Anda di halaman 1dari 16

Mata kuliah Dosen Pengampu

Teknologi Produksi Tanaman Pangan NOVITA HERA, S.P,MP

Mengenal Morfologi, Varietas dan Syarat Tumbuh


Tanaman Kedelai

Disusun oleh :

M.SAKBAN HIDAYAT

(11880211858)

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PRTERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUTAN SYARIF KASIM RIAU

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

A s s a l a m u ’ a l a i k u m w r w b . Puji syukur alhamdulillah penyusun


ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian  penyusunan makalah
Teknologi Produksi Tanaman Pangan yang berjudul Mengenal Morfologi, Varietas dan
Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai

Dalam proses penyusunan makalah penyusun menghadapi beberapa


persoalan, namun berkat semangat dan keyakinan kepada kebesaran Allah semuanya
dapat teratasi. Dan tanpa adanya berkah, nikmat kesehatan, dan kesabaran
tersebut niscaya makalah ini tidak akan  pernah hadir di hadapan pembaca.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusun penulisan makalah ini


masih banyak retaknya dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun agar penyusun bisa memperbaikinya dihari yang akan datang nanti.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Pekanbaru, 22 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4

1.3 Tujuan .................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Morfologi Tanaman Kedelai ........................................ 6


2.2..........Varietas Tanaman Kedelai ........................................... 8
2.3..........Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai ...........................................
13

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan............................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

BAB I

3
Pendahuluan

1.1.   Latar belakang

Saat ini tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang penting
setelah beras disamping sebagai bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90%
digunakan sebagai bahan pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup
penting (Anonimous, 2004c). Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang
kaya akan protein yang memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati untuk
peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar
Perkembangan manfaat kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan berbahan
kedelai dapat dipakai juga sebagai penurun cholesterol darah yang dapat mencegah
penyakit jantung.

Oleh karena itu, ke depan proyeksi kebutuhan kedelai akan meningkat seiring


dengan kesadaran masyarakat tentang makanan sehat. Produk kedelai sebagai bahan
olahan pangan berpotensi dan berperan dalam menumbuhkembangkan industri kecil
menengah bahkan sebagai komoditas ekspor. Kebutuhan kedelai pada tahun 2004
sebesar 2,02 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 0,71 juta ton dan
kekurangannya diimpor sebesar 1,31 juta ton (Anonimous 2005c) Hanya sekitar 35%
dari total kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.

Dengan mengenal lebih jauh tentang tanaman kedelai, terutama dengan syarat
tumbuh tanaman kedelai diharapkan dapat menekan laju impor tersebut. Mengingat
Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar, dan industri pangan berbahan
baku kedelai berkembang pesat maka komoditas kedelai perlu mendapat prioritas untuk
dikembangkan di dalam negeri untuk menekan laju impor (Anoniomus, 2005b).

1.2. Rumusan Masalah


A. Bagaimana morfologi tanaman kedelai?
B. Apa saja varietas kedelai?
C. Apa saja syarat tumbuh dari tanaman kedelai?

1.3. Tujuan

4
Untuk mengetahui dan mengenal bagaimana forfologi tanaman kedelai, apa saja
varietas tanaman kedelai dan bagaimana syarat tumbuh dari tanaman kedelai, serta
untuk melengkapi tugas mata kuliah teknologi produksi tanaman pangan

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1. Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. )

2.1.1. Akar

Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya
interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan akar
tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat
berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai untuk
kelanjutan pertumbuhannya (Sarwanto. 2008).

2.1.2. Batang

Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut
atau berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan
panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk
cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman
sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada
varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang
yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali.

2.1.3. Daun

Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang


memiliki 5 lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya
terbentuk panjang menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan
stipel kecil lembaran daun berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau dan
pangkal berbentuk bulat. Ujung daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun
samping sering agak miring, dan sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika
buah polong mulai matang 

6
2.1.4. Bunga

Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna.


Bunga kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2
helai tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian
pangkal membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh terpisah
pada bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang.  Bunga  tumbuh diketiak daun
membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya

2.1.5. Buah

Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya.


Setelah tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami,
cokelat kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman.
Jumlah biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat,
ada yang berbulu agak jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah,
ada yang tidak mudah pecah,tergantung varietasnya

2.1.6. Biji

Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung    
pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih.
Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-
warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil,
sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji yang
memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar 

2.2. Varietas Kedelai

7
Diantara banyaknya varietas kedelai unggul yang ada di Indonesia, ada beberapa
varietas kedelai yang bisa anda tanam pada musim tanam palawija, varietas unggul
tersebut diantaranya

2.2.1. Varietas Baluran


Varietas kedelai unggulan yang pertama adalah varietas Baluran, Suyono, T.
Adisarwanto dan I. Hartana merupakan pemulia dari varietas Baluran, menurut
deksripsinya varietas Baluran mampu mencapai daya hasil antara 2,5 sampai 3,5 ton
perhektar dengan umur tanaman 33 hari saat berbunga dan 80 hari umur saat polong
kedelai sudah matang atau siap dipanen. tinggi tanaman dari varietas Baluran antara 60-
80 cm. pertama dilepas secara resmi yakni pada tahun 2002 tepatnya pada tanggal 15
April.

2.2.2. Varietas Anjasmoro


Berbeda dengan varietas Baluran, Varietas Anjasmoro memiliki tinggi tanaman
yang lebih tinggi yakni sekitar 64 sampai 68 cm, potensi hasil dari varietas anjasmoro
sekitar 2,03 ton sampai 2,25 ton per hektar. umur tanaman juga lebih lama jika
dibandingkan varietas baluran yakni sekitar 82-92 hari, sedangkan untuk umur berbunga
disekitar35 sampai 39 hst. Pemulia vareiatas anjasmoro adalah Takashi Sanbuichi,
Nagaaki Sekiya, Jamaluddin M., Susanto, Darman. M.A., dan M. Muchlish Adie.
Varietas Anjasmoro pertama dikeluarkan pada 22 oktober tahun 2001.

2.2.3. Varietas Burangrang


Varietas yang dikeluarkan pada tahun 1999 ini mempunyai potensi hasil sekitar
1,6 sampai 2,5 ton perhektar. Rodiah S., Ono Sutrisno, Gatot Kustiyono, Sumarno, dan
Soegito merupakan tim pemulia untuk varietas Burangrang. Umur tanaman bisa
mencapai 80 sampai 82 hari sedangkan untuk masa berbunga sekitar 35 hari. varietas ini
tahan terhadao penyakit karat daun.

2.2.4. Varietas Grobogan


Varietas yang dikeularkan pada tahun 2008 ini mempunyai sifat polong yang
sedikit lebih keras dan mempunyai sifat daun akan rontoh bertahap jika masa panen
akan datang. T. Adisarwanto, Sumarsono, Sunardi, Tjandramukti, Ali Muchtar, Sihono,
SB. Purwanto, Siti Khawariyah, Murbantoro, Alrodi, Tino Vihara, Farid Mufhti, dan

8
Suharno merekalah pemulia dari varietas Grobogan ini. Potensi hasil adalah 3,4 ton per
hektar dengan umur tanaman sekitar 76 hari bisa kurang dan bisa lebih.

2.2.5. Varietas Agromulyo


Varietas Agromulyo berasal dari Introduksi dari Thailand, oleh PT Nestle
Indonesia pada tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan 1, namun dikembangkan
dan diperbanyak oleh BPTP Karangploso kabupaten Malang. Potensi hasil dari varietas
ini adalah 1,5 samai 2 ton perhektar dengan umur tanaman sekitar 80 sampai 82 hst.

Sebenarnya masih banyak varietas unggulan dari kedelai yang ada di Indonesia
yang bisa meningkatkan produksi dan memenuhi target nasional kedelai ditiap
tahunnya.

berikut nama-nama varietas kedelai unggulan dengan kategori tertentu :

A. KEDELAI UMUR GENJAH

Kedelai termasuk genjah karena cepat dipanen, yaitu bisa dipanen pada umur 80
hari atau kurang. Kedelai varietas genjah sebagai berikut:

1. Malabar (70 hari),


2. Gepak Kuning (73 hari),
3. Gepak Ijo (76 hari),
4. Grobogan (76 hari),
5. Leuser (78 hari)
6. Baluran (80 hari), dan
7. Argomulyo (80 hari).

B. VARIETAS UNGGUL UMUR SEDANG

Di atas kita sudah bahas kedelai varietas genjah atau yang cepat panen yaitu yang
dapat dipanen umur 80 hari atau kurang. Sekarang kita akan data di sini, varietas kedelai
apa saja yang panennya lebih dari 80 hari tetapi juga tidak terlalu lama (81-89 hari),
atau kita sebuh “umur sedang”. Yang termasuk kedelai varietas umur sedang sbb:

1. Gumitir (81 hari)


2. Burangrang (82 hari),
3. Detam-2 (82 hari),

9
4. Ijen (83 hri),
5. Lawit (84 hari),
6. Argopuro (84 hari),
7. Detam-1 (84 hari),
8. Kaba (85 hari),
9. Rajabasa (85 hari)
10. Panderman (85 hari),
11. Menyapa (85 hari),
12. Sinabung (88 hari),
13. Tanggamus (88 hari),
14. Sibayak (89 hari).

C. KEDELAI VARIETAS UNGGUL UMUR DALAM

Varietas umur dalam yaitu yang panennya lebih dari 90 hari. Varietas tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Ratai (90 hari),


2. Nanti (91 hari),
3. Anjasmoro (92 hari),
4. Manglayang (92 hari),
5. Seulawah (93 hari),
6. Mahameru (94 hari),
7. Merubetiri (95 hari),
8. Arjasari (98 hari),

D. KEDELAI VARIETAS UNGGU “BIJI BESAR”

Ini dia varietas kedelai yang paling menarik, dimana varietas kedelai ini berbiji
besar sebagai berikut:

1. Arjasari (19,2 g/100 biji),


2. Grobogan (18 g/100 biji),
3. Panderman (18 g/100 biji),
4. Argopuro (17,80 g/100 biji),
5. Burangrang (17 g/100 biji),

10
6. Mahameru 16,5 g/100 biji),
7. Argomulyo (16,0 g/100 biji),
8. Gumitir (15,75 g/100 biji),
9. Anjasmoro (15,3 g/100 biji),
10. Rajabasa (15 g/100 biji),
11. Baluran (15 g/100 biji),
12. Detam-1 (14,84 g/100 biji).

E. VARIETAS UNGGUL BIJI SEDANG

1. Detam-2 (13,54 g/100 biji),


2. Merubetiri (13 g/100 biji),
3. Sibayak (12,5 g/100 biji),
4. Nanti (11,5 g/100 biji),
5. Ijen (11,23 g/100 biji),
6. Tanggamus (11,0 g/100 biji),
7. Sinabung (10,68 g/100 biji),
8. Ratai (10,5 g/100 biji),
9. Lawit (10,5 g/100 biji),
10. Kaba (10,37 g/100 biji).

F. VARIETAS UNGGUL BIJI KECIL

1. Seulawah (9,5 g/100 biji),


2. Menyapa (9,1 g/100 biji),
3. Gepak Kuning (8,25 g/100 biji),
4. Gepak Ijo (6,82 g/100 biji).

G. VARIETAS UNGGUL TOLERAN/TAHAN TERHADAP SERANGAN HAMA


DAN PENYAKIT

1. Gepak Ijo tahan terhadap serangan ulat grayak, Aphis sp, dan penggulung daun,
dan Phaedonia sp,
2. Gepak Kuning agak tahan terhadap ulat grayak, Aphis sp, penggulung daun, dan
Phaedonia sp,
3. Detam-2 agak tahan terhadap pengisap polong,

11
4. Detam-1 agak tahan terhadap pengisap polong,
5. Argopuro agak tahan terhadap lalat kacang, pengisap polong, ulat grayak,
6. Panderman agak tahan terhadap ulat grayak,
7. Ijen agak tahan terhadap ulat grayak,
8. Nanti tahan terhadap penyakit karat,
9. Rajabasa tahan terhadap penyakit karat daun,
10. Mahameru moderat terhadap karat daun,
11. Anjasmoro moderat terhadap karat daun,
12. Tanggamus moderat terhadap penyakit karat daun,
13. Kaba agak tahan terhadap karat daun,
14. Sinabung agak tahan terhadap penyakit karat daun,
15. Burangrang toleran terhadap penyakit karat daun,
16. Ratai agak tahan terhadap penyakit karat daun,
17. Argomulyo teleran terhadap penyakit karat daun,
18. Pangrango tahan terhadap karat daun.

H. VARIETAS UNGGUL UNTUK LAHAN KERING MASAM

1. Varietas Tanggamus dengan potensi hasil 2,8 t/ha, tahan rebah, dan tidak mudah
pecah,
2. Varietas Nanti dengan potensi hasil 2,50 t/ha, tahan rebah, dan tidak mudah
pecah,
3. Varietas Ratai dengan potensi hasil 2,70 t/ha, dan agak tahan rebah,
4. Varietas Seulawah dengan potensi hasil 2,50 t/ha dan agak tahan rebah, dan
5. Varietas Rajabasa dengan potensi hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada
lahan kering masam.

2.3. Syarat Tunbuh Tanaman Kedelai

12
2.3.1. Iklim

Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis.
Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat– tempat yang
terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk mendapatkan
hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200
mm/bulan (Septiatin. 2008).

2.3.2. Ketinggian Tempat

Kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di atas
permukaan laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni setelah panen
padi pada musim hujan. Pada saat itu,  kelembapan tanah masih bisa dipertahankan.
Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi volume air yang terlalu banyak tidak 
menguntungkan bagi kedelai, karena akarnya bisa membusuk. Tanaman kedelai
biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietas kedelai
berbiji besar cocok ditanam dilahan dengan ketinggian 300-500 m .Kacang kedelai
dengan ukuran kecil sangat baik ditanam dilahan pada ketinggian 0,5 sampai 300 meter
diatas permukaan laut. Sementara itu, kacang kedelai dengan ukuran biji lebih besar
jauh lebih baik ditanam diketinggian mulai dari 300 sampai 500 meter diatas permukaan
laut.

2.3.3. Curah Hujan

Selama pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman kedelai sekitar 350
– 550 mm. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai.
Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai. Oleh karena itu, untuk
mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air, dianjurkan untuk membuat saluran
drainase sehingga jumlah air lebih dapat diatur dan dapat terbagi secara merata.
Ketersediaan air tersebut bisa berasal dari saluran irigasi atau dari curah hujan yang
turun. Tumbuhan kedelai yang memerlukan curahan air yang banyak atau kelembapan
tanah yang cukup tinggi .

2.3.4. Temperatur

Temperatur yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai untuk pertumbuhan


tanaman kedelai berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi, tanaman kedelai masih bisa

13
tumbuh baik dan produksinya masih tinggi pada suhu udara  diatas, dan tanaman masih
toleran pada suhu 35°C hingga 38°C.

2.3.5. Intensitas Matahari

Meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu,


kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi,
dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya
berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut
disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap.Cahaya
matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis.
Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apa bila tanaman mendapat kan
penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit kedelai dapat tumbuh dengan baik, cepat
dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari terang dan penuh.

2.3.6. Tanah

Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal kedelai


harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung berpasir atau liat berpasir
Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan,
tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain (Septiatin, A. 2008).

BAB III

PENUTUP

14
3.1. Kesimpulan

Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman
semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar,
daun, batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.

Varietasnya sangat banyak di indonesia. Varietas memegang peranan penting dalam


perkembangan penanaman kedelai karena untuk mencapai produktivitas yang tinggi
sangat ditentukan oleh potensi daya hasil dari varietas unggul yang ditanam.

Syarat tumbuh kedelai yaitu sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan
subtropis, cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di atas
permukaan laut, kebutuhan air untuk tanaman kedelai sekitar 350 – 550 mm,
Temperatur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan berkisar antara 25°C - 28°C, Bibit
kedelai dapat tumbuh dengan baik, cepat dan sehat pada cuaca yang hangat dimana
cahaya matahari terang dan penuh dan kedelai sangat cocok di tanam pada jenis tanah
yang bersetruktur lempung berpasir atau liat berpasir

DAFTAR PUSTAKA

15
Fachruddin, Lisdiana, Ir. 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.

Hidayat, O. D. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Hal 73-86. Dalam S.


Somaatmadja et al. (Eds.). Puslitbangtan. Bogor.

Sumarno dan Harnoto. 1983. Kedelai dan cara bercocok tanamnya. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Buletin Teknik 6:53 hal.

http://dzoelh.blogspot.com/2012/07/kacang-kedelai.html
http://arfanabd.blogspot.com/
http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-pertanian/panduan-
cara-budidaya-kedelai/

16

Anda mungkin juga menyukai