Anda di halaman 1dari 11

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH DAN MERENDAH

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Ilham Hamidi Piliang (1714210043)

Chandra Setiawan (1714210044)

Wahyu Syahputra (1714210102)

Yuri Mulita (1714210000)

TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sistim kelistrikan adalah kondisi dari
konstruksi pada Jaringan distribus itenaga listrik yang meliputi Jaringan Tegangan Menengah
(JTM), Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Tenaga Lisrik
(Rumah/Pelayanan). Dalam pelaksanaan konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik,
sebagian unit pelaksana Jaringan Tenaga Listrik yang disusun sendiri‐ sendiri, hal ini
mengakibatkan timbulnya beberapa standar yang berbeda dibeberapa tempat dikarenakan
perbedaan sistim dan konsultan serta pelaksana kontruksi tersebut terdapat keberagaman baik
dalam criteria desain maupun model/struktur konstruksinya yang disesuaikan dengan kondisi
sistim kelistrikan setempat, selain itu secara teknis ada yang tidak lengkap, tidak konsisten
dalam penerapannya dan belum seluruhnya disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan
tuntutan pelayanan.

Pada pendistribusian tenaga listrik kepengguna tenaga listrik di suatukawasan, penggunaan


system Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama
menghindarkanrugirugi penyaluran (losses) dengan kwalita spersyaratan tegangan yang harus
dipenuhi Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang
digunakan di Indonesia adalah 20 kV, konstruksi JTM wajib memenuhi criteria enjinering
keamanan ketenaga listrikan, termasuk didalamnya adalah jarak aman minimal antara Fase
dengan lingkungan dan antara Fase dengan tanah, bila jaringan tersebut menggunakan
Saluran Udara atau ketahanan Isolasi jika menggunakan Kabel Udara Pilin Tegangan
Menengah atau Kabel Bawah Tanah Tegangan Menengah serta kemudahan dalam hal
pengoperasian atau pemeliharaan Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) pada
jaringan utama. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha menjaga keandalan kontinyuitas
pelayanan konsumen.
RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian dan Fungsi Distribusi Tenaga Listrik

2. Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik

3. Tegangan Sistem Distribusi Sekunder

4. Gardu Distribusi

5. Trafo Distribusi

6. Pelayanan Konsumen 

7. Dasar-dasar Perencanaan Jaringan Distribusi

TUJUAN MASALAH

Setelah Membaca Makalah ini diharapkan dapat mengetahui : Pengertian dan Fungsi
Distribusi Tenaga Listrik, Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik, Tegangan Sistem
Distribusi Sekunder, Gardu Distribusi, Trafo Distribuis, Pelayanan Konsumen dan
Dasardasar Perencanaan Jaringan Distribusi.

MANFAAT MASALAH

Manfaatnya adalah Memberikan pengetahuan tentang Pengertian dan Fungsi Distribusi


Tenaga Listrik, Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik, Tegangan Sistem Distribusi
Sekunder, Gardu Distribusi, Trafo Distribuis, Pelayanan Konsumen dan Dasar-dasar
Perencanaan Jaringan Distribusi.

Batasan Masalah

1. Sistem gardu distribusi

2. SUTR

3. SUTM
BAB II

LANDASAN MASALAH

Sistem distribusi daya listrik

Sistem distribusi daya listrik meliputi semua Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 KV dan
semua Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga ke meter-meter pelanggan.
Pendistribusian daya listrik dilakukan dengan menarik kawat – kawat distribusi melalui
penghantar udara. Penghantar bawah tanah dari mulai gardu induk hingga ke pusat– pusat
beban. pada sistem di ranting Galang ada terpasang jaringan bawah tanah karena keadaan
kota atau daerahnya belum memungkinkan untuk dibangun jaringan tersebut. jadi untuk
daerah ini tetap disuplai melalui hantaran udara 3 phasa 3 kawat. Setiap elemen jaringan
distribusi pada lokasi tertentu dipasang trafo-trafo distribusi, dimana tegangan distribusi 20
KV diturunkan ke level tegangan yang lebih rendah menjadi 380/220 Volt.

Peralatan Sistem Distribusi

• Tiang Berfungsi : Untuk meletakkan penghantar serta perlengkapan system seperti


transformator, Fuse, isolator, arrester, recloser dan sebagainya. Tiang dibagi menjadi
3 jenis yaitu tiang kayu, besi dan beton sesuai dengan fungsi bawah tanah.

• Penghantar : Berfungsi sebagai penyalur arus listrik dari trafo daya pada gardu induk
ke konsumen. Kebanyakan penghantar yang digunakan pada sistem distribusi. Begitu
juga dengan beberapa kawat jaringan bawah tanah.

• Kapasitor : Berfungsi untuk memperbesar factor daya pada system penyaluran.

• Recloser : Berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika terjadi


gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu kemudian sesuai dengan
setting waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk dua kali bekerja, yaitu dua kali
pemutusan dan dua kali penyambungan. Apabila hingga kerja recloser yang kedua
keadaan masih membuka dan menutup, berarti telah terjadi gangguan permanen.

• Fuse : Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban lebih
maupun adanya gangguan hubung singkat.

• PMT : Berfungsi untuk memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap output.
Pemutusan dapat terjadi karena adanya gangguan sehingga secara otomatis PMT akan
membuka ataupun secara manual diputuskan karena adanya pemeliharaan jaringan.

• Tansformator : Berfungsi untuk menurunkan level tegangan sehingga sesuai dengan


tegangan kerja yang diinginkan.

• Isolator : Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang


maupun ke penghantar lainnya .
Transformator Distribusi

Transformator adalah salah komponen elektro yang berkerja untuk menaikan tegangan serta
menurunkan tegangan dengan perinsip kerja gandengan elektromagnetik. Dalam sistem
distribusi tenaga listrik transformator dapat dibagi berdasarkan sistem kerja menjadi dua
macam yaitu:

• Transformator Step Up (11,6 KV menjadi 150 KV).

• Transformator Down (150 KV menjadi 20 KV) dan (20 KV menjadi 380 / 220 Volt)
Sistem distribusi menggunakan jenis transformator step down untuk menghasilkan
tegangan yang diinginkan.

Arester

Adalah suatu alat untuk melindungi isolasi atau peralatam listrik terhadap tegangan lebih
yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi dari suatu
penyambungan atau pemutusan rangkaian (sirkuit), dengan jalan mengalirkan arus denyut
(Surge Current) ketanah serta membatasi berlangsungnya arus ikutan (Follow Current) serta
mengembalikan keadaan jaringan ke keadaan semula tanpa mengganggu sistem.

Karakteristik Arester Sebuah alat pengamanan memiliki beberapa karakteristik begitu juga
dengan arrester yang memiliki beberapa karakteristik antara lain :

• Pada tegangan operasional, harus mempunyai impedansi yang sangat tinggi atau tidak
menarik arus listrik.

• Bila mendapat tegangan transient abnormal diatas harga tegangan tembusnya , harus
tembus ( Break Down ) Dengan cepat.

• Arus pelepasan selama Break Down (Tembus) tidak boleh melebihi arus
pengelepasan nominal supaya tidak merusak.

• Arus dengan frekwensi normal harus diputuskan dengan segera apabila tegangan
transien telah turun dibawah harga tegangan tembusnya.

• Rel Daya

• Rel daya adalah suatu bagian dari sistem tenaga listrik yang bertujuan dalam
penggunaannya untuk mengkombinasikan bermacam feder yang akan turut dibagi
dalam melayani beban. Dalam sistem tenaga listrik Rel daya disebut juga dengan
istilah Busbar. Busbar adalah konduktor berkapasitas arus besar yang berfungsi untuk
terminal penampang arus yang masuk dan keluar melalui saluran masuk dan keluar
melalui gardu induk.

• Sistem Busbar Tunggal (Singgele Busbar Sistem)


• Pada sistem ini semua trafo, generator dan fedder yang ada pada system dihubungkan
kebusbar. Rel daya tunggal adalah sistem rel daya yang paling sederhana karena
hanya menggunakan satu rel daya saja. Semua rangkaian baik saluran masuk ataupun
saluran keluar disambungkan dengan rel tersebut melalui pemutus daya dan saklar
pemisah.

• Reclocer (Pemutus Balik Otomatis)

• Salah satu tujuan pengamanan sistem tenaga listrik ialah terjaminnya penyaluran
tenaga listrik, artinya bila terjadi gangguan (misalnya gangguan pada sistem distribusi
yang sering terjadi) kalau mungkin tidak menimbulkan pemutusan daya, ataupun bila
terpaksa, pemutusan tersebut diusahakan sesingkat mungkin. Peralatan yang bertugas
untuk memberikan perintah memutus / menghubungkan daya secara otomatis adalah
Pemutus Balik Otomatis(PBO) atau Recloser.

• Sectionalizer

• Sectinalizer atau yang disebut juga saklar seksi otomatis (SSO) adalah sebuah alat
pemutus beban yg secara otomatis dapat dibebankan, seksi-seksi yang tergantung dari
suatu sistem distribusi atau dapat melokalisasi gangguan pada seksi yang terganggu,
sehingga sistem yang tidak mengalami gangguan tetap mendapat energi listrik. Saklar
seksi otomatis (SSO) bekerja sendiri untuk membuka rangkaian setelah perhitungan
operasi pemutusan dari peralatan-peralatan disisi sumbernya, dan pembukaannya
dilakukan pada saat peralatan disisi sumber sedang dalam posisi terbuka.

Konstruksi penghantar jaringan tegangan rendah

1 Konstruksi tiang penyangga (TR-1)

Pada jaringan tegangan rendah yang lurus atau dengan sudut belok maksimum 15 derajat,
dipakai konstruksi tiang penyangga atau penggantung kabel.

2. Konstruksi tiang sudut (TR-2)

Jaringan dengan sudut belok lebih besar dari 15 derajat sampai dengan 90 derajat, dipakai
konstruksi TR-2 ini.

3 Konstruksi Tiang Awal (TR-3)

Pada awal jaringan yaitu tempat dipasangnya trafo distribusi, dipakai konstruksi TR-3.

4. Konstruksi tiang akhir (TR-4)

Pada ujung jaringan dipasang konstruksi TR-4

5 Konstruksi tiang penegang (TR-5)

Secara umum pada setiap 5 gawang panjang jaringan lurus diperlukan konstruksi penegang,
yang dikenal sebagai konstruksi TR-5
6 Konstruksi guy wire

Seperti halnya pada SUTM, juga pada tiang awal, tiang akhir, dan tiang penegang, dari suatu
SUTR diperlukan topang tarik untuk mengimbangi beban vertikal yang bekerja pada tiang.

7 Konstruksi horizontal guy wire

Bila penempatan anchor blok di dekat tiang tersedia, maka dapat di pasang konstruksi ini,
sama halnya dengan yang dipakai pada SUTM.

8 Konstruksi strut pole

Dalam suatu kondisi tidak memungkinkan dipasang konstruksi guy wire maupun horizontal
guy wire, dipasang suatu konstruksi penyangga yaitu konstruksi Strut Pole.

Gardu Distribusi

Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan
gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah
(PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan
Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan
Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).

1.Gardu Tiang

Gardu tiang merupakan gardu distribusi yang dipasang ditiang pada jaringan distribusi. Gardu
Tiang umunya terdiri dari bahan : beton, besi, kayu.

2.Gardu Portal

Umumnya konfigurasi Gardu Tiang yang dicatu dari SUTM adalah T section dengan
peralatan pengaman Pengaman Lebur Cut-Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat
transformator dengan elemen pelebur (pengaman lebur link type expulsion) dan Lightning
Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya tegangan pada transformator akibat surja
petir.

3.Gardu Cantol

Pada Gardu Distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang adalah transformator dengan
daya ≤ 100 kVA Fase 3 atau Fase 1 Transformator terpasang adalah jenis CSP (Completely
Self Protected Transformer) yaitu peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang
lengkap dalam tangki transformator.

4.Gardu Beton

Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan switching atau proteksi,
terangkai didalam bangunan sipil yang dirancang, dibangun dan difungsikan dengan
konstruksi pasangan batu dan beton (masonrywall building). Konstruksi ini dimaksudkan
untuk pemenuhan persyaratan terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan.

5.Gardu Hubung

Gardu Hubung disingkat GH atau Switching Subtation adalah gardu yang berfungsi sebagai
sarana manuver pengendali beban listrik jika terjadi gangguan aliran listrik, program
pelaksanaan pemeliharaan atau untuk maksud mempertahankan kountinuitas pelayanan.

6.Gardu Kios

Gardu tipe ini adalah bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi baja, fiberglass atau
kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi rencana pembangunan gardu distribusi.
Terdapat beberapa jenis konstruksi, yaitu Kios Kompak, Kios Modular dan Kios Bertingkat.

7.Gardu Pelanggan Umum

Umumnya konfigurasi peralatan Gardu Pelanggan Umum adalah π section, sama halnya
seperti dengan Gardu Tiang yang dicatu dari SKTM.

8.Gardu Pelanggan Khusus

Gardu ini dirancang dan dibangun untuk sambungan tenaga listrik bagi pelanggan berdaya
besar. Selain komponen utama peralatan hubung dan proteksi, gardu ini di lengkapi dengan
alat-alat ukur yang dipersyaratkan.
BAB III

PEMBAHASAN

Pembagian Jaringan Distribusi

• Distribusi Primer

Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang bertegangan menengah (20 KV).
Jaringan distribusi primer tersebut merupakan jaringan penyulang.

• Distribusi Sekunder

Distribusi skunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori tegangan
rendah (sistem 380/220 Volt), yaitu rating yang sama dengan tegangan peralatan yang
dilayani.

Klasifikasi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah :

1. Berdasarkan Tegangan Pengenal

2. Berdasarkan Konfigurasi Jaringan Primer

Ruang Lingkup Jaringan Distribusi

• SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah), terdiri dari : Tiang dan peralatan
kelengkapannya, konduktor dan peralatan per-lengkapannya, serta peralatan
pengaman dan pemutus.

• SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah), terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan
outdoor termination, batu bata, pasir dan lain-lain.

• Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat trafo, LV
panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer band, peralatan
grounding, dan lain-lain.

• SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) dan SKTR (Saluran Kabel Tegangan
Rendah), terdiri dari: sama dengan perlengkapan/ material pada SUTM dan SKTM
yang membedakan hanya dimensinya.

Jenis Jenis Penghantar

• AAC (all aluminium conductors) : seluruh bagian inti kabel terbuat dari aluminium.

• AAAC (all aluminium alloyconductors) : seluruh bagian inti kabel terbuat dari
campuran aluminium.

• ACSR (aluminium conductor, steel-reinforced) : terbuat dari aluminium yang


diperkuat dengan baja 
• ACAR (aluminium conductor, alloy-reinforced) ; terbuat dari aluminium yang
diperkuat dengan logam campuran.

Jenis–Jenis Gardu Distribusi :

1. Menurut system pemasangannya

2. Menurut Bentuk Tampilan


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna
untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai
ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau penyaluran
tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik
yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban
(pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan
tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV,
220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.

Anda mungkin juga menyukai