Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN APENDISITIS

NAMA KELOMPOK 2:

1. Hagai Nicholas Dimas K (181301011)


2. Elsa Diana Rahmawati (181301016)
3. Elvina Lia Fatmawati (181301017)
4. Melati Yeremia Lubis (181301033)
5. Mifta Yuliana Putri (181301034)
6. Nadia Rizky Nur A (181301039)
7. Risma Imroatun Nafisah (181301051)
8. Tisa Anasari (181301058)
9. Zhellina Maulid Pramesty (181301063)
10. Novan Cahyo Santoso (181301065)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

2019/2020
PATHWAY APENDISITIS
Konsep Dasar keperawatan
A. Data Demografi
 Pasien dengan apendisitis Usia : paling muda usia 4 tahun, 18 tahun ke atas hingga usia 70 tahun
 Perbandingan jenis kelamin antara laki-laki dengan perempuan adalah 1:1,7.

B. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan >37,5'C, mua,
muntah, anoreksia, malaise, nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
 Riwayat keluhan
Klien dengan apendisitis gejala awal yang khas, nyeri samar (nyeri tumpul)
di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilhkus. Keluhan ini
biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada
umumnya nafsu makan menurun .
Keluhan ini biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah ,
dan pada umumnya nafsu makan menurun. Kemudian dalam beberapa jam,
nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik Me Burney. Di titik ini
nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri
somatik setempat.
 Kebiasaan
Klien dengan kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung biji
Bijian yang sulit di cerna oleh lambung misalnya, biji cabai dan lain-lain.
selain kebiasaan itu Juga penyebabnya klien yang kurang mengonsumsi
makanan tinggi Serat.

C. Pemeriksaan fisik fokus pada pasien dengan apendisitis


Keadaan Umum
Pasien dengan penyakit apendisitis mengalami perubahan tanda - tanda vital,
yaitu peningkatan nadi perifer, hal ini disebabkan karena pasien merasa cemas dan nyeri.

 Pengkajian head to toe fokus pada apendisitis


1. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis, dapat mengenali dan
menjawab tentang keadaan sekelilingnya serta berkomunikasi dengan baik.
2. Wajah
Pada klien terjadi ketegangan pada otot wajah karena merasa nyeri.
3 Abdomen
Auskultasi: Bising usus mengalami penurunan.
Palpasi : merasakan nyeri saat dilakukan deep palpation pada area abdomen
bagian perut kanan bawah: nyeri pada bagian titik Mc Burney.Nyeri sering
terasa pada pasien, nyeri yang dirasakan adalah nyeri saat di tekan dan nyeri
saat dilepas.
4. Range of Motion
Jika dilakukan pemeriksaan melalui Blumberg Sign pasien dengan apendisitis
bila dilakukan palpasi pada daerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa
nyeri bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri hal ini adalah kunci dari
apendisitis aku. Pemeriksaan melalui ROM (ramge of motion) berlanjut
dengan cara pemeriksaan PSOA'S Sign dengan tindakan tungkai kanan dan
paha ditekuk kuat atau tungkai diangkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri diperut
semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah
apabila dilakukan pemeriksaan dubur dan vagina merasa nyeri juga. Pada
apendiks terletak pada retro sekal maka uji psoas sign akan positif dan tanda
perangsangan peritoneum tidak begitu jelas, sedangkan bila apendiks terletak
di rongga pelvis maka obturator sign akan positif dan tanda perangsangan
peritoneum akan lebih menonjol. Obturator sign dilakukan dengan cara fleksi
dan endorotasi sendi panggul.

 Pengkajian Fungsional Gordon


1. Pola Persepsi kesehatan
Pola persepsi pasien bergantung pada nilai dan kepercayaan individu terhadap
kesehatan(Health Belief)
2. Pola Nutrisi Metabolik
- Klien tidak nafsu makan
- Mual dan muntah
- Penurunan Berat badan>20% berat badan ideal
- Input dan output cairan pada pasien apendisitis tidak seimbang karena pada
Cairan yang masuk kurang dari cairan yang keluar.
3. Pola Eliminasi
- Buang air kecil (BAR) Adanya gangguan
- Buang air besar (BA) sebagaian pasien mengalami diare, namun bisa juga mengalami
konstipasi
4. Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengalami gangguan aktivitas, berjalan seperti menunduk karena
menahan nyeri. Lebih sering duduk atau berbaring, aktivitas berjalan sangat
terbatas. Pasien merasa lemas, lesu dan tidak enak badan.

5. Pola istirahat dan tidur

Pasien mengalami gangguan istirahat karena pasien dengan apmdisitis


mengalami nyeri dan merasa cemas sehingga tidak dapat istirahat dengan
Analisi Data

A. Pre-Operasi

Data Etiologi Masalah Keperawatan


DO : Proses Inflamasi Nyeri
1. Wajah terlihat meringis
kesakutan dan
menangis
2. Tidak nyaman/ gelisah
3. Kesulitan tidur

DS :
1. Mengeluh nyeri pada
daerah kuadran kanan
bawah
2. Mengeluhkan perut
seperti tertusuk-tusuk
pada area abdomen
3. Nyeri dirasakan pada
saat ada tekanan jari
yang tegas, ataupun
ketika ditekanan
dilepas.

DO : Sering mual, muntah, nafsu Ketidakseimbangan nutrisi


1. Cairan yang di makan berkurang, anoreksia kurang dari kebutuhan tubuh
konsumsi dan
dikeluarkan tidak
seimbang
2. Kulit tampak kering
3. Berat badan turun >
20% BB ideal
4. Makanan tidak habis
hanya setengah porsi
yang dimakan

DS :
1. Mengeluhkan tidak
enak badan
2. Menge;uh kepalanya
pusing
B. Post-Operasi

Data Etiologi Masalah Keperawatan


DO : Luka Insisi Nyeri Akut
1. Mual dan muntah
2. Klien tidak nafsu
makan
3. Penurunan berat badan
>20% berat badan
ideal.
4. TTV: peningkatan
tekanan darah dan
dneyut nadi

DS :
1. Mengeluh nyeri pada
bagian bekas operasi

DO : Luka Insisi Resiko Infeksi


1. Nyeri kuadran kanan
bawah dan biasanya
demam ringan WBC
10.000-18.000/mm³

DS :
1. Mengeluh demam,
nyeri dibagian luka
bekas operasi
DO : Nyeri akibat luka infeksi Intoleransi aktivitas
1. TTV: mengalami
peningkatan denyut
nadi, pernafasan, dan
tekanan darah
2. Tampak lemah, bedrest
karena baru selesai
operasi apendiktomi

DS :
1. Mengeluh nyeri saat
sedikitr bergerak
Rencana Keperawatan

a. Pre-Operasi

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
Nyeri akut b.d Tujuan : Mandiri :
inflamasi Selama masa perawatan, nyeri  Kaji factor penyebab, kualitas,
berkurang sampai dengan lokasi, frekuensi, dan skala nyeri.
hilang  Monitor tanda-tanda vital
 Ajarkan teknik distraksi dan
Kriteria hasil : relaksasi
 Menunjukan  Beri posisi yang nyaman untuk
penurunan skala nyeri pasien
 Menggambarkan rasa
nyaman dan rileks Edukasi :
 Mengalami Beri helath education (HE) tentang nyeri,
peningkatan nafsu kepada pasien dan keluarga
makan
Kolaborasi :
Dalam pemberian terapi analgesik
Ketidakseimbanga Tujuan : Mandiri :
n nutrisi kurang Selama masa perawatan nutrisi  Monitor BB pasien dalam batas
dari kebutuhan dapat kembali seimbang normal
tubuh b.d factor  Monitor kalori dan intake nutrisi
biologis, Kriteria hasil :  Memberikan informasi tentang
ketdakmampuan  BB ideal sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan dapat
untuk mencerna tinggi badan diberikan saran kepada klien
makanan.  Mampu maupun keluarga untuk tetap
makan walaupun sedikit
mengidentifikasi
 Menentukan jumlah kalori dan
kebutuhan nutrisi
nutrisi yang dibutuhkan klien
 Tidak ada tanda-tanda bersama ahli gizi
mal nutrisi
 Tidak terjadi penurunan
BB.

b. Post-Operasi

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Nyeri akut b.d luka bekas Tujuan : Mandiri :
insisi di tandai dengan pasien Setelah dilakukan tindakan  Mengkaji nyeri pasien
mengeluh nyeri di daerah keperawatan selama 3 x 24  Mengajarkan pasien
bekas operasi jam, pasien merasa nyaman teknik relaksasi
setelah nyeri berkurang
 Bantu klien untuk
Kriteria hasil : dapat melakukan
 Pasien mampu istirahat baik fisik
mengontrol nyeri maupun mental
Melaporkan nyeri berkurang
setelah melakukan Edukasi :
manajemen nyeri Memberika edukasi tentang
makan sedikit pada frekuensi
dan jarak waktu tertentu

Kolaborasi :
Pemberian obat analgesic dan
pengobatan penyakit
appendicitis

Supportif :
Bekerjasama dengan klien atau
orang terdekat cara untuk klien
mengurangi aktivitas berat.
Resiko Infeksi b.d luka insisi  Klien bebas dari tanda Mandiri :
di tandai dengan WBC dan gejala infeksi  Monitor tanda dan
meningkat dan mengeluh  Jumlah leukosit dalam gejala infeksi sistemik
demam batas normal dan local.
 Monitor WBC, inspeksi
kulit dan membrane
mukosa terhadap
kemerahan, drainase,
cuci tangan sebelum
dan setelah tindakan

Edukasi :
Mengajarkan pasien tanda dan
gejala infeksi

Kolaborasi :
Bersama dokter kolaborasi
pemberian obat antibiotik

Supportif :
Mendukung pasien untuk terus
minum antibiotic sesuai resep
Intoleransi aktivitas b.d nyeri  Setelah dilakukan Mandiri :
akibat luka insisi di tandai tindakan keperawatan  Monitor frekuensi nadi
dengan pasien bedrest selama 3 x 24 jam, dan napas sebelum
klien dapat dan sesudah aktivitas
berpartisipasi dalam
 Tunda aktivitas jika
aktivitas fisik dengan
atau tanpa bantuan crekuensi nadi dan
napas klien mengeluh
keltihan, tingkatkan
Kriteria Hasil : aktivitas secara
 Klien mampu bertahap untuk
berpindah posisi meningkatkan toleransi
tanpa bantuan
 Klien mampu Edukasi :
melakukan ADL Anjurkan klien untuk
secara mandiri menghentikan aktivitas bila
nyeri dada, napas pendek,
kelemahan atau pusing jika
terjadi.

Kolaborasi :
Konsultasi dengan dokter jika
nyeri tetap ada atau
bertambah berat saat istirahat

Supportif :
 Bantu klien dalam
melaksanakan aktivitas
sesuai dengan
kebutuhannya
 Beri waktu istirahat
tanpa diganggu
berbagai aktivitas

Anda mungkin juga menyukai