Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

SISTEM DEMOKRASI

DISUSUN OLEH :

NAMA : UMMI KHALSUM (1041959)


FARHAN IMAM AHMADI (104
ADAM SMITH (104
RIZLLAH A. (104
NAUFAL DWI Y.S (104
KELAS : 1 TMM B
JURUSAN : TEKNIK MESIN DAN MANUFAKTUR
SEMESTER : 1 ( Ganjil )
INSTURKTUR : INDRA ZUARDI

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANGKA BELITUNG


2019/2020
Industri Air Kantung Sungailiat, 33211,Bangka
Telp: (0717) 93586 / 95252 Ext.6225; Fax, (0717) 93585
Email: polman@polman-babel.ac.id
http: //www.polman-babel.ac.iad
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Sistem Demokrasi di
Indonesia”.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun
untuk penyempurnaan makalah kedepannya.

Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan dan pembelajaran baru bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang sejak dari masa awal kemerdekaan, Indonesia telah menganut banyak sistem
pemerintahan. Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi
1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan
diberlakukannya sistem demokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang
yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya
masing-masing.

Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah.
Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai
dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi
di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di
Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan
yang patut kita syukuri.
 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :

1. Apa itu demokrasi ?


2. Bagaimanakah pengertian demokrasi menurut para ahli ?
3. Apa ciri-ciri demokrasi ?
4. Apa sajakah jenis-jenis dan prinsip demokrasi di Indonesia ?
5. Bagaimana perkembangan serta pelaksanaan demokrasi di Indonesia ?
6. Apa saja permasalahan demokrasi yang ada di Indonesia ?

 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas  maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan 
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan demokrasi.


2. Untuk mengetahui pengertian demokrasi menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri demokrasi.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dan prinsip demokrasi di Indonesia.
5. Untuk mengetahui perkembangan serta pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
6. Untuk mengetahui permasalahan demokrasi yang ada di Indonesia.
7. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
8. Sebagai sarana atau media pembelajaran bagi mahasiswa pada umumnya.

 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga
dapat memenuhi tugas kewiraan yang diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran serta
menambah wawasan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Demokrasi & Arti Demokrasi


Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos
berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang
rakyatnya memegang peranan yang sangat menenentukan. Kata demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara
demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat,
berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-
hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk
mendapatkan kehidupan yang layak.
Pengertian demokrasi dapat kita tinjau dari dua aspek, yaitu aspek etimologi (bahasa) dan
terminologi (istilah). Untuk memudahkan kita dalam memahami apa sebenarnya makna dari
demokrasi tersebut, marilah kita melihat demokrasi dari aspek etimologi (bahasa) terlebih
dahulu. Berdasarkan susunan bahasanya, kata demokrasi berasal dari kata demos dan cratein
(bahasa yunani) yang jika di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia demos adalah rakyat atau
penduduk yang menempati suatu wilayah, sedangkan cratein adalah kedaulatan atau bisa juga
disebut kekuasaan. Dari aspek etimologi tersebut, maka demokrasi secara aspek terminologi
(istilah) adalah suatu sistem pemerintahan negara dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat.

Pengertian demokrasi diatas merupakan pengertian demokrasi yang sudah ditetapkan


berdasarkan dua aspek yang menjadi acuannya, yaitu aspek etimologi (bahasa) dan terminologi
(istilah). Sedangkan akan banyak sekali pengertian-pengertian demokrasi yang bermunculan dan
bahkan jumlahnya bisa lebih dari tiga pengertian. Hal ini dapat terjadi karena ketika istilah
demokrasi tersebut dilemparkan ke publik, maka akan banyak sekali para ahli yang memberikan
pendapaytnya masing-masing tentang bagaimana memaknai arti dari demokrasi itu sendiri.
A. Pengertian demokrasi menurut undang-undang
Demokrasi yang merupakan kedaulatan tertinggi suatu negara berada di tangan rakyat, maka
rakyat yang notabene merupakan pemegang kekuasaan tertinggi haruslah ikut serta untuk
mewujudkan cita-cita bangsanya. Dalam hal ini kekuasaan yang dipegang oleh rakyat haruslah
berlandaskan pada pedoman hidup, yaitu pancasila.

B. Pengertian demokrasi menurut para ahli


Demokrasi disini akan diterangkan oleh beberapa ahli yang notabene mempunyai pengetahuan
yang khusus tentang konsep filosofis dari demokrasi. Beberapa ahli telah menuangkan
pendapatnya tentang demokrasi. Inilah para ahli tersebut :

1. Menurut Abraham Lincoln


Dalam pidato Gettyburgnya, Presiden Amerika Serikat yang ke-16  Abraham Lincoln
menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang diselenggarakan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa
rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu pemerintahan, dimana masing-
masing dari mereka memiliki hak dalam memperoleh kesempatan serta hak dalam bersuara
yang sama dalam upaya mengatur kebijakan pemerintahan. Dalam sitem ini, keputusan
diambil berdasarkan hasil suara terbanyak.

2. Menurut H. Harris Soche (Yogyakarta : Hanindita, 1985)


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan rakyat. Artinya rakyat atau orang banyak
merupakan pemegang kekuasaan dalam pemerintahan. Mereka memiliki hak untuk
mengatur, mempertahankan, serta melindungi diri mereka dari adanya paksaan dari wakil-
wakil mereka, yaitu orang-orang atau badan yang diserahi wewenang untuk memerintah.

3. Menurut Hannry B. Mayo


Dalam demokrasi suatu kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang secara efektif diawasi oleh rakyat melalui berbagai macam pemilihan yang
dilakukan berdasarkan pada prinsip kesamaan politik serta diselenggarakan dalam suasana
dimana kebebasan  politik terjadi.
4. Menurut Charles Costello
Dalam kontek kontemporer, demokrasi merupakan suatu sistem sosial serta politik
pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi oleh hukum serta
kebiasaan dalam melindungi hak-hak individu warga negara.

Dalam demokrasi, terdapat pengakuan terhadap kehendak rakyat yang dijadikan sebagai
landasan dalam legitimasi serta kewenangan pemerintahan (kedaulatan rakyat). Kehendak
tersebut nantinya akan dituangkan dalam suatu iklim politik terbuka, yaitu dengan
melaksanakan pemilihan umum yang diadakan secara bebas dan berkala. Tiap-tiap warga
negara memiliki hak untuk memilih pihak-pihak yang akan memerintah serta juga dapat
menurunkan pemerintahan yang sedang berjalan kapanpun mereka mau.

5. Menurut John L Esposito


Pada dasarnya, demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dari rakyat dan untuk
rakyat. Oleh karena itu, rakyat memiliki hak untuk ikut berpartisipasi, baik berperan aktif
maupun pada saat melakukan pengontrolan terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah. Selain daripada itu, dalam lembaga resmi pemerintahan terdapat pemisahan
berbagai macam unsur seperti unsur eksekutif, legislatif, maupun unsut yudikatif secara jelas.

6. Menurut Hans Kelsen


Demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam hal ini, wakil-
wakil rakyat yang terpilih merupakan pelaksana kekuasaan negara, dimana rakyat telah
memiliki keyakinan bahwa segala kehendak serta kepentingan mereka akan selalu
diperhatikan dalam pelaksanaan pemerintahan tersebut.

7. Menurut Sidney Hook


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan penting
pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan rakyat yang telah berusia dewasa secara bebas.

8. Menurut C.F. Strong


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana kebanyakan dari anggota dewan
yang berasal dari masyarakat turut serta dalam kegiatan politik yang berdasarkan pada sistem
perwakilan, dimana pada akhirnya pemerintah dapat menjamin serta
mempertanggungjawabkan segala tindakannya pada mayoritas tersebut.

9. Menurut Meriam, Webster Dictionary


Demokrasi dapat didefisikan sebagai :

suatu pemerintahan oleh rakyat, terutama kedaulatan mayoritas

Suatu pemerintahan dimana kekuasaan yang tertinggi dipegang oleh rakyat, yang secara
langsung maupun tidak langsung pelaksanaannya dilakukan oleh mereka melalui sistem
perwakilan yang dilakukan dengan cara mengadakan pemilihan umum secara berkala.

10. Menurut Samuel Hutington


Demokrasi akan tercipta apabila para pemberi keputusan yang kuat dalam suatu sistem
pemerintahan dipilih melalui suatu proses pemilihan umum yang jujur dan adil secara
berkala. Di dalam sistem tersebut, para kandidat atau calon pemimpin bebas untuk
melakukan persaingan guna memperolah suara. Selain itu, negara yang telah berusia dewasa
berhak untuk memberikan suara dalam sistem tersebut.

11. Menurut International Commission of Journalist


Demokrasi merupakan suatu bentuk sistem pemerintahan dimana warga negara memiliki hak
untuk ikut membuat keputusan-keputusan politik melalui wakil-wakil rakyat yang mereka
pilih dan yang bertanggung jawab kepada mereka melalui sebuah pemilihan yang bebas.

12. Menurut Yusuf Al Qordhawi


Warga masyarakat dapat menunjuk seseorang untuk mengurus maupun mengatur segala
urusan mereka melalui suatu wadah yang dinamakan demokrasi. Dalam kondisi tersebut, ada
beberapa hal yang harus mereka perhatikan, seperti :

1. Pemimpin bukanlah orang yang dibenci oleh masyarakat


2. Peraturan-peraturan yang berlaku bukanlah merupakan peraturan yang tidak
mereka kehendaki
3. Masyarakat berhak untuk meminta pertanggungjawaban kepada pemimpin atau
wakil yang . mereka pilih apabila bersalah.
4. Masyarakat juga memiliki hak untuk memecat atau menurunkan para pemimpin
atau wakil terpilih apabila terbukti melakukan penyelewengan.
5. Masyarakat tidak boleh dibawa dalam suatu sistem pemerintahan yang tidak
mereka kenal dan mereka sukai, baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya,
serta politik.

13. Menurut Abdul Ghani Ar Rahhal


Dalam bukunya yang berjudul Al Islamiyyin wa Sarah Ad Dimuqrathiyya, Abdul Ghani Ar
Rahhal menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu bentuk kekuasaan rakyat oleh
rakyat.dengan kata lain rakyat adalah sumber kekuasaan. Beliau juga menyakan bahwa plato
adalah orang yang pertama kali mengungkapkan tentang teori demokrasi, dimana sumber
kekuasaan adalah keinginan yang satu dan bukan majemuk. Seorang penulis lain bernama
Muhammad Quthb dalam bukunya yang berjudul Madzahib Fikriyyah Mu’ashirah juga
menyatakan hal yang sama tentang definisi demokrasi.

14. Menurut Affan Gaffar


Terdapat 2 makna demokrasi menurut Affan Gaffar, yaitu :

1. Demokrasi yang secara ideal ingin diwujudkan oleh negara yang disebut sebagai
demikrasi normatif
2. Demokrasi yang terwujud dalam dunia politik yang disebut sebagai demokrasi empirik.

15. Menurut Amien Rais


Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu negara disebut sebagai negara
demokrasi. Kriteria tersebut antara lain adalah :

1. Keikutsertaan dalam pembuatan keputusan


2. Memiliki kesamaan di hadapan hukum
3. Pendistribusian pendapat yang dilakukan secara adil
4. Memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan
5. Ketersediaan serta keterbukaan informasi
6. Memperhatikan atau mengindahkan fatsoen atau tata krama politik.
7. Kebebasan perorangan atau individu
8. Semangat untuk bekerja sama
9. Adanya hak untuk melakukan protes

Terdapat 4 macam kebebasan, yakni :

1. Kebebasan dalam berpendapat


2. Kebebasan dalam persuratkabaran
3. Kebebasan dalam berkumpul atau berorganisasi
4. Kebebasan dalam beragama.

16. Menurut Robert A Dahl


Idealnya, suatu sistem demokrasi harus memiliki :

1. Persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif yang bersifat mengikat.
2. Adanya partisipasi yang efektif. Artinya semua warga negara memiliki kesempatan yang
sama dalam proses pembuatan keputusan yang dilakukan secara kolektif.
3. Pembeberan kebenaran, yaitu adanya kesamaan peluang bagi setiap warga negara dalam
rangka memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik serta pemerintahan secara
logis.
4. Kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya eksklusif bagi masyarakat untuk
menentukan agenda mana yang harus maupn tidak harus diputuskan melalui proses
pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan tersebut kepada orang lain atau
lembaga-lembaga yang dapat mewakili mereka
5. Pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat yang tercakup semua orang dewasaterkait
dengan hukum.

17. Abdul Wadud Nashruddin


Demokrasi merupakan suatu sistem kehidupan dimana pendapat rakyat ditempatkan sebagai
prioritas utama dalam mengambil kebijakan-kebijakan. Pendapat tersebut harus memenuhi
beberapa kriteria seperti :

1. Agama
2. Susila
3. Hukum
4. Semangat untuk menjunjung kemaslahatan bersama.

Suara atau pendapat dari rakyat harus disertai dengan adanya rasa tanggung jawab.
Adanya komitmen positif atas pelaksanaannya harus melalui tahap evaluasi secara kontinyu
agar sesuai dengan kebutuhan bersama. Selain sebagai alat politik, demokrasi juga bertindak
sebagai alat pembentuk aspek-aspek tata masyarakat lainnya seperti aspek ekonomi, aspek
sosial, maupn aspek budaya. Hanya masyarakat yang mampu bertanggung jawab serta faham
terkait dengan pendapat yang mereka sampaikan baik secara keilmuan, syar’i, maupun sosial.

18. Menurut Sumarno AP dan Yeni R. Lukiswara


Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat, serta kratos atau cratein yang berarti
pemerintahan. Jadi demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat. Dalam
Declaration of Independent, demokrasi berarti of the people, for the people, and by the
people.

19. Menurut Joseph A. Schumpeter


Suatu sistem politik bisa dikatakan bersifat demokratis apabila para pengambil keputusan
kolektifnya yang terkuat dipilih melalui suatu pemilihan umum yang dilakukan secara
berkala yang di dalamnya terdapat hak bagi manusia dewasa untuk memilih. Sebuah
demokrasi mencakup 2 hal, yaitu persaingan dan partisipasi.

20. Menurut Ranny


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana penataan serta
pengorganisasiannya dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Kedaulatan rakyat (popular soveragnity)


2. Kesamaan politik (political equality)
3. Konsultasi atau dialog dengan masyarakat (political consultation)
4. Aturan mayoritas

21. Menurut Philippe C. Schmitter


Demokrasi merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa suatu negara supaya tanggap
terhadap kebutuhan maupun kepentingan warganya, dimana mereka harus ikut berpartisipasi
dalam merumuskan kebutuhan serta mengungkapkan kepentingan-kepenting secara aktif dan
bebas. Tidak hanya harus berpengertian jelas, tetapi harus memiliki berbagai sumber serta
keinginan untuk melibatkan dirnya dalam perjuangan politik yang diperlukan agar preferensi
mereka nantinya menjadi suatu bahan pertimbangan bagi para penguasa atau juga dengan
berusaha menduduki jabatan di pemerintahan.

22. Menurut Sarjen


Tiap-tiap sistem demokrasi selalu didasarkan pada ide-ide bahwa negara harus terlibat dalam
berbagai macam hal tertentu baik secara langsung maupun melalui wakil-wakil yang telah
mereka pilih di dewan perwakilan di bidang pembuatan keputusan-keputusan politik.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang


berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
Dalam Negara demokrasi, kata demokrasi pada hakekatnya mengandung makna partisipasi
rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu :

Penduduk ikut pemilu;


Penduduk hadir dalam rapat selama 5 tahun terakhir;
Penduduk ikut kampanye pemilu;
Penduduk jadi anggota parpol dan ormas;
Penduduk komunikasi langsung dengan pejabat pemerintah.
Perwujudan sistem demokrasi pada masing-masing negara dapat berbeda-beda tergantung
dari kondisi dan situasi dari negara yang bersangkutan.

2. Manfaat Demokrasi
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu :

1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang adalah
sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-
pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan
rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula
kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.
3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan
dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga Negara. Dalam
demokrasi untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi,
kompromi, dan bukan dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang hak-
hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan
berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap
individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan kehidupan sosial. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan
kehidupan sosial. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan
pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi
memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan.

3. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi


Ciri-ciri sistem demokrasi dimaksudkan untuk membedakan penyelenggaraan pemerintahan
Negara yang demokratis, yaitu:

1. Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;


2. Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama menempati kedudukan dalam
pemerintahan untuk masa jabatan tertentu, seperti; presiden, menteri, gubemur dsb;
3. Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokoh-tokoh yang sah
yang berjuang mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan; sekaligus sebagai tandingan
bagi pemerintah yang sedang berkuasa;
4. Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu yang
diharapkan dapat mewakili kepentingan rakyat tertentu;
5. Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemerintah atau anggota
masyarakat lain, maka harus diakui adanya hak menyatakan pendapat (lisan, tertulis,
pertemuan, media elektronik dan media cetak, dsb);
6. Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilihan umum.

4. Ciri – Ciri Kepribadian yang Demokratis


(1) Menerima orang lain;

(2) Terbuka terhadap pengalaman dan ide-ide baru;

(3) Bertanggungjawab;

(4) Waspada terhadap kekuasaan;

(5) Toleransi terhadap perbedaan-perbedaan;

(6) Emosi-emosinya terkendali;

(7) Menaruh kepercayaan terhadap lingkungan

5. Nilai-Nilai dan Prinsip Demokrasi


Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka harus ada pola perilaku
yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai
dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga


keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan
kewajiban setiap warga Negara.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip
musyawarah prinsip mufakat, dan mementingkan kepentingan masyarakat pada
umumnya. Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau
berdasar akal sehat dan sikap tulus setiap orang untuk beritikad baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat lainnya
mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi menuntut kesediaan
masyarakat untuk membenkan kritik yang membangun, disampaikan dengan cara yang
sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya
keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan
berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan
pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan mencapai
tujuan.

a. Prinsip Demokrasi
Suatu Negara dikatakan demokratis apabila system pemerintahannya mewujudkan prinsip-
prinsip demokrasi. Robert. Dahi (Sranti, dkk ; 2008) menyatakan terdapat beberapa prinsip
demokrasi yang harus ada dalam sistem pemerintahan Negara demokrasi, yaitu :

1. Adanya control atau kendali atas keputusan pemerintah. Pemerintah dalam mengambil
keputusan dikontrol oleh lembaga legislative (DPR dan DPRD).
2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila
adanya partisipasi aktif dan warga Negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan teliti
dan jujur. Warga Negara diberi informasi pengetahuan yang akurat dan dilakukan dengan
jujur.
3. Adanya hak memilih dan dipilih. Hak untuk memilih, yaitu memberikan hak pengawasan
rakyat terhadap pemerintahan, serta memutuskan pilihan terbaik sesuai tujuan yang ingin
dicapai rakyat. Hak dipilih yaitu memberikan kesempatan kepada setiap warga Negara
untuk dipilih dalam menjalankan amanat dari warga pemilihnya.
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman. Demokrasi membutuhkan
kebebasan dalam menyampaikan pendapat, bersenkat dengan rasa aman.
5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Dengan membutuhkan informasi yang akurat,
untuk itu setiap warga Negara harus mendapatkan akses informasi yang memadai. Setiap
keputusan pemerintah harus disosialisasikan dan mendapatkan persetujuan DPR, serta
menjadi kewajiban pemenntah untuk memberikan inforrnasi yang benar.
6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan untuk berserikat ini memberikan
dorongan bagi warga Negara yang merasa lemah, dan untuk memperkuatnya
membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk serikat.
Untuk mengukur pelaksanaan pemerintahan demokrasi, perlu diperhatikan beberapa parameter
demokrasi, yaitu :

1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu. Pembentukan pemerintahan dilakukan dalam


sebuah pemilihan umum yang dilaksanakan dengan teliti dan jujur.
2. Sistem pertanggungjawaban pemerintah. Pemerintahan yang dihasilkan dan pemilu harus
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan dalam periode tertentu.
3. Penganturan system dan distribusi kekuasaan Negara. Kekuasaan Negara dijalankan
secara distributive untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan
(legislatif, eksekutif, dan yudikatif).
4. Pengawasan oleh rakyat. Demokrasi membutuhkan sistem pengawasan oleh rakyat
terhadap jalannya pemerintahan, sehingga terjadi mekanisme yang memungkinkan check
and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif.

6. Jenis – Jenis Demokrasi


Terdapat beberapa jenis demokrasi yang disebabkan perkembangan dalam pelaksanaannya
diberbagai kondisi dan tempat. Oleh karena itu, pembagian jenis demokrasi dapat dilihat dari
beberapa hal, antara lain sebagai berikut :

1. Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat. Termasuk jenis demokrasi ini


terdiri dari :
2. Demokrasi langsung. Rakyat secara langsung diikutsertakan dalam proses pengambilan
keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
3. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini dijalankan oleh
rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu. Aspirasi rakyat disalurkan
melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat (referendum) yang dapat
diklasifikasi;

1. a) referendum wajib;
2. b) referendum tidak wajib;
3. c) refendum fakultatif.

1. Demokrasi formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu secara hukum
menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa
mengurangi kesenjangan ekonorni.
2. Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai kesamaan dalam
bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.
Demokrasi material dikembangkan di Negara sosialis-komunis.
3. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua demokrasi tersebut
Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan
persamaan derajat dan hak setiap orang.
4. Demokrasi liberal, yaitu memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi
(hukum dasar).
5. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan
rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas. Semua warga Negara
mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.
6. Demokrasi sistem parlementer
7. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas.
8. Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi.
9. Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan Negara.
10. DPR lebih kuat dari pemerintah.
11. Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri dan memimpin kabinet
dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.
12. Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen.
13. Kedudukan kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan, biasanya hanya
berfungsi sebagal symbol Negara. Tugas kepala Negara sebagiari besar bersifat
serimonial seperti melantik kabinet dan duta besar sebagai panglima tertinggi angkatan
bersenjata (kehormatan).
14. Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen) dapat meminta
mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerinta. Jika mayoritas
anggota parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar, dan kendali pemerintahan
dipegang oleh pemerintahan sementara sampai terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.
15. Demokrasi Sistem Presidensial
16. Negara dikepalai presiden.
17. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.
18. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
19. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada presiden. Presiden dan
DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga Negara, dan tidak dapat saling
membubarkan.

 
7. Proses Perkembangan Demokrasi Di Indonesia

1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).


Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan
oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan
hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA
dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP.
Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah
mengeluarkan :
•       Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi lembaga
legislatif.
•       Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.
•       Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan  sistem pemerintahn
presidensil menjadi parlementer

2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama


a)    Masa demokrasi Liberal 1950 – 1959
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan sebagai
Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen,
akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
•       Dominannya partai politik
•       Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
•       Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
•       Bubarkan konstituante
•       Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
•       Pembentukan MPRS dan DPAS
b)    Masa demokrasi Terpimpin 1959 – 1966
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang
progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
1.    Dominasi Presiden
2.    Terbatasnya peran partai politik
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1.    Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
2.    Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk
DPRGR
3.    Jaminan HAM lemah
4.    Terjadi sentralisasi kekuasaan
5.    Terbatasnya peranan pers
6.    Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok  Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.

3.  Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 – 1998


Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret
1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang
melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan
Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Namun demikian perjalanan demokrasi
pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
1.    Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2.    Rekrutmen politik yang tertutup
3.    Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4.    Pengakuan HAM yang terbatas
5.    Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
1.    Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
2.    Terjadinya krisis politik
3.    TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
4.    Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi
Presiden
5.    Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d sekarang.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke
Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

4.  Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 – sekarang


Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi
dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya
dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-
lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu
1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi
yang lain.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
1.    Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
2.    Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
3.    Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
4.    Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden RI
5.    Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
8. Bagaimana Demokrasi kita saat ini
Indonesia masih berada pada transisi jalan di tempat yang berlarut-larut, bahkan di beberapa
tempat mengalami kemunduran yang membuat kita masih jauh dari harapan demokrasi
terkonsolidasi.

Demokrasi Indonesia belum terkonsolidasi yang ciri-cirinya: 1) demokrasi bisa berjalan dan
berproses dalam masa waktu yang lama; 2) ada penegakan hukum berjalan baik; 3) pengadilan yang
independen; 4) pemilu yang adil dan kompetitif; 5) civil society yang kuat; 6). terpenuhinya hak-
hak sipi, ekonomi, dan budaya warga negara.

A. Masalah Krusial
Masalah demokrasi Indonesia yang terlihat krusial adalah absennya masyarakat sipil yang kritis
kepada kekuasaan, buruknya kaderisasi partai politik, hilangnya oposisi, pemilu biaya tinggi karena
masifnya politik uang dalam pemilu, kabar bohong dan berita palsu, rendahnya keadaban politik
warga, masalah pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu yang belum tuntas hingga kini,
kebebasan media dan kebebasan berkumpul, dan berserikat, serta masalah masalah intoleransi
terhadap kelompok minoritas. 

Kita mengalami situasi krisis suara kritis kepada kekuasaan karena hampir semua elemen
masyarakat sipil dari mulai LSM, kampus, media dan mahasiswa telah merapat dengan kekuasaan
atau sekurang-kurangnya memilih untuk diam demi menghindari "stigma" berpihak kepada
kelompok intoleran yang anti-Pancasila dan anti-demokrasi. 

Sedikit-banyak ini disebabkan oleh polarisasi politik yang tajam yang membelah Indonesia menjadi
dua kubu, yang membuat setiap suara mengkritik pemerintah segera dikelompokkan ke kubu anti-
pemerintah. Padahal absennya suara kritis adalah kehilangan besar untuk demokrasi yang
membutuhkan kekuatan yang sehat untuk mengontrol kekuasaan.

Kampus perlu mendapat catatan secara khusus karena baru kali ini sejak era Reformasi kampus
begitu berlomba-lomba merapat kepada kekuasaan, terlihat dari maraknya praktik kooptasi ikatan
alumni dengan orang-orang di lingkaran istana yang jadi ketuanya, pemberian gelar doctor honoris
causa kepada elite politik yang tidak didasarkan kepada kontribusi nyatanya kepada masyarakat dan
ilmu pengetahuan melainkan lebih karena pertimbangan politik, absennya gerakan mahasiswa yang
membawa gagasan bernas dan berani bersuara kritis kepada kekuasaan, dan kekuasaan sangat besar
yang dimiliki pemerintah untuk menentukan rektor terpilih melalui kementerian dikti. 

Pengawasan atau surveilance atas aktivitas dosen baik di media sosial ataupun di dunia nyata
merupakan gejala penghalang kebebasan akademik lainnya yang semakin melemahkan suara kritis
dari kampus.

B. Lemahnya Parpol
Persoalan demokrasi terbesar kita saat ini ada pada lemahnya partai politik. Bukti persoalan
partai politik bermula dari rekrutmen kader sebagian besar tidak serius dan asal-asalan. Tokoh
masyarakat yang berkualitas, dosen, peneliti semakin sedikit yang terlibat di eksekutif maupun
legislatif. Dua dekade setelah Reformasi, partai belum mulai menunjukkan ikhtiar yang serius
dalam melakukan rekrutmen dan kaderisasi partai politik hanya dilakukan pada masa menjelang
pemilu. 

Di sisi lain, pemilu dalam sistem proporsional terbuka tidak memperkuat pelembagaan partai politik
karena kader yang loyal terhadap partai bisa dikalahkan oleh kader pendatang baru yang
memenangkan kompetisi karena mampu mempraktikkan politik uang dengan lebih masif. Akhirnya
sistem politik nasional diisi oleh kader-kader instan.

Pemilu biaya tinggi karena masifnya praktik politik uang merupakan catatan lainnya. Ed Aspinall
dan Ward Berenchot (2019) mencatat bahwa dari masa ke masa, pemilu di era Reformasi semakin
mahal dari mulai level lokal sampai nasional dengan Pemilu 2019 sebagai pemilu termahal. Biaya
pemilu yang tinggi ini berdampak pada maraknya praktik korupsi di berbagai level lembaga negara
karena para calon terpilih baik di legislatif berkepentingan mengembalikan modal yang telah
mereka keluarkan.

C. Media Sosial
Lemahnya internalisasi keadaban sipil (civic virtue) di antara warga negara sebagaimana tampak
dalam perseteruan yang tajam, dangkal, dan kurang beradab antara netizen di media sosial
merupakan catatan penting lainnya. Warga negara perlu belajar untuk berbeda pendapat atau pilihan
politik sambil tetap berteman, bersahabat, dan bersaudara sebagai sesama anak bangsa. 

Maraknya ujaran kebencian, intoleransi, dan diskriminasi terhadap minoritas agama dan suku
merupakan gejala yang mengkhawatirkan. Perbedaan pilihan politik atau keyakinan tidak boleh
menggerus modal sosial kita berupa rasa saling percaya, toleransi, saling tolong menolong, dan
saling menghargai perbedaan. 

Ancaman kebebasan media dan berekspresi seperti pemberangusan buku, pencekalan diskusi buku
dan film, ancaman pidana untuk ilmuwan dari luar yang melakukan penelitian di Indonesia
merupakan masalah lainnya. Penggunaan UU ITE untuk mempidanakan warga atau jurnalis
merupakan ancaman lainnya untuk kebebasan berekspresi.

D. Kemunduran
Setelah 4 tahun pemerintahan berjalan, kritik dari pada analis dalam negeri maupun luar negeri
mulai muncul. Ed Aspinal (2018), Tom Powel dan Eve Warburton (2018 dan 2019) menganalisis
perkembangan demokrasi di Indonesia dan berargumen bahwa terjadi kemandekan dan bahkan
kemunduran demokrasi di mana Presiden Jokowi mulai melakukan praktik non demokratis seperti
membubarkan ormas tanpa proses hukum, meningkatnya intoleransi, semakin kuatnya polarisasi
politik, masifnya kabar bohong dan pelanggaran hak asai manusia.

Perlu partisipasi semua pihak baik intelektual, aktivis CSO's, jurnalis, dan partai politik untuk
menyadari situasi kemandekan bahkan kemunduran demokrasi di Indonesia untuk bersama-sama
berjuang menyelamatkan demokrasi di Indonesia. Rendahnya dialog dan sinergi di antara berbagai
elemen itu adalah masalah demokrasi kita hari ini.
BAB III
PENUTUP

1. SIMPULAN
Dari pembahasaan diatas dapat disimpulkan bahwa Kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat setiap
warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan
kehidupan yang layak.

Pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh
rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu
Kesetaraan sebagai warga Negara, memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum, pluralisme dan
kompromi, menjamin hak-hak dasar, dan pembaruan kehidupan social.

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka harus ada pola perilaku
yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai
dan demokrasi membutuhkan hal-hal diantaranya kesadaran akan puralisme, sikap yang jujur dan
pikiran yang sehat. demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta
itikad baik, demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. demokrasi membutuhkan pertimbangan
moral.

Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang politik yang pernah
diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu, Demokrasi Parlementer (liberal),
Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru, Demokrasi Pancasila Pada Era
Orde Reformasi.
1. SARAN
Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan namun kini telah menjadi
salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang krusial atau penting dalam katatanegaraan
Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen, yang
biasa kita kenal dengan sebutan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Setelah
terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen tersebut pada hakikatnya adalah bekerja
untuk rakyat secara menyeluruh. Itulah yang dinamakan dengan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

Akan tetapi, dewasa ini tidak sedikit para anggota parlemen yang “melupakan” rakyatnya ketika
mereka telah duduk enak di kursi “empuk”. Mereka sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-
masing, mengutamakan kepentingan golongan, dan berpikir bagaimana caranya mengembalikan
modal mereka ketika kampanye. Fenomena ini sudah tidak aneh lagi bagi bangsa Indonesia. Para
elite politik saat ini, sudah tidak lagi pada bingkai kesatuan, akan tetapi berada pada bingkai
kekuasaan yang melingkarinya. Seperti misalnya, adanya sengketa hasil pemilu,black
campaign ketika kampanye dan sebagainya, yang penting bisa mendapatkan kekuasaan.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pun telah luntur dalam dirinya.
Untuk itu, diharapkan agar masyarakat ikut mengontrol jalannya pemerintahan agar menuju
Indonesia yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hendro, Saka. 2010. (http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-
demokrasi.html) 
Wikipedia, 2014 (http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi.html) 
http://irham93.blogspot.com/2014/01/pengertian-demokrasi-menurut-undang.html
http://taufiqabd.blogspot.com/2017/05/makalah-demokrasi-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai