SISTEM DEMOKRASI
DISUSUN OLEH :
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Sistem Demokrasi di
Indonesia”.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun
untuk penyempurnaan makalah kedepannya.
Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan dan pembelajaran baru bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang sejak dari masa awal kemerdekaan, Indonesia telah menganut banyak sistem
pemerintahan. Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi
1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan
diberlakukannya sistem demokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang
yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya
masing-masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah.
Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai
dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi
di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di
Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan
yang patut kita syukuri.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga
dapat memenuhi tugas kewiraan yang diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta
menambah wawasan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam demokrasi, terdapat pengakuan terhadap kehendak rakyat yang dijadikan sebagai
landasan dalam legitimasi serta kewenangan pemerintahan (kedaulatan rakyat). Kehendak
tersebut nantinya akan dituangkan dalam suatu iklim politik terbuka, yaitu dengan
melaksanakan pemilihan umum yang diadakan secara bebas dan berkala. Tiap-tiap warga
negara memiliki hak untuk memilih pihak-pihak yang akan memerintah serta juga dapat
menurunkan pemerintahan yang sedang berjalan kapanpun mereka mau.
Suatu pemerintahan dimana kekuasaan yang tertinggi dipegang oleh rakyat, yang secara
langsung maupun tidak langsung pelaksanaannya dilakukan oleh mereka melalui sistem
perwakilan yang dilakukan dengan cara mengadakan pemilihan umum secara berkala.
1. Demokrasi yang secara ideal ingin diwujudkan oleh negara yang disebut sebagai
demikrasi normatif
2. Demokrasi yang terwujud dalam dunia politik yang disebut sebagai demokrasi empirik.
1. Persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif yang bersifat mengikat.
2. Adanya partisipasi yang efektif. Artinya semua warga negara memiliki kesempatan yang
sama dalam proses pembuatan keputusan yang dilakukan secara kolektif.
3. Pembeberan kebenaran, yaitu adanya kesamaan peluang bagi setiap warga negara dalam
rangka memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik serta pemerintahan secara
logis.
4. Kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya eksklusif bagi masyarakat untuk
menentukan agenda mana yang harus maupn tidak harus diputuskan melalui proses
pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan tersebut kepada orang lain atau
lembaga-lembaga yang dapat mewakili mereka
5. Pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat yang tercakup semua orang dewasaterkait
dengan hukum.
1. Agama
2. Susila
3. Hukum
4. Semangat untuk menjunjung kemaslahatan bersama.
Suara atau pendapat dari rakyat harus disertai dengan adanya rasa tanggung jawab.
Adanya komitmen positif atas pelaksanaannya harus melalui tahap evaluasi secara kontinyu
agar sesuai dengan kebutuhan bersama. Selain sebagai alat politik, demokrasi juga bertindak
sebagai alat pembentuk aspek-aspek tata masyarakat lainnya seperti aspek ekonomi, aspek
sosial, maupn aspek budaya. Hanya masyarakat yang mampu bertanggung jawab serta faham
terkait dengan pendapat yang mereka sampaikan baik secara keilmuan, syar’i, maupun sosial.
2. Manfaat Demokrasi
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu :
1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang adalah
sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-
pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan
rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula
kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.
3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan
dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga Negara. Dalam
demokrasi untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi,
kompromi, dan bukan dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang hak-
hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan
berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap
individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan kehidupan sosial. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan
kehidupan sosial. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan
pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi
memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan.
(3) Bertanggungjawab;
a. Prinsip Demokrasi
Suatu Negara dikatakan demokratis apabila system pemerintahannya mewujudkan prinsip-
prinsip demokrasi. Robert. Dahi (Sranti, dkk ; 2008) menyatakan terdapat beberapa prinsip
demokrasi yang harus ada dalam sistem pemerintahan Negara demokrasi, yaitu :
1. Adanya control atau kendali atas keputusan pemerintah. Pemerintah dalam mengambil
keputusan dikontrol oleh lembaga legislative (DPR dan DPRD).
2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila
adanya partisipasi aktif dan warga Negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan teliti
dan jujur. Warga Negara diberi informasi pengetahuan yang akurat dan dilakukan dengan
jujur.
3. Adanya hak memilih dan dipilih. Hak untuk memilih, yaitu memberikan hak pengawasan
rakyat terhadap pemerintahan, serta memutuskan pilihan terbaik sesuai tujuan yang ingin
dicapai rakyat. Hak dipilih yaitu memberikan kesempatan kepada setiap warga Negara
untuk dipilih dalam menjalankan amanat dari warga pemilihnya.
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Demokrasi membutuhkan
kebebasan dalam menyampaikan pendapat, bersenkat dengan rasa aman.
5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Dengan membutuhkan informasi yang akurat,
untuk itu setiap warga Negara harus mendapatkan akses informasi yang memadai. Setiap
keputusan pemerintah harus disosialisasikan dan mendapatkan persetujuan DPR, serta
menjadi kewajiban pemenntah untuk memberikan inforrnasi yang benar.
6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan untuk berserikat ini memberikan
dorongan bagi warga Negara yang merasa lemah, dan untuk memperkuatnya
membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk serikat.
Untuk mengukur pelaksanaan pemerintahan demokrasi, perlu diperhatikan beberapa parameter
demokrasi, yaitu :
1. a) referendum wajib;
2. b) referendum tidak wajib;
3. c) refendum fakultatif.
1. Demokrasi formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu secara hukum
menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa
mengurangi kesenjangan ekonorni.
2. Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai kesamaan dalam
bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.
Demokrasi material dikembangkan di Negara sosialis-komunis.
3. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua demokrasi tersebut
Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan
persamaan derajat dan hak setiap orang.
4. Demokrasi liberal, yaitu memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi
(hukum dasar).
5. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan
rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas. Semua warga Negara
mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.
6. Demokrasi sistem parlementer
7. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas.
8. Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi.
9. Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan Negara.
10. DPR lebih kuat dari pemerintah.
11. Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri dan memimpin kabinet
dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.
12. Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen.
13. Kedudukan kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan, biasanya hanya
berfungsi sebagal symbol Negara. Tugas kepala Negara sebagiari besar bersifat
serimonial seperti melantik kabinet dan duta besar sebagai panglima tertinggi angkatan
bersenjata (kehormatan).
14. Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen) dapat meminta
mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerinta. Jika mayoritas
anggota parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar, dan kendali pemerintahan
dipegang oleh pemerintahan sementara sampai terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.
15. Demokrasi Sistem Presidensial
16. Negara dikepalai presiden.
17. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.
18. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
19. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada presiden. Presiden dan
DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga Negara, dan tidak dapat saling
membubarkan.
7. Proses Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden RI
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
8. Bagaimana Demokrasi kita saat ini
Indonesia masih berada pada transisi jalan di tempat yang berlarut-larut, bahkan di beberapa
tempat mengalami kemunduran yang membuat kita masih jauh dari harapan demokrasi
terkonsolidasi.
Demokrasi Indonesia belum terkonsolidasi yang ciri-cirinya: 1) demokrasi bisa berjalan dan
berproses dalam masa waktu yang lama; 2) ada penegakan hukum berjalan baik; 3) pengadilan yang
independen; 4) pemilu yang adil dan kompetitif; 5) civil society yang kuat; 6). terpenuhinya hak-
hak sipi, ekonomi, dan budaya warga negara.
A. Masalah Krusial
Masalah demokrasi Indonesia yang terlihat krusial adalah absennya masyarakat sipil yang kritis
kepada kekuasaan, buruknya kaderisasi partai politik, hilangnya oposisi, pemilu biaya tinggi karena
masifnya politik uang dalam pemilu, kabar bohong dan berita palsu, rendahnya keadaban politik
warga, masalah pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu yang belum tuntas hingga kini,
kebebasan media dan kebebasan berkumpul, dan berserikat, serta masalah masalah intoleransi
terhadap kelompok minoritas.
Kita mengalami situasi krisis suara kritis kepada kekuasaan karena hampir semua elemen
masyarakat sipil dari mulai LSM, kampus, media dan mahasiswa telah merapat dengan kekuasaan
atau sekurang-kurangnya memilih untuk diam demi menghindari "stigma" berpihak kepada
kelompok intoleran yang anti-Pancasila dan anti-demokrasi.
Sedikit-banyak ini disebabkan oleh polarisasi politik yang tajam yang membelah Indonesia menjadi
dua kubu, yang membuat setiap suara mengkritik pemerintah segera dikelompokkan ke kubu anti-
pemerintah. Padahal absennya suara kritis adalah kehilangan besar untuk demokrasi yang
membutuhkan kekuatan yang sehat untuk mengontrol kekuasaan.
Kampus perlu mendapat catatan secara khusus karena baru kali ini sejak era Reformasi kampus
begitu berlomba-lomba merapat kepada kekuasaan, terlihat dari maraknya praktik kooptasi ikatan
alumni dengan orang-orang di lingkaran istana yang jadi ketuanya, pemberian gelar doctor honoris
causa kepada elite politik yang tidak didasarkan kepada kontribusi nyatanya kepada masyarakat dan
ilmu pengetahuan melainkan lebih karena pertimbangan politik, absennya gerakan mahasiswa yang
membawa gagasan bernas dan berani bersuara kritis kepada kekuasaan, dan kekuasaan sangat besar
yang dimiliki pemerintah untuk menentukan rektor terpilih melalui kementerian dikti.
Pengawasan atau surveilance atas aktivitas dosen baik di media sosial ataupun di dunia nyata
merupakan gejala penghalang kebebasan akademik lainnya yang semakin melemahkan suara kritis
dari kampus.
B. Lemahnya Parpol
Persoalan demokrasi terbesar kita saat ini ada pada lemahnya partai politik. Bukti persoalan
partai politik bermula dari rekrutmen kader sebagian besar tidak serius dan asal-asalan. Tokoh
masyarakat yang berkualitas, dosen, peneliti semakin sedikit yang terlibat di eksekutif maupun
legislatif. Dua dekade setelah Reformasi, partai belum mulai menunjukkan ikhtiar yang serius
dalam melakukan rekrutmen dan kaderisasi partai politik hanya dilakukan pada masa menjelang
pemilu.
Di sisi lain, pemilu dalam sistem proporsional terbuka tidak memperkuat pelembagaan partai politik
karena kader yang loyal terhadap partai bisa dikalahkan oleh kader pendatang baru yang
memenangkan kompetisi karena mampu mempraktikkan politik uang dengan lebih masif. Akhirnya
sistem politik nasional diisi oleh kader-kader instan.
Pemilu biaya tinggi karena masifnya praktik politik uang merupakan catatan lainnya. Ed Aspinall
dan Ward Berenchot (2019) mencatat bahwa dari masa ke masa, pemilu di era Reformasi semakin
mahal dari mulai level lokal sampai nasional dengan Pemilu 2019 sebagai pemilu termahal. Biaya
pemilu yang tinggi ini berdampak pada maraknya praktik korupsi di berbagai level lembaga negara
karena para calon terpilih baik di legislatif berkepentingan mengembalikan modal yang telah
mereka keluarkan.
C. Media Sosial
Lemahnya internalisasi keadaban sipil (civic virtue) di antara warga negara sebagaimana tampak
dalam perseteruan yang tajam, dangkal, dan kurang beradab antara netizen di media sosial
merupakan catatan penting lainnya. Warga negara perlu belajar untuk berbeda pendapat atau pilihan
politik sambil tetap berteman, bersahabat, dan bersaudara sebagai sesama anak bangsa.
Maraknya ujaran kebencian, intoleransi, dan diskriminasi terhadap minoritas agama dan suku
merupakan gejala yang mengkhawatirkan. Perbedaan pilihan politik atau keyakinan tidak boleh
menggerus modal sosial kita berupa rasa saling percaya, toleransi, saling tolong menolong, dan
saling menghargai perbedaan.
Ancaman kebebasan media dan berekspresi seperti pemberangusan buku, pencekalan diskusi buku
dan film, ancaman pidana untuk ilmuwan dari luar yang melakukan penelitian di Indonesia
merupakan masalah lainnya. Penggunaan UU ITE untuk mempidanakan warga atau jurnalis
merupakan ancaman lainnya untuk kebebasan berekspresi.
D. Kemunduran
Setelah 4 tahun pemerintahan berjalan, kritik dari pada analis dalam negeri maupun luar negeri
mulai muncul. Ed Aspinal (2018), Tom Powel dan Eve Warburton (2018 dan 2019) menganalisis
perkembangan demokrasi di Indonesia dan berargumen bahwa terjadi kemandekan dan bahkan
kemunduran demokrasi di mana Presiden Jokowi mulai melakukan praktik non demokratis seperti
membubarkan ormas tanpa proses hukum, meningkatnya intoleransi, semakin kuatnya polarisasi
politik, masifnya kabar bohong dan pelanggaran hak asai manusia.
Perlu partisipasi semua pihak baik intelektual, aktivis CSO's, jurnalis, dan partai politik untuk
menyadari situasi kemandekan bahkan kemunduran demokrasi di Indonesia untuk bersama-sama
berjuang menyelamatkan demokrasi di Indonesia. Rendahnya dialog dan sinergi di antara berbagai
elemen itu adalah masalah demokrasi kita hari ini.
BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
Dari pembahasaan diatas dapat disimpulkan bahwa Kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat setiap
warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan
kehidupan yang layak.
Pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh
rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu
Kesetaraan sebagai warga Negara, memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum, pluralisme dan
kompromi, menjamin hak-hak dasar, dan pembaruan kehidupan social.
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka harus ada pola perilaku
yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai
dan demokrasi membutuhkan hal-hal diantaranya kesadaran akan puralisme, sikap yang jujur dan
pikiran yang sehat. demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta
itikad baik, demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. demokrasi membutuhkan pertimbangan
moral.
Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang politik yang pernah
diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu, Demokrasi Parlementer (liberal),
Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru, Demokrasi Pancasila Pada Era
Orde Reformasi.
1. SARAN
Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan namun kini telah menjadi
salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang krusial atau penting dalam katatanegaraan
Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen, yang
biasa kita kenal dengan sebutan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Setelah
terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen tersebut pada hakikatnya adalah bekerja
untuk rakyat secara menyeluruh. Itulah yang dinamakan dengan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
Akan tetapi, dewasa ini tidak sedikit para anggota parlemen yang “melupakan” rakyatnya ketika
mereka telah duduk enak di kursi “empuk”. Mereka sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-
masing, mengutamakan kepentingan golongan, dan berpikir bagaimana caranya mengembalikan
modal mereka ketika kampanye. Fenomena ini sudah tidak aneh lagi bagi bangsa Indonesia. Para
elite politik saat ini, sudah tidak lagi pada bingkai kesatuan, akan tetapi berada pada bingkai
kekuasaan yang melingkarinya. Seperti misalnya, adanya sengketa hasil pemilu,black
campaign ketika kampanye dan sebagainya, yang penting bisa mendapatkan kekuasaan.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pun telah luntur dalam dirinya.
Untuk itu, diharapkan agar masyarakat ikut mengontrol jalannya pemerintahan agar menuju
Indonesia yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hendro, Saka. 2010. (http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-
demokrasi.html)
Wikipedia, 2014 (http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi.html)
http://irham93.blogspot.com/2014/01/pengertian-demokrasi-menurut-undang.html
http://taufiqabd.blogspot.com/2017/05/makalah-demokrasi-di-indonesia.html