Anda di halaman 1dari 22

RANGKUMAN ISBD PERTEMUAN KE 1 SAMPAI KE 8

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS JAMBI

Nama : M Arrijal Firdaus


NIM : L1A119152
Kelas : R-001

I
PENDAHUUAN

A. DASAR PEMIKIRAN
1. Latar Belakang Pedagogis
Inovasi pembelajaran dirasa perlu karena mahasiswa bukanlah mahluk kosong tanpa “ entry
behavior” yang tidak memiliki kemampuan dan kecakapan apapun, akan tetapi sebagai objek
berpotensi yang mampu mengkreasi dunia lingkungannya. Sehingga dengan memberikan posisi
yang seimbang antara aktifitas dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran akan mampu
memberikan hasil lebih, baik tambahan ilmu pengetahuan, meningkatnya sikap positif, dan
bertambahnya keterampilan pada mahasiswa.
2. Dasar Yuridis
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 40 Ayat 1
butir e. Terkait dengan visi, dan misi MBB (mata kuliah berkehidupan bermasyarakat) tidak
mungkin dicapai hanya dengan memperkenalkan konsep-konsep teoritis tanpa memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengkaji, mengkritisi, dan menganalisis serta ikut
memberikan kontribusi pada pengambilan kebijakan untuk memperbaiki kehidupan dan
lingkungannya.
B.       VISI, MISI, TUJUAN, DAN BAHAN ISBD
 
Visi dari ISBD yaitu :
“Agar berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka, dan arif
dalam memahami keragaman, dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika,
etika, dan moral dalam kehidupan kemasyarakatan”

Misi ISBD adalah :


didalam buku ILmu sosial Budayav Dasar, UNJ dituliskan bah misi ISBD adalah sebagai
berikut : “Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis , peka,
dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan mahluk sosial yang beradab serta
bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya”
Selain itu, misi isbd juga seperti berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan martabat
manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat.
2. Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika, moral, hukum dan budaya sebagai landasan
untuk menghormati dan menghargai antara sesama manusia sehingga akan terwujud
masyarakat yang tertib, teratur dan sejahtera
3. Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah sosial dan budaya serta mampu
bersikap kritis, analis dan responsif untuk memecahkan masalah tersebut secara arif di
masyarakat.
Tujuan Umum ISBD sbb :
1. pengembangan kepribadian manusia sebagai manusia mahluk sosial dan mahluk budaya
2. keampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial budaya dan masalah
lingkungan sosial budaya
3. kemampuan menyelesaikan secara halus, arif dan manusiawi masalah-masalah tsb.
Tujuan Khusus ISBD :
1. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya terutama untuk
kepentingan profesi
2. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah kemanusiaan serta
mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua masalah tersebut
3. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat kedaerahan dan tidak
terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam menanggapi dan menangani masalah dan
nilai-nilai dalam lingkungan sosial budaya
4. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi
5. Membina kemampuan berpikir dan bertindak objektif untuk menangkal pengaruh negatif yang
dapat merusak lingkungan sosial budaya. (sumber : buku unj)
selain itu :
1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk menguasai pengetahuan tentang
keragaman dan kesetaraan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam
kehidupan bermasyarakat
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa dalam memahami dan
memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai estetika, etika, moral, dan
hukum dalam kehidupan bermasyarakat
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada
mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk sosial yang
beradab dalam mmpraktikkan pengetahuan akademis dan keahliannya.
SEBERAPA PENDEKATAN DALAM ISBD :
Menurut Nuhman sumantri dalam ISBD diperlukan beberapa penndekatan, yaitu :

1. Pendekatan interdisipliner
“diharapkan agar mahasiswa dapat melihat masalah sosial dan budaya secara lebih luas dan
komprehensif, sehingga mereka dikemudian hari dapat berperan serta memecahkan masalah-
masalah sosial”

2. Pendekatan monodisiplin

“artinya menggunakan tertentu dalam ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu budaya secara terpisah
(contoh : sejarah, hukum. geografi, politik, sosiologi, antropolgi, seni, sastra, psykologi sosial)

3. Pendekatan multidisiplin

“artinya dalam menyelesaikan masalah sosial , dan budaya diperlukan pendekatan multidisiplin
secara integratif, karena msalah yang kompleks memerlukan kajian dari berbagai disiplin ilmu ,
baik secara interdisipliner yang menggunakan berbagai disiplin ilmu ilmu secara terpadu dalam
mengkaji suatu masalahmaupun crossdisipliner (menggunakan 2 disiplin dari sudut pandang
yang berbeda) atau transdisipliner (penggunaan berbagai disiplin ilmu ari sudut pandang yang
berbeda) untuk mengkaji suatu masalah”

Philip H. Phenik (1964: 6-8) mengemukakan bahwa makna-makna esensial yang melekat dalam
kehidupan masyarakat dan budaya manusia meliputi, yaitu :
 Simbolik,  meliputi bahasa, matematika, termasuk juga isyarat-isyarat, upacara, tanda-
tanda kebesaran, dan sebangsanya. Makna simbolik ini sangat berarti dalam kehidupan
bermasyarkat-berbudaya manusia.
 Empirik, mencakup ilmu kealaman, hayati, kemanusiaan. Makna empirik ini
mengembangkan kemampuan teoritis, konseptual, analitis, generalisasi berdasarkan
fakta-fakta, dan kenyataan yang bisa diamati.
 Estetik, meliputi berbagai seni seperti musik, karya seni, ksenian, sastra dll
 Sinoetik, berkenaan dengan perasaan, kesan, penghayatan dan kesadaran yang mendalam.
Kedalam makna ini termasuk empati, simpati dan sebangsanya
 Sinoptik, berkenaan dengan pengertian yang terpadu dan mendalam seperti agama,
filsafat.

II
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

A. Habitat manusia sebagai makhluk individu dan sosial


    Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup atau makhluk
individu maksudnya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan
dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia.
Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui
kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil
melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk
hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu. Manusia juga sebagai
mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai
dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan
sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti membutuhkan
lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhkan
satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi.  Manusia pun berlaku sebagai makhluk
sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk
menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup
sejenisnya.
 
B. Peranan manusia sebagai mahluk individu dan sosial
     Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan
yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam banyak hal banyak pula persamaan
disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosaialnya,
melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi
terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu
keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek
organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada
salah satu aspek, maka akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu
sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan
lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita
sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat
kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk menjaga
lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri dimasa akan datang.

C.Dinamika.Interaksi.Sosial
     Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan
sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya,
antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau
maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan
komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial
Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi
terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat
menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi
tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu
yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan
di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi
waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam
interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak
publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada
dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk
interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas.
Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini
dibuat oleh individu dan masyarakat.
 
 D. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
      Individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan
masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu
sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri
manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika
kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan
masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan
contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka
tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema anatara
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus
diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya
hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan
dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh
suatu kelompok masyarakat.
 Kita semua berharap pada setiap perubahan jaman yang akan mewujudkan harapan dan cita-cita
setiap individu sebagai personalitas dan masyarakat sebagai komplementer. Karena terwujudnya
suatu tatanan kehidupan yang harmonis dalam suatu lingkungan yang damai adalah harapan
setiap insan di dunia dan meskipun dengan meniadakan sama sekali terjadinya konflik adalah
suatu hal yang tidak mungkin disebabkan banyaknya kepentingan individu (egoistis, atomistis)
dalam mencapai tujuannya dan individu didalam suatu masyarakat (kolektivistis) terkadang
memungkin terjadinya konflik dan penyerapan konflik diupayakan melalui hasrat yang bersifat
mengatur atau menjaga keseimbangan karena apabila tidak suatu fungsi yang mengatur atau
menjaga keseimbangan maka kedua kepentingan tersebut akan tidak dapat dikendalikan.
III
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BERBUDAYA
Manusia memiliki kemapuan untuk mengola potensi diri (akal pikiran) interaksi dan
mengola lingkungan. Dalam mengola diri, manusia melahirkan ilmu dan keyakinan diri.
Berinteraksi melahirkan tata aturan dan norma. Sedangkan mengola lingkungan, selain
melahirkan organisasi juga melahirkan alat dan teknologi.

Keseluruhan dari kemampuan pengolahan manusia itu, baik secara individual maupun
kolektif, disebut budaya. Dengan kata lain, dimana ada manusia disana ada masyarakat dan
dimana ada masyarakat disana ada kebudayaan oleh karena itu manusia adalah makhluk budaya.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan


bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitandengan budi
dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Menurut Koentjaraningrat: kebudayaan adalah
seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus
didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Selain
itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
1. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud
pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing
anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup
2. Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atasaktifitas-
aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang
lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem
sosial ini bersifat nyata atau konkret
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya
manusia dalam masyarakat.

Manusia dinilai makhluk yang berbudaya jika manusia tersebut memiliki akal dan pikiran
yang selalu aktual dalam mengisi kehidupannya dengan tidak lelah mencari ilmu pengetahuan
apapun untuk mengembangkan kepribadiannya. Dengan berbekal akal dan pikiran yang terus-
menerus diasah, diharapkan manusia tersebut mencapai tujuan-tujuan hidup mereka dengan baik.
Sehingga dari hal tersebut, manusia dapat membagi apa yang telah meraka dapatkan dengan
manusia-manusia lainnya yang membutuhkan.

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa di sebuah lingkungan tertentu akan berbeda
kebiasaanya dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula. 

Menurut Clyde Kluckhohm menyebut ada beberapa unsur kebudayaan yaitu bahasa, system
pengetahuan, organisasi sosial system peralatan hidup dan teknologi, system mata pencarian
system religi dan kesenian :
1. Bahasa yaitu alat komunikasi, baik yang di wujudkan dalam bentuk bahasa lisan, tulisan,
atau simbolik.
2. Pengetahuan yaitu aspek fungsi dari akal pikran manusia.
3. Organisasi sosial yaitu kelembagaan sosial dimasyarakat baik yang bersifat primer
(alamiah) maupun sekunder ( dibentuk)
4. Kesenian yaitu wujud ekspresi seni masyarakat. Dalam konteks kesehatan yaitu
penggunaan music yang digunakan dalam terapi kesehatan tata ruang kamar rumah sakit
secara indah juga termasuk kedalam wujud kesenian
5. Alat dan teknologi yaitu perangkat bantu dalam memperlancar aktifitas manusia dalam
mencapai kebutuhan hidupnya
6. Religi, yaitu aspek kepercayaan dan keyakinan manusia pada al-khaliq atau sesuatu yang
suci
7. Mata pencaharian setiap masyarakat memiliki unsure mata pencaharian mulai bertanya
sampai menjual jasa, tenaga kesehatan adalah mata pencaharian penjual jasa
8. Sistem pendidikan yaitu proses manusia dalam mengsosialisasikan nilai dan norma
kepada anggota masyarakatnya, baik dilingkungan rumah keluarga atau lembaga sosial
tertentu.

IV
KERAGAMAN DAN KESETARAAN MASYARAKAT
A. Hakikat Keberagaman dan Kesetaraan Sosial
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai pulau dan daerah yang memiliki karakteristik yang
berbeda
Adanya perbedaan tersebut membuat bangsa Indonesia memiliki beragam budaya, adat istiadat,
suku bangsa, dan lain-lain.
Keberagaman ini mendorong setiap individu yang berasal dari setiap daerah memiliki tingkah
laku dan aktivitas yang berbeda-beda.
Perbedaan inilah yang menyebabkan keberagam- an sosial.
1. Keberagaman Sosial
Faktor pendorong keberagaman:
Faktor bawaan yang dibawa individu sejak lahir
Faktor lingkungan, baik lingkungan alam, lingkung-an keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Faktor waktu yang mengisi kehidupan manusia
Adanya interaksi yang membawa perubahan dan perkembangan manusia.
Keberagaman individu terletak pada perbedaan perse- orangan, sedangkan keberagaman sosial
terletak pada keberagaman masyarakat yang satu dengan yang lainnya
Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok, yang tinggal
bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah menurut garis budaya masing-masing.
Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat dari dua variabel yaitu kemajemukan budaya dan
kemajemukan sosial.
Kemajemukan budaya ditentukan oleh indikator- indikator genetik-sosial (ras, etnis, suku),
budaya (kultur, nilai, kebiasaan), bahasa, agama, kasta, ataupun wilayah.
Kemajemukan sosial ditentukan indikator-indikator seperti kelas, status, lembaga, ataupun
power.
2. Kesetaraan Sosial
Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi
atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
memiliki ting- kat atau kedudukan yang sama.
Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa semua manusia
diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibanding makhluk lain.
Dalam masyarakat terdapat tiga macam kedudukan, yaitu:
Ascribed status : status yang dimiliki secara otomatis / tanpa usaha, contoh: kasta,
kebangsawanan
Achieved status : status yang diperoleh dengan usaha atau disengaja, contoh: pendidikan, dll
Assigned status : status yg diperoleh karena jasa-jasa-nya (karena pemberian/penghargaan),
contoh: penghargaan (tanda jasa), gelar pahlawan.
B. Faktor Penyebab Keberagaman Sosial
Indonesia memiliki perbedaan suku bangsa, etnis, agama, bahasa, kesenian, dan kedaerahan yang
diang-gap sebagai karakteristik dalam kehidupan sosial.
Keberagaman tersebut dianggap sebagai ciri masyara- kat Indonesia yang bersifat majemuk
Istilah ‘majemuk’ diperkenalkan oleh Furnivall untuk menggambarkan masyarakat Indonesia
pada masa Hindia Belanda.
Karakteristik masyarakat majemuk
Pierre L. Van den Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat majemuk:
1. terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu
dengan yang lain
2. memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer
3. kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota-anggotanya terhadap nilai-
nilai yang bersifat dasar
4. secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain
5. secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi
6. adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain
Meskipun masyarakat Indonesia bersifat majemuk, namun manusia pada hakekatnya adalah
sama dan sederajat.
Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari faktor penyebabnya.
Faktor penyebab keberagaman sosial, yaitu:
.
a. Faktor Sejarah
Berdasarkan sejarahnya, bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa Barat
Bangsa Barat yang pernah menjajah Indonesia antara lain Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda
Berdasarkan sejarah panjang bangsa Indonesia menjadikan Indonesia memiliki keragaman, baik
dari agama, stratifikasi sosial, suku bangsa, budaya, bahasa, dan lain sebagainya.
b. Faktor Geografis
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di
daratan mau- pun di dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang
erat dengan aktivitas manusianya.
Aktivitas penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi
fisiknya. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas
tanah serta kondisi peraian.
Secara geografis wilayah Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, yaitu Benua
Asia dengan Benua Australia. Sedangkan samudra yang membatasi adalah Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik.
Letak geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari
keadaan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.
Latar Belakang Keanekaragaman Masyarakat Indonesia
1. Kondisi geografis
Perbedaan kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dengan relief
beranekaragam dan satu dengan lainnya dihubungkan oleh laut dangkal, serta adanya masyarakat
yang terisolasi melahirkan suku bangsa yang memiliki budaya yang beraneka ragam pula.
2. Letak Indonesia di perlintasan Jalur Perdagangan
Indonesia terletak di antara dua samudera dan dua benua. Besarnya pengaruh asing dalam
membentuk keaneka- ragaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia yaitu antara lain
pengaruh kebudayaan India, Cina, Arab dan Eropa menyebabkan tumbuhnya bermacam-macam
agama di Indonesia
3. Topografi dan Pluralitas Regional
Iklim yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain menimbulkan kondisi alam yang
berbeda, sehingga menyebabkan keaneka- ragaman mata pencaharian.
C. Keberagaman dalam dinamika Sosial
Struktur masyarakat Indonesia yang beragam ditandai oleh ciri-ciri yang unik.
Secara horizontal, mereka ditandai oleh adanya kesa- tuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan- perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, perbedaan adat, serta perbedaan
kedaerahan.
Sedangkan secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan
vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah suatu proses perolehan hak dan kewajiban seseorang dalam
masyarakat yang berbeda satu sama lain atas dasar-dasar tertentu yang tidak menunjukkan
adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah
Perbedaan dalam diferensiasi sosial merupakan perbe- daan secara horizontal
Diferensiasi bisa berkembang menjadi stratifikasi apabila perbedaan ras dan kewajiban tersebut
dijadikan seba- gai ukuran untuk memperoleh hak istimewa
1. Diferensiasi berdasar ras
Ras adalah ketegori individu yang secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis
tertentu yang sama (Bruce J. Cohen).
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama (Horton dan
Hunt).
Diferensiasi Ras Menurut A.L. Kroeber
Ras Austroloid mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).
Ras Mongoloid mencakup Asiatic Mongoloid, Malayan Mongoloid, American Mongoloid.
Ras Kaukasoid mencakup Nordic, Alpine, Mediteranian, Indic.
Ras Negroid mencakup African Negroid, Negrito, Melanesian.
Ras Khusus mencakup Bushman, Veddoid, Polynesian, Ainu.
2. Suku Bangsa (Etnik)
Masyarakat yang tersebar di berbagai pulau akan memiliki perbedaan budaya
Suku bangsa adalah kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan budaya dan seringkali
memiliki bahasa yang sama.
Mereka percaya memiliki ikatan darah dan nenek moyang yang sama.
Ciri Mendasar Dari Suku Bangsa
suku bangsa memiliki kesamaan budaya sebagai berikut:
 Ciri fisik
 Bahasa daerah
 Kesenian
 Adat-istiadat
3. Diferensiasi Agama
Pada prinsipnya manusia adalah makhluk yang memiliki rasa kagum terhadap sesuatu yang
dianggap lebih hebat dari dirinya.
Atas dasar itu kita sangat sulit menyatakan bahwa kepercayaan sendiri lebih baik dari
kepercayaan yang lain.
Dalam perkembangannya agama mempengaruhi ma- syarakat dan juga sebaliknya sehingga
terjadi interaksi yang dinamis.
Komponen-komponen Agama:
 Emosi keagamaan
 System keyakinan
 Upacara keagamaan
 Tempat ibadah
 Umat
4. Diferensiasi Jenis Pekerjaan
Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis
pekerjaan atau profesinya.
Profesi biasanya berkaitan dengan suatu keterampilan khusus.
Perbedaan profesi biasanya berpengaruh terhadap perilaku sosialnya.
Contoh: nelayan memiliki kehidupan yang lebih keras dibandingkan masyarakat yang tinggal di
pengunungan
5. Diferensiasi Jenis Kelamin
Pada masyarakat tertentu, perbedaan jenis kelamin menentukan tingkatnya.
Gender: perilaku yang diharapkan masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya.
Alasan keluarga mementingkan anak laki-laki dari pada anak perempuan:
 Alasan tenaga kerja
 Meneruskan keturunan terutama pada masyarakat patrilineal
 Menjaga anak perempuan lebih sulit dibanding laki-laki
Diskriminasi Gender
Perempuan dianggap sebagai warga kelas dua
Alasan perlakuan tersebut:
Wanita dianggap makhluk lemah (hamil, datang bulan, fisik lebih lemah)
Emosional dan sensitif (mudah iba, menangis)
6. Diferensiasi Klan
Klan diartikan sebagai perbedaan masyarakat berdasar- kan garis keturunan yang sama,
umumnya terjadi di masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu
(matrilineal).
Patrilineal adalah klan yang berasal dari garis keturunan ayah.
Matrilineal adalah klan yang berasal dari garis keturunan ibu
Bagan kekerabatan

V.
MANUSIA NILAI, MORAL DAN HUKUM

1. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan,
manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism).
2. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
1. Sifat-Sifat Nilai Adalah Sebagai Berikut:
a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai.
2. Defenisi Nilai Dari Berbagai Sudut Pandang.
a. Menurut Cheng (1955): nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya
hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia,
sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki (dalam lasyo, 1999,
halm.1)
b. Menurut Lasyo (1999, halm.9) sebagai berikut: nilai bagi manusia merupakan landasan
atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.
c. Menurut Dardi Darmodihardjo (1986, halm. 36): nilai adalah yang berguna bagi
kehidupan manusia jasmani dan rohani.
· Adapun Ciri-Ciri Nilai :
1. Menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).

3. Macam-Macam Nilai
· Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam,yaitu:
1. Nilai logika adalah nilai benar salah
2. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
3. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk

· Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu
adalah sebagai berikut.
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi aktivitas manusia
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Terdiri dari nilai
kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilai religius.
4. Jenis-Jenis Nilai
Nilai terbagi atas 2, yaitu:
1. Nilai Estetika
Estetika berhubungan dengan keindahan.
2. Nilai Etika
berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar salah.
· Menurut Bertens (2001, hal 6) menyebutkan ada tiga jenis etika, yaitu :
1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini adalah kode etik.
3. Etika mempunyai arti lagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika disini sama artinya
filsafat moral.

· Menurut Max Schelle (dalam Kaelan, 2002, hal 175), hierarki nilai terdiri dari:
1. Nilai Kenikmatan, nilai yang mengenakkan atau tidak mengenakkan berkaitan dengan indra
manusia yang menyebabkan manusia senang atau menderita.
2. Nilai Kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan.
3. Nilai Kejiwaan, yaitu nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun lingkungan.
4. Nilai Kerohanian, yaitu moralitas nilai yang suci atau tidak suci.
· Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu
adalah sebagai berikut :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia. Contoh: mobil, rumah, televisi, dan lain-lain.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas. Contoh: air, makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian
meliputi :
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia. Contoh: adat istiadat.
b. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan (emotion) manusia.
Contoh: seni tari, seni musik, dan seni gambar.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa,Will) manusia.
Contoh: etika makan, etika berbicara, etika duduk, dan lain-lain.

5. Fungsi Nilai
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia, yaitu:
a. Sebagai faktor pendorong : nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
b. Sebagai petunjuk arah : nilai berkaitan dengan cara berpikir , berperasaan, bertindak serta
menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
c. Nilai sebagai pengawas : nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
d. Nilai sebagai alat solidaritas : Nilai dapat menjaga solidaritas di kalangan kelompok atau
masyarakat.
e. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
f. Nilai sebagai benteng perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya dalam dalam
suatu kelompok/masyarakat.

5. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini mempunyai
sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa Indonesia, kata moral
berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata
tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Makna moral
yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa
dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

a. Jenis moral
Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:
1. Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku
atau sikap yang mau diambil.
2. Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif memberikan penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
b. Fungsi moral
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:
1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai
bagian masyarakat
2. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.

B. LAHIRNYA/TERBENTUKNYA NILAI MORAL


1. Proses Terbentuknya Nilai Moral Manusia
Adapun proses yang mempengaruhi sehingga terbentuknya nilai moral pada manusia yaitu :
a. Pengaruh kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai moral
Keluarga bagian dari masyarakat, terpengaruh oleh tunututan kemajuan yang terjadi, namun
masih banyak orang meyakini bahwa nilai moral itu hidup dan dibangun dalam lingkungan
keluarga.

b. Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral


Sebagai makhluk sosial, anak pasti punya teman, dan pergaulan dengan teman akan menambah
pembendaharaan informasi yang akhirnya akan mempengaruhi berbagai jenis kepercayaan yang
dimilikinya. Keluarga sering dikagetkan oleh penolakan anak ketika memberikan nasihat, dengan
alasan bahwa apa yang disampaikan orang tua berbeda atau bertentangan dengan “aturan” yang
disampaikan oleh temannya.

c. Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu


Masalah hampir tidak ada seorangpun yang memandang pentingnya membantu anak untuk
menghilangkan kebingungan yang ada pada pikiran atau kepala mereka. Hampir tidak ada
seorang pun yang memandang penting membantu anak untuk memecahkan dan menyelesaikan
pemikiran yang memusingkan tersebut.
d. Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral
Komunikasi mutakhir tentu fokus akan mengembangkan suatu pandangan hidup yang terfokus
sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak. Namun media-media tersebut justru
meyuguhkan berbagai pandangan hidup yang sangat variatif pada anak.
e. Pengaruh otak atau berfikir terhadap perkembangan nilai moral
Pengalaman itu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prose pematangan, dengan
demikian guru/pendidik dapat dan harus membimbing anak melaui proses yang kontinu melalui
pengembangan situasi bermasalah yang memperkaya kesempatan berfikir.
f. Pengaruh informasi terhadap perkembangan nilai moral
Setiap hari manusia mendapatkan informasi, informasi ini berpengaruh terhadap system
keyakinan yang dimiliki oleh individu, baik infomasi itu diterima secara keseluruhan, diterima
sebagian atau ditolak semuanya, namun bagaimanapun informasi itu ditolak akan menguatkan
keyakinan yang telah ada pada individu tersebut.
2. Proses Terbentuknya Hukum
Terjadinya hukum di Inggris pada awalnya dan terus berkembang adalah hukum berasal dari
kebiasaan dalam masyarakat dan dikembangkan oleh keputusan-keputusan pengadilan. Hukum
Inggris yang demikian ini dinamakan common law, yang pertumbuhannya dimulai pada tahun
1066, saat berkuasanya William The Conqueror.
Pandangan-pandangan ekstrim tentang terjadinya hukum secara umum dikatakan oleh J.P
Glastra Van Loon adanya dua pandangan ekstrim, yaitu:
a. Pandangan legisme, (yang berkembang dan berpengaruh ampai pertengahan abad ke 19)
Menurut pandangan ini hukum terbentuk hanya oleh perundang-undangan. Dan hakim secara
tegar terikat pada undang-undang, peradilan adalah hal menerpakan secara mekanis dari
ketentuan undang-undang pada kejadian-kejadian yang konkrit.
b. Pandangan Freirechtslehre (abad 19/20)
Menurut pandangan ini hukum terbentuk hanya oleh peradilan, undang-undang, kebiasaan, dan
sebagainya hanyalah sarana-sarana pembantu bagi hukum dalam menenemukan hukum pada
kasus-kasus konkrit.
Perwujudan Nilai, Moral, dalam Masyarakat dan Negara
Pada umumnya kesadaran hukum dikaitkan dengan ketaatan hukum atau efektifitas hukum untuk
mengambarkan keterkaitan antara kesadaran hokum dengan ketaatan hukum terdapat suatu
hipotesis yang dikemukakan oleh Berl Kutchinsky, yaitu “a ‘strong legal consciousness’ is
sometimes considered the cause of adherence to law (sometimes it is just another word for that)
while a weak lrgal conciousness’ is consideredto cause of crime and evil”. Kuatnya kesadaran
tentang undang – undang (hukum) kadang - kadang dipertimbangkan menjadi penyebab
kesetiaan dan ketaatan hukum (meskipun hanya sekedar kata – kata saja).
Tentang faktor faktor yang menyebabkan masyarakat mematuhi hokum antara lain adalah :
1. compliance.
2. Identification.
3. Internalization.
4. Society Interest.

4 indikator kesadaran hukum ,yaitu:


1. pengetahuan hukum
2. Pemahaman hokum
3. Sikap hukum
4. Pola perilaku hukum.

C. HAKIKAT DAN PERWUJUDAN NILAI DAN MORAL


1. Hakikat nilai dan moral
Pembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan etika. Bertens (2001) menyebutkan ada
3jenis makna etika, yaitu
a. Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan adalah bagi masyarakat
atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Etika yang dimaksud adalah kode etik
c. Etika berarti ilmu tenteng baik dan buruk. Etika yang dimaksud sama dengan istilah
filsafat moral.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat selalu berkaitan dengan nilai. Misalkan kita
mengatakan bahwa orang itu baik atau lukisan itu indah. Berarti kita melakukan penilaian
terhadap suatu objek. Baik dan indah adalah contoh nilai. Masyarakat memberikan nilai pada
sesuatu. Sesuatu itu bisa dikatakan adil, baik, indah, cantik, anggun dan sebagainya.
Istilah nilai (Value) menurut Kamus Poerwodarminto diartikan sebagai berikut.
a. Harga dan arti taksiran misalnya nilai emas
b. Harga sesuatu misalnya uang
c. Angka, skor.
d. Kadar, mutu.
e. Sifat-sifat atau hal-hal penting bagi masyarakat
Beberapa pendapat tentang pengertian nilai dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Menurut Bambang Daroeso nilai adalah suatu kwalitas atau penghargaan terhadap sesuatu,
yang menjadi dasar penentu tingkah laku masyarakat.
b. MenurutDarji Darmodiharjo adalah kwalitas atu keadaan yang bermanfaat bagi masyarakat
baik lahir ataupun batin.

Sesuatu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat sebagai berikut.
a. Menyenangkan (peasent).
b. Berguna (useful).
c. Memuaskan (satisfying).
d. Menguntungkan (profitable)
e. Keyakinan (interesting)
f. Keyakinan (belief)
Ada dua pendapat mengenai nilai. Pendapat pertama mengatakan bahwa nilai itu objektif,
sedangkan pendapat sedangkan pendapat kedua mengatakan nilai itu subjektif, menurut aliran
idealisme ,nilai itu objektif, ada pada sesuatu. Tidak ada yang diciptakan di dunia tanpa ada suatu
nilai yang melekat di dalamnya. Dengan demikian, segala sesuatu ada nilainya dan bernilai bagi
masyarakat. Hanya saja manusia tidak atau belum tahu nilai apa dari objek tersebut. Aliran ini
disebut juga aliran objektivisme.

D. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN HUKUM


Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat, dan
hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam
masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat.
Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan
mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.

E. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MORAL


Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal daribahasa kuno yang berarti
ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak artiyaitu tempat tinggal biasa, padang
rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraberfiki. Dalam bentuj jamak ethos (ta etha) yang
artinya adat kebiasaan. Moralberasal dari bahsa latin yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti
adat, cara, dantampat tinggal. Dengan demikian secara etismologi kedua kata tersebut
bermaknasama hannya asal uasul bahasanya yang berbeda dimana etika dari bahasa
yunanisementara moral dari bahasa latin.

F. HUBUNGAN NILAI DENGAN MORAL

Moral adalah bagian dari nilai yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah moral. Nilai moral
berkaitan dengan perilaku manusia (human) tentang hal baik-buruk.
Dalam filsafat nilai dibedakan 3 jenis :
1. Nilai logika yaitu nilai tentang benar-salah
2. Nilai etika yaitu nilai tentang baik-buruk
3. Nilai estetika yaitu nilai tentang indah jelek
Nilai etik/etika adalah nilai tentang baik-buruk yang berkaitan dengan perilaku manusia. Jadi
kalau kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan berarti wajahnya buruk tetapi menunjuk
perilaku orang itu yang buruk. Nilai etik adalah nilai moral Jadi Moral yang dimaksudkan adalah
nilai moral sebagai bagian dari nilai.
Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :
a. Hati Nurani Merupakan fenomena moral yang sangat hakiki.
b. Hati nurani merupakanpenghayatan tentang baik atau buruk mengenai
c. Perilaku manusia dan hati nuraniini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan
selalu terkait dalamdengan situasi kongkret. Dengan hati nurani manusia akan
sanggupmererfleksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga mengenal
orang.
d. Kebebasan dan tanggung jawab.
e. Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena manusia
pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasanitu juga terbatas karena tidak
boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lainketika mereka melakukan interaksi. Jadi,
manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh lingkungannya sebagai akibat tidak
mampunya ia untuk hidupsendiri.
G. PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI MORAL

1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam pembinaan Nilai Moral


Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini karena dalam
keluargalah, pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia pendidikan dan
masyarakat. Kehidupan keluarga yang baik akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan nilai
moral anak ke arah yang baik, begitu pula sebaliknya.
2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku
generasi muda dalam hal moralnya. Berteman dengan teman yang tidak baik sikap dan
perilakunya juga tutur katanya akan menyebabkan anak akan cepat meniru hal-hal negative,
sebaliknya jika berteman dengan orang yang senantiasa berbuat baik juga akan menyebabkan
anak meniru hal-hal positif tersebut.
3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Figur otoritas harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat, khususnya bagi generasi
muda. Pengaruh figure otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu sangat besar
pengaruhnya. Figur masyarakat seperti presiden, pejabat pemerintah, maupun artis idola harus
memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari karena berpengaruh terhadap pembinaan
mental dan norma generasi muda.
4. Pengaruh Media Telekomunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Pengaruh media telekomunikasi akhir-akhir ini memang cukup memprihatinkan di
kalangan generasi muda. Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya digunakan
sesuai fungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan generasi muda kita. Perilaku pergaulan
bebas dan seks bebas akhirnya merambah dengan begitu cepat di kalangan generasi muda.
5. Pengaruh Media Elektronik dan Internet terhadap Pembinaan Nilai Moral
Media Elektronik dan internet menjadi sarana penyebarluasan globalisasi, yang
mengandung unsur negative di dalamnya. Pengaruh negatif tersebut dapat mempengaruhi sikap
dan pikiran generasi muda.

VI

KORUPSI DAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


Korupsi dianggap sebagai kerugian besar bagi pembangunan. Korupsi umumnya berarti
penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi. Korupsi adalah pelanggaran dan
merupakan salah satu bentuk penyakit sosial. Sebenarnya korupsi ada hubungannya dengan
masalah moralitas, kekasaran dan keadaan, posisi dalam
lembaga pemerintah atau aparatur, penyalahgunaan kekuasaan di kantor karena pemberian,
ekonomi dan politik faktor, dan penempatan keluarga atau kelas ke layanan resmi di bawah
otoritas posisinya.

Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain melalui
kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan. Untuk keperluan perkuliahan
dipandang perlu untuk membuat sebuah Buku Ajar yang berisikan materi dasar mata kuliah
Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa. Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa bertujuan
untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya
serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan
budaya anti korupsi di kalangan mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan
serta aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

VII

PERKEMBANGAN IPTEK MASYARAKAT

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi
masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri akan
kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.

Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi,
pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi
internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.

VIII

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN


Antara manusia dan lingkungan memiliki hubungan ketergantungan yang sangat erat.
Manusia dalam hidupnya senantiasa berinteraksi dengan lingkungan di mana manusia itu berada.
Lingkungan hidup mencakup keadaan alam yang luas. Dalam lingkungan alamnya manusia
hidup dalam sebuah ekosistem yakni suatu unit atau satuan fungsional dari makhluk-makhluk
hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat komponen abiotik pada umumnya
merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya: tanah,
udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer, air, cahaya, suhu atau temperatur, sedangkan
komponen biotik diantaranya adalah: produsen, konsumen, dan pengurai. Kehidupan manusia
sangat tergantung pada keadaan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan lingkungan fisik yang ada
disekitarnya.

Lingkungan dapat mengalami suatu perubahan dalam proses interaksi dengan hidup
manusia. Perubahan lingkungan banyak terjadi  di daerah kota bila dibandingkan dengan daerah
pelosok (pedesaan) dimana penduduknya lebih  sedikit dan terkesan primitif. Perubahan
lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi pada
lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena
berkurangnya fungsi dari sebagian komponen lingkungan. Dengan campur tangan manusia dan
faktor alami yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Dampak dari
perubahannya belum tentu sama, tetapi manusia  yang memiliki kemampuan berfikir dan
penalaran yang tinggi, memiliki budaya, pranata sosial dan pengetahuan serta teknologi yang
makin berkembang, maka manusia dimampukan untuk dapat menghadapi serta mengatasinya.
Perubahan lingkungan terhadap kehidupan manusia akan membawa dampak bagi kehidupan
manusia baik secara positif ataupun negatif. Perubahan lingkungan berdampak positif berarti
baik dan menguntungkan bagi kehidupan manusia maupun lingkungan tersebut, serta berdampak
negatif berarti tidak baik dan tidak menguntungkan karena dapat mengurangi kemampuan alam
lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya maupun merugikan manusia. Contoh
dampak perubahan lingkungan yang positif: penebangan pohon untuk dimanfaatkan kayunya
dengan menanam kembali pohon untuk mengganti yang telah ditebang; penerapan panca usaha
tani untuk meningkatkan produktivitas; serta  penanaman kembali pohon karena kebakaran untuk
daerah resapan air dan mencegah erosi. Contoh dampak negatif perubahan lingkungan: lahan
menjadi gersang dan gundul karena bencana gunung meletus atau penebangan hutan secara liar;
terjadinya erosi karena penggundulan hutan; terjadi banjir di daerah pemukiman karena tidak ada
saluran air dan daerah resapan air yang dipengaruhi oleh pembangunan gedung baik perumahan,
kantor, dan toko; berkurangnya ekosistem yang hidup di air karena terjadi pencemaran di air;
serta penggunaan pupuk buatan dan pestisida secara terus-menerus yang mengakibatkan
pencemaran dan lama-kelamaan dapat mengurangi kesuburan tanah.

Anda mungkin juga menyukai