Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA

Human Factor and Risk Perception

Nama : Sharif Hidayat

Nim : 102217006

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PERTAMINA

2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tempat kerja atau setiap pekerjaan selalu mengandung potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan tenaga kerja akibat melakukan perkerjaannya.
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian,
kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang
berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber
bahaya. Dalam mengidentifikasi munculnya potensi bahaya di lingkungan kerja dapat
berasal dari berbagai faktor salah satunya adalah faktor manusia dikarenakan apabila
manusia yang melakukan pekerjaan tersebut dalam kondisi yang tidak sehat baik secara
fisik maupun psikis maka potensi bahaya yang akan muncul sangat besar. Oleh karena itu,
penulis ingin menjabarkan didalam makalah ini mengenai human factor dan risk perception
dari berbagai jenis pekerjaan.

1.2 Tujuan Makalah


Tujuan dibuatnya makalah ini adalah menjelaskan dan mengidentifikasi berbagai human
factor dan risk perception dari berbagai jenis pekerjaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Human Factor
Menurut John Ridley dalam bukunya yang berjudul “Kesehatan dan keselamatan Kerja”
ia mengemukakan bahwa faktor manusia pada suatu pekerjaan merupakan faktor yang
mengacu pada setiap masalah yang mempengaruhi pendekaran individu terhadap
pekerjaan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan atau faktor manusia
sebagai faktor-faktor lingkungan, organisasi dan pekerjaan, karakteristik manusia dan
individu yang mempengaruhi perilaku ditampat kerja (Ridley, 2006).

Menurut Santoso bahwa 80 % -85 % penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia
itu sendiri dengan berbagai penyebab sebagai berikut (Santoso, 2004):

a. Ketidak seimbangan fisik atau kemampuan tenaga kerja, antara lain : tidak sesuai berat
badan, posisi tubuh yang menyebabkan mudah lemah, cacat fisik dan cacat sementara.
b. Ketidak seimbangan kemampuan psikologi, antara lain: rasa takut atau phobia
gangguan emosional, gerakan lambat, tidak mampu memahami, keterampilan kurang.
c. Kurang pengetahuan, antara lain: kurang pengalaman, kurang orientasi, kurang latihan
memahami pekerjaan.
d. Kurang keterampilan, antara lain: kurang mengadakan pelatihan praktik, penampilan
kurang, kurang kreatif, salah pengertian.
e. Stress mental, antara lain: emosi berlebihan, beban mental berlebihan, pendiam dan
tertutup, frustasi dan sakit mental.
f. Stress fisik, antara lain: badan sakit, beban tugas berlebihan, kurang istirahat, terpapar
bahan berbaya, terpapar panas yang tinggi, kekurangan oksigen, gerakan terganggu.
g. Motivasi menurun (kurang termotivasi) antara lain: mau bekerja apabila ada penguatan
atau hadiah, frustasi berlebihan, tidak ada umpan balik, tidak mendapat insentif
produksi, tidak mendapat pujian dari hasil kerjanya dan terlalu tertekan.

Hal-hal diatas merupakan penyebab terjadinya kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia
baik kekurangan terkait individu itu sendiri maupun kekurangan organisasi/perusahaan
dalam mengatur teanga kerjanya.
2.2 Risk Perception
Menurut Slovic dalam bukunya yang berjudul “The perception of risk” ia mengemukakan
bahwa persepsi resiko adalah bentuk interpretasi atau penilaian terhadap situasi resiko
yang didasarkan pada pengalaman atau keyakinan yang dimiliki (Slovic, 2000). Beberapa
orang ketika dihadapkan pada situasi sama untuk mengambil keputusan maka hasil
keputusan dari masing masing orang akan berbeda tergantung pada persepsi masing
masing individu setiap orang mengenai pemahamannya mengenai resiko dan dampaknya.
Pada beberapa orang mungkin akan merasa tidak nyaman dengan sesuatu yang tidak pasti
dan dapat menimbulkan resiko sehinga mereka cenderung untuk menghindari ancaman
dan memanfaatkan kesempatan untuk menghindari ketidakpastian. Sedangkan beberapa
orang yang lain merasakan kenyamanan dengan ketidakpastian dan dipersepsi tidak akan
menimbulkan resiko sehinggan mereka tidak menghindari ancaman.

Menurut Hillson dan Murray-Webster dalam bukunya yang berjudul “Understanding and
managing risk attitude” ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi terhadap
resiko sebagai berikut : (Hillson, 2005)

a. Kesadaran (conscious)
Kesadaran merupakan faktor yang didasarkan pada karakteristik yang terlihat dan
terukur dari suatu dimana keputusan dibuat. Faktor ini meliputi penilaian situasional
dan rasional.
b. Bawah Sadar (subconscious)
Bawah sadar merupakan mental jalan pintas yang dibuat untuk memfasilitasi
pengambilan keputusan (heuristics) dan bias kognitif lainnya. Heuristics menyusun
suatu mekanisme yang akan membuat situasi yang kompleks dan tidak pasti menjadi
masuk akal dan dapat diterima.
c. Afektif (affective)
Afektif merupakan respon yang didasarkan pada emosional naluriah atau lebih
mendasarkan pada perasaan dibandingkan penilaian rasional.
Tiga faktor ini yang biasa disebut dengan the triple strand. Dimana ketiga faktor ini
memiliki peranan penting dalam mempengaruhi persepsi resiko pada saat pengambilan
keputusan yang dibuat.
Gambar 2.1 Dua orang foto diatas batu

Kita contohkan dengan kasus gambar diatas dimana ada dua orang berbeda dengan
persepsi masing masing berdiri atas batu yang tinggi dengan berbagai persepsi masing
masing yang berbeda baik itu faktor kesadaran, bawah sadar, dan afektif yang berbeda.
Maka pengambilan keputusan dari dua orang tersebut juga berbeda untuk mengambil
gambar diatas batu tersebut dimana orang yang pertama memutuskan untuk hand stand
diatas batu tersebut sedangkan orang yang kedua memutuskan untuk berdiri biasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan didalam makalah ini maka penulis menyimpulkan bahwa kecelakaan
kerja dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah faktor manusia baik itu
disebabkan kelalaian tenaga kerja atau kekurangan perusahaan dalam mengelola sistem
ketenaga kerjaan. Hal ini dapat menyebakan terganggunya kesehatan dan keselamatan bagi
tenaga kerja. Selain dikarenakan faktor manusia, persepsi resiko juga dapat mempengaruhi
tenaga kerja dalam mengambil keputusan terhadap suatu pekerjaan dikarenakan memiliki
persepsi yang berbeda beda baik itu secara sadar, bawah sadar, maupun secara afektif.
Referensi

Hillson, M.-W. (2005). Understanding and managing risk attitude. UK: Gower.
Ridley, J. (2006). Kesehatan dan keselamatan Kerja edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Santoso. (2004). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pusaka
jakarta.
Slovic. (2000). The Perception of risk. London: Earthscan.

Anda mungkin juga menyukai