Makalah 2 Kebutuhan Dasar Manusia 2
Makalah 2 Kebutuhan Dasar Manusia 2
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Penyusun:
Nim: P05120319016
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
BABII PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN …………………………………………………………………
B. SARAN ………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan Makalah ini
disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Kbetutuhan dasar manusia 2 dengan judul
“Pemeriksaan Diagnostik”
Terima kasih disampaikan kepada Bapak dosen mata yang telah membimbing dan memberikan
kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960, dirintis oleh
Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan kemajuan teknologi bidang komputer, maka
perkembangan ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga saat ini sudah dihasilkan
USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai USG 4D).
1. Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG dilakukan
begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 – 14 minggu),
penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 – 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan
yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin.
3. Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari kausa
gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien
dengan gangguan haid.
4. Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu lain,
misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan metastasis dari organ ginekologi
dll.
Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak 8 November
1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar
yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian
tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh. Berkat
jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan, hingga ia mendapat
penghargaan Nobel di tahun 1901.
Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa
dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa diproses
secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan
dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.
CTG dalam arti khusus adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat
kontraksi maupun tidak sedangkan dalam arti umum
CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan
merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi
rahim.
Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan
kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat
perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak
baik
Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang ditempelkan 2 alat
yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi kontraksi, alat ini ditempelkan
selama kurang lebih 10-15 menit
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar pembaca dapat menjelaskan tentang
pemeriksaan diagnostic
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun
potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa,
memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor
yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
b. Tujuan
2. Uji diagnostik untuk memperkuat kondisi sebenarnya. Hal ini dilakukan bila kita telah
menduga bahwa seseorang menderita suatu penyakit tertentu lalu dilakukan pemeriksaan
untuk memperkuat dugaan tersebut.
3. Uji diagnostik untuk menyingkirkan dugaan adanya penyakit. Cara ini merupakan
kebalikan dari memperkuat dugaan adanya penyakit yang berarti untuk menyingkirkan
dugaan adanya penyakit.
c. Jenis-jenis
1. Ultrasonografi ( USG )
2. RONTGEN
4. MAMMOGRAFI
5. ENDOSKOPI
6. KOLONOSKOPI
7. CT. Scaning
8. EEG
9..EKG
1. Ultrasonografi ( USG )
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di
rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini
digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan
pada abdomen, otak, jantung dan ginjal.
2. RONTGEN
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran
sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ
diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya
kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji
respons terhadap kemoterapi dan radiasi.
4. MAMMOGRAFI
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara
untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik.
5. ENDOSKOPI
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran cerna. Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer
6. KOLONOSKOPI
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya
kelainan pada saluran colon.
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta
khusus. Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen
8. EEG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada
gel. Otak) Indikasi : epilepsy, trauma capitis Dengan memasangkan elektroda pada
bagian kepal klien.
9. EKG
10. Fluoroskopi
Fluoroskopi adalah metode pemeriksaan radiologis yang memanfaatkan sinar Rontgen untuk
menghasilkan serangkaian gambar menyerupai video. Pemeriksaan penunjang ini umumnya
dikombinasikan dengan zat kontras, agar gambar yang dihasilkan lebih jelas.
Fluorokospi biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu di dalam tubuh, seperti
kerusakan atau gangguan pada tulang, jantung, pembuluh darah, dan sistem pencernaan.
Fluoroskopi juga bisa dilakukan untuk membantu dokter ketika melakukan kateterisasi jantung
atau pemasangan ring jantung.
11. Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop, yaitu alat berbentuk
selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya. Alat ini terhubung dengan monitor
atau layar TV, sehingga dokter dapat melihat kondisi organ dalam tubuh.
Pemeriksaan endoskopi biasanya dilakukan untuk memantau kondisi saluran cerna dan
mendiagnosis penyakit tertentu, seperti gastritis atau peradangan pada lambung, tukak lambung,
GERD, kesulitan menelan, perdarahan saluran pencernaan, serta kanker lambung.
Selain beberapa jenis pemeriksaan penunjang di atas, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang
lainnya yang juga sering dilakukan dokter, seperti:
Ekokardiografi
Biopsi
Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan cairan tubuh, seperti cairan otak, cairan sendi, dan cairan pleura
Pemeriksaan genetik
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan
terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Hasil suatu
pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya perawat dapat menerapkan
pengkajian diagnostik ini dalama asuhan keperawatan dan dapat mencari referensi lain untuk
menambah pengetahuan pembaca mengenai pengkajian diagnostic
DAFTAR PUSTAKA