FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS JAMBI
I
PENDAHUUAN
A. DASAR PEMIKIRAN
1. Latar Belakang Pedagogis
Inovasi pembelajaran dirasa perlu karena mahasiswa bukanlah mahluk kosong tanpa “ entry
behavior” yang tidak memiliki kemampuan dan kecakapan apapun, akan tetapi sebagai objek
berpotensi yang mampu mengkreasi dunia lingkungannya. Sehingga dengan memberikan posisi
yang seimbang antara aktifitas dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran akan mampu
memberikan hasil lebih, baik tambahan ilmu pengetahuan, meningkatnya sikap positif, dan
bertambahnya keterampilan pada mahasiswa.
2. Dasar Yuridis
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 40 Ayat 1
butir e. Terkait dengan visi, dan misi MBB (mata kuliah berkehidupan bermasyarakat) tidak
mungkin dicapai hanya dengan memperkenalkan konsep-konsep teoritis tanpa memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengkaji, mengkritisi, dan menganalisis serta ikut
memberikan kontribusi pada pengambilan kebijakan untuk memperbaiki kehidupan dan
lingkungannya.
B. VISI, MISI, TUJUAN, DAN BAHAN ISBD
Visi dari ISBD yaitu :
“Agar berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka, dan arif
dalam memahami keragaman, dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika,
etika, dan moral dalam kehidupan kemasyarakatan”
1. Pendekatan interdisipliner
“diharapkan agar mahasiswa dapat melihat masalah sosial dan budaya secara lebih luas dan
komprehensif, sehingga mereka dikemudian hari dapat berperan serta memecahkan masalah-
masalah sosial”
2. Pendekatan monodisiplin
“artinya menggunakan tertentu dalam ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu budaya secara terpisah
(contoh : sejarah, hukum. geografi, politik, sosiologi, antropolgi, seni, sastra, psykologi sosial)
3. Pendekatan multidisiplin
“artinya dalam menyelesaikan masalah sosial , dan budaya diperlukan pendekatan multidisiplin
secara integratif, karena msalah yang kompleks memerlukan kajian dari berbagai disiplin ilmu ,
baik secara interdisipliner yang menggunakan berbagai disiplin ilmu ilmu secara terpadu dalam
mengkaji suatu masalahmaupun crossdisipliner (menggunakan 2 disiplin dari sudut pandang
yang berbeda) atau transdisipliner (penggunaan berbagai disiplin ilmu ari sudut pandang yang
berbeda) untuk mengkaji suatu masalah”
Philip H. Phenik (1964: 6-8) mengemukakan bahwa makna-makna esensial yang melekat dalam
kehidupan masyarakat dan budaya manusia meliputi, yaitu :
Simbolik, meliputi bahasa, matematika, termasuk juga isyarat-isyarat, upacara, tanda-
tanda kebesaran, dan sebangsanya. Makna simbolik ini sangat berarti dalam kehidupan
bermasyarkat-berbudaya manusia.
Empirik, mencakup ilmu kealaman, hayati, kemanusiaan. Makna empirik ini
mengembangkan kemampuan teoritis, konseptual, analitis, generalisasi berdasarkan
fakta-fakta, dan kenyataan yang bisa diamati.
Estetik, meliputi berbagai seni seperti musik, karya seni, ksenian, sastra dll
Sinoetik, berkenaan dengan perasaan, kesan, penghayatan dan kesadaran yang mendalam.
Kedalam makna ini termasuk empati, simpati dan sebangsanya
Sinoptik, berkenaan dengan pengertian yang terpadu dan mendalam seperti agama,
filsafat.
II
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
C.Dinamika.Interaksi.Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan
sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya,
antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau
maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan
komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial
Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi
terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat
menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi
tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu
yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan
di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi
waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam
interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak
publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada
dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk
interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas.
Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini
dibuat oleh individu dan masyarakat.
D. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
Individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan
masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu
sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri
manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika
kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan
masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan
contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka
tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema anatara
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus
diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya
hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan
dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh
suatu kelompok masyarakat.
Kita semua berharap pada setiap perubahan jaman yang akan mewujudkan harapan dan cita-cita
setiap individu sebagai personalitas dan masyarakat sebagai komplementer. Karena terwujudnya
suatu tatanan kehidupan yang harmonis dalam suatu lingkungan yang damai adalah harapan
setiap insan di dunia dan meskipun dengan meniadakan sama sekali terjadinya konflik adalah
suatu hal yang tidak mungkin disebabkan banyaknya kepentingan individu (egoistis, atomistis)
dalam mencapai tujuannya dan individu didalam suatu masyarakat (kolektivistis) terkadang
memungkin terjadinya konflik dan penyerapan konflik diupayakan melalui hasrat yang bersifat
mengatur atau menjaga keseimbangan karena apabila tidak suatu fungsi yang mengatur atau
menjaga keseimbangan maka kedua kepentingan tersebut akan tidak dapat dikendalikan.
III
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BERBUDAYA
Manusia memiliki kemapuan untuk mengola potensi diri (akal pikiran) interaksi dan
mengola lingkungan. Dalam mengola diri, manusia melahirkan ilmu dan keyakinan diri.
Berinteraksi melahirkan tata aturan dan norma. Sedangkan mengola lingkungan, selain
melahirkan organisasi juga melahirkan alat dan teknologi.
Keseluruhan dari kemampuan pengolahan manusia itu, baik secara individual maupun
kolektif, disebut budaya. Dengan kata lain, dimana ada manusia disana ada masyarakat dan
dimana ada masyarakat disana ada kebudayaan oleh karena itu manusia adalah makhluk budaya.
Manusia dinilai makhluk yang berbudaya jika manusia tersebut memiliki akal dan pikiran
yang selalu aktual dalam mengisi kehidupannya dengan tidak lelah mencari ilmu pengetahuan
apapun untuk mengembangkan kepribadiannya. Dengan berbekal akal dan pikiran yang terus-
menerus diasah, diharapkan manusia tersebut mencapai tujuan-tujuan hidup mereka dengan baik.
Sehingga dari hal tersebut, manusia dapat membagi apa yang telah meraka dapatkan dengan
manusia-manusia lainnya yang membutuhkan.
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa di sebuah lingkungan tertentu akan berbeda
kebiasaanya dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Menurut Clyde Kluckhohm menyebut ada beberapa unsur kebudayaan yaitu bahasa, system
pengetahuan, organisasi sosial system peralatan hidup dan teknologi, system mata pencarian
system religi dan kesenian :
1. Bahasa yaitu alat komunikasi, baik yang di wujudkan dalam bentuk bahasa lisan, tulisan,
atau simbolik.
2. Pengetahuan yaitu aspek fungsi dari akal pikran manusia.
3. Organisasi sosial yaitu kelembagaan sosial dimasyarakat baik yang bersifat primer
(alamiah) maupun sekunder ( dibentuk)
4. Kesenian yaitu wujud ekspresi seni masyarakat. Dalam konteks kesehatan yaitu
penggunaan music yang digunakan dalam terapi kesehatan tata ruang kamar rumah sakit
secara indah juga termasuk kedalam wujud kesenian
5. Alat dan teknologi yaitu perangkat bantu dalam memperlancar aktifitas manusia dalam
mencapai kebutuhan hidupnya
6. Religi, yaitu aspek kepercayaan dan keyakinan manusia pada al-khaliq atau sesuatu yang
suci
7. Mata pencaharian setiap masyarakat memiliki unsure mata pencaharian mulai bertanya
sampai menjual jasa, tenaga kesehatan adalah mata pencaharian penjual jasa
8. Sistem pendidikan yaitu proses manusia dalam mengsosialisasikan nilai dan norma
kepada anggota masyarakatnya, baik dilingkungan rumah keluarga atau lembaga sosial
tertentu.
IV
KERAGAMAN DAN KESETARAAN MASYARAKAT
A. Hakikat Keberagaman dan Kesetaraan Sosial
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai pulau dan daerah yang memiliki karakteristik yang
berbeda
Adanya perbedaan tersebut membuat bangsa Indonesia memiliki beragam budaya, adat istiadat,
suku bangsa, dan lain-lain.
Keberagaman ini mendorong setiap individu yang berasal dari setiap daerah memiliki tingkah
laku dan aktivitas yang berbeda-beda.
Perbedaan inilah yang menyebabkan keberagam- an sosial.
1. Keberagaman Sosial
Faktor pendorong keberagaman:
Faktor bawaan yang dibawa individu sejak lahir
Faktor lingkungan, baik lingkungan alam, lingkung-an keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Faktor waktu yang mengisi kehidupan manusia
Adanya interaksi yang membawa perubahan dan perkembangan manusia.
Keberagaman individu terletak pada perbedaan perse- orangan, sedangkan keberagaman sosial
terletak pada keberagaman masyarakat yang satu dengan yang lainnya
Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok, yang tinggal
bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah menurut garis budaya masing-masing.
Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat dari dua variabel yaitu kemajemukan budaya dan
kemajemukan sosial.
Kemajemukan budaya ditentukan oleh indikator- indikator genetik-sosial (ras, etnis, suku),
budaya (kultur, nilai, kebiasaan), bahasa, agama, kasta, ataupun wilayah.
Kemajemukan sosial ditentukan indikator-indikator seperti kelas, status, lembaga, ataupun
power.
2. Kesetaraan Sosial
Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi
atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
memiliki ting- kat atau kedudukan yang sama.
Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa semua manusia
diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibanding makhluk lain.
Dalam masyarakat terdapat tiga macam kedudukan, yaitu:
Ascribed status : status yang dimiliki secara otomatis / tanpa usaha, contoh: kasta,
kebangsawanan
Achieved status : status yang diperoleh dengan usaha atau disengaja, contoh: pendidikan, dll
Assigned status : status yg diperoleh karena jasa-jasa-nya (karena pemberian/penghargaan),
contoh: penghargaan (tanda jasa), gelar pahlawan.
B. Faktor Penyebab Keberagaman Sosial
Indonesia memiliki perbedaan suku bangsa, etnis, agama, bahasa, kesenian, dan kedaerahan yang
diang-gap sebagai karakteristik dalam kehidupan sosial.
Keberagaman tersebut dianggap sebagai ciri masyara- kat Indonesia yang bersifat majemuk
Istilah ‘majemuk’ diperkenalkan oleh Furnivall untuk menggambarkan masyarakat Indonesia
pada masa Hindia Belanda.
Karakteristik masyarakat majemuk
Pierre L. Van den Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat majemuk:
1. terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu
dengan yang lain
2. memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer
3. kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota-anggotanya terhadap nilai-
nilai yang bersifat dasar
4. secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain
5. secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi
6. adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain
Meskipun masyarakat Indonesia bersifat majemuk, namun manusia pada hakekatnya adalah
sama dan sederajat.
Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari faktor penyebabnya.
Faktor penyebab keberagaman sosial, yaitu:
.
a. Faktor Sejarah
Berdasarkan sejarahnya, bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa Barat
Bangsa Barat yang pernah menjajah Indonesia antara lain Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda
Berdasarkan sejarah panjang bangsa Indonesia menjadikan Indonesia memiliki keragaman, baik
dari agama, stratifikasi sosial, suku bangsa, budaya, bahasa, dan lain sebagainya.
b. Faktor Geografis
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di
daratan mau- pun di dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang
erat dengan aktivitas manusianya.
Aktivitas penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi
fisiknya. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas
tanah serta kondisi peraian.
Secara geografis wilayah Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, yaitu Benua
Asia dengan Benua Australia. Sedangkan samudra yang membatasi adalah Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik.
Letak geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari
keadaan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.
Latar Belakang Keanekaragaman Masyarakat Indonesia
1. Kondisi geografis
Perbedaan kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dengan relief
beranekaragam dan satu dengan lainnya dihubungkan oleh laut dangkal, serta adanya masyarakat
yang terisolasi melahirkan suku bangsa yang memiliki budaya yang beraneka ragam pula.
2. Letak Indonesia di perlintasan Jalur Perdagangan
Indonesia terletak di antara dua samudera dan dua benua. Besarnya pengaruh asing dalam
membentuk keaneka- ragaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia yaitu antara lain
pengaruh kebudayaan India, Cina, Arab dan Eropa menyebabkan tumbuhnya bermacam-macam
agama di Indonesia
3. Topografi dan Pluralitas Regional
Iklim yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain menimbulkan kondisi alam yang
berbeda, sehingga menyebabkan keaneka- ragaman mata pencaharian.
C. Keberagaman dalam dinamika Sosial
Struktur masyarakat Indonesia yang beragam ditandai oleh ciri-ciri yang unik.
Secara horizontal, mereka ditandai oleh adanya kesa- tuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan- perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, perbedaan adat, serta perbedaan
kedaerahan.
Sedangkan secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan
vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah suatu proses perolehan hak dan kewajiban seseorang dalam
masyarakat yang berbeda satu sama lain atas dasar-dasar tertentu yang tidak menunjukkan
adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah
Perbedaan dalam diferensiasi sosial merupakan perbe- daan secara horizontal
Diferensiasi bisa berkembang menjadi stratifikasi apabila perbedaan ras dan kewajiban tersebut
dijadikan seba- gai ukuran untuk memperoleh hak istimewa
1. Diferensiasi berdasar ras
Ras adalah ketegori individu yang secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis
tertentu yang sama (Bruce J. Cohen).
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama (Horton dan
Hunt).
Diferensiasi Ras Menurut A.L. Kroeber
Ras Austroloid mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).
Ras Mongoloid mencakup Asiatic Mongoloid, Malayan Mongoloid, American Mongoloid.
Ras Kaukasoid mencakup Nordic, Alpine, Mediteranian, Indic.
Ras Negroid mencakup African Negroid, Negrito, Melanesian.
Ras Khusus mencakup Bushman, Veddoid, Polynesian, Ainu.
2. Suku Bangsa (Etnik)
Masyarakat yang tersebar di berbagai pulau akan memiliki perbedaan budaya
Suku bangsa adalah kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan budaya dan seringkali
memiliki bahasa yang sama.
Mereka percaya memiliki ikatan darah dan nenek moyang yang sama.
Ciri Mendasar Dari Suku Bangsa
suku bangsa memiliki kesamaan budaya sebagai berikut:
Ciri fisik
Bahasa daerah
Kesenian
Adat-istiadat
3. Diferensiasi Agama
Pada prinsipnya manusia adalah makhluk yang memiliki rasa kagum terhadap sesuatu yang
dianggap lebih hebat dari dirinya.
Atas dasar itu kita sangat sulit menyatakan bahwa kepercayaan sendiri lebih baik dari
kepercayaan yang lain.
Dalam perkembangannya agama mempengaruhi ma- syarakat dan juga sebaliknya sehingga
terjadi interaksi yang dinamis.
Komponen-komponen Agama:
Emosi keagamaan
System keyakinan
Upacara keagamaan
Tempat ibadah
Umat
4. Diferensiasi Jenis Pekerjaan
Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis
pekerjaan atau profesinya.
Profesi biasanya berkaitan dengan suatu keterampilan khusus.
Perbedaan profesi biasanya berpengaruh terhadap perilaku sosialnya.
Contoh: nelayan memiliki kehidupan yang lebih keras dibandingkan masyarakat yang tinggal di
pengunungan
5. Diferensiasi Jenis Kelamin
Pada masyarakat tertentu, perbedaan jenis kelamin menentukan tingkatnya.
Gender: perilaku yang diharapkan masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya.
Alasan keluarga mementingkan anak laki-laki dari pada anak perempuan:
Alasan tenaga kerja
Meneruskan keturunan terutama pada masyarakat patrilineal
Menjaga anak perempuan lebih sulit dibanding laki-laki
Diskriminasi Gender
Perempuan dianggap sebagai warga kelas dua
Alasan perlakuan tersebut:
Wanita dianggap makhluk lemah (hamil, datang bulan, fisik lebih lemah)
Emosional dan sensitif (mudah iba, menangis)
6. Diferensiasi Klan
Klan diartikan sebagai perbedaan masyarakat berdasar- kan garis keturunan yang sama,
umumnya terjadi di masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu
(matrilineal).
Patrilineal adalah klan yang berasal dari garis keturunan ayah.
Matrilineal adalah klan yang berasal dari garis keturunan ibu
Bagan kekerabatan
V.
MANUSIA NILAI, MORAL DAN HUKUM
1. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan,
manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism).
2. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
1. Sifat-Sifat Nilai Adalah Sebagai Berikut:
a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai.
2. Defenisi Nilai Dari Berbagai Sudut Pandang.
a. Menurut Cheng (1955): nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya
hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia,
sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki (dalam lasyo, 1999,
halm.1)
b. Menurut Lasyo (1999, halm.9) sebagai berikut: nilai bagi manusia merupakan landasan
atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.
c. Menurut Dardi Darmodihardjo (1986, halm. 36): nilai adalah yang berguna bagi
kehidupan manusia jasmani dan rohani.
· Adapun Ciri-Ciri Nilai :
1. Menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).
3. Macam-Macam Nilai
· Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam,yaitu:
1. Nilai logika adalah nilai benar salah
2. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
3. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk
· Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu
adalah sebagai berikut.
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi aktivitas manusia
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Terdiri dari nilai
kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilai religius.
4. Jenis-Jenis Nilai
Nilai terbagi atas 2, yaitu:
1. Nilai Estetika
Estetika berhubungan dengan keindahan.
2. Nilai Etika
berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar salah.
· Menurut Bertens (2001, hal 6) menyebutkan ada tiga jenis etika, yaitu :
1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini adalah kode etik.
3. Etika mempunyai arti lagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika disini sama artinya
filsafat moral.
· Menurut Max Schelle (dalam Kaelan, 2002, hal 175), hierarki nilai terdiri dari:
1. Nilai Kenikmatan, nilai yang mengenakkan atau tidak mengenakkan berkaitan dengan indra
manusia yang menyebabkan manusia senang atau menderita.
2. Nilai Kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan.
3. Nilai Kejiwaan, yaitu nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun lingkungan.
4. Nilai Kerohanian, yaitu moralitas nilai yang suci atau tidak suci.
· Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu
adalah sebagai berikut :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia. Contoh: mobil, rumah, televisi, dan lain-lain.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas. Contoh: air, makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian
meliputi :
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia. Contoh: adat istiadat.
b. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan (emotion) manusia.
Contoh: seni tari, seni musik, dan seni gambar.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa,Will) manusia.
Contoh: etika makan, etika berbicara, etika duduk, dan lain-lain.
5. Fungsi Nilai
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia, yaitu:
a. Sebagai faktor pendorong : nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
b. Sebagai petunjuk arah : nilai berkaitan dengan cara berpikir , berperasaan, bertindak serta
menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
c. Nilai sebagai pengawas : nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
d. Nilai sebagai alat solidaritas : Nilai dapat menjaga solidaritas di kalangan kelompok atau
masyarakat.
e. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
f. Nilai sebagai benteng perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya dalam dalam
suatu kelompok/masyarakat.
5. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini mempunyai
sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa Indonesia, kata moral
berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata
tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Makna moral
yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa
dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
a. Jenis moral
Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:
1. Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku
atau sikap yang mau diambil.
2. Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif memberikan penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
b. Fungsi moral
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:
1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai
bagian masyarakat
2. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.
Sesuatu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat sebagai berikut.
a. Menyenangkan (peasent).
b. Berguna (useful).
c. Memuaskan (satisfying).
d. Menguntungkan (profitable)
e. Keyakinan (interesting)
f. Keyakinan (belief)
Ada dua pendapat mengenai nilai. Pendapat pertama mengatakan bahwa nilai itu objektif,
sedangkan pendapat sedangkan pendapat kedua mengatakan nilai itu subjektif, menurut aliran
idealisme ,nilai itu objektif, ada pada sesuatu. Tidak ada yang diciptakan di dunia tanpa ada suatu
nilai yang melekat di dalamnya. Dengan demikian, segala sesuatu ada nilainya dan bernilai bagi
masyarakat. Hanya saja manusia tidak atau belum tahu nilai apa dari objek tersebut. Aliran ini
disebut juga aliran objektivisme.
Moral adalah bagian dari nilai yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah moral. Nilai moral
berkaitan dengan perilaku manusia (human) tentang hal baik-buruk.
Dalam filsafat nilai dibedakan 3 jenis :
1. Nilai logika yaitu nilai tentang benar-salah
2. Nilai etika yaitu nilai tentang baik-buruk
3. Nilai estetika yaitu nilai tentang indah jelek
Nilai etik/etika adalah nilai tentang baik-buruk yang berkaitan dengan perilaku manusia. Jadi
kalau kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan berarti wajahnya buruk tetapi menunjuk
perilaku orang itu yang buruk. Nilai etik adalah nilai moral Jadi Moral yang dimaksudkan adalah
nilai moral sebagai bagian dari nilai.
Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :
a. Hati Nurani Merupakan fenomena moral yang sangat hakiki.
b. Hati nurani merupakanpenghayatan tentang baik atau buruk mengenai
c. Perilaku manusia dan hati nuraniini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan
selalu terkait dalamdengan situasi kongkret. Dengan hati nurani manusia akan
sanggupmererfleksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga mengenal
orang.
d. Kebebasan dan tanggung jawab.
e. Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena manusia
pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasanitu juga terbatas karena tidak
boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lainketika mereka melakukan interaksi. Jadi,
manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh lingkungannya sebagai akibat tidak
mampunya ia untuk hidupsendiri.
G. PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI MORAL
VI
Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain melalui
kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan. Untuk keperluan perkuliahan
dipandang perlu untuk membuat sebuah Buku Ajar yang berisikan materi dasar mata kuliah
Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa. Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa bertujuan
untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya
serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan
budaya anti korupsi di kalangan mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan
serta aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
VII
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi
masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri akan
kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.
Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi,
pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi
internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
VIII
Lingkungan dapat mengalami suatu perubahan dalam proses interaksi dengan hidup
manusia. Perubahan lingkungan banyak terjadi di daerah kota bila dibandingkan dengan daerah
pelosok (pedesaan) dimana penduduknya lebih sedikit dan terkesan primitif. Perubahan
lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi pada
lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena
berkurangnya fungsi dari sebagian komponen lingkungan. Dengan campur tangan manusia dan
faktor alami yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Dampak dari
perubahannya belum tentu sama, tetapi manusia yang memiliki kemampuan berfikir dan
penalaran yang tinggi, memiliki budaya, pranata sosial dan pengetahuan serta teknologi yang
makin berkembang, maka manusia dimampukan untuk dapat menghadapi serta mengatasinya.
Perubahan lingkungan terhadap kehidupan manusia akan membawa dampak bagi kehidupan
manusia baik secara positif ataupun negatif. Perubahan lingkungan berdampak positif berarti
baik dan menguntungkan bagi kehidupan manusia maupun lingkungan tersebut, serta berdampak
negatif berarti tidak baik dan tidak menguntungkan karena dapat mengurangi kemampuan alam
lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya maupun merugikan manusia. Contoh
dampak perubahan lingkungan yang positif: penebangan pohon untuk dimanfaatkan kayunya
dengan menanam kembali pohon untuk mengganti yang telah ditebang; penerapan panca usaha
tani untuk meningkatkan produktivitas; serta penanaman kembali pohon karena kebakaran untuk
daerah resapan air dan mencegah erosi. Contoh dampak negatif perubahan lingkungan: lahan
menjadi gersang dan gundul karena bencana gunung meletus atau penebangan hutan secara liar;
terjadinya erosi karena penggundulan hutan; terjadi banjir di daerah pemukiman karena tidak ada
saluran air dan daerah resapan air yang dipengaruhi oleh pembangunan gedung baik perumahan,
kantor, dan toko; berkurangnya ekosistem yang hidup di air karena terjadi pencemaran di air;
serta penggunaan pupuk buatan dan pestisida secara terus-menerus yang mengakibatkan
pencemaran dan lama-kelamaan dapat mengurangi kesuburan tanah.