LAPORAN KASUS
PERAWATAN SALURAN AKAR GANDA
Disusun Oleh:
Dwiki Ramadhan, S.KG
G4B016005
b. Metode Perbandingan
Metode perbandingan menggunakan rumus
PGS = PAS
PGF PAF
PGS = PAS x PGF
PAF
P kerja = PGS – 1 mm
Keterangan :
PGS = Panjang Gigi Sebenarnya
PGF = Panjang Gigi pada Foto
PAS = Panjang Alat Sebenarnya
PAF = Panjang Alat pada Foto
2. Elektrik
Menggunakan alat root canal meter / apex locater
C. Preparasi Saluran Akar
Terdapat 4 macam teknik preparasi saluran akar
1. Teknik Konvensional
Digunakan untuk saluran akar yang lurus dan besar
Tahapan :
Tentukan panjang kerja
Preparasi saluran akar dari file yang pertama sampai dengan file terbesar
dengan panjang kerja sama
2. Teknik Step Back
Digunakan untuk saluran akar yang bengkok dan sempit
Tahapan :
Preparasi Apikal (Phase 1)
- Menentukan initial file / file awal (File terbesar yang dapat masuk
saluran akar sesuai Panjang Kerja sebelum saluran akar diperbesar)
- File no. 15-25 (MAF) Sesuai panjang kerja
- Preparasi apikal diakhiri pada MAF (Master Apical File) yang
besarnya minimal 3 nomor di atas initial file (file awal). Besarnya
MAF juga ditentukan oleh :
- Tabel patokan MAF
- Preparasi harus diakhiri sampai white dentin (dentin sehat)
- Gerakan file watch winding (¼ sampai ½ putaran searah jarum jam –
berlawanan jarum jam – ditarik
E. Trial guttap
Mencoba guttap point dilakukan dengan memilih guttap point yang
nomornya (diameter) sesuai dengan nomor file terakhir yang digunakan pada
preparasi saluran akar tersebut. Guttap point yang dipilih diberi tanda dengan
pensil tinta sesuai dengan panjang kerja. Kemudian guttap point tersebut
menggunakan pinset berkerat dimasukkan ke dalam saluran akar sebatas tanda
yang telah dibuat tadi. Terakhir dilakukan pengecekan apakah guttap point
tersebut telah sesuai panjang dan diameternya dengan mencoba menariknya
keluar dengan menggunakan pinset apakah sudah menunjukkan initial fit / “tug
back” di daerah apikal yang baik (bila sudah ketat dianggap baik initial fitnya)
`
F. Intracanal edicament
Desinfeksi saluran akar didefinisikan sebagai penghancuran mikroorganisme
patogenik setelah dilakukan access opening dan cleaning and shaping saluran
akar menggunakan intracanal medicament. Desinfeksi saluran akar berfungsi
untuk menghancurkan bakteri dan mengurangi gejala simptomatik.
Macam-macam bahan desinfeksi saluran akar, antara lain:
1. Essential Oil (Eugenol)
Merupakan desinfektan lemah, dalam dosis rendah dapat menghambat
sintesis prostaglandi, impuls saraf, dan kemotaksis sel darah putih.
Sedangkan dalam dosis tinggi dapat menginduksi kematian sel dan
menghambat respirasi sel.
2. Phenolic Compound
a. Phenol
Merupakan racun protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan
lunak. Saat ini jarang digunakan karena memiliki potensi inflamasi
atau toksisitas yang tinggi.
b. Parachlorophenol
Pengganti produk phenol dengan klorin menggantikan salah satu
atom hydrogen (C6H4OHCl). Pada triturasi dengan gum camphor
akan membentuk cairan berminyak. Dianjurkan larutan encer para-
klorofenol 1% untuk membunuh mikroorganime saluran akar, dapat
masuk tubuli dentinalis lebih dalam daripada camphorated
chlorophenol
c. Camphorated Monoparachlorophenol (Para Klorophenol Berkamfer)
Terdiri dari paraklorofenol : gum camphor = 2 : 3. Fungsi camphor
ditambahkan pada paraklorofenol, antara lain sebagai pengencer,
memperlama efek antimikrobial, mengurangi efek iritasi
paraklorofenol. Camphorated Monoparachlorophenol memiliki efek
antimikrobial lebih lama, uap klorofenol berkamfer lewat melalui
foramen apikal. Contoh CHKM (Chlorophenol Champor Menthol)
d. Cresatin (Metakresil Asetat)
Merupakan cairan jernih, stabil, berminyak, dan tidak mudah
menguap. Mempunyai sifat antiseptik dan analgetik, efek
antimikrobial dan iritatit yang lebih rendah dibandingkan formokresol
dan para-formokresol berkamfer.
e. Aldehyde
1) Formaldehyde (Formocresol) Merupakan kombinasi formalin :
kresol = 1:2 atau 1:1. Desinfektan kuat yang bergabung dengan
albumin membentuk substansi tidak dapat dilarutkan, dan tidak
dapat menjadi busuk. Memiliki efek iritatif sehingga digunakan
dalam konsentrasi rendah. Medikamen bakterisidal yang tidak
spesifik dan sangat efektif terhadap mikroorganisme aerobik dan
anaerobik dalam saluran akar. Dapat digunakan untuk dressing
pulpotomi untuk memfiksasi jaringan pulpa. Contoh: TKF
(Trikresol Formalin).
2) Glutaraldehyde
Minyak tanpa warna; agak larut dalam air. Seperti formalin,
merupakan desinfektan kuat dan fiksatif. Digunakan dalam
konsentrasi rendah (2%)
3) Paraformaldehyde
Bentuk polimer dari formaldehyde yang berfungsi sebagai
komponen material obturasi (seperti endomethason). Sifat mirip
dengan formaldehyde.
3. Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)
Efek fisik, antara lain sebagai barier fisik terhadap masuknya bakteri,
membunuh bakteri dengan cara menutup ruang untuk multiplikasi dan
menghambat pemberian nutrisi pertumbuhan bakteri. Efek kimia dengan
pH tinggi (basa) dapat bersifat antimikroba. Tersedia dalam tiga bentuk,
yaitu pasta: single paste atau dikombinasi barium sulfat; powder:
dicampur larutan saline, kemudian dimasukkan ke dalam saluran akar
menggunakan jarum lentulo; dan point. Keuntungan mudah dimasukkan
ke dalam saluran akar, dapat bertahan selama 7 hari, dan mudah dibuang
dari saluran akar dengan cara diirigasi.
4. Halogen
a. Sodium Hipoklorit
Uap sodium hipoklorit bersifat bakterisidal, namun memiliki
aktivitas sebentar selama 2 hari.
b. Iodine in Potassium Iodide
Berupa larutan iodine 2% dalam potassium iodide. Sangat reaktif,
berkombinasi dengan protein dalam ikatan longgar sehingga
penetrasi tidak terganggu. Memusnahkan mikroorganisme
sebagai agen oksidasi dan inaktivasi sistem enzim seluler bakteri,
namun efek antibakteri sebentar. Paling sedikit mengiritasi, dapat
menyebabkan alergi.
5. Chlorhexidine
Berbentuk points guttapercha yang memiliki matrix dengan 5%
chlorhexidine diacetate. Chlorhexidine efektif melawan bakteri dan
organisme lainnya termasuk jamur meskipun dalam konsentrasi rendah.
6. Antibiotic Paste
Merupakan pasta yang mengandung antibiotik (poliantibiotic paste;
penisilin, metronidazole, tetracycline). Tidak lebih baik dibandingkan
kalsium hidroksida sebagai medikamen. Contoh Ledermix paste
(Doxicycline + Corticosteroids) dapat digunakan dalam terapi emergensi
irreversible pulpitis.
G. Obturasi
Obturasi dilakukan jika tidak ada keluhan, pemeriksaan objektif seperti
perkusi dan palpasi negatif, serta tidak ada eksudat. Menurut Walton dan
Torabinejad (2002), teknik obturasi antara lain sebagai berikut.
a. Teknik Single Cone
Tahapan:
1) Pencampuran pasta saluran akar dan diulaskan pada jarum lentulo dan
guttap point untuk kemudian dimasukan kedalam saluran akar yang telah
dipreparasi jarum lentulo sesuai panjang kerja dan diputar berlawanan
jarum jam
2) Pilih guttap point yang diameternya sesuai dengan file terakhir yang
digunakan pada waktu preparasi saluran akar
3) Tandai guttap point sesuai dengan panjang kerja
4) Masukkan guttap point dalam saluran akar sebatas tanda
5) Guttap point yang memenuhi syarat dapat masuk saluran akar sebatas
panjang kerja dan rapat dengan dinding saluran akar
6) Guttap point di potong 1-2mm dibawah orifice dengan ekskavator yang
ujungnya telah di panasi
7) Kemudian dasar ruang pulpa diberi basis semen ZnPO4 lalu ditutup
kapas dan tumpatan sementara.
b. Teknik Kondensasi Lateral
Tahapan:
1) Pencampuran pasta
2) Guttap point nomor 25 (MAF) diulasi dengan pasta ke saluran akar
sesuai dengan tanda yang telah dibuat dan ditekan kearah lateral
menggunakan spreader
3) Ke dalam saluran akar diberi guttap tambahan, setiap memasukan guttap
di tekan ke arah lateral sampai saluran akar penuh dan spreader tidak
dapat masuk dalam saluran akar
4) Guttap point dipotong 1-2mm dibawah orifice dengan eskavator yang
telah dipanasi
5) Guttap point dipadatkan dengan root canal plugger
6) Bila pengisian sudah baik, maka dasar ruang pulpa diberi basis semen
ZnPO4, ditutup kapas dan tumpatan sementara.
c. Teknik Kondensasi Vertikal
Tahapan:
1) Guttap perca utama dimasukkan sesuai dengan instrumen terakhir yang
digunakan pada saluran dengan teknik step back
2) Dinding saluran dilapisi dengan lapis tipis semen dengan menggunakan
lentulo
3) Ujung koronal kerucut dipotong dengan instrumen panas segera
didorong ke dalam 1/3 koronal guttap perca
4) Condenser vertical dengan ukuran yang sesuai dimasukan dan tekanan
vertical dikenakan pada guttap perca yang telah dipanasi untuk
mendorong guttap perca yang menjadi plastis ke arah apikal
5) Kondensasi diulangi sampai guttap perca plastis menutup saluran
aksesori besar dan mengisi luman saluran akar
6) Bagian sisa saluran diisi dengan potongan tambahan guttap perca panas
7) Bila pengisisan sudah baik, maka dasar pulpa diberi basis semen ZnPO4,
kemudian ditumpat sementara.