Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DASAR-DASAR KOMUNIKASI
“ETIKA DAN PENGARUH BUDAYA DALAM PROSES KOMUNIKASI”

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Khairani,.M,Pd. Kons

DISUSUN OLEH:

Mutiara (19006096)

Nur anisa (19006028)

Nike putri rahayu (19006102)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga makalah ini yang berjudul “ETIKA DAN
PENGARUH BUDAYA DALAM PROSES KOMUNIKASI”bisa terlaksanakan dengan baik
tanpa ada kendala yang berarti. Dan ucapan terima kasih kepadaDosenya itu Drs.Azrul Said
Kons.Dan teman-teman yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu dalam
penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dikatakan sempurna.Oleh Karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.

Padang, 26 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................2

A. Etika Dalam Berkomunikasi...........................................................................2

B. Budaya dan Komunikasi Antar Pribadi...........................................................7

C. Pemahaman Aspek BudayaDalam Proses Komunikasi..................................8

D. Upaya Mengatasi Kegagalan Dalam Komunikasi yang Ditimbulkan

Oleh Faktor Budaya ...................................................................................10

BAB III PENUTUP ........................................................................................................11

A Kesimpulan.....................................................................................................11

BSaran ...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita perlu memperhatikan etika.Etika itu
sendiri tercermin pada diri setiap individu masing-masing yang dimana dibawakan dalam
dan dimana saja. Etika biasanya digunakan untuk memperoleh perhatian lebih atau
mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, namun tujuan dari etika sendiri lebih
menonjolkan karakter seseorang. Dengan seseorang memiliki etika yang baik tentunya
akan mendapatkan respon yang positif dari orang lain. Begitu halnya dalam
berkomunikasi, etika diperlukan agar komunikasi lebih efektif. Maksudnya disiniialah
etika digunakan untuk menjalin hubungan yang lebih baik, dimana komunikator dan
komunikan dapat menghargai satu sama lain. Apabila keduanya saling menghargai tentu
stimuli yang disampaikan akan diterima sesuai keinginan komunikator, maka komunikasi
akan lebihe fektif. Ketika seseorang tidak mempunyai etika dalam berkomunikasi
dengan lawan bicaranya tentu akan membuat komunika sitidak berjalan sesuai keininan
karena kurangnya rasa ikatan didalam komunikasi tersebut, sehingga stimuli yang di
sampaikan tidak sampai komunikan kemudian dapat menyebabkan miss komunikasi.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimana etika dalam berkomunikasi?
2. Bagaimana upaya dalam mengatasi kegagalan dalam komunikasi?
3. Jelaskan pemahaman aspek budayadalam proses komunkasi!
4. Bagaimana budaya dan komunikasi antar pribadi?
C. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui etika dalam berkomunikasi.
2. Untuk cara dalam mengatasi kegagalan dalam komunikasi.
3. Untuk memahami aspek budaya dalam proses komunikasi.
4. Untuk mengetahui budayadann komunikasi antar pribadi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. ETIKA DALAM BERKOMUNIKASI


1. Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah
sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.St.
John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis
(practical philosophy).
a. Pentingnya Etika Dalam Berkomunikasi.
Pentingnya etika dapat dilihat jika seseorang berkomunikasi, kita tentu
lebih menghargai orang yang berbicara dengan sopan ketimbang orang yang
berbicara dengan kasar atau tidak sopan, seorang komunikan akan ragu untuk
terbuka dengan orang yang memiliki kredibilitas yang rendah, penyampaian pesan
yang tidak valid juga akan menyulitkan seorang komunikan dalam menangkap
pesan maka dari itu kita perlu mengetahui etika apasaja yang perlu kita penuhi
sebelum berkomunikasi.
b. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berkomunikasi.
Ada beberapa hal pokok yang mana kita selaku komunikator perlu lakukan
dan perlu aplikasikan dalam kehidupan, antara lain :
1) Fokus pada lawan bicara
Fokus dalam berkomunikasi merupakan kunci agar informasi yang
disampaikan komunikator kepada kita berjalan lebih efektif, orang yang
cinderung tidak memperhatikan lawan bicaranya biasanya kehilangan
beberapa potong informasi yang disampaikan dan terjadi kesenjangan
antara kedua belah pihak, biasanya pihak yang menyampaikan informasi
(komunikator) secara perasaan akan tersinggung dengan kita dan secara

2
otomatis kesalahan fatal informasi (informasi yang salah) yang masuk
dapat berdampak langsung dengan pengplikasian kita.
2) Fokus pada masalah
Dalam beberapa kasus komunikasi beberapa individu melupakan
pokok permasalah yang ingin dibicarakan hal ini terjadi karena
informasi yang seharusnya disampaikan terlalu melenceng dari yang
dibicarakan (basa-basi), perlu adanya penyusunan konsep sebelum
berbicara dengan orang lain, komunikasi ini biasanya disebut dengan
komunikasi yang tidak efisien karena informasi yang dimiliki tidak
sesuai dengan apa yang dibicarakan komunikator. Maka dari itu perlu
adanya focus masalah, yaitu tidak mencampur adukkan masalah lain
yang tidak memilik kaitan dengan informasi tersebut.
3) Jangan menimpali pembicaraan.
Komunikan yang baik adalah komunikan yang mau mendengarkan
dengan bijaksana perkataan dari komunikator, menghargai apa yang
dikatakannya dan tidak menimpali atau menyela perkataannya sebelum
selesai.
4) Saling menghargai
Biasanya dalam proses ini dua individu (komunikan dan
komunikator) perlu saling memahami satu sama lain dalam model
komunikasi dipaparkan dalam konsep field experience yaitu konsep
kesamaan, dimana tingkat efektifitas komunikasi akan terjalin lebih
tinggi jika dua individu memiliki kesamaan yang besar, sebagai contoh
seorang collecor barang antik tentu akan lebih cenggung berkomunikasi
dengan seorang pecinta ayam hias dari pada seorang collector lainnya.
Namun meski demikian jika kita dan orang lain tidak memiliki faktpr
kesamaan, kita harus tetap menjaga etika dengan menghargai tiap
ucapan orang tersebut dengan menyimak dan mendengarkan apa yang
dikatakannya, dengan demikian rasa pengahargaan akan timbul pula
pada orang yang kita hargai tersebut.

3
5) Selingi Dengan Humor
Ada kalanya dalam berkomunikasi kita merasa bosan dengan
informasi yang disampaikan tentu ini bukan kesalahan pendengar namun
dalam proses penyampaian informasi tersebut kurang bumbu yang
menarik pendengar, dalam hal ini kita perlu menyelinginya dengan
candaan atau gurauan agar para pendengar atau komunikan tidak merasa
bosan dengan apa yang kita sampaikan.
c. Hal-Hal Yang Perlu Dihindari Dalam Berkomunikasi
Dalam berkomunikasi dengan orang lain ada etika tersendiri yang harus
kita pegang, kita selaku individu perlu menjaga perasaan lawan bicara kita agar
mereka tidak tersinggung ataupun salah paham dengan maksud dan tujuan kita.
Adapun point-point berikut ditujukan kepada lawan bicara yang biasanya baru
kita temui, baru kita kenal ataupun kurang akrab dengan orang tersebut
diantaranya :
1) Penggunaan kalimat informal (tidak baku)
Dalam proses transaksi informasi seorang individu termasuk
kepada orang yang tidak dikenal atau belum memiliki kedekatan sama
sekali, kita perlu menggunakan kalimat baku atau formal agar orang lain
merasa dihargai.
2) Berbicara sambil melakukan hal lain
Etika sopan santun sangat berlaku pada point ini, orang tentu akan
merasa tersinggung saat jika kita dengan sibuk makan dan dalam saat
bersamaan berbicara dengan lawan bicara kita.
3) Terlalu banyak basa-basi
Dalam beberapa kasus, ada beberapa orang yang cinderung lebih
menyukai penyampaian langsung (to the point) sebuah informasi, meski
sebagian juga menyukai basa-basi, namun dalam komunikasi formal kita
tidak memerlukan basa-basi  kita hanya perlu memaparkan garis
besarnya.
4) Berbicara dengan nada kasar

4
Berbicara dengan nada kasar tidak perlu penjelasan lebih lanjut,
orang tentu tidak akan suka jika dibentak dan dimaki.
5) Nada memerintah
Dalam hal ini orang cinderung tidak sadar menggunakan kalimat-
kalimat memerintah yan seharusnya kita hindari karena bisa
menyinggung lawan bicara sebagai contoah “bapak harus lebih
kompeten dalam mengajar” kalimat tersebut jelas berisi kalimat
perintah.
6) Tidak boleh menghakimi
Dalam komunikasi kita tidak boleh mengajukan kalimat yang
menghakimi seprti “bapak pasti korupsi.!” atau “tentu bapak telah
melakukan hal yang keji..” dan sebagainya
7) Manage intonasi
Perlu adanya control dengan nada suara kita, tidak boleh terlalu
tinggi (akan terkesan membentak) dan tidak boleh terlalu rendah
(terkaesan berbisik). Perlu nada yang sesuai dan nyaman didengar.

Di dalam etika komunikasi seorang Guru terdapat 4 Kompetensi


yang harus diterapkan serta dilakukan dengan baik yaitu :
1. Personal
2. Profesional
3. Pedagogis
4. Sosial

Jadi, etika berkomunikasi yaitu penilaian baik-buruk atau


bagaimana seharusnya bertindak dalam usahanya menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada manusia lainManfaat etika :

1. Agar disenangi, disegani, dan dihormati orang lain


2. Memudahkan hubungan dengan orang lain, sehingga
melancarkan kegiatan hidup dan kerja

5
3. Memelihara suasana menyenangkan dilingkungan keluarga,
tempat kerja, dan handai tolan
4. Memberi keyakinan pada diri sendiri saat menghadap orang
lain serta meningkatkan citra pribadi seseorang dimata
masyarakat.
d. Alasan Pentingnya Mendengarkan;
1) Pendengar akan mendapatkan informasi lebih jelas
2) Menunjukkan antusiasme untuk mengeneli mereka (siapa yang sedang bicara)
3) Lebih mengerti situasi sekitar
4) Mendapatkan pengertian yang sama antara yang memberi pesan dan penerima
5) Meningkatkan hubungan dengan lawan bicara
6) Menerangkan lawan bicara disituasi sedih
7) Menghindari kesalahan komunikasi
e. Hal yang penting saat mendengarkan lawan bicara
1) Lihat wajah lawan bicara
2) Konsentrasi
3) Hindari intruksi
4) Berikan pertanyaan
5) Jaga emosi
6) Hindari menunjukkan kalau anda lebih banyak tahu
7) Buat catatan
8) Jaga sikap tubuh
f. Hambatan-hambatan Mendengar
1) Sibuk dengan diri sendiri
2) Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
3) Faktor kawan dan lawan
4) Asimilisi
g. Pendengar yang baik dalam komunikasi
1) Pusatkan perhatian anda
2) Tunjukkan kesungguhan anda
3) Berikan umpan positif

6
4) Komunkasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata yang
diucapkan (memakai mulut) bisa langsung dipahami.
B. BUDAYA DAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
1. Kebudayaan Sebagai Dasar Memahami Komunikasi Antar Pribadi
Kebudayaan adalah dasar untuk melakukan komunikasi antar pribadi. Sekaligus
mempengaruhi cara kita melakukan pendekatannya. Budaya berasal dari bahasa
Sanskerta yang berarti akal.Budaya adalah sesuatu yang kita yakini kebenarannya dan
menjadi kebiasaan hidup sehari-hari. Budaya tidak hanya mencakup tarian tradisional
atau pun pakaian adat yang dikenakan pada pawai 17-an.Lebih dariitu, budaya adalah
suatu hal yang kompleks. Mulai dari bahasa, makanan hingga nilai-nilai yang kita
anut.Kebudayaan inilah yang mendasari komunikasi antar pribadi .Apabila tidak
dipahami dengan baik dapat menyebabkan kesalah pahaman dan menimbulkan
konflik. Contoh:
a. Khairul (Muslim) berbicaradenganRibkaRoidaManullang (Kristen Katolik).
b. Khairul (Aceh) berbicaradenganRibkaRoidaManullang (Batak).
c. .Khairul (Laki-laki) berbicaradenganRibkaRoidaManullang (Perempuan).

Tentu, perbedaan budaya ini menentukan bagaimana Khairul menyampaikan


pesan, dan bagaimana Ribka menanggapinya. Begitu pula sebaliknya.Tentu Khairul
dan Ribka harus sama-sama bijak dalam menyandi maupun menanggapi pesan.
Sehingga terciptalah suasana komunikasi antar pribadi yang harmonis diantara
keduanya.

Berbicara tentang komunikasi antar pribadi, maka yang dimaksud adalah dua
orang atau lebih orang terlibat dalam komunikasi verbal atau nonverbal secara
langsung.Apabila kita tambahkan dimensi ,perbedaan kebudayaan didalamnya, maka
kita berbicara tentang komunikasi antar budaya. Maka acap kali dikatakan juga
komunikasi antar budaya merupakan komunikasi antar pribadi dengan perhatian
khusus pada faktor-faktor kebudayaan yang mempengaruhinya (Lubis, 2016: 102).

7
C. PEMAHAMAN ASPEK BUDAYA DALAM PROSES KOMUNIKASI
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami kominikasi antarbudaya,
yaitu persepsi, komunikasi verbal, dan komunikasi nonverbal. Ketiga elemen ini merupakan
bangunan dasar yang menyebabkan kegagalan, sekaligus keberhasilan komunikasi antar
budaya.
1. Persepsi
Persepsi adalah proses mengungkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian
yang kita alami dalam lingkungan kita. Setiap orang akan memiliki gambaran yang
berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Persepsi sosial tidaklah sesederhana persepsi
terhadap lingkungan fisik. Persepsi sosial, yang muncul dalam komunikasi mengandung
beberapa prinsip penting (Mulyana, 2003:176), yaitu: (a) persepsi berdasar pengalaman
(b) persepsi bersifat selektif (c) persepsi bersifat dugaan
a) Persepsi berdasarkan pengalaman
Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka
terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman/pembelajaran masa lalu mereka
berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa. Cara seseorang menilai wanita
ideal, suami ideal, pekerjaan, sekolah, perilaku yang pantas, cara berpakaian yang
lazim dan lain sebagainya sangat tergantung pada apa yang telah di ajarkan oleh
budaya dimana orang tersebut berada.
b) Persepsi Bersifat Selektif
Setiap saat seseorang akan diberondongi oleh jutawan rangsangan inderawi.
Untunglah ada atensi pada manusia, sehingga orang hanya akan menangkap
rangsangan-rangsangan yang menarik perhatiannya saja. Ada dua faktor yang
mempengaruhi atensi ini, yaitu (1) faktor internal; dan (2) faktor eksternal. Faktor
internal antara lain dipengaruhi oleh faktor biologis (lapar, haus dan sebagainya);
faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, lelah, penglihatan atau
pendengaran kurang sempurna, cacat tubuh dan sebagainya); dan faktor-faktor sosial
budaya seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan,
status sosial, pengalaman masa lalu, kebiasaan dan bahkan faktor-faktor psikologis
seperti kemauan, keinginan, motivasi, pengharapan dan sebagainya. Semakin besar
perbedaan aspek-aspek tersebut secara antar individu, semakin besar perbedaan

8
persepsi mereka mengenai realitas.Faktor eksternal yang mempengaruhi orang dalam
melakukan persepsi terhadap suatu obyek, yakni atribut-atribut objek yang dipersepsi
seperti gerakan, intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi.
Suatu obyek yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada objek yang diam.
c) Persepsi Bersifat Dugaan
Data yang diperoleh mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap,
seringkali menyebabkan persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan.
Proses ini menyebabkan orang menafsirkan suatu objek lebih lengkap. Misalnya kita
melihat sebuah pesawat terbang di angkasa, kita tidak melihat awak pesawat dan
penumpangnya. Namun kita telah berulangkali melihat pesawat terbang di angkasa
yang menunjukkan bahwa setidaknya terdapat awak pesawat yang menerbangkan
pesawat itu. Demikian juga ketika kita melihat bila ada sebuah kapal laut dari
kejauhan, kita langsung membayangkan ada sejumlah orang di dalamnya, ada
sejumlah mobil dan peralatan kapal seperti skoci dan sebagainya.
2. Komunikasi Verbal
Mulyana (2003:237-238) mengatakan bahwa bahasa sebagai sistem kode verbal,
terbentuk atas seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-
simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Andrea L. Rich (dalam
Mulyana, 2003:251) mengatakan bahwa bahasa sendiri terikat oleh budaya. Karenanya,
menurut hipotesis Sapir-Whorf, sering juga disebut Teori Relativitas Linguistik,
sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan
realitas pikiran, pengalaman bathin, dan kebutuhan pemakainya. Jadi bahasa yang
berbeda sebenarnya mempengaruhi pemakainya untuk berpikir, melihat lingkungan, dan
alam semesta di sekitarnya dengan cara yang berbeda, dan karenanya berperilaku secara
berbeda.
Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Andrea L Rich tersebut,
menurut Ohoiwutun (1997:99-107) dalam komunikasi antarbudaya yang harus
diperhatikan yaitu: (1) kapan orang berbicara; (2) apa yang dikatakan; (3) hal
memperhatikan; (4) intonasi; (5) gaya kaku dan puitis; dan (6) bahasa tidak langsung.
Banyak kejadian sehari-hari karena kurang memperhatikan perebedaan tersebut
misalnya akibat mengucapkan kata-kata tertentu, yang dimaknai berbeda oleh orang yang

9
berbeda budaya, menyebabkan kesalahanpahaman, kebencian, dan keretakan hubungan
antarmanusia.
3. Komunikasi Nonverbal
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata
(Mulyana,2003:308). Sebagai kata-kata kebanyakan isyarat nonverbal juga tidak
universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi dipelajari, bukan bawaan. Sedikit saja
isyarat nonverbal yang merupakan bawaan. Kita semua lahir dan mengetahui bagaimana
tersenyum, namun dimana, kapan, dan kepada siapa kita menunjukkan emosi ini
dipelajari, dan karenanya dipengaruhi konteks dan budaya.
Simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan bila dibandingkan dengan
simbol-simbol verbal. Walaupun demikian kita sering melihat bahwa bahasa nonverbal
cenderung selaras dengan bahasa verbal, misalnya setiap gerakan sinkron dengan ucapan,
seperti kita menyatakan setuju selalu disertai dengan anggukan kepala.
D. UPAYA MENGATASI KEGAGALAN DALAM KOMUNIKASI YANG
DITIMBULKAN OLEH FAKTOR BUDAYA
1. Memelihara iklim komunikasi agar senantiasa terbuka
2. Bertekat untuk memegang teguh etika dalam berkomunikasi dan menjalannya dengan
baik
3. Memahami akan adanya kesulitan komunikasi antar budaya
4. Menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penerima pesan.
5. Menggunakan tekonogi yang ada secara bijaksana dan bertanggung jawab agar dapat
memperoleh dan membagi informasi dengan baik dan efektif.
6. Menciptakan serta memproses pesan secara efektif dan juga efisien. Hal ini bisa
dilakukan dengan beberapa cara yakni : memahami penerima pesan, menyesuaikan pesan
dengan si penerima, mengurangi jumlah pesan, memilih salurah atau media secara tepat,
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika dalam berkomunikasi sangatlah penting karna dari kita mempelajari etika
tersebut kitadapat memahami dan mendapatkan berbagai informasi dengan baik.
Didalam etika ini kita harus memperhatikan caradan upayadalam berkomunikasi.
Dalam berkomunikasi kita harus bersikap sopan santun sesuai dengan etika dan aturan
yang sudah ada. Dan juga dalam berkomunikasi budaya jugadapat mempengaruhi, karena
berbagai alas an dan penyebab.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan bahwa sannya etikadalam
berkomunikasi itu sangatlah penting karna dalam berkomunikasi etika itu penunjang dari
keberhasilan mendapatkan informasi dari komunikator. Dan juga budayadapat
mempengaruhi cara berkomunikasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aw Suranto. 2010. KomunikasiSosialBudaya. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Daryanto. 2010. IlmuKomunikasi. Bandung :Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Fauzan, Luthfi. 2009. FaktorBudayadalamKomunikasi.

West Richard, Turner Lynn H. 2012.PengantarTeoriKomunikasiAnalisis Dan Aplikasi.


Jakarta: SalembaHumanika.

12

Anda mungkin juga menyukai