Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang
peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari
banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian
atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian Dari beberapa komoditas
perkebunan yang penting di Indonesia (karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, kakao, teh, dan
tebu) ada 5 ( Lima ) Komoditi perkebunan penting di Indonesia. Perkembangan lima
komoditi perkebunan yang penting diantaranya adalah kelapa sawit, karet, kakao, kopi
dan tebu. Salah satu komoditas yang selalu menjadi kebutuhan bagi masyarakat yaitu
kopi.
Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam
perekonomian Indonesia. Indonesia kini merupakan salah satu negara produsen kopi
terbesar dunia setelah Brazil dan Vietnam dengan sumbangan devisa yang cukup besar.
Menurut data International Coffee Organization (ICO), pada 2015 Indonesia memperoleh
devisa sebesar US$1.20 miliar. Devisa sebesar itu diperoleh dari ekspor biji kopi robusta
dan arabika sebanyak 446.279 ton meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya
mencapai 368.817 ton. Volume ekspor kopi Indonesia rata-rata berkisar 430.000 ton/
tahun meliputi kopi robusta 85% dan arabika 15% (Indonesia Investment, 2015).
Pemerintah Provinsi Bali menetapkan industri kopi sebagai industri agro
unggulan daerah. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa komoditas kopi Bali memiliki
keunggulan komparatif, keunggulan bersaing, keunggulan spesifik lokasi dan keunggulan
strategis (Widia, 2016). Kopi Arabika Kintamani tumbuh dengan subur di lereng Gunung
Batur dengan kontur tanah vulkanis yang pertumbuhannya diantara ketinggian 900-1300
dpl. Kopi Arabika Kintamani umumnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia
dan khususnya Bali, karena kopi Arabika Kintamani memiliki kualitas yang baik dan
memiliki ciri khas yaitu bercitarasa jeruk (Mawardi et al., 2005). Kintamani merupakan
produsen kopi Arabika terbesar di Bali dan terdaftar sebagai wilayah MPIG (Masyarakat
Perlindungan Indikasi Geografi) yang memberikan perlindungan hukum dalam
meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya alam yang dimiliki serta mempermudah
perdagangan produk yang dihasilkan baik ke pasar nasional maupun internasional (Djaja,
2013).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari perencanaan proyek industri produk saus
tomat ini, yaitu:
1. Untuk merencanakan proyek industry yang mampu bersaing, layak, dan
menghasilkan keuntungan maksimum
2. Untuk menanggulangi resiko kegagalan produksi dalam pembuatan industry
3. Untuk meningkatkan nilai tambah produk sekaligus meningkatkan pendapatan petani

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari perencanaan proyek industri produk
saus tomat ini, yaitu:
1. Mahasiswa dapat memahami tahapan dalam proses perencanaan proyek industri hasil
pertanian
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu teknologi industri pertanian dalam merencanakan
proyek industri hasil pertanian
3. Mahasiswa dapat menganalisis kelayakan dari suatu proyek industri hasil pertanian
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kopi Arabika (Coffea arabica) adalah kopi yang paling baik mutu cita rasanya dibanding
jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun hijau tua dan berombak-ombak
(Botanical, 2010). Biji kopi Arabika berukuran cukup besar, dengan bobot 18-22 g tiap 100 biji.
Warna biji agak coklat dan biji yang terolah dengan baik akan mengandung warna agak kebiruan
dan kehijauan. Biji bermutu baik dengan cita rasa khas kopi Arabika yang kuat dan rasa sedikit
asam, kandungan kafein: 1-1,3%. Kopi Arabika memang dikenal terlebih dahulu oleh konsumen
di banyak negara, sehingga kelezatan kopi Arabika lebih dikenal superior dibandingkan dengan
kopi Robusta. Jenis-jenis kopi yang termasuk dalam golongan Arabika adalah Abesinia,
Pasumah, Marago dan Congensis (Najiyati dan Danarti, 1997).

Kopi Arabika tumbuh maksimal pada ketinggian 1.000 meter sampai 1.500 meter di atas
permukaan laut. Kopi Arabika memiliki 9 jenis yang berbeda pula, antara lain Brazilian Arabica
yang tumbuh maksimal pada ketinggian 2.000 meter sampai 2.500 meter di atas permukaan laut,
dan Colombian Mild Arabica tumbuh maksimal pada ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas
permukaan laut. Kopi Robusta akan tumbuh maksimal pada ketinggian 400 meter sampai 700
meter di atas permukaan laut. Tanaman kopi sangat sensitif terhadap kelembaban udara.
Kelembaban udara yang ideal yaitu antara 70% sampai 89%. Selain itu tanaman kopi juga
sensitif terhadap curah hujan, ada saat dimana tanaman kopi membutuhkan hujan yang cukup
banyak yaitu pada saat perkembangan biji, dan ada pula saat dimana curah hujan tidak terlalu
banyak dibutuhkan yaitu pada saat berbunga dan perkembangan buah, karena hujan dengan
intensitas tinggi akan menyebabkan bunga rontok dari tanaman (AEKI, 2006). Menurut Hartatri
dan Rosari (2011), kopi Arabika memiliki citarasa seduhan yang unik dan memiliki peluang
pasar yang sangat menjanjikan dalam pengembangan bisnisnya. Tanaman kopi Arabika di
Indonesia cocok dikembangkan di daerah-daerah dengan ketinggian antara 800-1500 m di atas
permukaan laut dan dengan suhu rata-rata 15-24ºC. Pada suhu 25ºC kegiatan fotosintesis
tumbuhannya akan menurun dan akan berpengaruh langsung pada hasil kebun. Mengingat belum
banyak jenis kopi Arabika yang tahan akan penyakit karat daun, dianjurkan penanaman kopi
Arabika tidak di daerah-daerah di bawah ketinggian 800 m dpl (Najiyati dan Danarti, 1997).
Tanaman kopi Arabika memerlukan tanah subur dengan drainase yang baik, curah hujan
minimum 1300 mm/th dan toleran terhadap curah hujan yang tinggi. Masa bulan kering pendek
dan maksimum 4 bulan. Jenis keasaman tanah yang dibutuhkan dengan pH 5,2 - 6,2 dengan
kesuburan tanah yang baik. Kapasitas panambatan air juga tinggi, pengaturan tanah baik dan
kedalaman tanah yang cukup (Siswoputranto, 1993). Program budidaya kopi dianjurkan memilih
kawasan yang memenuhi persyaratan tersebut.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat
Adapun alat yang diperlukan dalam penulisan laporan perencanaan proyek industry
saus tomat ini, yaitu:
- Alat tulis (kertas, bolpoint)
- Laptop/computer
- Alat hitung (kalkulator)
- Modul penuntun praktikum

3.2 Bahan
Adapun bahan yang diperlukan dalam penulisan laporan perencanaan proyek
industry saus tomat ini, yaitu:
- Data kuantitatif penunjang yang diperoleh melalui internet (jumlah penduduk,
jumlah produksi kopi Arabika di Indonesia dan Bali, jumlah konsumsi kopi
Arabika per kapita)
- Jurnal pustaka dan jurnal penelitian analisis kelayakan suatu proyek industri
- Materi yang diperoleh selama perkuliahan Perencanaan Proyek Industri

3.3 Metode Penulisan


Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan perencanaan
proyek industry saus tomat ini, yaitu:
- Mencari data penunjang menggunakan metode studi pustaka yang diperoleh
melalui artikel ilmiah, jurnal ilmiah, maupun buku yang berkaitan dengan
perencanaan proyek industri
- Menulis laporan dengan menggunakan metode deksriptif kuantitatif. Deskriptif
kuantitatif merupakan suatu metode penulisan yang menjelaskan secara detail
suatu objek dengan menambahkan data kuantitatif yang diperoleh dengan
menggunakan data real dari Badan Pusat Statistik
- Menganalisis data dan melakukan perencanaan proyek industry secara urut sesuai
dengan topik yang dikaji
- Menjabarkan suatu perencanaan dalam bentuk laporan tertulis.
Kesimpulan

1. Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam


perekonomian Indonesia. Indonesia kini merupakan salah satu negara produsen kopi terbesar
dunia setelah Brazil dan Vietnam dengan sumbangan devisa yang cukup besar.

2. Kopi Arabika (Coffea arabica) adalah kopi yang paling baik mutu cita rasanya dibanding jenis
kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun hijau tua dan berombak-ombak
(Botanical, 2010)

3.
DAFTAR PUSTAKA

Satriawan, I. Ketut, and I. Wayan Gede Sedana Yoga. "RENCANA BISNIS


PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)
DI SUBAK ABIAN ULIAN MURNI, KINTAMANI–BANGLI." JURNAL
REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 3.3: 61-71.

Saptarini, Ni Gusti Ayu Putu Harry, and I. Made Agus Putrayasa. "PENGEMBANGAN
HILIRISASI PRODUK KOPI ARABIKA KINTAMANI." Bhakti Persada Jurnal
Aplikasi IPTEKS 5.1 (2019): 169-183.

Siswandi, Try Ono, AAP Agung Suryawan Wiranatha, and Amna Hartiati. "PENGEMBANGAN
MANAJEMEN RANTAI PASOK KOPI ARABIKA KINTAMANI
BALI." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 7.1: 113-120.

Anda mungkin juga menyukai