Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACUAN PENYULUHAN (SAP)

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH
ASTUTI HANDAYANI
SAEPUDIN RAHMAN
KHAIRUNISA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG DIII
MATARAM

2020
SATUAN ACUAN PENYULUHAN (SAP)
DEFISIT PERAWATAN DIRI

Pokok Bahasan : Defisit Perawatan Diri

Tempat : Diwilayah Tanjung Karang

Sasaran : Pasien gangguan jiwa dan keluarga

Waktu : 09.30 – 10.00

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang defisit perawatan diri,

diharapkan sasaran mampu memahami dan menyadari bahaya defisit

perawatan diri.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan sasaran mampu :

 Menjelaskan Pengertian defisit perawatan diri.

 Menyebutkan tanda dan gejala defisit perawatan diri

 Menjelaskan penyebab defisit perawatan diri

 Menjelaskan akibat defisit perawatan diri

B. MATERI

1) Pengertian defisit perawatan diri.

2) Tanda dan gejala defisit perawatan diri

3) Penyebab defisit perawatan diri

4) Akibat defisit perawatan diri


C. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

D. MEDIA

Leaflet

E. EVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi diadakan di akhir sesi penyuluhan dengan cara penyuluh

mengajukan perntanyaan sebagai berikut kepada sasaran:

1. Apakah pernah mengenal istilah defisit perawatan diri?

2. Bagaimana Tanda dan gejala defisit perawatan diri?

3. Apakah Penyebab defisit perawatan diri?

4. Apa saja Akibat defisit perawatan diri?

F. KEGIATAN PENYULUHAN

N FASE KEGIATAN KEGIATAN SASARAN


O

1 Pembukaan 1. Memberi salam Sasaran diharapkan


(5 menit) pembukaan menjawab salam,
2. Memperkenalkan diri mendengarkan dan
3. Menjelaskan kontrak memperhatikan
waktu, pokok bahasan
dan tujuan penyuluhan

2 Pelaksanaan  Menjelaskan pengertian Sasaran diharapkan


defisit perawatan diri. dapat memperhatikan
(15 menit)  Menjelaskan tanda dan materi penyuluhan
gejala defisit perawatan dengan baik
 Menjelaskan penyebab
defisit perawatan diri
 Menjelaskan akibat
defisit perawatan diri

3 Tanya  Mempersilahkan sasaran  Diharapkan


Jawab untuk bertanya mengenai sasaran dapat
materi penyuluhan mengajukan
(5 menit) pertanyaan kepada
penyuluh

4 Evaluasi  Mengajukan pertanyaan  Sasaran


dan kepada sasaran tentang diharapkan dapat
Penutup materi penyuluhan menjawab
dengan soal yang sudah pertanyaan yang
(10 menit) disiapkan diajukan oleh
 Mengucapkan terima penyuluh
kasih dan salam penutup  Sasaran
diharapkan
mendengarkan,
memperhatikan
dan menjawab
salam

G. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. Pasien dan keluarga mengikuti penyuluhan dan antusias

b. Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di pukesmas pembantu

pakunden

c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan

sebelumnya. (SAP)

2. Evaluasi Proses

a. Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan

b. Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat selama acara

berlangsung

c. Pasien dan keluarga menjawab pertanyaan secara benar.


3. Evaluasi Akhir

a. Pasien dan keluarga mengetahui pengertian defisit perawatan diri.

b. Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan

diri

c. Pasien dan keluarga mengetahui penyebab tentang defisit perawatan

diri

d. Pasien dan keluarga mengetahui akibat dari defisit perawatan diri


DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan

kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu

keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2015).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas

perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2009).

Menurut Poter. Perry (2015), personal hygiene adalah suatu tindakan

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan

fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak

mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan

Wartonah 2011).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa defisit perawatan diri

adalah suatu kondisi seseorang dimana seseorang yang mengalami kelemahan

melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri.

B. Tanda dan Gejala

1. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,

memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air

mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta

masuk dan keluar kamar mandi.


2. Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil

potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar

pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian

dalam memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan

kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,

mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan mengambil

pakaian dan mengenakan sepatu.

3. Makan

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,

mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,

menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,

memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu

memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan

menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,

serta mencerna cukup makanan dengan aman.

4. BAB/BAK (toileting)

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam

mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,

memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah

BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit

perawatan diri adalah:


a. Fisik

1) Badan bau, pakaian kotor

2) Rambut dan kulit kotor

3) Kuku panjang dan kotor

4) Gigi kotor disertai mulut bau

5) Penampilan tidak rapi

b. Psikologis

1) Malas, tidak ada inisiatif

2) Menarik diri, isolasi diri

3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

c. Sosial

1) Interaksi kurang

2) Kegiatan kurang

3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma

4) Cara makan tidak teratur

5) BAK dan BAB disembarang tempat, gosok gigi dan mandi

tidak mampu mandiri

C. Penyebab

1. Faktor Predisposisi

a) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu

b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri

c) Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwadengan kemampuan realitas yang

kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya danlingkungan

termasuk perawatan diri

d) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuanperawatan diri

lingkungannya. Situasilingkungan mempengaruhi latihan

kemampuan dalam perawatan diri

2. Faktor Predispitasi

Merupakan factor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang

penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah,

lemas yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang

mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000:59) factor- factor yang mempengaruhi personal

hygienea adalah:

a) Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan

diri misalnya: dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak

peduli kebersihan.

b) Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene


c) Status sosial ekonomi

Personl hygiene memerluka alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

shampo dan alat mandi semuanya memerluka uang untuk

menyediakannya.

d) Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien

menderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya

e) Budaya

Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh dimandikan

f) Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan seorang mengunakan produk tertentu dalam perawatan

diri seperti penggunaan sabun , shampo dan lain-lain

g) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk melakukannya

D. Jenis-Jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi atau kebersihan

Gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi maupun

kebersihan diri

2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian atau berhias

Gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktifitas berdanadan sendiri

3. Kurang perawatan diri : Makan

Gangguan kemampuan untuk menunjukan aktifitas makan

4. Kurang perawatan diri : Toileting


Gangguan kemampuanuntuk melakukan atau menyelesaikan toileting

sendiri (nurjannah: 2004, 79)

E. Akibat

Defisit perawatan diri berdampak pada fisik maupun psikis pada diri

seseorang

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang sering di derita  seseorang

karena tidak di jaganya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan

fisik yang seringa terjadi dalah gangaun intregitas kulit,ganguan mukosa,

infeksi pada mata dan telinga

2. Dampak psikososial

Masalah yang muncul pada personal higient adalah gangguan rasa

nyaman kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuahan harga diri, dan

ganguan interaksi sosial.

Anda mungkin juga menyukai