OLEH:
Kelompok 2
Ayla Annisa Liswani 1707114182
M. Bima Afiq Naufal 1707122641
Aulia Indah Syafitri 1907113440
Fitra Alidaei 1907124354
Irma Ade Deliska S 1907112918
Salsabila Melrisa 1907112072
Muhammad Aidil 1907114038
Dosen Pengampu:
Supriadi, M.Pd.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa makalah yang berjudul
“Pancasila Menjadi Dasar Negara Republik Indonesia” dapat penulis selesaikan
dengan baik. Dalam proses pembuatan makalah ini penulis menghadapi berbagai
tantangan dan hambatan. Namun, berkat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa
dan dorongan untuk menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah
Pancasila dengan Bapak Supriadi, M.Pd. selaku dosen Pancasila di Universitas Riau
segala rintangan dapat dilewati dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan
kapasitas ilmu dan buku-buku bacaan serta berbagai informasi yang didapat oleh
penulis.
Adanya makalah ini diharapkan berguna bagi penulis dan pembaca dalam
memperoleh materi serta memahaminya untuk menambah wawasan. Akhir kata,
tidak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah ini yang masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran untuk
perbaikan makalah selanjutnya.
Tim Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. I
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………... 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………. 2
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan …………………………………………………………. 11
4.2 Saran ……………………………………………………………... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era
reformasi sekarang. Sebagai dasar negara, tentu Pancasila ada yang
merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Tuhan
YME dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di
masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa,
serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-
hari, dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara
Republik Indonesia.
Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat
mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham
lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk
memperkembangkan diri. Karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-
nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa
Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak oleh
Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan
ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia
berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur. Kolonialisme juga
ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan kemerdekaan karena bangsa
Indonesia yang sejati sangat cinta kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila
itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah
negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia
agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah
berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan
muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
1
tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
2.1.2 Konsep Tujuan Negara
Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap orang mungkin jama, yaitu
kesejahteraan dan kebahagiaan, tetapi cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tersebut berbeda-beda bahkan terkadang saling bertentangan. Jalan yang ditempuh
untuk mewujudkan tujuan tersebut kalau disederhanakan dapat digolongkan ke
dalam 2 aliran, yaitu:
a. Aliran liberal individualis
Aliran ini berpendapat bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan harus dicapai
dengan podtik dan sistem ekonomi liberal melalui persaingan bebas.
b. Aliran kotektivis atau sosialis
Aliran ini berpandangan bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan manusia
hanya dapat diwujudkan melalui politik dan sistem ekonomi terpimpin/totaliter.
Tujuan negara Republik Indonesia apabila sederhanakan dapat dibagi
menjadi 2, yaitu mewujudkan kesejahteraan umum dan menjamin seluruh bangsa
dan seluruh wilayah negara. Oleh karena itu. pendekatan dalam mewujudkan tujuan
negara tersebut dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Kesejahteraan
2. Pendekatan kemananan
4
permanen sementara peraturan perundang-undangan bersifat fleksibel dalam arti
dapat diubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan demikian, dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam
penyelenggaraan bernegarayang menladi sumber dari segala sumber hukum
sekaligus sebagai cita hukum (rechtsidee), baik tertulis maupun tidak tertulis
dalam suatu negara. Cita hukum ini akan mengarahkan hukum pada cita-cita
bersama dan masyarakatnya. Cita-cita ini mencerminkan kesamaan-
kesamaan kepentingan di antara sesama warga masyarakat.
5
Republik Indonesia tahun 1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses
kebangsaan Indonesia. Melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 sebagai payung hukum, Pancasila perlu diaktualisasikan agar dalam
praktik berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam konflik yang
tidak produktif.
6
berikut. Nilai ketuhanan sebagai sumber etika dan spiritualitas dianggap penting
sebagai fundamental etika kehidupan bernegara. Nilai kemanusiaan bersumber dari
hokum Tuhan, hokum alam, dan sifat-sifat social dianggap penting sebagai
fundamental etika politik. Nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam
lingkungan pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan
dunia yang lebih jauh. Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita
kebangsaan demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh
mewujudkan keadilan sosial. Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila yang
dikehendaki adalah keseimbangan antara peran manusia sebagai makhluk individu
dan peran manusia sebagai makhluk sosial, juga antara pemenuhan hak sipil, politik
dengan hak ekonomi, sosial dan budaya.
7
2.4 Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara
2.4.1 Dinamika Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara dihasilkan dan dikembangkan melalui proses
yang cukup panjang. Pada mulanya, adat istiadat dan agama menjadi kekuatan yang
membentuk pandangan hidup. Setelah Soekarno mengembalikan nilai-nilai luhur
budaya Indonesia, pada 1 Juni 1945 barulah Pancasila disuarakan menjadi dasar
negara yang diresmikan pada 18 Agustus 1945 dengan memasukkannya sila-sila
Pancasila dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945. Dengan bersumberkan budaya, adat istiadat, dan agama sebagai
tonggaknya, nilai-nilai Pancasila atas pendapatnya dan senantiasa melekat dalam
kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Pada saat berdirinya Negara Republik Indonesia yang digabungkan dengan
dibacakannya teks proklamasi pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia sepakat
pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945. Namun, sejak November 1945 sampai ditetapkannya
Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, pemerintah Indonesia mempraktikkan sistem
demokrasi liberal.
Setelah dilaksanakan Dekrit Presiden, Indonesia kembali diganggu dengan
munculnya paham lain. Pada saat itu, sistem demokrasi liberal ditinggalkan,
perdebatan tentang dasar negara di konstituante berakhir dan kedudukan Pancasila
di perkuat, tetapi keadaan tersebut dimanfaatkan oleh mereka yang menghendaki
berkembangnya paham haluan kiri (komunis). Puncakrya adalah peristiwa
pemberontakan G30S PKI 1965. Peristiwa ini menjadi pemicu berakhirnya
pemerintahan Presiden Soekarno yang digantikan oleh permerintahan Presiden
Soeharto.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, ditegaskan bahwa Pancasila
sebagai dasar negara akan dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Menyusul
kemudian diterbitkan Ketetanan MPR No.II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4). Namun pemerintahan Presiden
Soeharto pun akhirnya dianggap menyimpang dari garis poltik Pancasila dan UUD
1945. Ia dianggap cenderung melakukan praktik liberalisme-kapitalisme dalam
8
mengelola negara. Pada tahun 1998 muncul gerakan reformasi yang mengakibatkan
Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan Presiden.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata
pemerintahan, melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu daerah
tertentu. Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap orang mungkin jama, yaitu
kesejahteraan dan kebahagiaan, tetapi cara yang ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut berbeda-beda bahkan terkadang saling bertentangan.
2. Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadianbangsa yang nilai-
nilainya bersifat nasional yang mendasari kebudayaan, bangsa, maka nilai-
nilai tersebut merupakan perwujudan dari aspirasi (cita-cita hidup bangsa).
3. Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila mempakan dasar negara
Republik Indonesia sebagaimana terdapat pada Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia.
4. Pada era globalisasi dewasa ini, banyak hal yang akan merusak mental dan
nilai moral Pancasila yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara
Indonesia. Dengan demikian, Indonesia perlu waspada dan berupaya agar
ketahanan mental-ideologi bangsa Indonesia tidak tergerus.
4.2 Saran
Untuk menyempurnakan makalah ini agar menjadi lebih rinci dan lengkap,
makalah selanjutnya akan membahas mengenai:
1. Pancasila menjadi ideologi negara.
11
DAFTAR PUSTAKA
12