Anda di halaman 1dari 2

Perhitungan estimasi cadanga akan potensi nikel laterit adalah sangat diperlukan

utamanya dalam menentukan berapa jumlah produksinya per tahun, brapa umur tambang dan
menentukan apakah potensi yang dimiliki mememiliki nilai cadangan atau sumber daya. Karena
kebutuhan dan juga semakin berkembangnya ilmu teknologi maka diperlukan penentuan dalam
menggunakan metode yang sesuai dalam perhitungan cadangan ini. Diantaranya adalah
perhitungan model penampang dan pemodelan tiga dimensi (3D).

Penentuan metode yang digunakan dalam perhitungan cadangan utamanya dalam


endapan deposit tergantung pada kebutuhan dan metode yang sesuai untuk digunakan. Beberapa
metode dapat digunakan dalam menghitung cadangan potensi nikel laterit pada daerah Pulau
Pakal, Halmahera Timur, Maluku Utara. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode
perhitungan dengan melakukan pemodelan 3D dengan metode estimasi dan metode block model.
Dalam melakukan metode ini diperlukan estimasi langsung dan IDW (Inverse Distance
Weighted). Dalam penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pemodelan 3D potensi laterit
nikel berdasarkan metode model blok serta mengetahui bagaimana pengaruh estimasi langsung
dan IDW serta model blok terhadap bentuk dan volume cadangan.

Tahapan dalam penentuan metodenya adalah dimana data yang disiapkan berupa
database drillholes dengan menyiapkan data collar, survey dan data zonasi. Selanjutnya data
tersebut dilakukan sinkronisasi dengan data topografi yang sebelumnya sudah diproses. Dalam
hal ini, data topografi harus disesuaikan dengan data collar. Rekonstruksi data logging bor
dilakukan dengan menvisualisasi data tersebut dalam bentuk peta agar dapat diketahui kondisi
lapisan laterit nikel disetiap titik bor untuk menghasilkan bentuk model TIN setiap lapisan.
Dalam pengolahan data dilaukan dengan beberapa metode yaitu korelasi langsung tanpa
gridding, korelasi langsung dengan gridding dan IDW orde 1 hingga orde 5 dimana masing-
masing estimasi tersebut menggunakan gridding yang terdiri atas beberapa ukuran : 5 × 5 m 2; 10
× 10 m2; 12,5 × 12,5 m2 dan 25 × 25 m2. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data tersebut akan
diperoleh keseluruhan DTM kemudian dilakukan proses analisis regresi dan perhitungan RMSE
(Root Mean Square Error) DTM , analisis tren volume, analisis potensi laterit nikel dan analisis
hasil metode estimasi yang digunakan untuk menentukan bentuk permukaan DTM ke dalam
suatu persamaan dengan beberapa variable tertentu yang kemudian dicari nilai prediksinya.
Setelah data yang dihasilkan tersebut maka akan dilakukan perbandingan volume dan akan
dilakukan pemodelan 3D laterit nikel serta proses analisis metode estimasi potensi laterit nikel.

Hasil analsis yang dilakukan dengan menggunakan metode estimasi berdasarkan analisis
data yang dihasilkan dan dilakukan pemodelan 3D. pada analisis regresi dan RSME DTM
didapatkan data resume hasil checklist perbedaan persentase estimasi adalah pada bagian
Estimasi IDW orde 3 bagian D dengan gridding 25 × 25 m 2 adalah yang dapat digunakan dalam
menentukan pemodelan 3D. sedangkan berdasarkan hasil analisis metode estimasi potensi laterit
nikel didapatkan perbandingan model blok korelasi bahwa adanya potensi laterit nikel yang
mendekati pada gridding 25 × 25 m2 dan 12,5 × 12,5 m2. Sehingga analisis menunjukkan bahwa
metode yang terbaik dalam pemodelan solid model adalah metode estimasi IDW pada orde 3
dengan gridding 25 × 25 m2 sedangkan metode untuk pemodelan dalam bentuk model bloknya
adalah IDW orde 3 dengan ukuran cell 12,5 × 12,5 × 12,5 m 3. Metode ini dipilih karena memiliki
nilai ketelitian volume sebesar < 1%.

Anda mungkin juga menyukai