Anda di halaman 1dari 35

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Menurut Stuart G.W. (2007), perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan
secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis
(emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa
dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral).
Perilaku Kekerasan adalah suatu kedaan dimana seseorang melakuan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
ataupun orang lain. Sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana
seorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang
tidak terkontrol. (Iyus Yosep, 2009 )

B. PENYEBAB
1. Faktor Predisposisi
Faktor pendukung terjadinya perilaku kekerasan, Purwanto (2009):
a. Faktor biologis
1) Intinctual drive theory (teori dorongan naluri)
Teori ini menyatakan bahwa PK disebabkan oleh suatu dorongan
kebutuhan dasar yang kuat.
2) Psycomatic theory (teori psikomatik)
Pengalaman marah adalah akibat respon psikologis terhadap
stimulus internal maupun eksternal. Dalam hal ini sistem limbik
berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat
rasa marah.
b. Faktor psikologis
1) Frustasion aggresion theory ( teori argesif frustasi)
Menurut teori ini PK terjadi sebagai hasil akumulasi frustasi
apabila keinginan untuk mencapai sesuatu gagal/ terhambat.
Keadaan tersebut mendorong individu berperilaku agresif karena
perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku kekerasan.

10
2) Behavioral theory (teori perilaku)
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila
tersedia fasilitas atau situasi yang mendukung reinforcementyang
diterima pada saat melakukan kekerasan,
3) Existential theory (teori eksistensi)
Bertindak sesuai perilaku adalah kebutuhan yaitu kebutuhan dasar
manusia apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui
perilaku konstruktif maka individu akan memenuhi kebutuhannya
melalui perilaku destruktif.
c. Faktor sosio cultural
1) Social enviroment theory (teori lingkungan)
Lingkungan sosial mempengaruhi sikap individu dalam
mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam
(pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap PK
akan menciptakan seolah-olah PK diterima.
2) Social learning theory (teori belajar sosial)
PK dapat dipelajari langsung maupun melalui proses sosialisasi.
2. Faktor Presipitasi
Bila dilihat dari sudut perawat-klien, maka faktor yang mencetuskan
terjadinya perilaku kekerasan terbagi dua, yaitu:
a. Klien :Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak berdayaan, kurang
percaya diri.
b. Lingkungan : Ribut, kehilangan orang/objek yang berharga, konflik
interaksi social
c. Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga
diri rendah.

11
C. RENTANG RESPON MARAH

Rentang Respon Marah

Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/PK

Skema 4.3 : Rentang Respon Marah


(Sumber : Stuart G.W.2007)

Rentang respon marah yang adaftif meliputi:


1. Asertif
Adalah mengemukakan pendapat/ekspresi tidak senang tidak setuju tanpa
menyakiti lawan bicara. Hal ini menimbulkan ketegangan.
2. Frustasi
Adalah respon akibat gagal mencapai tujuan, kepuasan atau rasa aman yang
tidak terjadi biasanya dalam keadaan tersebut, individu tidak menemukan
alternatif lain.

Rentang respon marah yang maladaptif, meliputi :


1. Pasif
Adalah perilaku yang ditandai dengan perasaan tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya,
merasa kurang mampu, harga diri rendah, pendiam, malu, sulit diajak
bicara.
2. Agresif
Adalah suatu perilaku yang menyertai marah merupakan dorongan mental
untuk bertindak dan masih terkontrol.
3. Amuk/ Perilaku Kekerasan
Adalah Rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan
kontroldiri sehingga dapat merusak diri dan lingkungan.

12
D. PROSES TERJADINYA MARAH
Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari hari yang
harus dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan
yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam,
kecemasan dapat menimbulkan kemarahan (Purba dkk, 2008).
Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu
mengungkapkan secara verbal, menekan, menantang. Dari ketiga cara ini,
cara yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara lain adalah
destruktif. Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa
bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat
diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak sebagai
depresi psikomatik atau agresi dan ngamuk(Purba dkk, 2008).
Kemarahan diawali oleh adanya stressor yang berasal dari internal atau
eksternal. Stressor internal seperti penyakit hormonal, dendam, kesal
sedangkan stressor eksternal bisa berasal dari ledekan, cacian, makian,
hilangnya benda berharga, tertipu, penggusuran, bencana dan sebagainya. Hal
tersebut akan mengakibatkan kehilangan atau gangguan pada sistem individu
(Disruption & Loss). Hal yang terpenting adalah bagaimana seorang individu
memaknai setiap kejadian yang menyedihkan atau menjengkelkan tersebut
(Personal meaning) (Purba dkk, 2008).
Bila seseorang memberi makna positif, misalnya : macet adalah
waktu untuk istirahat, penyakit adalah sarana penggugur dosa, suasana bising
adalah melatih persyarafan telinga (nervus auditorius) maka ia akan dapat
melakukan kegiatan secara positif (Compensatory act) dan tercapai
perasaan lega (Resolution). Bila iagagal dalam memberikan makna
menganggap segala sesuatunya sebagai ancaman dan tidak mampu
melakukan kegiatan positif (olah raga, menyapu atau baca puisi saat dia
marah dan sebagainya) maka akan muncul perasaan tidak berdaya dan
sengsara (Helplessness). Perasaan itu akan memicu timbulnya kemarahan
(Anger).

13
Kemarahan yang diekpresikan keluar (Expressed outward) dengan
kegiatan yang konstruktif (Contruktive action) dapat menyelesaikan
masalah. Kemarahan yang diekpresikan keluar (Expressed outward)
dengan kegiatan yang destruktif (Destruktive action) dapat menimbulkan
perasaan bersalah dan menyesal (Guilt). Kemarahan yang dipendam
(Expressed inward) akan menimbulkan gejala psikosomatis (Poinful
symptom) (Yosep, 2007).

E. GEJALA DAN TANDA


Manifestasi Klinik perilaku kekerasan, Menurut Stuart G.W. (2007) :
1. Emosi: jengkel, marah (dendam), rasa terganggu, merasa takut, tidak
aman, cemas.
2. Fisik :Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit
fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat.
3. Intelektual : Mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan.
4. Spiritual:Keraguan, kebijakan / keberanian diri, tidak bermoral,
kreativitas terhambat.
5. Sosial :Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
humor.

F. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Menurut Yosep (2007) obat-obatan yang biasa diberikan pada pasien
dengan marah atau perilaku kekerasan adalah :
a. Antianxiety dan sedative hypnotics
Obat-obatan ini dapat mengendalikan agitasi yang akut. Benzodiazepine
seperti Lorazepam dan Clonazepam, sering digunakan dalam kedaruratan
psikiatrik untuk menenangkan perlawanan klien.
b. Buspirone obat antianxiety.
Efektif dalam mengendalikan perilaku kekerasan yang berkaitan
dengan kecemasan dan depresi.
c. Antidepressants.

14
Penggunaan obat ini mampu mengontrol impulsif dan perilaku
agresif klien yang berkaitan dengan perubahan mood.
d. Amitriptyline dan Trazodone
Menghilangkan agresifitas yang berhubungan dengan cedera kepala
dan gangguan mental organik.
e. Lithium efektif untuk agresif karena panik.
Antipsychotic dipergunakan untuk perawatan perilaku kekerasan.

2. Keperawatan
Menurut Yosep (2007) perawat dapat mengimplementasikan
berbagai cara untuk mencegah dan mengelola perilaku agresif melaui
rentang intervensi keperawatan.

Strategi preventif Strategi antisipatif Strategi pengurungan

Kesadaran diri Komunikasi Managemen krisis


Pendidikan klien Perubahan Seclusion
Latihan asertif lingkungan Restrains
Tindakan perilaku

Skema 4.4Rentang Intervensi Keperawatan Pada Klien Perilaku Kekerasan

Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa :


a. Strategi preventif
1) Kesadaran diri
Perawat harus menyadari bahwa steres yang di hadapinya dapat
mempengaruhi komunikasnya dengan klien. Bila perawat terebut
merasa letih, cemas, marah, atau apatis maka akan sulit baginya untuk
membuat klien tertarik. Untuk mencegah semua itu, maka perawat
harus menerus meningkatkan kesadaran dirinya dan melakukan
supervisi dengan memisahkan antara masalah pribadi dan masalah
klien.

15
2) Pendidikan klien
Pendidikan mengenai cara berkomunikasi dan mengekspresikan
marah yang tepat. Banyak klien yang mengalami kesulitan
mengekspresikan prasaannya, kebutuhan, hasrat, dan bahkan kesulitan
mengkomunikasikan semua ini kepada orang lain.
3) Latihan asertif
Kemampuan dasar yang harus dimiliki perawat :
a) Berkomunikasi secara langsung dengan setiap orang
b) Mengatakan”tidak” untuk suatu yang tidak beralasan
c) Sanggup melakukan komplain
d) Mengekspresikan penghargaan dengan tepat
b. Strategi antisipatif
1) Komunikasi
Strategi berkomunikasi dengan klien perilaku agresif:
a) Bersikap tenang
b) Bicara lembut
c) Bicara dengan tidak menghakimi
d) Bicara netral dan dengan cara yang kongkrit
e) Tunjukkan resfek pada klien
f) Hindari intensitas kontak mata langsung
g) Fasilitasi pembicaraan klien
h) Dengarkan klien
i) Jangan buat janji yang tidak dapat perawat tepati
2) Perubahan lingkungan
Unit perawatan sebaiknya menyediakan berbagai aktivitas
seperti : membaca, grup program yang dapat mengurangi perilaku
klien yang tidak sesuai dan meningkatkan adaptasi sosialnya.
3) Tindakan perilaku
Pada dasarnya membuat kontrak dengan klien mengenai perilaku
yang dapat diterima dan tidak dapat diterima serta konsekuensi yang
didapat bila kontrak dilanggar.

16
b. Strategi pengurungan
1) Managemen krisis
2) Seclusion
Merupakan tindakan keperawatan yang terakhir dengan
menempatkan klien dalam suatu ruangan dimana klien tidak
dapatkeluar atas kemauannya sendiri, dipisahkan dengan pasien lain.
a) Pengekangan fisik
Merupakan tindakan keperawatan yang terakhir ada dua macam
pengekangan fisik secara mekanik (menggunakan manset, seprai
pengekang) atau isolasi (menempatkan kien dalam suatu ruangan
dimana klien tidak dapat keluar atas kemauannya sendiri).
b) Restrains
Tujuan tindakan keperawatan adalah untuk memonitor alat
restrains mekanik atau manual terhadap pergerakan klien.
c) Isolasi
Adalah menempatkan klien pada suatu ruangan dimana klien tidak
dapat keluar atas kemauannya sendiri.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Pada umumnya identitas klien yang dikaji pada klien dengan
masalah utama perilaku kekerasan (marah) adalah identitas klien yang
meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit
(MRS) dan nomer register. Sedangkan identitas penanggung jawab
meliputi : nama, umur, hubungan keluarga dan alamat keluarga.
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Merupakan penyebab klien dibawa ke RS dan pada umumnya
alasan masuk rumah sakit klien dengan perilaku kekerasanadalah
merusak, mengamuk, bicara kasar, tangan mengepal, pandangan tajam,

17
bermusuhan, tidak bisa diarahkan, biasanya klien mengatakan “semua
memusuhi saya”.
c. Faktor Predisposisi
1) Pada umumnya pernah gangguan jiwa di masa lalu.
2) Pengobatan sebelumnya kurang berhasil.
3) Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan yaitu perasaan
ditolak, dihina, dianiaya dan sampai penganiayaan.
4) Ada anggota keluarga yang pernah mangalami gangguan jiwa.
5) Pengalaman masa yang tidak menyenangkan yaitu kegagalan yang
dapat menimbulkan frustasi.
d. Faktor Presipitasi
Secara umum, seseorang akan berespon dengan marah apabila
merasa dirinya terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara
psikis, adanya ancaman terhadap konsep diri. Ancaman dapat berupa
internal ataupun eksternal. Contoh stresor eksternal: serangan secara
psikis, kehilangan hubungan yang dianggap bermakna, dan adanya
kritikan dari orang lain. Contoh stresor internal: gagal dalam bekerja,
merasa kehilangan orang yang dicintai, dan ketakutan terhadap penyakit
yang di derita.
e. Pemeriksaan fisik
1) Tanda vital
Tekanan darah pada klien dengan PK relatif meningkat, nadi
takikardi, suhu meningkat dan frekuensi respirasi bertambah.
2) Ukuran
BB/ TB biasanya tidak mengalami perubahan yang bermakna.
3) Keluhan fisik
Klien biasanya merasa tidak sakit dan tidak ada keluhan fisik.
f. Aspek psikososial
1) Genogram
Dalam genogram klien dengan PK biasanya hubungan klien dengan
keluarga kurang harmonis, komunikasi yang terganggu.
2) Konsep diri

18
Biasanya merasa tidak berharga, hidup tidak berguna, harga diri
rendah, klien mampu membentuk identitas diri, klien mampu berperan
sesuai dengan umur dan profesinya.
3) Hubungan social
Biasanya klien dengan perilaku kekerasan mengalami gangguan
hubungan sosial, seperti bermusuhan atau malu bicara dengan orang
lian.
4) Spiritual
Biasanya sebelum sakit aktif melakukan ibadah.
5) Status mental
a) Penampilan
Penampilan tidak rapi, rambut tidak rapi, pakaian tidak rapi.
b) Pembicaraan
Pembicaraan klien dengan amuk kasar, lantang, menantang.
c) Aktivitas motorik
Biasanya klien gelisah tidak dapat duduk dengan tenang, mondar-
mandir, menentang peraturan rumah sakit.
d) Alam perasaan
Biasanya tidak tenang, ekspresi wajah tegang dan marah.
e) Afek
Biasanya sesuai (appropriate afect) saat marah ekspresi wajah
klien tampak tegang.
f) Interaksi selama wawancara
Biasanya klien menunjukkan bahwa dirinya bermusuhan, tidak
kooperatif, mudah tersinggung, tatapan mata tajam.
g) Persepsi
Biasanya gangguan persepsi terutama halusinasi pendengaran,
klien biasanya mendengar suara-suara yang mengancam, sehingga
klien cenderung melawan.
h) Proses pikir
Biasanya kehilangan asosiasi, tiba-tiba terhambat dalam proses
pikir.

19
i) Isi pikir
Biasanya mengalami gangguan proses pikir: waham terutama
waham curiga atau waham kebesaran, sehinggaklienmerasa
mampu mengendalikan orang lain dengan mudah sesuai dengan
kehendak klien walaupun tidak benar.
j) Tingkat kesadaran
Biasanya klien tampak bingung dan kacau
k) Memori
Biasanya tidak mengalami gangguan, dimana klien mampu
mengingat hal-hal yang telah terjadi.
l) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dengan amuk pada umumnya mengalami gangguan dalam
konsentrasi berhitung.
m)Kemampuan penilaian
Biasanya mengalami gangguan penilaian ringan.
n) Daya tilik diri
Klien biasanya mengingkari penyakit yang dideritanya.
g. Kebutuhan pulang
1) Makan
Biasanya klien menolak makan dan tidak mampu menyiapkan
makanannya sendiri serta membersihkan alat makannya.
2) BAB dan BAK
Kemampuan menggunakan dan membersihkan kamar mandi kurang.
3) Mandi
Biasanya klien tidak memiliki minat dalam perawatan diri (mandi).
4) Istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat dan tidur klien biasanya terganggu.
h. Mekanisme koping
Koping yang digunakan klien biasanya proyeksi, displacement dan
cenderung kadang mencederai orang lain.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya mendapat perlakuan yang tidak wajar dari lingkungan seperti

20
klien diejek karena klien menderita gangguan jiwa.
j. Pengetahuan
Klien dengan amuk biasanya kurang mengetahui dalam hal mencari
bantuan, faktor predisposisi, koping mekanisme dan sistem pendukung
dan obat-obatan sehingga penyakit klien semakin berat.
k. Aspek medik
Meliputi diagnosa medis dan terapi obat-obatan yang digunakan oleh
klien selama perencanaan.

l. Pohon Masalah

Resiko prilaku mencidrai diri Akibat

PERILAKU KEKERASAN Malah utama


(core problem)

Harga Diri Rendah Penyebab

Skema 4.5 Pohon Masalah Perilaku Kekerasan


Dikutip dari: Keliat, 2005.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kekerasan
b. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
c. Harga diri rendah kronis

21
3. Rencana Keperawatan

Tabel 4.6. Rencana Keperawatan pada Klien dengan Masalah


Keperawatan Utama Perliaku Kekerasan
No Diagnosa Perencanaan Intervensi
Kep. Tujuan Kriteria Hasil
1 2 3 4 5
1. Perilaku TUM :
kekerasan Klien dapat me-
lanjutkan
hubungan peran
sesuai dengan
tanggung
jawab.
TUK :
1. Klien dapat 1. Klien mau 1. Beri salam/panggil
membina membalas salam nama klien
hubungan 2. Klien mau 2. Sebutkan nama
saling menjabat tangan perawat sambil jabat
percaya 3. Klien mau tangan
menyebut-kan nama 3. Jelaskan maksud
4. Klien mau hubungan interaksi
tersenyum 4. Jelaskan tentang
5. Klien mau kontrak yang akan dibuat
kontak mata 5. Beri rasa aman dan
6. Klien mau sikap empati
mengetahui nama 6. Lakukan kontak
perawat singkat tapi sering
7. Menyediakan
waktu untuk kontak
2. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Beri kesempatan untuk
Mengidenti- mengung-kapkan mengungkapkan
fikasi penye- perasaannya perasaannya
bab perilaku 2. Klien dapat 2. Bantu klien untuk
kekerasan meng-ungkapkan mengungkapkan
penyebab perasaan penyebab jengkel atau
jengkel atau kesal kesal
(dari diri sendiri, dari
lingkungan atau orang
lain)

3. Klien 1. Klien dapat meng- 1. Anjurkan klien meng-


dapat ungkapkan perasaan ungkapkan yang
mengidentif saat marah atau dialami saat marah atau
i-kasi jengkel jengkel
2. Klien dapat
tanda-tanda 2. Observasi tanda
menyimpulkan tanda-
perilaku perilaku kekerasan
tanda jengkel atau
kekerasan kesal yang dialami 3. Simpulkan bersama
klien tanda-tanda
jengkel atau kesal yang

22
dialami klien

1 2 3 4 5
4. Klien 1. Klien dapat meng- 1. Anjurkan klien untuk
dapat ungkap-kan perilaku mengungkap-kan
mengidenti- kekerasan yang perilaku kekerasan
fikasi biasa dilakukan yang biasa dilakukan
perilaku 2. Klien dapat bermain klien
kekerasan peran dengan 2. Bantu klien bermain
yang biasa perilaku kekerasan peran sesuai dengan
dilakukan yang biasa perilaku kekerasan
dilakukan yang biasa dilakukan
3. Klien dapat bermain 3. Bicarakan dengan klien
peran dengan apakah dengan cara
perilaku kekerasan yang klien lakukan
yang biasa masalahnya selesai
dilakukan 4. Bicarakan dengan klien
4. Klien dapat apakah dengan cara
mengetahui cara yang klien lakukan
yang biasa dapat masalahnya selesai
menyelesaikan
masalah/ tidak

5. Klien Klien dapat menjelaskan 1. Bicarakan akibat atau


dapat akibat dari cara yang kerugian dari cara yang
mengidentif digunakan klien dilakukan klien
i-kasi 2. Bersama klien
akibat menyimpulkan akibat
perilaku cara yang digunakan
kekerasan oleh klian
3. Tanyakan pada klien
apakah ia ingin
mempelajari cara baru
yang sehat
4. Berikan pujian jika
klien mengetahui cara
lain yang sehat

6. Klien dapat Klien dapat melaku-kan 1. Diskusikan dengan klien


mengidentifi cara berespon terhadap cara lain yang sehat.
-kasi cara kemarahan secara a. Secara fisik : tarik
konstruktif konstruktif nafas dalam jika
dalam sedang kesal atau
merespon mengukur bantal /
terhadap kasur atau olahraga
kemarahan
atau pekerjaan yang

23
memerlukan tenaga
secara verbal
katakan bahwa anda
sedang kesal atau
tersinggung atau
jengkel
b. social
lakukan dalam
kelompok cara-cara
marah yang sehat ;

1 2 3 4 5
c. latihan asertif,
latihan manajemen
perilaku kekerasan
secara spiritual :
anjurkan klien
sembahyang, berdo,a
atau ibadah lain,
meminta pada Tuhan
untuk diberi
kesabaran.

7. Klien dapat 7.1 Klien dapat 1. Bantu klien memilih


mendemonst mendemon-strasikan cara yang paling tepat
ra-sikan cara cara mengontrol untuk klien
mengontrol perilaku kekerasan 2. Bantu klien
perilaku - Fisik : mengidentifikasi
kekerasan tarik nafas dalam,
manfaat cara yang
olah raga, menyiram
tanaman dipilih
- Verbal : 3. Bantu klien
mengatakannya menstimulasi cara
secara langsung tersebut (roleplay)
dengan tidak 4. Beri reinforcement
menyakiti positif atas
- Spiritua keberhasilan klien
l : sembahyang,
berdo’a atau ibadah

8.Klien 8.1 Keluarga klien 1. Identifikasi


mendapat dapat: kemampuan keluarga
dukungan a. Menyebutkan cara merawat klien dari sikap
keluarga merawat klien yang apa yang telah dilakukan
dalam berperilaku keluarga terhadap klien
mengontrol kekerasan sendiri.
perilaku b.Mengungkapkan 2. Jelaskan peran serta

24
kekerasan rasa puas dalam keluarga dalam merawat
merawat klien klien
3. Jelaskan cara-cara
merawat klien :
1) Terkait
dengan cara
mengontrol perilaku
marah secara
konstruktif
2) Sikap tenang, bicara
tenang dan jelas
4. Bantu keluarga
men-demonstrasikan cara
merawat klien
5. Bantu keluarga
meng-ungkapkan
perasaannya setelah
melakukan demonstrasi

1 2 3 4 5
9. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Jelaskan jenis-jenis
menggunaka menyebutkan obat- obat yang diminum
n obat- obat yang diminum klien pada klien dan
obatan yang dan kegunaannya keluarga
diminum dan (jenis, waktu, dosis
2. Diskusikan manfaat
kegunaan- dan efek)
nya (jenis, 2. Klien dapat
minum obat dan
waktu, dosis minum obat sesuai kerugian berhenti
dan efek) program pengobatan minum obat tanpa
seizin dokter
3. Jelaskan prinsip benar
minum obat (baca
nama yang tertera pada
botol obat, dosis obat,
waktu dan cara minum)
4. Anjurkan klien minum
obat tepat
5. Anjurkan klien
melaporkan pada
perawat atau dokter
jika merasakan efek
yang tidak
menyenangkan
6. Beri pujian jika klien
minum obat dengan
benar

25
BAB III
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.M


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN DI RUANG MAWAR PADA TANGGAL 23-25 DESEMBER
2019 DI RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA
NUSA TENGGARA BARAT

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


Hari/ tanggal pengkajian : Senin, 23 Desember 2019
Ruang : Mawar
I. IDENTITAS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.M
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 40 Tahun
Alamat : Lombok Barat
Agama : Islam
Informan : Pasien
No RM : 034597
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.S
Umur : 46 Tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Lombok Barat
II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Gelisah dan keluyran tidak mengenakaan pakaian
Keluhan utama ( saat di kaji ) :
Klien mengatakanmeresahkan warga, suka telanjang, tidak bisa tidur,
gelisah, curiga, mudah tersinggung, emosi labil, pasie juga mengatakan

26
sering di ejek oleh masyarakat di tempat kerja nya. Pencetus : putus obat 3
minggu yang lalu. Pertama sakit jiwa saat berumur 16 thn
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Pasien mengatakan sudah 4x mengalami gangguan jiwa sebelumnya,
dan sekarang yang ke 5x nya. Pasien mengatakan pengobatan terakir
pasien pada bulan Maret 2017 selama 2 minggu pasien di rawat inap
2. Aniaya fisik
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan penganiayaan terhadap
dirinya dan orang lain.
3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : ( Tidak
Ada )
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa seperti yang di alami dirinya.
Masalah keperawatan :Tidak Ada
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak
menyenagkan, namun menurut pasien hal yang paling tidak
menyenagkan adalah jauh dari keluarga dan anak anaknya.

IV. FISIK
1. Tanda-tanda vital

a. TD = 130/80 mmHg
b. N = 88 x/menit
c. S = 36,90C
d. RR = 22 x/menit

2. Keluhan fisik ( Tidak Ada )


Masalah keperawatan : Tidak Ada

27
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan (Laki)
: Pasien : Meninggal
: Garis (Pr)
perkawinan : tinggal
: cerai hidup serumah
: Garis
keturunan
Penjelasan :
Pasien memiiki 2 orang anak dan sudah bercerai dengan istrinya,
pasien tinggal di rumah kakanya ,anak pasien di bawa oleh keluarga.

28
Konsep diri:
a. Citra tubuh
Klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien menyukai
tubuhnya apa adanya
b. Identitas diri
Klien merupakan seorang laki laki yang berumur 40 tahun
c. Peran
Klien mengatakan berperan sebagai ayah dari 2 anak, yang bekerja
sebagai cleaning servis di sekolah dasar.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang dan
bekerja.
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa biasa saja.
2. Hubungan social
a) Orang yang terdekat
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
bapaknya dan kakaknya.
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klienikutberperan aktif dalam kegiatan masyarakat.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakanapabila pasien sakitnya kumat atau kambuh,
masyarakat merasa resah dengan dirinya.
4. Spriritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan meyakini bahwa dirinya sedang sakit dan
membutuhkan peroses penyembuhan.
b. Kegiatan Ibadah
Kegiatan ibadah klien adalah shalat, dan tidak pernah lalai untuk
shalat
Masalah Keperawatan :Tidak Ada.

29
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan klien cukuprapi, rambut lurus, kemudian menggunakan
baju yang seharusnya, dan mandi 2 kali dalam sehari. Klien
cukupmemperhatikan penampilannya.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan keras, agak kacau sertaterlihat cepat
tersinggung
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Aktivitas motorik
Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di rumah
sakit
4. Alam perasaan
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan rajin minum obat.
5. Afek
Afek klienlabil, cepat marah dan tersinggung.
Masalah keperawatan :Resiko Perilaku Kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
Interaksi selama wawancara klien baik, namun kontak mata tajam.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
7. Presepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan aneh
ataupun melihat bayangan-bayangan aneh juga.
8. Proses pikir
Proses fikir klien bisa sinkron dengan perawat dan terarah.
9. Isi Pikir
Klien mengatkan pikiran yg selalu muncul walaupun pasien berusaha
untuk menghilangkannya.

30
10. Tingkat kesadaran
Compos metis (Klien sadar akan dirinya)
Tingkat kesadaran klien baik dan klien tidak mengalami disorientasi
terhadap waktu, tempat dan orang. Buktinya klien masih mengingat
tanggal masuk rumah sakit dan dia tahu berada di ruang mawar.
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat karena klien mampu
menjelaskan kegiatan sehari-hari dan juga menceritakan pengalaman-
pengalaman saat sebelum masuk rumah sakit.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi Klienbaik karena masih dapat berhitung dan dapat
menjawab perhitungan sederhana yang diberikan perawat.
13. Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian pasien ringan karena masih bingung dalam
menentukan sebelum di beri penjelasan.
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan dirinya tidak sadar dengan perbuatannya sebelum
masuk rsj dan lupa.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien makan 3 kali sehari dengan tanpa bantuan.
2. BAK/BAB
Klien dapat defekasi atau berkemih tanpa bantuan dengan frekueansi
kurang lebih 4x sehari.
3. Mandi
Klien bisa mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari tanpa bantuan orang
lain
4. Berpakaian/berhias
Klien dapat berpakaian dengan rapi tanpa bantuan orang lain.
5. Istirahat dan tidur
Klien tidak mengalami gangguan tidur. Klien tidur siang 4-5 jam
dan untuk tidur malam 8-9 jam. Aktivitas sebelum tidur biasanya

31
pasien hanya berjalan-jalan dan mengobrol bersama teman sekamar
maupun perawat.
6. Penggunaan obat
Untuk pengguanaan obat Klientidak membutuhkan bantuan karena
Klien bisa melakukannya sendiri dan mengetahui obat-obat yang di
konsumsi
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan jarang pergi ke pusat kesehatan untuk
memeriksakan diri.
8. Aktivitas di dalam rumah
Klien mampu melakukan kegiatan rumahan dengan baik misalnya,
mononton TV, menyiapkan makanan ataupun menjaga kerapian
rumah.
9. Aktivitas di luar rumah
Klien masih dapat melakukan aktivitas diluar rumah secara
mandiriseperti berkendaraan ataupun berjalan-jalan dan mengobrol
dengan keluarganya.

VIII. MEKANISME KOPING


Mekanisme koping adatif : mampu berbicara dengan orang lain, mampu
menyelesaian masalah, pasien melaakukan aktivitas konstruktif.
Maladatif : bekerja berlebihan dan tidak minum alkohol.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dukungan kelompok
Klien mengatakan keluarga dan saudaranya mendukung untuk
kesembuhannya
b. Masalah hubungan dengan lingkungan
Klien megatakan mengalami masalah dengan lingkungan karena
sering keluyururan dengan tidak memakai pakaian, dan gelisah
c. Masalah dengan pendidikan
Klien mengatakan putus sekolah sejak kelas 6 SD

32
d. Masalah dengan pekerjaan
Klien tidak mengalami masalah dalam bekerja, tetapi jika pasien
tidak minum obat pasien meresahkan masyarakat dan lingkungan
pekerjaannya
e. Masalah ekonomi
Klien mengatakan hidupnya dan keluarganya masih mampu dan
berkecukupan.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Klien kurang mampu menahan diri untuk tidak keluyuran dengan tidak
berpakaian dan membuat resah di masyarakat
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Skizofrenia Tipe Manik
Terapi medik : Risperidon 2 x 1 mg
Primanik 2 x 200mg
Clozapine 2 x25mg
Inj lodomer 1amp

33
XII. ANALISA DATA
N DATA MASALAH KEPERAWATAN
O
1 DS:
- Pasien mengatakan mudah
tersinggung
- Pasien mengatakan mudah Resiko Perilaku Kekerasan
curiga
- Pasien mengatakan
meresahkan warga karena
suka telanjang,
- Pasien mengatakan tidak bisa
tidur
- Pasien mengatakan sering di
ejek
DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak menatap
dengan tatapan tajam
- Pasien tidak ada kontak mata
dengan perawat
- Pasien tampak masih labil

XIII. POHON MASALAH


Akibat
Resiko prilaku mencidrai diri

PERILAKU KEKERASAN Malah utama


(core problem)

Harga Diri Rendah Penyebab

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

34
1. Resiko Prilaku Kekerasan

C. INTERVENSI
Tgl Dx Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Senin Resiko TUM: klien tidak
, Perilaku menunjukan resiko 1. Klien 1. Bina hubungan saling
23/12 Kekerasan perilaku kekerasan menunjukkan percaya dengan:
/19 TUK: tanda-tanda a. Beri salam setiap
1. Klien dapat percaya kepada berinteraksi
membina perawat: b. Perkenalkan nama,
hubungan a. Wajah cerah, nama panggilan
saling percaya tersenyum perawat dan tujuan
b. Mau berkenalan perawat berkenalan
c. Ada kontak c. Tanyakan dan pangg
mata nama kesukaan klien
d. Bersedia d. Tunjukkan sikap
menceritakan empati, jujur dan
perasaan menepati janji setiap
kali berinteraksi
e. Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien
f. Buat kontrak interak
yang jelas
g. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
klien

35
2. Klien dapat 2. Klien menceritakan 2. Bantu klien
mengidentifikasi penyebab perilaku mengungkapkan
penyebab kekerasan yang perasaan marahnya:
perilaku dilakukannya: a. Motivasi klien untuk
kekerasan yang a. Menceritakan menceritakan
dilakukannya penyebab penyebab rasa kesal
perasaan atau jengkelnya
jengkel/kesal b. Dengarkan tanpa
baik dari diri menyela atau
sendiri maupun memberi penilaian
lingkungannya setiap ungkapan
perasaan klien

3. Klien dapat 3. Klien menceritakan 3. Bantu klien


mengidentifikasi keadaan mengungkapkan tanda-
tanda-tanda a. Fisik : mata tanda perilaku kekerasa
perilaku merah, tangan yang dialaminya:
kekerasan mengepal, a. Motivasi klien
ekspresi tegang, menceritakan kondis
dan lain-lain. fisik saat perilaku
b. Emosional : kekerasan terjadi
perasaan marah, b. Motivasi klien
jengkel, bicara menceritakan kondis
kasar. emosinya saat terjad
c. Sosial : perilaku kekerasan
bermusuhan c. Motivasi klien
yang dialami menceritakan kondis
saat terjadi psikologis saat terjad
perilaku perilaku kekerasan
kekerasan. d. Motivasi klien
menceritakan kondis
hubungan dengan
orang lainh saat

36
terjadi perilaku
kekerasan
4. Klien dapat 4. Klien menjelaskan: 4. Diskusikan dengan klie
mengidentifikasi a. Jenis-jenis perilaku kekerasan yan
jenis perilaku ekspresi dilakukannya selama in
kekerasan yang kemarahan yang a. Motivasi klien
pernah selama ini telah menceritakan jenis-
dilakukannya dilakukannya jenis tindak kekerasa
b. Perasaannya yang selama ini
saat melakukan permah dilakukanny
kekerasan b. Motivasi klien
c. Efektivitas menceritakan
cara yang perasaan klien setela
dipakai dalam tindak kekerasan
menyelesaikan tersebut terjadi
masalah c. Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya masala
yang dialami teratasi
5. Klien dapat 5. Klien menjelaskan 5. Diskusikan dengan klie
mengidentifikasi akibat tindak akibat negatif (kerugian
akibat perilaku kekerasan yang cara yang dilakukan
kekerasan dilakukannya pada:
a. Diri sendiri : a. Diri sendiri
luka, dijauhi b. Orang lain/keluarg
teman, dll c. Lingkungan
b. Orang
lain/keluarga :
luka,
tersinggung,
ketakutan, dll
c. Lingkungan :

37
barang atau
benda rusak dll
6. Klien dapat 6. Klien : 6. Diskusikan dengan
mengidentifikasi a. Menjelaskan klien:
cara konstruktif cara-cara sehat a. Apakah klien mau
dalam mengungkapk mempelajari cara bar
mengungkapkan an marah mengungkapkan
kemarahan marah yang sehat
b. Jelaskan berbagai
alternatif pilihan
untuk
mengungkapkan
marah selain perilak
kekerasan yang
diketahui klien.
c. Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah:
1) Cara fisik: nafas
dalam, pukul
bantal atau
kasur, olah raga
2) Verbal:
mengungkapka
bahwa dirinya
sedang kesal
kepada orang
lain.
3) Sosial: latihan
asertif dengan
orang lain.
4) Spiritual:

38
sembahyang/do
, zikir, meditasi
dsb sesuai
keyakinan
agamanya
masing-masing
7. Klien dapat 7. Klien 7. 1. Diskusikan cara yang
mendemonstrasi memperagakan mungkin dipilih dan
kan cara cara mengontrol anjurkan klien
mengontrol perilaku kekerasan: memilih cara yang
perilaku a. Fisik: tarik nafas mungkin untuk
kekerasan dalam, memukul mengungkapkan
bantal/kasur kemarahan.
b. Verbal: 7.2. Latih klien
mengungkapkan memperagakan cara
perasaan yang dipilih:
kesal/jengkel a. Peragakan cara
pada orang lain melaksanakan cara
tanpa menyakiti yang dipilih.
c. Spiritual: b. Jelaskan manfaat
zikir/doa, cara tersebut
meditasi sesuai c. Anjurkan klien
agamanya menirukan peragaan
yang sudah dilakukan
d. Beri penguatan
pada klien, perbaiki
cara yang masih belu
sempurna
7.3. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih sa
marah/jengkel

39
8. Klien 8. Klien menjelaskan: 8.1. Jelaskan manfaat
menggunakan a. Manfaat minum menggunakan obat
obat sesuai obat secara teratur dan
program yang b. Kerugian tidak kerugian jika tidak
telah ditetapkan minum obat menggunakan obat
c. Nama obat 8.2. Jelaskan kepada klien
d. Bentuk dan a. Jenis obat (nama,
warna obat wanrna dan bentuk
e. Dosis yang obat)
diberikan b. Dosis yang tepat
kepadanya untuk klien
1) Waktu c. Waktu pemakaian
pemakaian d. Cara pemakaian
2) Cara Efek yang akan
pemakaian dirasakan klien
3) Efek yang 8.3. Anjurkan klien:
dirasakan 1) Minta dan
4) menggunakan menggunakan oba
obat sesuai tepat waktu
program 2) Lapor ke
perawat/dokter jika
mengalami efek yang
tidak biasa
3) Beri pujian
terhadap kedisplinan
klien menggunakan
obat.

D. IMPLEMENTASIDAN EVALUASI

1. Nama Pasien : Tn"M”


2. Umur : 40 Tahun
3. Diagnosa Medis : Skizoafektif Tipe Manik
4. Ruangan :Mawar Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma

40
5. No. RM :

HARI/TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATA
N
Senin, 23- Resiko Prilaku DS:Klien mengatakan S:Klien mengatakan
12-2019 Kekerasan cepat tersinggung, merasa senang dan
11.00 merasa malu dengan sedikit tenang
orang lain. setelah berkenalan,
DO: Pasien tampak mengungkapkan
gelisah, Pasien keinginan
tampak menatap memukul orang
dengan tatapan tajam, yang
Pasien tidak ada mengejeknya.
kontak mata dengan O : -Klien mampu
perawat, Pasien pukul kasur/
tampak masih labil bantal
Diagnosa - Klien mampu
keperawatan : berdiskusi
RPK tentang
Kemampuan : kebuthan yang
Klien mampu nafas tidak terpenuhi
dalam. - Klien mampu
Tindakan : melatih
- Melatih pukul kemampuan
kasur/ bantal positif satu
- Melatih yaitu
kemampuanpositi menggambar
f satu A : RPK masih ada,
- Berdiskusi P:
tentang - latihan pukul
kebutuhan klien kasur bantal
yang tidak 2x/hari dan

41
terpenuhi. saat ingin
Rencana tindak lanjut: marah
Latih mengontrol - latihan
marah secara verbal, menggambar
latih kemampuan 2x/hari
positif kedua.
Selasa, Resiko Prilaku DS : Klien mengatakan S :Klien merasa
24/12/19 Kekerasan terkadang masih senang dan sedikit
11.30 cepat tenang setelah
tersinggung, berlatih
mengamuk O:
DO :Tatapan masih - Klien belum
tajam, berbicara mampu
sedikit keras mengontrol
Diagnosa marah secara
Keperawatan : verbal
RPK - Klien mampu
Kemampuan : melatih
Klien mampu kemampuan
nafas dalam, positif kedua:
pukul kasur Merapikan
bantal, tempat tidur
menggambar A :RPK masih ada
Tindakan : P:
- Melatih - Latihan
mengontrol mengontrol
marah secara marah secara
verbal verbal 2x/hari
- Melatih dan saat ingin
kemampuan marah
positif kedua. - Latihan
Rencana Tindak Lanjut merapikan
: tempat tidur

42
Latih mengontrol 2x/ hari
marah secara
spiritual
Rabu, Resiko Prilaku DS : Klien mengatakan S :Klien merasa
25/12/19 Kekerasan terkadang masih senang dan sedikit
09.00 cepat tenang setelah
tersinggung, berlatih dan
mengamuk, meminum obat
DO :Tatapan masih teratur
tajam, berbicara O: pasien mampu
sedikit keras meminum obat
Diagnosa dengan arahan
Keperawatan : A :RPK tidak ada
RPK P : Latih minum obat
Kemampuan : secara teratur
Klien mampu
nafas dalam,
pukul kasur
bantal,
menggambar dan
meminum obat
dengan prinsip 5
benar
Tindakan :
- Melatih
mengontrol
marah secara
verbal
- Melatih
kemampuan
positif kedua.
- Memberikan
penkes tentang

43
penting nya
minum obat
dengan prinsip 5
benar

44

Anda mungkin juga menyukai