.Penularan secara
internal bila mikroorganisme masuk ke dalam tubuh vektor dan dapat
terjadi perubahan secara biologis, misalnya parasit malaria dalam
nyamuk atau tidak mengalami perubahan biologis, misalnya yersenia
pestis pada ginjal (flea).   

2.5 Tanda dan gejala Infeksi


1. Demam
2.   bernapas cepat,
3. kebingungan mental,
4. tekanan darah rendah,
5. urine output menurun,
6. pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa sakit ketika
kencing dan darah dalam air seni
7. sel darah putih tinggi

8
8. radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan
ketidakmampuan untuk batuk.
9. infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau luka di
sekitar bedah atau luka

2.6 Dampak Infeksi Nosokomial


Infeksi nosokomial memberikan dampak sebagai berikut :
1. Menyebabkan cacat fungsional, stress emosional dan dapat menyebabkan
cacat yang permanen serta kematian.
2. Dampak tertinggi pada negara berkembang dengan prevalensi HIV/AIDS
yang tinggi.
3. Meningkatkan biaya kesehatan diberbagai negara yang tidak mampu
dengan meningkatkan lama perawatan di rumah sakit, pengobatan dengan
obat-obat mahal dan penggunaan pelayanan lainnya, serta tuntutan hukum

9
BAB III
KASUS
3.1 Kasus
Seorang perawat berusia 35 tahun bekerja di RS SITI KHADIJAH
PALEMBANG , pasca melakukan operasi dengan pasien dan terkena
pisau bekas pembedahan , perawat tampak lemas dan nyeri , perawat juga
tampak pucat . perawat tampak tidak bisa melakukan aktivitas karena
terdapat luka , area kulit tampak kemerahan dan pembengkakan. Saat
dilakukan pengkajian TTV : tekanan darah 95/60 mmHg , nadi 80x/menit ,
RR 24x/menit.

3.2 Pengkajian
1. Identitas pasien
 Usia : 35 tahun
 Status perkawinan : sudah menikah
 Pekerjaan : pegawai rumah sakit
 Agama : islam
 Suku : Medan
2. Identitas penanggung jawab
 Nama :TN.A
 Umur : 40 Tahun
 Pendidikan : SMA
3. Keluhan kesehatan
a. Keluhan utama : pasien kadang merasa nyeri bagian luka
dan masih butuh bantuan untuk melakukan aktivitas .
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian
P : akibat infeksi luka operasi
Q : pembengkakan pada luka
R : tangan

10
S:5
T : kadang-kadang
c. Riwayat kesehatan lalu
Pasien tidak pernah menderita penyakit serius seperti
DM ,anemia, dan lainnya.

3.3 Analisa data


1. Ds : pasien mengatakan nyeri dibagian luka setelah operasi
Do : area luka tampak kemerahan dan pembengkakan
2. Ds : pasien mengatakan sulit melakukan imobilitas aktivitas
Do : - pasien perlu bantuan untuk makan
- Pasien tampak luka dibagian tangan

3.4 Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit dan jaringan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi
3.5 Intervensi
No Diagnosa Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit  kaji TTV
dan jaringan  Kaji rasa nyeri
yang dirasakan
klien
 Atur posisi tidur
dengan nyaman
 Anjurkan klien
untuk teknik
relaksasi
 Lakukan prosedur
pencucian luka
dengan hati-hati
 Anjurkan klien

11
untuk
mengekspresikan
rasa nyeri yang
dirasakan
 Beritahu klien
tentang penyebab
rasa sakit pada
luka infeksi
 Kolaborasi dengan
tim medis untuk
pemberian
analgetik
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan  Berikan
imobilisasi lingkungan yang
nyaman dan
tenang
 Anjurkan pasien
istirahat
 Atur posisi pasien
senyaman
mungkin

3.6 Implementasi dan evaluasi


No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi

1. Nyeri berhubungan  Mengkaji TTV S : klien


dengan kerusakan kulit mengatakan
 Mengkaji rasa
nyeri berkurang
dan jaringan nyeri yang , skala nyeri 1
dirasakan klien TTV normal :
 Mengatur posisi  TTD 110/80
mmHg
tidur dengan

12
nyaman  Frekuensi
 Menganjurkan nadi
60x/menit
klien untuk teknik
 RR
relaksasi 20x/menit
 Melakukan O : luka
dibagian
prosedur
tangan
pemeriksaan luka sudah
dengan hati-hati membai
k
 Menganjurkan
A : masalah
klien untuk teratasi
mengekspresikan P : intervensi
dihentik
rasa nyeri yang
an
dirasakan
 Memberi tahu klien
tentang penyebab
rasa sakit pada luka
infeksi
 Mengkolaborasikan
dengan tim medis
untuk pemberian
analgesik
2. Intoleransi aktivitas  Mengkaji
berhubungan dengan kemampuan pasien
imobilisasi untuk melakukan
aktivitas normal ,
catat laporan
kelemahan
 Memberikan
lingkungan yang
nyaman dan tenang
 Menganjurkan

13
pasien istirahat
 Mengatur posisi
pasien senyaman
mungkin

BAB IV
PENUTUP

14
4.1 Kesimpulan
Infeksi nosokomial merupakan salah satu penyakit akibat kerja di
sarana kesehatan. Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu
pasien merupakan kelompok yang berisiko mendapat infeksi
nosokomial. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien
kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada
pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien

4.2 Saran
1. Perawat hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan , dan sikap dalam upaya keselamatan dan kesehatan
diri dan pasien
2. Perawat hendaknya mengetahui, memahami, mematuhi, dan
menerapkan SOP saat bekerja

DAFTAR PUSTAKA

15
Setyawati,L.2002.Infeksi nosokomial,kumpulan bahan kuliah hygiene
industry,Jakarta
Harni,2010.Asuhan keperawatan medical bedah.Bandung

16

Anda mungkin juga menyukai