Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PRAKTIKUM PUPUK DAN PEMUPUKAN III


PUPUK ORGANIK
DOSEN PENGAMPU :Ir. MARDIANA WAHYUNI,MP

DISUSUN OLEH :
1801152
RIA EKA PUTRI SITINJAK
BDP II-D
BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


AGROBISNIS PERKEBUNAN
T.P 2019/2020
MEDAN
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi
alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan. Persoalan besar
yang terjadi disebabkan karena pencemaran tanah yang menyebabkan persediaan unsur hara
dalam tanah semakin lama semakin menipis. Apalagi banyak unsur yang hilang tidak
dikembalikan lagi ke tanah. Jika hal ini berlangsung terus-menerus maka tanah akan semakin
miskin unsur hara. Kondisi ini diperburuk dengan munculnya pertanian modern yang
menerapkan sistem pertanian monokultur dan penggunaan varietas unggul yang menyerap
banyak unsur hara. Jika varietas unggul digunakan secara terus menerus, tanah akan semakin
miskin unsur hara. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan unsur hara secara tepat,
yakni melalui pemupukan.
Pemupukan adalah pemberian pupuk terhadap tanaman. Sedangkan pupuk adalah
material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi
kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material
pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan
baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam pemberian pupuk
perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu
banyak unsur hara. Terlalu sedikit atau terlalu banyak unsur hara dapat berbahaya bagi
tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.
Salah satu jenis pupuk yang menjadi alternatif dan mulai popular kembali setelah cukup
lama tidak pernah digunakan dalam perkembangan pertanian organik yaitu pupuk organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui
proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa
tanaman,  hewan, dan manusia. Pupuk organik banyak memberikan keuntungan ditinjau dari
peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produktifitas tanaman. Atas dasar tersebut
saya merasa tertarik untuk mengkaji dan mengetahui lebih dalam mengenai pupuk organik
serta segala sesuatu yang berkaitan dengan pupuk organik.
Menurut Musnamar (2003) , pemberian pupuk organik yang dipadukan dengan
pupuk anorganik dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan efisien penggunaan pupuk,
baik pada lahan sawah maupun lahan kering. Pada lahan marginal yang tingkat kesuburan
tanahnya rendah, maka dengan pemberian pupuk organik diduga akan meningkatkan
ketersediaan unsur hara, karena sifat fisik, kimia dan biologi tanah akan diperbaiki sehingga
menjadi tanah subur. Bahan organik dapat merangsang perkembangan mikoriza yang hidup
bersimbiosis dengan akar tanaman, mempunyai peranan penting dalam metrosister unsur
hara tertentu dari tanah ke tanaman. Mikoriza adalah suatu bentuk asosiasi simbiotik antara
akar tumbuhan tingkat tinggi dan miselium cendawan tertentu yang dapat berfungsi untuk
meningkatkan kelarutan hara. Proses pelapukan mikoriza juga diketahui berinteraksi sinergis
dengan bakteri pelarut fosfat atau bakteri pengikat N. Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Pupuk
Kandang dan Mikoriza terhadap Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit di Pembibitan Pre
Nurery. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang dan
mikoriza serta interaksinya terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit di pembibitan
prenursery.
1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui bahan organik apa saja yang ada di perkebunan
kelapa sawit.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kandungan hara, lama dekomposisi serta
pemanfaatannya

II. PEMBAHASAN

2.1 Limbah Organik


Sisa-sisa tanaman seperti jerami padi, batang dan tongkol jagung, sekam padi dan limbah
tanaman lainnya merupakan limbah organik yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik
setelah mengalami proses dekomposisi, dengan bantuan teknologi EM (Mikroorganisme
Efektif). (Rachman Sutanto, 2002)

2.2 EM (Mikroorganisme)
Mikroorganisme Efektif (EM) merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme
yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri, asam laktat, ragi, aktinomi, setes dan jamur)
yang dapat dimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikrobia tanah
dan selanjutnya membantu dalam proses dekomposisi bahan organik yang banyak
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Rachman Sutanto. 2002).

Keuntungan EM adalah sebagai berikut :


a.    Memperbaiki kondisi lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah serta menekan
pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah.
b.    Memperbaiki perkecambahan, pembungaan, pembentukan buah dan kematangan hasil
tanaman.
c.    Meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman serta
d.   Meningkatkan manfaat bahan organik sebagai sumber pupuk. (Rachman Sutanto,
2002)

2.3 Dekomposisi Pupuk Organik


Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan
pembenah buatan/sintesis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N.P.K
yang cukup untuk pertumbuhan tanaman serta mengandung hara mikro sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Disamping itu pupuk organik juga mencegah terjadinya erosi (Rachman
Sutanto, 2002).
Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk menggemburkan lapisan
permukaan tanah (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan
daya dimpan air serta dapat meningkatkan kesuburan tanah. (Mul Mulyani Sutedjo, 1995)
Tekonologi EM (Mikroorganisme Efektif) merupakan kultur campuran berbagai jenis
mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri, asam laktat, ragi
actinomisetes, dan jamur) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mikroorganisme
selama proses dekomposisi bahan organik yang dapat berlangsung secara aerob dan anaerob.
Karakteristik bahan organik yang telah mengalami proses dekomposisi dengan penambahan
EM (Mikroorganisme Efektif) adalah sebagai berikut :

a.    Mempunyai nisbah C/N berkisar antara 10 – 20, sehingga unsur hara yang
terkandung di dalam bahan organik tersebut dapat langsung digunakan oleh
tanaman.
b.    Mempunyai nisbah C/N berkisar antara 10 – 20, sehingga unsur hara yang
terkandung di dalam bahan organik tersebut dapat langsung digunakan oleh
tanaman.
c.    Unsur hara yang terdapat dalam bahan organik dimanfaatkan oleh mikroorganisme
sebagai sumber energi untuk mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa
organik yang dapat digunakan oleh tanaman sebagai sumber unsur hara untuk
pertumbuhannya.

Pengaruh pupuk organik yang diolah dari limbah organik dengan bantuan teknologi EM
(Mikroorganisme efektif terhadap ketersediaan unsur hara dalam tanah untuk pertumbuhan
tanaman adalah) :
1.    Penambahan pupuk organik kedalam tanah dapat meningkatkan ketersediaan unsur
hara makro seperti N.P dan K serta unsur hara mikro seperti Ca dan Mg yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
2.    Tanah yang kaya bahan organik bersifat lebih terbuka sehingga aerasi tanah lebih baik
karena tidak mengalami pemadatan, serta tanah yang kaya bahan organik berwarna
kelam kandungan unsur hara, oksigen dan air lebih banyak yang dapat diserap oleh
akar tanaman.
3.    Kandungan bahan organik dalam tanah sangat mempengaruhi jumlah Mikroorganisme
yang berperan penting dalam proses dekomposis bahan organik yang dapat
menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Darmiyati, T.R. Wulan, M.A.S. Arif, S.G. Nugroho. 2006. Perubahan aktivitas mikroba tanah
akibat pemberian herbisida diuron pada tanah ultisol yang diberi pupuk berkelanjutan. J.
Tanah Trop. 12:55-60.

[Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. 2012. Luas areal dan produksi
perkebunan Indonesia. http://ditjenbun.deptan.go.id [20 Januari 2012].

Herviyanti, A., S. Fachri, R. Darmawan, Gusnidar, S. Amrizal. 2012. Pengaruh pemberian bahan
humat dan pupuk P pada Ultisol. J. Solum 19:15-24.

Jannah, N., F. Abdul, Marhanuddin. 2012. Pengaruh macam dan dosis pupuk NPK pada bibit kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.). Media Sains 4:48-54.

Anda mungkin juga menyukai