Anda di halaman 1dari 13

Buletin Psikologi ISSN 0854-7106 (Print)

2019, Vol. 27, No. 1, 30 – 42 ISSN 2528-5858 (Online)


DOI: 10.22146/buletinpsikologi.43058 https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi

Memahami dan Mencegah Perilaku Plagiarisme


dalam Menulis Karya Ilmiah
Understanding and Avoiding Plagiarism Behavior in
Scientific Writing

Muhammad Abdan Shadiqi1


Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat;
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Abstract. Plagiarism is a misconduct act and a scourge for science. Plagiarism


perpetrators steal other author's work without citing the original references. Psychology is
one of the most vulnerable sciences with plagiarism and must give more attention to this
issue. Several types of plagiarism can be distinguished to the plagiarism motivation
(intentional, unintentional, and inadvertent), how to do plagiarism (patchwriting,
inappropriate paraphrasing, and summaries) and self-plagiarism (text recycling,
redundant or duplicate publication, salami-slicing or data fragmentation). There are
several reasons to do plagiarism, such as ease to get information via the internet, pressure
on academic tasks, bad writing skill, hurry to write under pressure, lack of understanding
how to rewrite the original reference, a misconception to understanding self-plagiarism,
and habitual plagiarists. This article also presents steps to avoid plagiarism, such as
avoiding "intellectual theft", doing good writing (citation and paraphrasing), and testing
the similarity test (plagiarism detection service).
Keywords: academic writing; plagiarism; self-plagiarism; publication ethics

Abstrak. Plagiarisme adalah tindakan pelanggaran dan momok bagi ilmu pengetahuan.
Pelaku plagiarisme mencuri karya penulis lain tanpa mengutip referensi asli. Psikologi
adalah salah satu ilmu yang paling rentan dengan plagiarisme dan harus lebih
memperhatikan masalah ini. Beberapa jenis plagiarisme dapat dibedakan dengan
motivasi plagiarisme (disengaja, tidak disengaja, dan tidak disengaja), bagaimana
melakukan plagiarisme (penulisan tulisan tangan, parafrase yang tidak sesuai, dan
ringkasan) dan plagiarisme sendiri (daur ulang teks, publikasi yang berlebihan atau
duplikat, salami-slicing atau fragmentasi data). Ada beberapa alasan untuk melakukan
plagiarisme, seperti kemudahan mendapatkan informasi melalui internet, tekanan pada
tugas akademis, keterampilan menulis yang buruk, terburu-buru untuk menulis di bawah
tekanan, kurangnya pemahaman bagaimana menulis ulang referensi asli, kesalah-
pahaman untuk memahami plagiarisme diri, dan penjiplak kebiasaan. Artikel ini juga
menyajikan langkah-langkah untuk menghindari plagiarisme, seperti menghindari
"pencurian intelektual", melakukan penulisan yang baik (kutipan dan parafrase), dan
menguji uji kesamaan (layanan deteksi plagiarisme).
Kata kunci: penulisan akademik; plagiat; plagiarisme diri; etika publikasi

1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat melalui: m.abdan_shadiqi@yahoo.co.id

30 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

Pengantar Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


(Kemenristekdikti) telah memberikan
"...that your word is your bond and you do klarifikasi mengenai dugaan Plagiarisme
what you say and keep your promise; that you tersebut. Kemenristekdikti menyatakan
treat people with dignity and respect." – bahwa meskipun terdapat beberapa
Michelle Obama, 25 Agustus 2008 (Brown kesamaan substantif pada bagian abstrak,
et al., 2008, para. 15). pendahuluan, dan kesimpulan, tetapi
"...that your word is your bond and you do artikel-artikel tidak terindikasi plagiarisme
what you say and keep your promise; that you (Sumber Daya Iptek Dikti, 2017). Apakah
treat people with respect." – Melania Trump, mungkin pemahaman mengenai plagiaris-
18 Juli 2016 (Drabold, 2016, para. 8). me antara Ombudsman dan Kemenristek-
dikti berbeda?
Dua kutipan pengantar di atas merupakan Pada ranah ilmiah, naskah yang
bukti kontroversi pidato Melania Trump terbukti plagiarisme dapat berujung pada
yang disampaikan pada 18 Juli 2016 di penarikan atau pembatalan publikasi,
Konvensi Nasional Partai Republik bahkan hingga tuntutan hukum (Jirge,
Amerika Serikat. Beberapa bagian pidato 2017). Kontroversi dan perdebatan
Melania Trump dinilai memiliki kesamaan mengenai kasus plagiarisme hendaknya
dengan isi pidato Michelle Obama yang disikapi secara positif bagi para ilmuwan
disampaikan pada Konvensi Nasional dan penulis Indonesia. Kasus-kasus yang
Partai Demokrat tahun 2008 (Turnitin.com, terjadi dapat menjadi pelajaran dan
2016a). Turnitin, sebagai salah satu membangun upaya pencegahan plagia-
layanan online untuk mendeteksi plagia- risme. Tidak banyak akademisi yang
risme mengategorikan dua jenis plagia- memahami batasan-batasan plagiarisme,
risme yang terindikasi di pidato Melania hal ini terungkap saat pengalaman penulis
Trump, yaitu “clone” atau menyalin kata memberikan materi plagiarisme di
demi kata dan “find-replace” atau beberapa workshop penulisan karya ilmiah.
mengubah beberapa kata tetapi memiliki Ini artinya ada kemungkinan plagiarisme
makna kalimat yang sama Turnitin.com dapat disebabkan oleh ketidaktahuan atau
(2016a). tanpa disengaja (accidental/unintentional
Di dunia akademik, isu plagiarisme plagiarism) daripada yang disengaja
bukanlah hal yang baru. Plagiarisme telah (deliberate/intentional plagiarism) (Marshall
menjadi ancaman bagi integritas ilmu & Rowland, 1998). Dapat pula terjadi
pengetahuan (Abad & García, 2018). Awal karena lengah (tidak hati-hati), meng-
tahun 2018, Ombudsman yang merupakan abaikan sumber pemikiran, dan tidak
lembaga pengawas pelayanan publik melakukan pengutipan secara baik
melaporkan salah seorang petinggi pergu- (inadvertent plagiarism) (Barnett &
ruan tinggi yang diduga telah melakukan Campbell, 2012). Secara khusus, pada
plagiarisme di tiga karya ilmiahnya tulisan ini akan menguraikan macam-
(Khafifah & Fatwalloh, 2018). Ombudsman macam plagiarisme yang lainnya, sebab
menggunakan aplikasi Turnitin dan terjadinya plagiarisme, dan menjelaskan
menemukan 72% kesamaan di antara upaya yang dapat dilakukan untuk
beberapa karya ilmiah tersebut (Aliakbar, mencegah terjadinya plagiarisme pada
2018). Padahal jauh sebelum laporan ini penulisan artikel ilmiah.
dibuat, pada 22 Juli 2017, Kementerian

Buletin Psikologi 31
SHADIQI

Pembahasan motivasi melakukannya. Tiga jenis plagia-


risme dari kategori ini adalah intentional,
Plagiarisme oleh (The Office of Research unintentional, dan inadvertent. Pada dasar-
Integrity, 1994) didefinisikan sebagai “to nya ketiga jenis plagiarisme ini memiliki
include both the theft or misappropriation of benang merah berupa kesengajaan,
intellectual property and the substantial ketidaksengajaan, dan kelalaian. Cooper
unattributed textual copying of another’s work (2016b) menjelaskan bahwa plagiarisme
(para. 2)”. Produk intelektual yang tidak dapat dipandang dari motivasinya,
berisikan ide, data, dan tulisan merupakan plagiarisme tetaplah plagiarisme.
bentuk hasil karya yang sering menjadi
Intentional plagiarism terjadi ketika
bahan plagiarisme (Cooper, 2016a). Plagia-
penulis secara sengaja melakukan aksi
risme sederhananya adalah melakukan
plagiarisme (Barnett & Campbell, 2012),
copy dan paste dari produk intelektual
disebut pula dengan istilah deliberate
orang lain yang disalahgunakan tanpa
plagiarism (Marshall & Rowland, 1998).
menyebutkan nama penulis, penemu, dan
Kata atau ide dicatut sebagai tulisan
penggagas orisinal. Plagiarisme dapat
orisinal, padahal produk intelektual terse-
terjadi secara disengaja maupun tidak
but berasal dari orang lain. Plagiarisme ini
disengaja, kedua alasan motivasional ini
bentuk yang terberat, karena pelaku
tetap dianggap sebagai plagiarisme jika
melakukannya secara sadar, bahkan
pada dua karya ilmiah terdapat kesamaan
merencanakan untuk menipu orang lain
tanpa melakukan sitasi dan perubahan
(Park, 2003). Ada kemungkinan jenis
teks asli menggunakan kata-kata sendiri.
plagiarisme ini menyatu dengan jenis
Sekarang adalah era “paperless”, plagiarisme lain, misalnya ada penulis
ditandai dengan proses penyebaran hasil- yang sengaja melakukan plagiarisme
hasil penelitian melalui internet secara dengan berusaha mempublikasikan karya
terbuka atau open access menggunakan ilmiah yang sama di dua penerbit yang
tulisan digital atau tanpa harus melalui berbeda (self-plagiarism).
media yang dicetak pada kertas buku
Unintentional plagiarism adalah
(Bosc & Harnad, 2005). Era paperless dan
bentuk yang berlawanan dengan jenis
internet dapat berdampak dalam menum-
yang pertama, ditandai dengan ketidak-
buhkan perilaku plagiarisme karena orang
sengajaan. Barnett dan Campbell (2012)
mudah mengakses karya orang lain
memaparkan bahwa penulis mendengar
(Debnath, 2016). Cara melakukan plagia-
atau membaca kata, frase, atau ide orang
risme berubah dari era teks tinta melalui
lain dan kemudian melupakan sumber-
buku cetak ke era teks digital melalui
nya. Pelaku berpikir bahwa apa yang ia
internet (Sutherland-Smith, 2009). Ini
tulis adalah ide orisinalnya. Ketidak-
artinya, jika dulu sebelum ada internet dan
sengajaan juga bisa bersumber dari
komputer orang akan sulit mendeteksi
ketidaktahuan, karena belum mengetahui
plagiarisme, sekarang dengan bantuan
secara jelas apa batasan yang disebut
layanan daring akan lebih mudah
plagiarisme dan bukan plagiarisme. Park
mendeteksi indikasi plagiarisme.
(2003) menjelaskan bahwa kemungkinan
pelaku melakukan jenis unintentional
Tipe Plagiarisme: Motivasi Melakukan
plagiarism karena tidak memahami aturan
Tipe pertama yang dibahas adalah plagia- dasar merujuk materi akademik,
risme yang dibedakan berdasarkan mengutip, menuliskan ide, hingga

32 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

menyusun daftar pustaka. Elander, Pittam, diklaim sebagai tulisan sendiri tanpa ada
Lusher, Fox, dan Payne (2010) menemu- informasi sumber orisinal. Hendaknya kita
kan intervensi dengan memberikan harus berhati-hati untuk mengutip tulisan
umpan balik secara langsung melalui yang tersebar di internet, karena tidak ada
kelompok yang terfokus antar-mahasiswa batasan dan tidak mudah menyaring
dapat menurunkan plagiarisme jenis ini, informasi yang akurat dan terpercaya.
caranya adalah meningkatkan pema- Terlebih lagi, misalnya pada blogspot-
haman tentang identitas kepenulisan.
blogspot, agak sulit untuk meyakinkan
Inadvertent plagiarism adalah bentuk bahwa suatu tulisan yang kita kutip
terakhir dari tipe motivasi plagiarisme. adalah hasil karya orisinal penulis blogspot,
Jenis ini mirip dengan unitentional bisa saja ternyata penulis blogspot tersebut
plagiarism, perbedaannya adalah pelaku juga telah melakukan patchwriting
lalai atau lengah mengabaikan sumber terhadap tulisan orang lain sebelumnya.
pemikiran atau tidak mencatat kutipan
Inappropriate praraphrasing, mirip
(Barnett & Campbell, 2012). Salah satu
patchwriting, tetapi sumber orisinal tetap
jalan untuk memastikan bahwa pelaku
disebutkan, hanya saja sedikit dilakukan
melakukan jenis intentional, unintentional,
perubahan tanpa diberi tanda petik yang
atau inadvertent dengan menanyakan atau
mengindikasikan bentuk kutipan
menginvestigasi langsung. Selain itu,
langsung (Cooper, 2016a). Kutipan sendiri
analisis tingkat plagiarisme menggunakan
sederhananya diartikan sebagai bentuk
alat atau software tetap dibutuhkan untuk
tulisan (kalimat atau paragraf) yang bukan
menambah bukti mengenai kasus
hasil buah pikiran kita sendiri, tetapi
plagiarisme.
berasal dari orang lain. Pada penulisan
karya ilmiah, lazim untuk melakukan
Tipe Plagiarisme: Ditinjau dari Cara
kutipan langsung dan tidak langsung.
Melakukan
Perbedaan dari dua jenis kutipan ini
Tipe plagiarisme dapat dijelaskan melalui terletak pada apakah kita melakukan
bagaimana cara melakukannya. Terdapat perubahan (kutipan tidak langsung) atau
tiga jenis plagiarisme, yaitu pathwriting, sama persis (kutipan langsung) dengan
inappropriate praraphasing, dan summaries. tulisan orisinal dan tetap menyebutkan
Titik poin dari ketiga jenis plagiarisme ini sumber orisinalnya.
adalah apakah penulis menyalin, mengu- Inappropriate praraphrasing terjadi
bah, dan menyingkat tulisan orang lain ketika penulis melakukan kutipan tidak
dengan menggunakan kaidah pengutipan langsung, alih-alih menggunakan kalimat
dan parafrase secara baik. yang dibuat sendiri dengan ide pokok
Patchwriting adalah menyalin teks yang sama dengan sumber aslinya
yang pernah ada sebelumnya tanpa (parafrase), tetapi pelaku plagiarisme jenis
menyebutkan sumber orisinal (Roig, 2003). ini hanya mengganti, menambah, atau
Tindakan ini menurut Roig termasuk mengurangi beberapa kata dalam 1
menggunakan sinonim dan memper- kalimat/paragraf dengan tetap mencan-
pendek/memperpanjang frase. Contoh tumkan sumber sitasi. Misalnya ketika
patchwriting adalah ketika ada mahasiswa menggunakan contoh kasus Melania
yang menyelesaikan tugas makalah Trump, bayangkan Melania melakukan
dengan mengambil isi makalah milik kutipan tidak langsung dengan tetap
orang lain yang tersebar di internet dan menyebutkan sumber orisinal pada

Buletin Psikologi 33
SHADIQI

pidatonya dan menuliskan: that you treat Text recycling terjadi ketika peneliti
people with respect Obama (2008), berasal bekerja secara sistematik pada suatu topik
dari sumber orisinal berikut: that you treat menggunakan tulisan dia sebelumnya
people with dignity and respect Obama atau tulisan yang belum terbit untuk
(2008). Ini artinya Melania Trump hanya tujuan yang baru (Burdine, de Castro
menghapus satu kata dignity, maka ia Maymone, & Vashi, 2018; Cooper, 2016a;
dapat terindikasi telah melakukan Mohapatra & Samal, 2014). Permasalahan
inappropriate prapraphrasing. text recycling ini kerap terjadi di ekonomi
Summaries adalah menyingkat tulisan dan psikologi (Horbach & Halffman,
orang lain tanpa menyebut sumber atau 2019). Text recycling tidak dianggap
tidak menggunakan pengutipan secara plagiarisme jika suatu naskah sebelumnya
baik (Cooper, 2016a). Penulis harus ditulis untuk dokumen ‘internal’ yang
dibekali kemampuan untuk dapat tidak terpublikasi atau tanpa copyright dan
menyampaikan pemikiran penulis orisinal lisensi penerbit. Misalnya untuk tugas
dengan kata-kata yang berbeda tanpa akhir (skripsi, tesis, disertasi) yang belum
menghilangkan maknanya. Cooper menje- dipublikasikan, proposal hibah untuk
laskan bahwa permasalahan plagiarisme pengajuan pendanaan ke sponsor, dan
akan menjadi isu krusial bagi penulis yang makalah singkat yang ditulis untuk
tidak menggunakan bahasa Inggris kebutuhan sendiri saat akan mempresen-
sebagai bahasa ibu mereka, misalnya tasikan suatu hasil penelitian pada
penulis Indonesia yang lebih terbiasa konferensi (Cooper, 2016a; Roig, 2003).
menggunakan bahasa Indonesia. Akan Makalah singkat untuk kebutuhan
sangat mungkin para penulis Indonesia presentasi ini berbeda dengan artikel
mengalami kesulitan untuk mengutip atau prosiding, karena kadang ada peneliti
meringkas tulisan berbahasa Inggris. yang menulis makalah singkat hanya
Ketika diminta menulis dalam bahasa untuk bahan bacaan saat akan presentasi.
Indonesia juga tidak bisa dipungkiri Jika seorang penulis yang mengikuti
bahwa mungkin ada sebagian dari penulis konferensi mengirimkan naskahnya untuk
Indonesia yang hanya melakukan translasi dipublikasikan ke prosiding konferensi,
tulisan orang lain dari bahasa orisinal ke maka naskah itu tidak boleh dipublika-
bahasa Indonesia, tanpa melakukan sikan kembali menjadi artikel jurnal.
kutipan atau parafrase secara baik. Karena suatu prosiding konferensi
biasanya telah memiliki copyright dari
Tipe Plagiarisme: Self-Plagiarisme penyelenggara konferensi atau penerbit.
Di jenis karya ilmiah lain, terkadang ada
Jenis plagiarisme ini yang harus diperha- tugas akhir (seperti disertasi) yang
tikan secara khusus oleh para akademisi. dibukukan oleh penulis dan telah ber-
Tipe ini adalah bentuk plagiarisme yang ISBN (International Standard Book Number)
dilakukan terhadap hasil karya sendiri. sehingga tidak boleh dipublikasikan ke
Para penulis harus memahami secara baik bentuk karya ilmiah lain seperti artikel
batasan apa yang disebut dengan self- jurnal ilmiah atau artikel prosiding.
plagiarisme dan yang bukan termasuk
Konsep text recycling ini harusnya
jenis ini. Terdapat tiga jenis self-plagiaris-
dipahami dengan baik oleh penulis,
me, yaitu text recycling, redundant and
reviewer, editor, dosen, dan mahasiswa.
duplicate publication, dan salami-slicing atau
Terkadang mungkin kita dihadapkan
data fragmentation.

34 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

dengan usaha untuk mereplikasi studi kita tion Ethics, n.d.). Redundant publication
yang terdahulu untuk mengembangkan juga dapat terjadi karena tidak terjalin
suatu temuan yang baru (Shadiqi, Muluk, komunikasi yang baik antara penulis
& Milla, 2018). Pada kasus ini, yang perlu pertama dan penulis lainnya pada satu
dipahami oleh semua akademisi atau artikel ilmiah. Penulis kedua tanpa
penggiat jurnal ilmiah adalah suatu tulisan memberitahu penulis pertama mengirim-
dapat memiliki pendahuluan dan metode kan naskah mereka ke suatu jurnal,
penelitian atau bagian lainnya yang mirip sementara penulis pertama juga
dengan tulisan lain yang ditulis oleh orang melakukan hal yang sama pada jurnal
yang sama karena tujuan untuk studi yang berbeda di waktu yang bersamaan
replikasi. Meskipun tidak ada standar atau berbeda.
batas berapa persen boleh melakukan text Salami-slicing atau data fragmenta-
recycling, nilai yang dapat diterima sekitar tion adalah memecah studi ke beberapa
10% untuk tiap bagian pendahuluan dan publikasi demi menghindari publikasi
metode penelitian, dan 5% untuk bagian satu studi besar (Cooper, 2016a; Elston, in
lainnya (Moskovitz, 2017). Ini artinya self- press; Mohapatra & Samal, 2014). Tidak
plagiarisme tidak dapat dikategorikan semua publikasi termasuk jenis ini, contoh
kecurangan akademik jika tujuannya yang diperbolehkan adalah ketika ada
adalah untuk meletakkan dasar pijakan suatu disertasi dipecah menjadi 1 (satu)
untuk karya baru, konsep baru, dan naskah literatur review dan 2 (dua) naskah
pembaca yang berbeda (Wibowo, 2012). yang lain dengan dua kelompok sampel
Redundant and duplicate publication yang berbeda. Contoh lain yang diper-
terjadi saat penulis mempublikasikan bolehkan adalah ketika peneliti
artikel atau tulisan yang sama di tempat mempunyai 1000 sampel studi survei, 500
yang berbeda tanpa memberitahu pem- data ditulis untuk 1 naskah alat ukur
baca atau penerbit (Cooper, 2016a). Salah variabel X, 500 data yang lain ditulis untuk
satu kasus untuk memahami jenis self- naskah korelasional variabel X dan Y.
plagiarisme ini adalah penarikan naskah Dengan catatan, kedua naskah benar-
yang dilakukan oleh Jurnal Ecopsy karena benar ditulis berbeda untuk menjelaskan
terindikasi dipublikasikan di tiga jurnal dua persoalan yang berbeda, yaitu validasi
lainnya (Rachmah, 2018). Jenis self- alat ukur dan hubungan antar variabel.
plagiarisme ini dapat terjadi karena Sementara indikasi plagiarisme dapat
ketidaktahuan penulis mengenai aturan terjadi ketika pada suatu studi dipecah
etika publikasi atau memang sengaja menjadi 1 (satu) naskah berisikan studi
dilakukan untuk tujuan tertentu. Penulis komparasi dua kelompok dan 1 (satu)
tidak boleh “menebar jaring” dengan naskah yang lain melaporkan salah satu
menyebarkan naskah ilmiahnya ke kelompok saja (variabel sama, analisis
beberapa jurnal hanya untuk tujuan hasil berbeda). Hal ini didukung dengan
mendapatkan publikasi tercepat karena adanya bukti bahwa kedua naskah
tuntutan kewajiban pribadi, seperti proses tersebut memiliki tingkat kesamaan yang
kelulusan studi. Larangan “menebar jaring” tinggi melalui uji plagiarisme. Ada
semacam ini harusnya menjadi pengeta- kecenderungan saat ini para peneliti
huan umum dan aturan yang dijelaskan berusaha mempublikasikan naskah
oleh para editor jurnal ilmiah melalui sebanyak-banyaknya meskipun dengan
aturan publikasi (Committee on Publica- data yang sama. Secara etis hal demikian

Buletin Psikologi 35
SHADIQI

dapat diatasi dengan cara yang tepat, bagian teks dari satu sumber tanpa ada
namun akan muncul pertanyaan mengapa perubahan yang signifikan. (3) Find-
tidak mempublikasikan satu naskah Replace, mengganti kata dan frase kunci
dengan hasil yang lengkap untuk dari sumber lain dengan tetap memper-
menjelaskan satu persoalan yang sama? tahankan konten utama. (4) Remix,
Berbeda hal jika kita berbicara tentang melakukan parafrase dari berbagai sumber
artikel review, kita mungkin pernah dan ditulis menjadi satu (tanpa sumber).
menemukan artikel literatur review dengan (5) Recycle, meminjam tulisan orang lain
topik yang sama ditulis orang yang sama terdahulu tanpa mencantumkan sumber.
dipublikasikan pada jurnal yang berbeda (6) Hybrid, mengombinasikan tulisan
dan terdapat beberapa kesamaan ide topik orang lain dengan menyisipkan satu
tulisan. Hal seperti ini boleh dilakukan tulisan lainnya dan tetap mencantumkan
sejauh artikel-artikel tersebut ditujukan salah satu sumber tanpa melakukan
untuk pembaca yang berbeda (Elston, in prosedur pengutipan. (7) Mashup,
press), misalnya ketika topik A dibahas mencampurkan berbagai tulisan/material
pada suatu artikel menggunakan sudut dari berbagai sumber. (8) 404 Error, meng-
pandang psikologi dan artikel yang lain gunakan tulisan orang lain tetapi diberi
ditulis dengan pendekatan sosiologi oleh sumber yang tidak akurat atau bahkan
satu orang penulis yang sama. Namun, menuliskan sumber yang mengada-ada.
perlu ditekankan bahwa dua naskah (9) Aggregator, melakukan pengutipan
dengan konsep yang sama harus melewati secara tepat (mengubah tulisan orang lain)
uji plagiarisme dan memiliki batas tetapi sumber hampir tidak ada yang asli
indikasi kesamaan yang masih bisa (mengada-ada). (10) Re-Tweet, melakukan
ditoleransi. Sementara itu, pada artikel pengutipan secara tepat, tetapi terlalu
studi empiris, penulis dapat menghindari mirip dengan kata-kata atau struktur
self-plagiarisme dengan cara melakukan sumber asli. Untuk lebih jelas contoh-
suatu penelitian yang menguji beberapa contoh 10 jenis plagiarisme ini dapat
variabel dengan jumlah sampel yang besar dilihat langsung pada situs Turnitin di
dan memecahnya menjadi beberapa sumber yang tercantum di daftar pustaka
artikel. Meskipun berasal dari 1 pengam- tulisan ini.
bilan data yang sama, akan terdapat
beberapa naskah dengan pertanyaan Mengapa Melakukan Plagiarisme?
penelitian yang berbeda, variabel yang Debnath (2016) merangkum setidaknya
berbeda, dan sampel yang berbeda. ada 8 alasan mengapa plagiarisme dilaku-
kan, yaitu (1) Informasi yang tersedia
Tipe Plagiarisme: 10 Spektrum Plagiarisme dengan mudah, terlebih lagi dengan
dari Turnitin adanya internet. (2) tekanan publikasi dari
Turnitin.com (2016b) mengategorikan 10 tuntutan akademik, baik bagi dosen atau
jenis plagiarisme yang berasal dari survei mahasiswa yang sedang mengejar target
hampir 900 instruktur pendidikan sekolah akademik. (3) Kurang percaya diri dan
menengah dan tinggi seluruh dunia. kurang terampil menulis, sering kali
Adapun kesepuluh jenis plagiarisme ini terjadi pada penulis pemula. (4) Menulis
adalah (1) Clone, mengkloning atau artikel terburu-buru dan di bawah
menulis sama persis tulisan orang lain tekanan. (5) Kurangnya pemahaman dan
kata demi kata. (2) CTRL+C, menulis kesadaran mengenai plagiarisme. (6)

36 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

Kurangnya kesadaran bahwa sekalipun saling tahu identitas masing-masing, single


orang lain memberikan teks orisinal tetap blind review: penulis tidak tahu siapa
tidak diperkenankan melakukan usaha reviewer-nya, atau open review: kedua pihak
penyalinan tanpa menyebutkan sumber saling tahu), dan mengomunikasikan
orisinal. (7) Beberapa penulis meyakini secara aktif proses pengelolaan naskah
bahwa tidak masalah menulis ulang kepada penulis.
konsep/data/teks yang mereka miliki (self-
plagiarisme) dan publikasikan sebelum- Menghindari Plagiarisme
nya tanpa melakukan penulisan sumber
Terdapat 3 langkah yang dapat dilakukan
(self-citation), asalkan tidak menyalin karya
untuk menghindari plagiarisme Cooper
orang lain. (8) Telah terbiasa melakukan
(2016b): (1) Menghindari pencurian ide
plagiarisme, dipermudah dengan adanya
“intellectual theft” dengan menyitasi
komputer dan internet, serta pernah
sumber orisinal, sumber yang paling
melakukan plagiarisme di masa lalu atau
representatif, atau sumber paling terbaru.
belum pernah tertangkap hingga seka-
(2) Melakukan pengutipan dan parafrase.
rang. Sebuah penelitian kualitatif turut
(3) Menggunakan layanan uji plagiarisme.
mendukung 2 dari 8 alasan yang
dijelaskan oleh Debnath (2016), penelitian Penting untuk memperhatikan
ini menemukan bahwa dua faktor yang sumber referensi yang digunakan untuk
menyebabkan mahasiswa di Fakultas menulis artikel ilmiah. Jika mengutip
Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang acuan sekunder (dari sumber kedua), baca
melakukan plagiarisme, yaitu karena acuan orisinal (dari sumber pertama).
kemudahan akses informasi dan tuntutan Hindari penggunaan acuan sekunder
tugas kuliah dengan waktu yang terbatas sebagai referensi (biasanya menggunakan
(Zalnur, 2012). ditulis dengan: “(penulis orisinal dalam
penulis sekunder, tahun)”, karena kita
Plagiarisme tidak hanya diakibatkan
tidak dapat memastikan bahwa acuan
oleh perilaku dari pelaku. Kurangnya
sekunder tersebut telah melakukan
kontrol yang ketat terhadap penulisan
pengutipan atau parafrase secara baik dan
karya ilmiah oleh otoritas pendidikan juga
telah terbebas dari plagiarisme. Lebih baik
memungkinkan suburnya plagiarisme di
membaca acuan orisinal untuk memas-
Indonesia. Pada institusi pendidikan,
tikan apa yang ditulis oleh orang lain
dosen dan mahasiswa dapat menjadi pela-
memang sesuai dengan ide pokok yang
ku plagiarisme, para pemimpin institusi
tertulis di acuan orisinal. Selain itu,
pendidikan harus membuat aturan tegas
penting untuk menghindari referensi yang
untuk mengurangi kecenderungan
berasal dari sumber yang tidak jelas,
melakukan plagiarisme. Plagiarisme dapat
utamakan referensi adalah bentuk karya
pula terjadi dikarenakan pengelolaan
ilmiah dan paling representatif. Halaman
jurnal yang buruk. Editor dan reviewer
website, berita online, tulisan blogspot, dan
sebagai pihak otoritas jurnal hendaknya
jenis tulisan online lainnya perlu dikutip
secara konsisten menerapkan standar yang
secara hati-hati, pastikan bahwa tulisan di
ketat pada naskah, dimulai dengan
sumber ini ditulis sendiri oleh pemilik
melakukan uji plagiarisme, melakukan
website, reporter/penulis berita, atau
pengecekan awal naskah yang masuk,
penulis blogspot. Jika mengutip acuan
melakukan proses review (double blind
orisinal juga harus memperhatikan
review: penulis dan review sama-sama tidak
copyright, seperti penggunaan tabel dan

Buletin Psikologi 37
SHADIQI

gambar dari artikel ilmiah lain untuk dengan menggunakan temuan terdahulu.
ditulis kembali ke tulisan kita. Beberapa (3) Memperbaiki atau memasukkan
tabel dan gambar yang memiliki copyright perubahan yang diperlukan pada suatu
harus ditulis dengan menyebutkan sum- temuan sebelumnya. (4) Spesialisasi yang
ber referensi di keterangan bawah tabel hanya mengarah pada penulis tersebut, ia
dan gambar, bahkan harus mendapat izin yang lebih banyak menguasai topik
dari penulis atau penerbitnya. tersebut. Sementara yang kurang etis
Langkah berikutnya untuk menghin- adalah (5) meningkatkan angka H-Index
dari plagiarisme adalah ketika melakukan melalui jumlah sitasi yang banyak.
parafrase dan meringkas selalu sebutkan Langkah yang lain adalah melakukan
sumber asli atau menggunakan kutipan uji plagiarisme untuk mengecek kualitas
langsung ketika menggunakan frase tulisan. Burdine et al. (2018) membuat
orisinal (Cooper, 2016a). American Psycho- daftar layanan uji plagiarisme secara
logical Association (2013) telah membuat daring yang berbayar seperti iThenticate,
aturan khusus untuk penulisan kutipan. CrosCheck, Plagium, PlagScan, dan
APA menjelaskan bahwa jika kutipan Turnitin. Sementara uji plagiarisme tanpa
langsung memiliki kurang dari 40 kata biaya atau gratis adalah HelioBLAST,
maka ditulis di dalam paragraf dengan Viper, Grammerly, dan Plagiarisma
menggunakan tanda petik (“...”) dan (Burdine et al., 2018). Jenis terakhir
diakhiri dengan sitasi sumber orisinal terdapat tambahan biaya jika ingin
berupa nama belakang penulis, tahun, dan meningkatkan (upgrade) layanan. Terka-
nomor halaman/paragraf yang memuat dang melakukan pencarian di google atau
tulisan orisinal. Namun jika lebih dari 40 google scholar juga dapat membantu
kata, maka dibuat teks blok berupa tulisan mendeteksi plagiarisme (Debnath, 2016).
yang terpisah dan menjorok lebih dalam Bagi pengelola jurnal, langkah yang paling
dari paragraf awal, tanpa tanda petik, dan awal dan sederhana adalah melakukan
tetap diakhiri dengan sumber sitasi serta pencarian judul naskah di google dan
nomor halaman tulisan orisinal. Untuk memastikan bahwa naskah belum
lebih jelas dapat dilihat pada buku dipublikasikan di terbitan apapun.
Publication manual of the American Tiap institusi pendidikan dan jurnal
Psychological Association edisi ke-6. ilmiah memiliki standar yang berbeda
Jika seorang penulis melakukan untuk uji plagiarisme, misalnya Pastor
parafrase tulisan ia sendiri sebelumnya (2018) menggunakan Turnitin dengan
dengan mempertahankan makna orisinal standar kode warna biru (tanpa kesamaan
dan tetap menyebutkan sumber tulisannya atau 0%), hijau (kesamaan dengan besar
sendiri (self-citation), ini tepat dan etis 24%), kuning (antara 25 hingga 49%),
dilakukan (Burdine et al., 2018). Namun, jingga (50–74%) dan merah (lebih dari
penulis harus memperhatikan aturan 75%). Tiap institusi pendidikan hendaknya
mengenai self-citation. Memang tidak ada memiliki layanan uji plagiarisme yang
kesepakatan sejauh mana self-citation boleh dapat digunakan oleh sivitas akademik.
dilakukan (Pandita & Singh, 2017). Setidaknya dengan layanan ini, plagia-
Beberapa alasan berikut memperbolehkan risme dapat dihalau meskipun hanya
untuk self-citation (Pandita & Singh, 2017): bersumber dari data online. Namun, kita
(1) Mengembangkan studi sebelumnya. (2) harus tetap menyadari kelemahan uji
Mengisi gap (celah) penelitian terbaru plagiarisme online ini, yaitu tidak dapat

38 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

mendeteksi naskah-naskah dicetak meng- untuk memerangi plagiarisme.


gunakan kertas.
Terdapat beberapa bentuk tulisan Penutup
yang tidak dikategorikan sebagai bentuk
plagiarisme meskipun ditulis berulang Selain ancaman jurnal predator,
kali. Pengetahuan umum bukan termasuk plagiarisme merupakan salah satu momok
plagiarisme, misalnya notasi statistik bagi ilmu pengetahuan (Aba & García,
(Cooper, 2016a). Notasi statistik ditulis 2018). Psikologi adalah salah satu ilmu
secara standar dan akan sangat mungkin yang rentan mengalami plagiarisme
ditulis dengan cara yang sama oleh dua (Horbach & Halffman, 2019). Plagiarisme
orang penulis yang berbeda. Berikutnya tidak hanya diartikan secara sederhana
adalah judul, abstrak dan daftar pustaka dengan menulis ulang karya diri sendiri
juga bukan bentuk plagiarisme. Ada atau orang lain tanpa menyebutkan
kalanya judul dan abstrak suatu studi sumber acuan, tetapi banyak tipe-tipe
dikirim untuk mengikuti konferensi, plagiarisme yang perlu dipahami secara
beberapa panitia penyelenggara konfe- mendalam. Plagiarisme tidak hanya
rensi biasanya membuat buku informasi menjadi tanggung jawab para peneliti dan
yang memuat judul dan abstrak atau penulis, tetapi juga menjadi perhatian
menempatkannya ke website konferensi. penting bagi pengelola jurnal (editor dan
Begitu pula daftar pustaka tidak dapat reviewer), sivitas akademik (dosen dan
dikategorikan sebagai plagiarisme, karena mahasiswa), serta pemangku kebijakan di
pasti akan ditulis sama dan terstandar. bidang pendidikan. Hal yang paling
Judul, abstrak, dan referensi biasanya mendasar sebagai usaha pencegahan
dalam pengujian plagiarisme tidak plagiarisme adalah memahami plagiaris-
diikutkan. me dimulai dari diri sendiri dan
melakukan kaidah penulisan dengan baik
Pencegahan plagiarisme menjadi
(good writing). Kemudian dilanjutkan
tanggung jawab semua pihak. Bagi para
dengan membangun suasana akademik
pengelola jurnal sangat penting untuk
yang jujur dan integritas hingga mencip-
menjelaskan kebijakan dan aturan
takan etika publikasi. Teknologi informasi
mengenai plagiarisme di halaman jurnal
seperti penggunaan uji plagiarisme juga
online (Horbach & Halffman, 2019). Selain
turut menunjang pembatasan perilaku
itu, pastikan penulis dapat dengan mudah
plagiarisme.
menjangkau informasi mengenai isu ini.
Pengetahuan mengenai batasan plagiaris- Pada dasarnya tulisan ini dapat
me harus dipahami dengan baik tidak menjadi awal untuk mengantarkan usaha
hanya oleh editor, reviewer, dan penulis pencegahan plagiarisme. Namun, tulisan
jurnal. Di institusi pendidikan, pence- ini memiliki keterbatasan dalam mema-
gahan plagiarisme dapat dilakukan parkan hasil-hasil studi plagiarisme yang
dengan menumbuhkan integritas ilmiah, terjadi di Indonesia. Penulis menyarankan
sosialisasi plagiarisme, membuat pedoman untuk dilakukan studi-studi untuk menje-
praktis, dan optimalisasi peran tim kaji laskan perilaku plagiarisme dengan meng-
etik (Wibowo, 2012). Ini artinya sivitas gunakan pendekatan psikologi. Setelah
akademik (mahasiswa dan dosen) serta menemukan akar masalah yang terjadi di
para pembuat kebijakan di institusi Indonesia, penelitian selanjutnya dapat
pendidikan juga memiliki peran penting merancang dan membuktikan intervensi

Buletin Psikologi 39
SHADIQI

yang cocok untuk mencegah dan mengu- psychology: Vol. 2. Practice, teaching, and
rangi perilaku plagiarisme. Kemudian, research (pp. 309–333). Washington,
penelitian yang berikutnya dapat DC: American Psychological
menerapkan bentuk intervensi tersebut Association.
dengan program kebijakan yang diatur Bosc, H., & Harnad, S. (2005). In a
oleh otoritas pendidikan. paperless world a new role for
academic libraries: Providing open
Ucapan Terima Kasih access. Learned Publishing, 18(2), 95–99.
Retrieved from
Penulis mengucapkan terima kasih kepada https://archivesic.ccsd.cnrs.fr/sic_0012
Corina D. Riantoputra, Ketua Editor 0214
Makara Human Behavior Studies in Asia
Brown, C., Dance, G., Ellis, J., Gerst, B.,
(Makara Hubs-Asia), Universitas Indo-
Jackson, T., Sharpe, M., & Wheaton, S.
nesia (UI) yang telah memberi kesempatan
(2008, August 25). Michelle Obama’s
bagi penulis untuk membantu proses desk
remarks at the Democratic convention.
review naskah dan melakukan pengujian
The New York Times. Diunduh dari
plagiarisme. Penulis banyak mendapatkan
https://www.nytimes.com/elections/20
ide tulisan setelah mengetahui lebih jauh
08/president/conventions/videos/trans
tentang proses pengujian plagiarisme.
cripts/20080825_OBAMA_SPEECH.ht
Artikel ini ditulis saat penulis menjadi
ml
mahasiswa doktoral di UI dan tergabung
menjadi staf editorial Makara Hubs-Asia. Burdine, L. K., de Castro Maymone, M. B.,
& Vashi, N. A. (2018). Text recycling:
Self-plagiarism in scientific writing.
Daftar Pustaka International Journal of Women’s
Dermatology, 5(2), 134–136. doi:
Abad-García, M. F. (2018). Plagiarism and
10.1016/j.ijwd.2018.10.002
predatory journals: A threat to
scientific integrity. Anales de Pediatría Committee on Publication Ethics. (n.d.).
(English Edition), 90(1), 57.e1-57.e8. doi: Core practices. Diunduh dari
10.1016/j.anpede.2018.11.006 https://publicationethics.org/core-
practices
Aliakbar, L. O. (2018, February 6). Tim tiga
puluh Guru Besar UHO sebut plagiat Cooper, H. (2016a). Ethical choices in
Zamrun 72 persen terbukti. research: Managing data, writing reports,
Sultrakini.Com. Diunduh dari and publishing results in the social
https://sultrakini.com/berita/tim-tiga- sciences. Washington, DC: American
puluh-guru-besar-uho-sebut-plagiat- Psychological Association.
zamrun-72-persen-terbukti Cooper, H. (2016b). Principles of good
American Psychological Association. writing: Avoiding plagiarism. Retrieved
(2013). Publication manual of the January 27, 2019, from APA Style Blog
American Psychological Association. website:
Washington, DC: American Psycho- https://blog.apastyle.org/apastyle/2016
logical Association. /05/avoiding-plagiarism.html
Barnett, J. E., & Campbell, L. F. (2012). Debnath, J. (2016). Plagiarism: A silent
Ethics issues in scholarship. In S. J. epidemic in scientific writing –
Knapp (Ed.), PA handbook of ethics in Reasons, recognition and remedies.

40 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

Medical Journal Armed Forces India, of Psychiatry, 12(1), 147–147. doi:


72(2), 164–167. doi: 10.1016/j.ajp.2014.10.005
10.1016/j.mjafi.2016.03.010 Moskovitz, C. (2017). Text recycling in
Drabold, W. (2016, July 19). Watch Melania health sciences research literature: A
Trump’s speech at the Republican rhetorical perspective. Research
convention. TIME. Retrieved from Integrity and Peer Review, 2(1), 1. doi:
https://time.com/4412008/republican- 10.1186/s41073-017-0025-z
convention-melania-trump-2/ Pandita, R., & Singh, S. (2017). Self-
Elander, J., Pittam, G., Lusher, J., Fox, P., & citations, a trend prevalent across
Payne, N. (2010). Evaluation of an subject disciplines at the global level:
intervention to help students avoid an overview. Collection Building, 36(3),
unintentional plagiarism by 115–126. doi: 10.1108/CB-03-2017-0008
improving their authorial identity, Park, C. (2003). In other (people’s) words:
Assessment & Evaluation in Higher Plagiarism by university students--
Education, 35(2), 157-171. doi: literature and lessons. Assessment and
10.1080/02602930802687745 Evaluation in Higher Education, 28(5),
Elston, D. M. (in press). Duplicate 37–41. doi: 10.1080/02602930301677
publication. Journal of the American Pastor, J. C. (2018). Plagiarism in
Academy of Dermatology. doi: publications. Archivos de La Sociedad
10.1016/j.jaad.2017.11.015 Espanola de Oftalmologia, 93(12), 571–
Horbach, S. P. J. M., & Halffman, W. 572. doi: 10.1016/j.oftal.2018.08.009
(2019). The extent and causes of Rachmah, D. N. (2018). Pengumuman
academic text recycling or “self- editor: Penarikan satu naskah pada
plagiarism.” Research Policy, 48(2), 492– Vol. 5 No. 1 April 2018. Jurnal Ecopsy,
502. doi: 10.1016/j.respol.2017.09.004 5(2), 110. Diunduh dari
Jirge, P. R. (2017). Preparing and https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.ph
publishing a scientific manuscript. p/ecopsy/article/view/5411
Journal of Human Reproductive Science, Roig, M. (2003). Avoiding plagiarism, self-
10(1), 3. plagiarism, and other questionable
Khafifah, N., & Fatwalloh, Y. (2018, writing practices. Retrieved from
January 29). Ombudsman: Rektor https://ori.hhs.gov/avoiding-
Universitas Halu Oleo terbukti plagiarism-self-plagiarism-and-other-
lakukan plagiarisme. KumparanNEWS. questionable-writing-practices-guide-
Retrieved from ethical-writing
https://kumparan.com/@kumparanne Shadiqi, M. A., Muluk, H., & Milla, M. N.
ws/ombusman-rektor-universitas- (2018). Experiment replication: A
halu-uleo-terbukti-lakukan- proposed solution for developing
plagiarisme psychological research in Indonesia.
Marshall, L., & Rowland, F. (1998). A guide Anima Indonesian Psychological Journal,
to learning independently, 3rd Edition. 33(4), 213–230. doi:
Melbourne: Addison Wesley 10.24123/aipj.v33i4.1795
Longman. Sumber Daya Iptek Dikti. (2017).
Mohapatra, S., & Samal, L. (2014). The Klarifikasi dugaan plagiasi rektor
ethics of self-plagiarism. Asian Journal terpilih Universitas Halu Oleo.

Buletin Psikologi 41
SHADIQI

Diunduh dari 2018, from Turnitin.com website:


http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/in https://www.turnitin.com/blog/melani
dex.php/2017/07/22/klarifikasi- a-trump-trumped-by-plagiarism
dugaan-plagiasi-rektor-terpilih- Turnitin.com. (2016b). The plagiarism
universitas-halu-oleo/ pada 30 spectrum. Retrieved January 26, 2019,
December 2018, from
Sutherland-Smith, W. (2009). Plagiarism, https://www.turnitin.com/static/plagia
the Internet, and student learning: rism-spectrum/
Improving academic integrity. New Wibowo, A. (2012). Mencegah dan
York: Routledge. menanggulangi plagiarisme di dunia
The Office of Research Integrity. (1994). pendidikan. Jurnal Kesehatan
ORI policy on plagiarism. ORI Masyarakat Nasional, 6(5), 195–200. doi:
Newsletter, 3(1), 5–6. Retrieved from 10.21109/kesmas.v6i5.84
http://ori.hhs.gov/ori-policy- Zalnur, M. (2012). Plagiarisme di kalangan
plagiarism mahasiswa dalam membuat tugas-
Turnitin.com. (2016a). Melania Trump tugas perkuliahan pada Fakultas
trumped by plagiarism? Under- Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang.
standing plagiarism to avoid AL-Ta’Lim, 19(1), 55–66. doi:
controversy. Retrieved December 30, 10.15548/jt.v19i1.6

42 Buletin Psikologi

Anda mungkin juga menyukai