PEDOMAN PELAYANAN
KAMAR BERSALIN
TAHUN 2020-2023
A. Latar Belakang
Perkembangan ini terlihat pula pada semua negara-negara maju; umumnya angka
kematian maternal kini di Negara-negara itu berkisar antara 1,5 dan 3,0 per 10.000
kelahiran hidup. Angka kematian yang tinggi setengah abad yang lalu umumnya
mempunyai dua sebab pokok: (1) masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab-
musabab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan,
persalinan serta nifas; (2) kurangnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi; dan (3) kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua yang
hamil (Prawirohardjo, 2005).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung resiko bagi ibu
hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya
terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu penyediaan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam
hal ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan
dan paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan dan
berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dan
pelayanan itu sendiri. Faktor input dan pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga
yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau
metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang meliputi
penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RS Graha Husada Bandar
Lampung dalam menentukan sikap menghadapi perkembangan pelayanan
kesehatan global, nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara
profesional.
b. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan
organisasi profesi bidan.
c. Sebagai pedornan nilai mutu pelayanan dan asuhan kebidanan.
1. Poliklinik Kebidanan
- Melaksanakan pemeriksaan kehamilan, seleksi dan pencegahan kehamilan
resiko tinggi.
- Melaksanakan kegiatan penyuluhan, imunisasi dan senam hamil.
- Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan.
- Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi.
2. Kamar Bersalin
- Melayani ibu bersalin normal maupun patologis.
- Melayani ibu post partum sebelum di pindah ke rawat gabung atau rawat.
- Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
- Pelayanan tindakan kuretase
- Pelayanan persiapan pasien operasi obstetri(sectio caesaria) dan
ginekologi(laparatomi,kistektomi,histerektomi dan kasus lainnya)
D. Batasan Operasional
Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan Sumber Daya Manusia, staf dan
pimpinan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu.
E. Landasan Hukum
d. Tujuan :
1) Agar kegiatan pelayanan Asuhan Kebidanan dapat berjalan sesuai dengan
standar kebidanan.
2) Agar mutu pelayanan asuhan kebidanan selalu terjaga, selalu diupayakan,
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan / tuntutan masyarakat.
g. Tugas Pokok :
1) Sebagai koordinator shift dinas pagi, sore, malam dan hari libur sesuai
jadwal yang telah ditetapkan.
2) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kepada
Kepala Ruang.
3) Bersama-sama pelaksana perawatan melakukan kegiatan pelayanan Asuhan
Kebidanan.
4) Bertanggung jawab dalam kebenaran isi laporan/penulisan asuhan
kebidanan.
e. Tanggung Jawab :
1) Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala
ruang Kamar Bersalin.
2) Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada Dokter Jaga /
Kamar Bersalin.
f. Tugas Pokok : Melaksanakan Asuhan Kebidanan di Kamar Bersalin.
g. Uraian Tugas :
1) Menyiapkan fasilitas dan lingkungan Kamar Bersalin untuk
kelancaran pelayanan.
2) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat
secara tepat dan cepat.
3) Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien gawat darurat dan
melaksanakan evaluasi tindakan perawatan yang telah dilakukan.
4) Menerima pasien barn sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku serta melaksanakan orientasi kepada pasien.
5) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan
anggota tim (dokter, ahli gizi, analis, pengarya, pengarya rumah tangga).
6) Melaksanakan tugas jaga sore, malam dan hari libur secara bergiliran
sesuai dengan jadwal dinas.
7) Mengikuti pertemuan ilmiah dan penataran untuk meningkatkan
pengetahuan serta ketrampilan.
8) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter.
9) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang tepat dan
benar.
10) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan /
tertulis pada saat pergantian dinas.
11) Menyiapkan pasien yang akan pulang lengkap dengan administrasinya.
12) Memberikan edukasi kepada penderita dan keluarga.
13) Membantu merujuk pasien ke instansi yang lebih mampu.
14) Memantau dan menilai kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil pemantauan.
15) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara pasien,
keluarga, dokter serta sesama tenaga medis.
h. Uraian Wewenang :
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada pasien sesuai kemampuan dan batas
kewenangannya.
B. Distribusi Ketenagaan
Keterangan :
6 jam adalah konstanta : Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan
normal mencakup kala I s/d kala IV
Contoh soal :
- Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s/d kala
IV - 6 jam / pasien
- Jam efektif kerja bidan = 7 jam / hari
- Rata — rata pasien per hari = 5 pasien
C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala ruangan
dan disetujui oleh kepala bidang keperawatan.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
bidan pelaksana.
3. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat mengajukan
permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta tidak
mengganggu pelayanan rnaka permintaan akan disetujui.
4. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift dengan syarat dan
kualifikasi yang telah ditetapkan.
5. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur.
6. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang
bersangkutan harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas
berlangsung untuk dicarikan pengganti dinasnya tersebut.
BAB III
STANDAR FASILITAS
Standar alat kebidanan di ruangan kebidanan / kamar bersalin dengan kapasitas
persalinan 10 orang / hari.
No Nama Barang Ratio
1 Partus set 70% x persalinan/hari
2 Hecting set 50% x persalinan/hari
3 Perdarahan partus set 30% x persalinan/hari
4 Alat vacuum 1 set
5 Alat forceps 1 set
6 Alat kuret 2 set
7 Mat resusitasi ibu dan bayi 2 set
8 Infus set 6 set
9 Perlengkapan bayi baru lahir 1 set
10 Bengkok Sesuai kebutuhan
2. Penerimaan dan Perawatan Pasien Rawat Inap Sehari (One Day Care)
a. Prosedur yang Dilakukan oleh Bidan :
- Menerima pasien di kamar bersalin (VK).
- Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien.
- Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter jaga ruangan
- Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti mengganti
baju pasien,melepaskan perhiasan pasien, observasi tanda-tanda vital,
anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
- Setelah tindakan dilaksanakan. pasien diobservasi kondisi umum dan
tanda-tanda vitalnya Jika keadaan umum pasien baik maka bidan
memberi tahu keluarga pasien untuk menyelesaikan
administrasi,Keluarga pasien menyerahkan slyp administrasi pulang dari
kasir pada bidan.
- Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska
tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol ,yang
tertuang dalam formulir perencanaan pasien pulang(discharge
planning),memberikan formulir resume keperawatan.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
BAB V
LOGISTIK
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan di penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan materi atau alat. Lebih lanjut, logistik diartikan
bagian dan instansi yang bertugas menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan
untuk kegiatan operasional suatu instansi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang
tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).
Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi jasa sehingga
logistik dalam rumah sakit bukan logistik pendistribusian barang, tetapi hanya
menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta peralatan yang dibutuhkan
untuk memproduksi jasa tersebut.
Logistik dalam rumah sakit bermula dari perolehan (procurement) dan berakhir
dengan dokumen penuh dari usaha pembedahan dan pengobatan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit adalah suatu
proses pengolahan secara strtegis terhadap pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
serta pemantauan persediaan barang (stock, material, supplies, inventory, etc) yang
diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit.
c. Logistik Gizi
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan pelayanan gizi, baik untuk pasien
atau untuk karyawan rumah sakit. Masalah yang sering muncul adalah barang
hilang atau berkurang dan mutu proses yang bervariasi.
g. Logistik Linen
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan kelompok linen. Masalah
yang dihadapi adalah sediaan yang berlebihan dan proses yang bervariasi.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
- Assesment resiko
- Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
- Pelaporan dan analisis insiden
- Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
H. Kesalahan Medis
Medical errors : Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal
melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk
mencapai tujuannya, dapat merupakan akibat tidak melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
J. Kejadian Sentinel
Sentinel event : Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian
atau cedera serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau
tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata
sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga pencarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan
dan prosedur yang berlaku.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih tinggi
dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang
lebih mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang
yang belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan
penanggulangan secara memadai.
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat terpajan
dengan infeksi menular yaitu:
1. Cuci tangan yang tidak benar.
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar.
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan
suatu masalah tertentu.
B. Tujuan
C. Kegiatan Rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh Kebidanan yang dipimpin oleh Sub Bidang
Pelayanan Keperawatan dan Kepala Ruang (KaRu) dan diikuti oleh seluruh stafnya.
Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
1) Rapat Terjadwal :
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Sub Bidang
Pelayananan Keperawatan dan kepala ruang di Kamar bersalin setiap bulan 1
kali dengan perencanaan yang telah dibuat selama 1 tahun dengan agenda
rapat yang telah ditentukan oleh KaRu.
2) Rapat Tidak Terjadwal :
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan diadakan
oleh kepala ruang untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan di
Kamar bersalin dikarenakan adanya permasalahan yang ditemukan bersifat
insiden.
BAB X
PELAPORAN
A. Pengertian
B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh kepala ruang Kamar bersalin. Adapun jenis laporan yang
dikerjakan terdiri dari :
1. Laporan Harian
Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab Shift dalam bentuk tertulis setiap
hari. Adapun hal — hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien Kamar bersalin.
b. Laporan SDM Kamar bersalin.
c. Laporan keadaan sarana dan fasilitas Kamar bersalin.
d. Laporan mutu pelayanan.
2. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh Karu Kamar bersalin dalam bentuk tertulis setiap
bulannya dan diserahkan kepada Sub Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
setiap tanggal 1-10. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien Kamar bersalin yang meliputi :
1) Jumlah kunjungan pasien Kamar bersalin rujukan dan non rujukan
2) Jumlah kunjungan pasien Kamar bersalin berdasarkan kasus (Pulang,
Rawat, Konsul, Rujuk, Observasi dan menolak rawat APS).
3) Jumlah Pasien Meninggal.
4) Jumlah kasus penyakit terbanyak di Kamar bersalin
5) Cara pasien pulang
3. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Karu dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan
kepada Sub Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan per tiap tanggal yang
telah ditentukan. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
1) Laporan kunjungan pasien Kamar bersalin dan Evaluasi dalam 1 tahun.
2) SDM / Ketenagaan di Kamar bersalin dan evaluasi dalam 1 tahun.
3) Laporan keadaan fasilitas dan sarana Kamar bersalin dan evaluasi dalam 1
tahun.
4) Laporan mutu pelayanan Kamar bersalin.
BAB XI
PENUTUP
Rumah sakit merupakan sistem pelayanan yang komplek, terdiri dan beberapa
profesional pemberi pelayanan, sehingga diperlukan peran, fungsi, dan tugas yang
jelas untuk masing masing profesi, namun diperlukan kerjasama yang kohesif antar
profesi pemberi pelayanan.
Pelayanan kebidanan adalah salah satu pelayanan di rumah sakit yang diberikan
oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan dan tenaga lain
di kamar bersalin. Keberhasilan pelayanan kebidanan tergantung pada kesiapan
ruangan, alat dan SDM. Untuk pelayanan rujukan kebidanan di rumah sakit sangat
ditentukan oleh keberadaan dan kesiapan tenaga pelayanan kebidanan di kamar
bersalin yang pro aktif dan kompeten dalam penanganan pertama sebelum
kedatangan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Harapan dan tujuan penyusunan buku ini dapat terwujud dalam rangka
membangun sistem pelayanan kebidanan dan perinatal risiko tinggi melalui
penerapan standar dan pembinaan tenaga pelayanan kebidanan.\
LEMBAR PENGESAHAN
PEDOMAN PELAYANAN RUANG KEBIDANAN
RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Direktur RS Graha Husada