Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 2

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Penyusun:

Nama :Hadi Yudha Pratama

Nim: P05120319016

Prodi : sarjana terapan dan ners

Dosen Pengampu : Pauzan effendi, SST,M.Kes

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKES KEMENKES BENGKULU TAHUN 2020/2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ………………………………………………………


B. TUJUAN…………………………………………………………………….

BABII PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK………………………..


B. PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ………….

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN …………………………………………………………………
B. SARAN ………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan Makalah ini
disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Kbetutuhan dasar manusia 2 dengan judul
“Pemeriksaan Diagnostik”

Terima kasih disampaikan kepada Bapak dosen mata yang telah membimbing dan memberikan
kuliah demi lancarnya tugas ini.

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah

Bengkulu, 17 april 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang respon individu,keluarga,dan komunikan


terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan actual maupun potensial.

Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960, dirintis oleh
Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan kemajuan teknologi bidang komputer, maka
perkembangan ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga saat ini sudah dihasilkan
USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai USG 4D).

1. Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG dilakukan
begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 – 14 minggu),
penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 – 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan
yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin.

2. Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan


secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan
tersebut.

3. Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari kausa
gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien
dengan gangguan haid.

4. Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu lain,
misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan metastasis dari organ ginekologi
dll.

Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak 8 November
1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar
yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian
tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh. Berkat
jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan, hingga ia mendapat
penghargaan Nobel di tahun 1901.

Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa
dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa diproses
secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan
dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.

CTG dalam arti khusus adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat
kontraksi maupun tidak sedangkan dalam arti umum

CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan
merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi
rahim.

Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan
kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat
perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak
baik

Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang ditempelkan 2 alat
yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi kontraksi, alat ini ditempelkan
selama kurang lebih 10-15 menit

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar pembaca dapat menjelaskan tentang
pemeriksaan diagnostic
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pengertian

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun
potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa,
memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor
yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

b. Tujuan

1. Uji diagnostik untuk mendeteksi penyakit.

2. Uji diagnostik untuk memperkuat kondisi sebenarnya. Hal ini dilakukan bila kita telah
menduga bahwa seseorang menderita suatu penyakit tertentu lalu dilakukan pemeriksaan
untuk memperkuat dugaan tersebut.

3. Uji diagnostik untuk menyingkirkan dugaan adanya penyakit. Cara ini merupakan
kebalikan dari memperkuat dugaan adanya penyakit yang berarti untuk menyingkirkan
dugaan adanya penyakit.

c. Jenis-jenis

1. Ultrasonografi ( USG )

2. RONTGEN

3. PAP SMEAR (Papanicolaou Smear)

4. MAMMOGRAFI

5. ENDOSKOPI

6. KOLONOSKOPI
7. CT. Scaning

8. EEG

9..EKG

2.2 PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Ultrasonografi ( USG )

USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di
rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini
digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan
pada abdomen, otak, jantung dan ginjal.

Persiapan dan Pelaksanaan :

- Lakukan informed consent


- Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG
aorta abdomen, kantung empedu, hepar, limpa dan pankreas.
- Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG
- Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang diatas
permukaan kulit.
- Lakukan antara 10-30 menit
- Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah
- Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara.
- Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan ginjal pasien ketiga,
pemeriksaan dilakukan pada saat kandung kemih kosong.
- Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara perlahan- lahan
- Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari
kepala.

2. RONTGEN
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran
sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ
diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.

Persiapan dan Pelaksanaan :

- Lakukan informed consent


- Tidak ada pembatasan makanan / cairan
- Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA (Posterior Anterior) dapat dilakukan
dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.
- Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan foto sinar
x.
- Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan
bentuk jantung.
- Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur terlentang
dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus dilindungi.
- Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan sebelum
pelaksanaan foto.
- Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan immobilisasi pada
daerah fraktur.

3. PAP SMEAR (Papanicolaou Smear)

Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya
kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji
respons terhadap kemoterapi dan radiasi.

Persiapan dan pelaksanaan :

- Lakukan informed consent


- Tidak ada pembatasan makanan dan cairan
- Anjurkan pasien untuk tidak melakukan irigasi vagina ( pembersihan vagina dengan zat
lain ) memasukan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-
kurangnya 24 jam
- Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air megalir dimasukan ke vagina .
- Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian pindahkan ke kaca mikroskop
dan dibenamkan ke dalam cairan fiksasi.
- Berikan label nama dan tanggal pemeriksaan

4. MAMMOGRAFI

Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara
untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik.

Persiapan dan Pelaksanaan :

- Lakukan informed consent


- Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
- Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher
- Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka
- Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja kaset sinar
x.
- Lalu lakukan pemeriksaan

5. ENDOSKOPI

Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran cerna. Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer

6. KOLONOSKOPI

Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya
kelainan pada saluran colon.

Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll


7. CT. Scaning

Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta
khusus. Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen

8. EEG

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada
gel. Otak) Indikasi : epilepsy, trauma capitis Dengan memasangkan elektroda pada
bagian kepal klien.

9. EKG

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari jantung indikasi :


MCI, Angina fektoris, gagal jantung

10. Fluoroskopi
Fluoroskopi adalah metode pemeriksaan radiologis yang memanfaatkan sinar Rontgen untuk
menghasilkan serangkaian gambar menyerupai video. Pemeriksaan penunjang ini umumnya
dikombinasikan dengan zat kontras, agar gambar yang dihasilkan lebih jelas.
Fluorokospi biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu di dalam tubuh, seperti
kerusakan atau gangguan pada tulang, jantung, pembuluh darah, dan sistem pencernaan.
Fluoroskopi juga bisa dilakukan untuk membantu dokter ketika melakukan kateterisasi jantung
atau pemasangan ring jantung.

11. Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop, yaitu alat berbentuk
selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya. Alat ini terhubung dengan monitor
atau layar TV, sehingga dokter dapat melihat kondisi organ dalam tubuh.
Pemeriksaan endoskopi biasanya dilakukan untuk memantau kondisi saluran cerna dan
mendiagnosis penyakit tertentu, seperti gastritis atau peradangan pada lambung, tukak lambung,
GERD, kesulitan menelan, perdarahan saluran pencernaan, serta kanker lambung.
Selain beberapa jenis pemeriksaan penunjang di atas, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang
lainnya yang juga sering dilakukan dokter, seperti:

 Ekokardiografi
 Biopsi
 Elektroensefalografi (EEG)
 Pemeriksaan tinja
 Pemeriksaan cairan tubuh, seperti cairan otak, cairan sendi, dan cairan pleura
 Pemeriksaan genetik

BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan
terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Hasil suatu
pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya perawat dapat menerapkan
pengkajian diagnostik ini dalama asuhan keperawatan dan dapat mencari referensi lain untuk
menambah pengetahuan pembaca mengenai pengkajian diagnostic

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta : Salemba


Medika Ambarwati, E R, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha
Medika Eko, Nurul, dkk. 2010. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik)
Kebidanan.Yogyakarta: Pustaka Rihamna Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar
Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai