Abstrak. Plagiarisme adalah tindakan pelanggaran dan momok bagi ilmu pengetahuan.
Pelaku plagiarisme mencuri karya penulis lain tanpa mengutip referensi asli. Psikologi
adalah salah satu ilmu yang paling rentan dengan plagiarisme dan harus lebih
memperhatikan masalah ini. Beberapa jenis plagiarisme dapat dibedakan dengan
motivasi plagiarisme (disengaja, tidak disengaja, dan tidak disengaja), bagaimana
melakukan plagiarisme (penulisan tulisan tangan, parafrase yang tidak sesuai, dan
ringkasan) dan plagiarisme sendiri (daur ulang teks, publikasi yang berlebihan atau
duplikat, salami-slicing atau fragmentasi data). Ada beberapa alasan untuk melakukan
plagiarisme, seperti kemudahan mendapatkan informasi melalui internet, tekanan pada
tugas akademis, keterampilan menulis yang buruk, terburu-buru untuk menulis di bawah
tekanan, kurangnya pemahaman bagaimana menulis ulang referensi asli, kesalah-
pahaman untuk memahami plagiarisme diri, dan penjiplak kebiasaan. Artikel ini juga
menyajikan langkah-langkah untuk menghindari plagiarisme, seperti menghindari
"pencurian intelektual", melakukan penulisan yang baik (kutipan dan parafrase), dan
menguji uji kesamaan (layanan deteksi plagiarisme).
Kata kunci: penulisan akademik; plagiat; plagiarisme diri; etika publikasi
30 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
Buletin Psikologi 31
SHADIQI
32 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
menyusun daftar pustaka. Elander, Pittam, diklaim sebagai tulisan sendiri tanpa ada
Lusher, Fox, dan Payne (2010) menemu- informasi sumber orisinal. Hendaknya kita
kan intervensi dengan memberikan harus berhati-hati untuk mengutip tulisan
umpan balik secara langsung melalui yang tersebar di internet, karena tidak ada
kelompok yang terfokus antar-mahasiswa batasan dan tidak mudah menyaring
dapat menurunkan plagiarisme jenis ini, informasi yang akurat dan terpercaya.
caranya adalah meningkatkan pema- Terlebih lagi, misalnya pada blogspot-
haman tentang identitas kepenulisan.
blogspot, agak sulit untuk meyakinkan
Inadvertent plagiarism adalah bentuk bahwa suatu tulisan yang kita kutip
terakhir dari tipe motivasi plagiarisme. adalah hasil karya orisinal penulis blogspot,
Jenis ini mirip dengan unitentional bisa saja ternyata penulis blogspot tersebut
plagiarism, perbedaannya adalah pelaku juga telah melakukan patchwriting
lalai atau lengah mengabaikan sumber terhadap tulisan orang lain sebelumnya.
pemikiran atau tidak mencatat kutipan
Inappropriate praraphrasing, mirip
(Barnett & Campbell, 2012). Salah satu
patchwriting, tetapi sumber orisinal tetap
jalan untuk memastikan bahwa pelaku
disebutkan, hanya saja sedikit dilakukan
melakukan jenis intentional, unintentional,
perubahan tanpa diberi tanda petik yang
atau inadvertent dengan menanyakan atau
mengindikasikan bentuk kutipan
menginvestigasi langsung. Selain itu,
langsung (Cooper, 2016a). Kutipan sendiri
analisis tingkat plagiarisme menggunakan
sederhananya diartikan sebagai bentuk
alat atau software tetap dibutuhkan untuk
tulisan (kalimat atau paragraf) yang bukan
menambah bukti mengenai kasus
hasil buah pikiran kita sendiri, tetapi
plagiarisme.
berasal dari orang lain. Pada penulisan
karya ilmiah, lazim untuk melakukan
Tipe Plagiarisme: Ditinjau dari Cara
kutipan langsung dan tidak langsung.
Melakukan
Perbedaan dari dua jenis kutipan ini
Tipe plagiarisme dapat dijelaskan melalui terletak pada apakah kita melakukan
bagaimana cara melakukannya. Terdapat perubahan (kutipan tidak langsung) atau
tiga jenis plagiarisme, yaitu pathwriting, sama persis (kutipan langsung) dengan
inappropriate praraphasing, dan summaries. tulisan orisinal dan tetap menyebutkan
Titik poin dari ketiga jenis plagiarisme ini sumber orisinalnya.
adalah apakah penulis menyalin, mengu- Inappropriate praraphrasing terjadi
bah, dan menyingkat tulisan orang lain ketika penulis melakukan kutipan tidak
dengan menggunakan kaidah pengutipan langsung, alih-alih menggunakan kalimat
dan parafrase secara baik. yang dibuat sendiri dengan ide pokok
Patchwriting adalah menyalin teks yang sama dengan sumber aslinya
yang pernah ada sebelumnya tanpa (parafrase), tetapi pelaku plagiarisme jenis
menyebutkan sumber orisinal (Roig, 2003). ini hanya mengganti, menambah, atau
Tindakan ini menurut Roig termasuk mengurangi beberapa kata dalam 1
menggunakan sinonim dan memper- kalimat/paragraf dengan tetap mencan-
pendek/memperpanjang frase. Contoh tumkan sumber sitasi. Misalnya ketika
patchwriting adalah ketika ada mahasiswa menggunakan contoh kasus Melania
yang menyelesaikan tugas makalah Trump, bayangkan Melania melakukan
dengan mengambil isi makalah milik kutipan tidak langsung dengan tetap
orang lain yang tersebar di internet dan menyebutkan sumber orisinal pada
Buletin Psikologi 33
SHADIQI
pidatonya dan menuliskan: that you treat Text recycling terjadi ketika peneliti
people with respect Obama (2008), berasal bekerja secara sistematik pada suatu topik
dari sumber orisinal berikut: that you treat menggunakan tulisan dia sebelumnya
people with dignity and respect Obama atau tulisan yang belum terbit untuk
(2008). Ini artinya Melania Trump hanya tujuan yang baru (Burdine, de Castro
menghapus satu kata dignity, maka ia Maymone, & Vashi, 2018; Cooper, 2016a;
dapat terindikasi telah melakukan Mohapatra & Samal, 2014). Permasalahan
inappropriate prapraphrasing. text recycling ini kerap terjadi di ekonomi
Summaries adalah menyingkat tulisan dan psikologi (Horbach & Halffman,
orang lain tanpa menyebut sumber atau 2019). Text recycling tidak dianggap
tidak menggunakan pengutipan secara plagiarisme jika suatu naskah sebelumnya
baik (Cooper, 2016a). Penulis harus ditulis untuk dokumen ‘internal’ yang
dibekali kemampuan untuk dapat tidak terpublikasi atau tanpa copyright dan
menyampaikan pemikiran penulis orisinal lisensi penerbit. Misalnya untuk tugas
dengan kata-kata yang berbeda tanpa akhir (skripsi, tesis, disertasi) yang belum
menghilangkan maknanya. Cooper menje- dipublikasikan, proposal hibah untuk
laskan bahwa permasalahan plagiarisme pengajuan pendanaan ke sponsor, dan
akan menjadi isu krusial bagi penulis yang makalah singkat yang ditulis untuk
tidak menggunakan bahasa Inggris kebutuhan sendiri saat akan mempresen-
sebagai bahasa ibu mereka, misalnya tasikan suatu hasil penelitian pada
penulis Indonesia yang lebih terbiasa konferensi (Cooper, 2016a; Roig, 2003).
menggunakan bahasa Indonesia. Akan Makalah singkat untuk kebutuhan
sangat mungkin para penulis Indonesia presentasi ini berbeda dengan artikel
mengalami kesulitan untuk mengutip atau prosiding, karena kadang ada peneliti
meringkas tulisan berbahasa Inggris. yang menulis makalah singkat hanya
Ketika diminta menulis dalam bahasa untuk bahan bacaan saat akan presentasi.
Indonesia juga tidak bisa dipungkiri Jika seorang penulis yang mengikuti
bahwa mungkin ada sebagian dari penulis konferensi mengirimkan naskahnya untuk
Indonesia yang hanya melakukan translasi dipublikasikan ke prosiding konferensi,
tulisan orang lain dari bahasa orisinal ke maka naskah itu tidak boleh dipublika-
bahasa Indonesia, tanpa melakukan sikan kembali menjadi artikel jurnal.
kutipan atau parafrase secara baik. Karena suatu prosiding konferensi
biasanya telah memiliki copyright dari
Tipe Plagiarisme: Self-Plagiarisme penyelenggara konferensi atau penerbit.
Di jenis karya ilmiah lain, terkadang ada
Jenis plagiarisme ini yang harus diperha- tugas akhir (seperti disertasi) yang
tikan secara khusus oleh para akademisi. dibukukan oleh penulis dan telah ber-
Tipe ini adalah bentuk plagiarisme yang ISBN (International Standard Book Number)
dilakukan terhadap hasil karya sendiri. sehingga tidak boleh dipublikasikan ke
Para penulis harus memahami secara baik bentuk karya ilmiah lain seperti artikel
batasan apa yang disebut dengan self- jurnal ilmiah atau artikel prosiding.
plagiarisme dan yang bukan termasuk
Konsep text recycling ini harusnya
jenis ini. Terdapat tiga jenis self-plagiaris-
dipahami dengan baik oleh penulis,
me, yaitu text recycling, redundant and
reviewer, editor, dosen, dan mahasiswa.
duplicate publication, dan salami-slicing atau
Terkadang mungkin kita dihadapkan
data fragmentation.
34 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
dengan usaha untuk mereplikasi studi kita tion Ethics, n.d.). Redundant publication
yang terdahulu untuk mengembangkan juga dapat terjadi karena tidak terjalin
suatu temuan yang baru (Shadiqi, Muluk, komunikasi yang baik antara penulis
& Milla, 2018). Pada kasus ini, yang perlu pertama dan penulis lainnya pada satu
dipahami oleh semua akademisi atau artikel ilmiah. Penulis kedua tanpa
penggiat jurnal ilmiah adalah suatu tulisan memberitahu penulis pertama mengirim-
dapat memiliki pendahuluan dan metode kan naskah mereka ke suatu jurnal,
penelitian atau bagian lainnya yang mirip sementara penulis pertama juga
dengan tulisan lain yang ditulis oleh orang melakukan hal yang sama pada jurnal
yang sama karena tujuan untuk studi yang berbeda di waktu yang bersamaan
replikasi. Meskipun tidak ada standar atau berbeda.
batas berapa persen boleh melakukan text Salami-slicing atau data fragmenta-
recycling, nilai yang dapat diterima sekitar tion adalah memecah studi ke beberapa
10% untuk tiap bagian pendahuluan dan publikasi demi menghindari publikasi
metode penelitian, dan 5% untuk bagian satu studi besar (Cooper, 2016a; Elston, in
lainnya (Moskovitz, 2017). Ini artinya self- press; Mohapatra & Samal, 2014). Tidak
plagiarisme tidak dapat dikategorikan semua publikasi termasuk jenis ini, contoh
kecurangan akademik jika tujuannya yang diperbolehkan adalah ketika ada
adalah untuk meletakkan dasar pijakan suatu disertasi dipecah menjadi 1 (satu)
untuk karya baru, konsep baru, dan naskah literatur review dan 2 (dua) naskah
pembaca yang berbeda (Wibowo, 2012). yang lain dengan dua kelompok sampel
Redundant and duplicate publication yang berbeda. Contoh lain yang diper-
terjadi saat penulis mempublikasikan bolehkan adalah ketika peneliti
artikel atau tulisan yang sama di tempat mempunyai 1000 sampel studi survei, 500
yang berbeda tanpa memberitahu pem- data ditulis untuk 1 naskah alat ukur
baca atau penerbit (Cooper, 2016a). Salah variabel X, 500 data yang lain ditulis untuk
satu kasus untuk memahami jenis self- naskah korelasional variabel X dan Y.
plagiarisme ini adalah penarikan naskah Dengan catatan, kedua naskah benar-
yang dilakukan oleh Jurnal Ecopsy karena benar ditulis berbeda untuk menjelaskan
terindikasi dipublikasikan di tiga jurnal dua persoalan yang berbeda, yaitu validasi
lainnya (Rachmah, 2018). Jenis self- alat ukur dan hubungan antar variabel.
plagiarisme ini dapat terjadi karena Sementara indikasi plagiarisme dapat
ketidaktahuan penulis mengenai aturan terjadi ketika pada suatu studi dipecah
etika publikasi atau memang sengaja menjadi 1 (satu) naskah berisikan studi
dilakukan untuk tujuan tertentu. Penulis komparasi dua kelompok dan 1 (satu)
tidak boleh “menebar jaring” dengan naskah yang lain melaporkan salah satu
menyebarkan naskah ilmiahnya ke kelompok saja (variabel sama, analisis
beberapa jurnal hanya untuk tujuan hasil berbeda). Hal ini didukung dengan
mendapatkan publikasi tercepat karena adanya bukti bahwa kedua naskah
tuntutan kewajiban pribadi, seperti proses tersebut memiliki tingkat kesamaan yang
kelulusan studi. Larangan “menebar jaring” tinggi melalui uji plagiarisme. Ada
semacam ini harusnya menjadi pengeta- kecenderungan saat ini para peneliti
huan umum dan aturan yang dijelaskan berusaha mempublikasikan naskah
oleh para editor jurnal ilmiah melalui sebanyak-banyaknya meskipun dengan
aturan publikasi (Committee on Publica- data yang sama. Secara etis hal demikian
Buletin Psikologi 35
SHADIQI
dapat diatasi dengan cara yang tepat, bagian teks dari satu sumber tanpa ada
namun akan muncul pertanyaan mengapa perubahan yang signifikan. (3) Find-
tidak mempublikasikan satu naskah Replace, mengganti kata dan frase kunci
dengan hasil yang lengkap untuk dari sumber lain dengan tetap memper-
menjelaskan satu persoalan yang sama? tahankan konten utama. (4) Remix,
Berbeda hal jika kita berbicara tentang melakukan parafrase dari berbagai sumber
artikel review, kita mungkin pernah dan ditulis menjadi satu (tanpa sumber).
menemukan artikel literatur review dengan (5) Recycle, meminjam tulisan orang lain
topik yang sama ditulis orang yang sama terdahulu tanpa mencantumkan sumber.
dipublikasikan pada jurnal yang berbeda (6) Hybrid, mengombinasikan tulisan
dan terdapat beberapa kesamaan ide topik orang lain dengan menyisipkan satu
tulisan. Hal seperti ini boleh dilakukan tulisan lainnya dan tetap mencantumkan
sejauh artikel-artikel tersebut ditujukan salah satu sumber tanpa melakukan
untuk pembaca yang berbeda (Elston, in prosedur pengutipan. (7) Mashup,
press), misalnya ketika topik A dibahas mencampurkan berbagai tulisan/material
pada suatu artikel menggunakan sudut dari berbagai sumber. (8) 404 Error, meng-
pandang psikologi dan artikel yang lain gunakan tulisan orang lain tetapi diberi
ditulis dengan pendekatan sosiologi oleh sumber yang tidak akurat atau bahkan
satu orang penulis yang sama. Namun, menuliskan sumber yang mengada-ada.
perlu ditekankan bahwa dua naskah (9) Aggregator, melakukan pengutipan
dengan konsep yang sama harus melewati secara tepat (mengubah tulisan orang lain)
uji plagiarisme dan memiliki batas tetapi sumber hampir tidak ada yang asli
indikasi kesamaan yang masih bisa (mengada-ada). (10) Re-Tweet, melakukan
ditoleransi. Sementara itu, pada artikel pengutipan secara tepat, tetapi terlalu
studi empiris, penulis dapat menghindari mirip dengan kata-kata atau struktur
self-plagiarisme dengan cara melakukan sumber asli. Untuk lebih jelas contoh-
suatu penelitian yang menguji beberapa contoh 10 jenis plagiarisme ini dapat
variabel dengan jumlah sampel yang besar dilihat langsung pada situs Turnitin di
dan memecahnya menjadi beberapa sumber yang tercantum di daftar pustaka
artikel. Meskipun berasal dari 1 pengam- tulisan ini.
bilan data yang sama, akan terdapat
beberapa naskah dengan pertanyaan Mengapa Melakukan Plagiarisme?
penelitian yang berbeda, variabel yang Debnath (2016) merangkum setidaknya
berbeda, dan sampel yang berbeda. ada 8 alasan mengapa plagiarisme dilaku-
kan, yaitu (1) Informasi yang tersedia
Tipe Plagiarisme: 10 Spektrum Plagiarisme dengan mudah, terlebih lagi dengan
dari Turnitin adanya internet. (2) tekanan publikasi dari
Turnitin.com (2016b) mengategorikan 10 tuntutan akademik, baik bagi dosen atau
jenis plagiarisme yang berasal dari survei mahasiswa yang sedang mengejar target
hampir 900 instruktur pendidikan sekolah akademik. (3) Kurang percaya diri dan
menengah dan tinggi seluruh dunia. kurang terampil menulis, sering kali
Adapun kesepuluh jenis plagiarisme ini terjadi pada penulis pemula. (4) Menulis
adalah (1) Clone, mengkloning atau artikel terburu-buru dan di bawah
menulis sama persis tulisan orang lain tekanan. (5) Kurangnya pemahaman dan
kata demi kata. (2) CTRL+C, menulis kesadaran mengenai plagiarisme. (6)
36 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
Buletin Psikologi 37
SHADIQI
gambar dari artikel ilmiah lain untuk dengan menggunakan temuan terdahulu.
ditulis kembali ke tulisan kita. Beberapa (3) Memperbaiki atau memasukkan
tabel dan gambar yang memiliki copyright perubahan yang diperlukan pada suatu
harus ditulis dengan menyebutkan sum- temuan sebelumnya. (4) Spesialisasi yang
ber referensi di keterangan bawah tabel hanya mengarah pada penulis tersebut, ia
dan gambar, bahkan harus mendapat izin yang lebih banyak menguasai topik
dari penulis atau penerbitnya. tersebut. Sementara yang kurang etis
Langkah berikutnya untuk menghin- adalah (5) meningkatkan angka H-Index
dari plagiarisme adalah ketika melakukan melalui jumlah sitasi yang banyak.
parafrase dan meringkas selalu sebutkan Langkah yang lain adalah melakukan
sumber asli atau menggunakan kutipan uji plagiarisme untuk mengecek kualitas
langsung ketika menggunakan frase tulisan. Burdine et al. (2018) membuat
orisinal (Cooper, 2016a). American Psycho- daftar layanan uji plagiarisme secara
logical Association (2013) telah membuat daring yang berbayar seperti iThenticate,
aturan khusus untuk penulisan kutipan. CrosCheck, Plagium, PlagScan, dan
APA menjelaskan bahwa jika kutipan Turnitin. Sementara uji plagiarisme tanpa
langsung memiliki kurang dari 40 kata biaya atau gratis adalah HelioBLAST,
maka ditulis di dalam paragraf dengan Viper, Grammerly, dan Plagiarisma
menggunakan tanda petik (“...”) dan (Burdine et al., 2018). Jenis terakhir
diakhiri dengan sitasi sumber orisinal terdapat tambahan biaya jika ingin
berupa nama belakang penulis, tahun, dan meningkatkan (upgrade) layanan. Terka-
nomor halaman/paragraf yang memuat dang melakukan pencarian di google atau
tulisan orisinal. Namun jika lebih dari 40 google scholar juga dapat membantu
kata, maka dibuat teks blok berupa tulisan mendeteksi plagiarisme (Debnath, 2016).
yang terpisah dan menjorok lebih dalam Bagi pengelola jurnal, langkah yang paling
dari paragraf awal, tanpa tanda petik, dan awal dan sederhana adalah melakukan
tetap diakhiri dengan sumber sitasi serta pencarian judul naskah di google dan
nomor halaman tulisan orisinal. Untuk memastikan bahwa naskah belum
lebih jelas dapat dilihat pada buku dipublikasikan di terbitan apapun.
Publication manual of the American Tiap institusi pendidikan dan jurnal
Psychological Association edisi ke-6. ilmiah memiliki standar yang berbeda
Jika seorang penulis melakukan untuk uji plagiarisme, misalnya Pastor
parafrase tulisan ia sendiri sebelumnya (2018) menggunakan Turnitin dengan
dengan mempertahankan makna orisinal standar kode warna biru (tanpa kesamaan
dan tetap menyebutkan sumber tulisannya atau 0%), hijau (kesamaan dengan besar
sendiri (self-citation), ini tepat dan etis 24%), kuning (antara 25 hingga 49%),
dilakukan (Burdine et al., 2018). Namun, jingga (50–74%) dan merah (lebih dari
penulis harus memperhatikan aturan 75%). Tiap institusi pendidikan hendaknya
mengenai self-citation. Memang tidak ada memiliki layanan uji plagiarisme yang
kesepakatan sejauh mana self-citation boleh dapat digunakan oleh sivitas akademik.
dilakukan (Pandita & Singh, 2017). Setidaknya dengan layanan ini, plagia-
Beberapa alasan berikut memperbolehkan risme dapat dihalau meskipun hanya
untuk self-citation (Pandita & Singh, 2017): bersumber dari data online. Namun, kita
(1) Mengembangkan studi sebelumnya. (2) harus tetap menyadari kelemahan uji
Mengisi gap (celah) penelitian terbaru plagiarisme online ini, yaitu tidak dapat
38 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
Buletin Psikologi 39
SHADIQI
yang cocok untuk mencegah dan mengu- psychology: Vol. 2. Practice, teaching, and
rangi perilaku plagiarisme. Kemudian, research (pp. 309–333). Washington,
penelitian yang berikutnya dapat DC: American Psychological
menerapkan bentuk intervensi tersebut Association.
dengan program kebijakan yang diatur Bosc, H., & Harnad, S. (2005). In a
oleh otoritas pendidikan. paperless world a new role for
academic libraries: Providing open
Ucapan Terima Kasih access. Learned Publishing, 18(2), 95–99.
Retrieved from
Penulis mengucapkan terima kasih kepada https://archivesic.ccsd.cnrs.fr/sic_0012
Corina D. Riantoputra, Ketua Editor 0214
Makara Human Behavior Studies in Asia
Brown, C., Dance, G., Ellis, J., Gerst, B.,
(Makara Hubs-Asia), Universitas Indo-
Jackson, T., Sharpe, M., & Wheaton, S.
nesia (UI) yang telah memberi kesempatan
(2008, August 25). Michelle Obama’s
bagi penulis untuk membantu proses desk
remarks at the Democratic convention.
review naskah dan melakukan pengujian
The New York Times. Diunduh dari
plagiarisme. Penulis banyak mendapatkan
https://www.nytimes.com/elections/20
ide tulisan setelah mengetahui lebih jauh
08/president/conventions/videos/trans
tentang proses pengujian plagiarisme.
cripts/20080825_OBAMA_SPEECH.ht
Artikel ini ditulis saat penulis menjadi
ml
mahasiswa doktoral di UI dan tergabung
menjadi staf editorial Makara Hubs-Asia. Burdine, L. K., de Castro Maymone, M. B.,
& Vashi, N. A. (2018). Text recycling:
Self-plagiarism in scientific writing.
Daftar Pustaka International Journal of Women’s
Dermatology, 5(2), 134–136. doi:
Abad-García, M. F. (2018). Plagiarism and
10.1016/j.ijwd.2018.10.002
predatory journals: A threat to
scientific integrity. Anales de Pediatría Committee on Publication Ethics. (n.d.).
(English Edition), 90(1), 57.e1-57.e8. doi: Core practices. Diunduh dari
10.1016/j.anpede.2018.11.006 https://publicationethics.org/core-
practices
Aliakbar, L. O. (2018, February 6). Tim tiga
puluh Guru Besar UHO sebut plagiat Cooper, H. (2016a). Ethical choices in
Zamrun 72 persen terbukti. research: Managing data, writing reports,
Sultrakini.Com. Diunduh dari and publishing results in the social
https://sultrakini.com/berita/tim-tiga- sciences. Washington, DC: American
puluh-guru-besar-uho-sebut-plagiat- Psychological Association.
zamrun-72-persen-terbukti Cooper, H. (2016b). Principles of good
American Psychological Association. writing: Avoiding plagiarism. Retrieved
(2013). Publication manual of the January 27, 2019, from APA Style Blog
American Psychological Association. website:
Washington, DC: American Psycho- https://blog.apastyle.org/apastyle/2016
logical Association. /05/avoiding-plagiarism.html
Barnett, J. E., & Campbell, L. F. (2012). Debnath, J. (2016). Plagiarism: A silent
Ethics issues in scholarship. In S. J. epidemic in scientific writing –
Knapp (Ed.), PA handbook of ethics in Reasons, recognition and remedies.
40 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
Buletin Psikologi 41
SHADIQI
42 Buletin Psikologi