Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

“ FARMAKOLOGI MOLEKULER “

NAMA. : SITTI ZAENAB

NPM : 4820117175

PRODI : FARMASI

SEMESTER : V (lima)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MALUKU HUDSADA

KAIRATU

2020
AKSI OBAT PAD ARESEPTOR TERKAIT DENGAN AKTIVITAS KINASE

A. Pendahuluan
Protein kinase adalah enzim yang menggunakan ATP untuk fosforilasi protein dalam
sel. Ada beberapa golonan protein kinase :
1. Protein kinase A
2. Protein kinase B
3. PKC

Heksokinase adalah suatu enzim yang menggunakan ATP untuk fosforilasi heksose.
Apabila suatu protein di fosforilasi oleh kinase, maka gugus fosfat di pisahkan oleh fosfaste,
melalui reaksi hidolisis.

B. Mekanisme tranduksi signal terkait pada aktivitas kinase


 Reseptor tirosin kinase
- Reseptor membran yang memiliki bagian protein disiss sitoplasmik yang
berperan sebagai enzim ( tirosin kinase )
- Fungsi : mengkatalisis gugus fosfat ( fosicrilasi ) dari ATP ke asam amino tirosin
pada protein substrat
- Tahapan proses trandusksi sinyal yang terjadi :
o Pengikatan ligan menyebabkan dua polipeptida reseptor membentuk
dinner
o Dengan menggunakan gugus fosfat dari ATP, daerah tirosin kinase setiap
polipeptida memfosforilasi tirosin pada peptida lain ( dinner merupakan
substrat sekaligus enzim )  protein reseptor teraktivasi
o Aktivasi reseptor menyebabkan reseptor dapat berikatan dengan protein
intraseluler dan mengaktifkannya melalui fosforilasi.
- Contoh : faktor pertumbuhan yang merangsang sel untuk tumbuh dan
berreproduksi.
C. Tranduksi sinyal
Pada umumnya tranduksi sinyal terdiri dari beberapa langkah  sejumlah kecil
molekul sinyal dapat menghasilkan respon seluler yang besar ( penguatan sinyal ) dan
menemukan respon yang spesifik dilakukan oleh molekul relay :
 Molekul yang berfungsi menyampaikan ( mentransmisikan ) sinyal dari reseptor
hingga dihasilkan reseptor sel yang sesuai dapat berupa :
o Protein banyak diantaranya adalah protein kinase ( enzim yang mentransfer
gugus fosfat dari ATP ke suatu protein atau fosforilasi).
o Molekul atau ion kecil non protein yang disebut second messenger
 Proses penerimaan sinyal ( pengaktifan protein reseptor ) akan berlanjut pada
pengaktifan molekul-molekul relay secara beruntun, hingga protein akhir hingga
menghasilkan respon sel di aktifkan
 Jalur transduksi sinyal akan berhenti dengan adanya protein fosfatase ( enzim yang
melepaskan gugus fosfat dari protein )
o Ketika sinyal ( ligan ) terlepas dari reseptor atau tidak ada, jumlah proein
fosfatase lebih banyak daripada protein kinase.
D. Respon seluler THD sinyal
 Jalur transduksi mengarah kearah aktivitas seluler yang dapat berupa :
o Penyusunan ulang sitoskeleton
o Pembykaan atau penutupan saluran ion dalm membran plasma
o Aktivitas metabolisme sel
o Sintesis protein
 Jalur pensinyalan yang rumit memiliki manfaatn penting :
o Menguatkan sinyal
Pada setiap langkah katalitik pada kaskade fosorolasi jalur transduksi sinyal,
jumlah produk yang teraktivasi jauh lebih besar daripada langkah
sebelumnya.
o Penentuan respon
Respon suatu sel terhadap sinyal bergantung pada variasi sinyal, reseptor,
molekul relay, dan protein yang dibutuhkan untuk melaksanakan respon.
 Suatu respon seluler dapa dihasilkan melalui aktivasi jalur yang berbeda
o Stimulasi GPCRs atau RKTs menghasilkan sejumlah second messenger, dan
kedua jenis reseptor mengaktifkan dan menginhibisi sekresi sejumlah second
messenger yang sama.
o RTKs dapat meningkatkan signal transdukse cascade yang sering kali bekerja
pada target yang sama dengan GPCR.
o Suatu respon seluler dapat diinduksi oleh beberapa jalur pensinyalan sel yang
berbeda.
o Interaksi jalur pensinyalan yang berbeda memungkinkan aktifitas seluler
berjalan dengan baik
E. Reseptor growth faktor
 EGFR adalah protein yang terikat pada epidermal growth faktor.
 Dalam keadaan normal, ikatan ini EGFR dengan epidermal growth faktor akan
merangsang aktifitas enzim tirosin kinase dan kemudian mengaktivasi sejumlah
molekul dalam sel, sehingga akan mengendalikan pertumbuhan sel.
 EGFR banyak ditemukan pada permukaan sel-sel kangker tertentu.

Oleh sebab itu, EGFR dianggap sebagai komponen yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan sel kanker/tumor.

 Mekanisme kerja nimotuzumab pada dasarnya sama dengan anti EGFR lainnya,
dimana obat ini bekerja mengrblok ikatan antara EGFR dengan EGF.
 Berbeda dengan antibodi anti EGFR lainnya, sifat intristik dari nimotuzumab
memerlukan ikatan yang bivalen untuk penempelan stabil pada permukaan sel.
 Dengan mekanisme ini, penempelan pada jaringan sehat dapat dihindari. Dengan
kirang atau bahkan tidak adanya penempelan obat ini pada jaringan sehat, maka obat
ibi tidak akan mengakibatkan kerusakan pada jaringan sehat dan hanya berfokus pada
sel kanker saja.

F. Reseptor sitokini
 Protein yang dikelurkan oleh sel dan berfungsi pada sel tersebut / sel-sel lain
disekitarnya.
 Fungsi sitokin adalah :
o Mengaktifasi sel-sel imun untuk mengeliminasi mikroba
o Mengatur hematopoiesis
o Membantu terjadinya peradangan / inflamasi
 Sitokinin dihasilkan sebagai respon terhadap stimulus sistem imun
 Sitokini bekerja dengan mengikat reseptor-reseptor membran spesifik, yang
kemudian membawa sinyal ke sel melalui second messenger untuk mengubah
aktifitasnya.
G. Cara kerja sitokin
1. Autokrin
Sitokin yang dihasilkan akan berfungsi pada sel yang memproduksinya.
2. Parakrin
Sitokin yang dihasilkan akan berfungsi pada sel-sel disekitarnya.
3. Endokrin
o Sitokin ayng dihasilkan akan berfungsi pada sel-sel yang letaknya jauh dari
sel penghasil sitokin.
o Disebarkan melalui aliran darah
o Contoh sitokin : hormon
H. Penggolongan sitokin
1. Sitokin pengatur respon imun non-spesifik
o Sitokin ini berfungsi untuk membantu stimulasi respon imun non-spesifik .
o Sitokin ini umumnya dihasilkan oleh sel-sel fagositik mononukleus (misalnya
makrofag)
o Contoh sitokin dalam golongan ini : TNF (tumor necrosis factor), IL – 12
(interleukin 12).
2. Sitokin penstimulasi hematopoiesis
o Sitokin ini berperan dalam diferensiasi dan pembentukan sel-sel respon imun.
o Menstimulasi sel-sel progenitor untuk membentuk bermacam-macam sel respon
imun.
o Contoh sitokin dalam golongan ini adalah IL-7 dan GM-CSF (granulocyte
macrophage colony stimulating factor )
o Reseptor sitokin secara langsung berkaitan dengan melemahnya imonodefisiensi.
o Sitokin bekerja pada sel-sel targetnya dengan mengikat reseptor-reseptor membran
spesifik
o Reseptor dan sitokin yang cocok dengan reseptor tersebut dibagi kedalam
beberapa kelompok berdasarkan struktur dan aktifitasnya.
o Klasifikasi reseptor sitokin berdasarkan pada struktur tiga dimensi yang dimiliki :
a. Reseptor sitokin tipe 1 (haemopoitin growth factor family)
b. Reseptor sitokin tipe 2 (interferon)
c. Reseptor sitokin tipe 3 (tumor necrosis factor family)
d. Reseptor kemokin
e. Imunoglobulin (Ig) superfamily
f. Reseptor TGF beta
I. Reseptor insulin
Reseptor insulin adalah suatu protein kinase yang merupakan glikoprotein membran,
terdiri dari dua sub unit alfa dan dua sub unit beta.
 Glukosa dapat dipakai oleh semua jaringan tubuh, disimpan :
o Hati dan otot  glikogen
o Jaringan lemak  triasilgliserol (TG)
 Sumber glikosa darah :
o Karbohidrat makanan
o Glikogenolisis hepar
o Glukoneogenesis
 Hormon yang mengatur glukosa darah :
o Insulin
o Hormon dr.klj. hipofisa anterior : growth
o Hormon klj. Medula adrenal: epinefrin, glukagon
 Pengaruh hormon.
o Keadaan kadar glukosa darah merangsang sekresi hormon glukagon.
o Keadaan kadar glukosa darah merangsang sekresi hormon insulin
o Keadaan darurat merangsang sekresi hormon adrenalin.
AKSI OBAT PADA RESEPTOR TRANSKRIPSI GEN

A. Mekanisme tranduksi signal pada reseptor transduksi gen.


1. Penerimaan
- molekul signal berupa hormon steroid berdifusi melewati membran plasma sel
target.
- Ligan berikatan dengan reseptor intraseluler yang terdapat di sitoplasma.
2. Transduksi
- Komleks ligan reseptor memasuki nukleus, berikatan dengan DNA dan
menentukan suatu gen menjadi aktif / non-aktif
- Pada contoh ini gennya diaktifkan.
3. Respon sel
- Terjadi transkripsi dan translasi, hingga terbentuk protein baru.
B. Reseptor steroid
 Reseptor steroid melewati membran sel masuk kedalam sitoplasma setiap sel, baik sel
target hormon steroid maupun sel lain
 Terapi reseptor hormon steroid hanya terdapat didalam sel target yaitu dalam
sitoplasmanya
 Bila hormon steroid berikatan dengan reseptor sitplasma maka kompleks hormon
reseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan ditransportasi ketempat kerjanya
( sites of action ) didalam inti sel yaitu pada kromatin
 Selanjutnya terjadilah beberapa hal yang berhubungan dengan peningkatan sintesis
protein sesuai dengan fungsi masing-masing sel target
 Contoh obat yang bekerja pada reseptor steroid : hidrokortison, prednisolon,
prenidson, metil prednisolon, dexametason, triamsinolon
C. Mekanisme kerja hormon steroid
 Hormon steroid secara langsung masuk kedalam nukleus tanpa berikatan dengan
reseptor dalam sitoplasma
 Steroid bekerja dengan cara beriktan dengan reseptornya  suatu reseptor
intraseluler  meregulasi transkripsi gen  mRNA  protein tertentu 
mempengaruhi fungsi sel tertentu
 Reseptor steroid jika sedang tidak berikatan dengan ligan bisa terdapat pada nukleus
atau berada di luar nukleus dengan berikatan dengan suatu protein chaperon yaitu
heat shock protein.

AKSI OBAT PADA RESEPTOR PADA RESEPTOR TERHUBUNG DENGAN PROTEIN G

A. Pendahuluan
 Adalah kemampuan sel dalam merubah signa atau stimulus menjadi bentuk lain.
Berupa rangkaina reaksi biokimia yang melibatkan enzim dan second messenger.
 Second messengwr adalah senyawa dengan berat molekul rendah, yang berguna bagi
signal messenger sebagai pemproses signal.
 Second messenger mensintesis dan melepaskan reaksi enzimatis syang menghasilkan
signal eksternal, yang diterima oleh suatu transmembran reseptor.
 Ada e bentuk dasar second messenger
- Hidrofobik molekul
Contoh : diacyl gliserol sebagai efektor protein.
- Hidrofilik molekul
Contoh : Camp, cgmp yang terdapat pada sitosol
- Gas NO dan CO dapat melakukan difusi menembus sitosol dan membran sel.
 Reseptor adalah suatu protein, pada sel membran sitoplasma atau nucleus yang
mengikat protein tertentu.
B. TAHAPAN PROSES PENSINYALAN SEL
 Penerimaan (reception) :
- Proses penseteksian molekul sinyal yang datang dari luar sel
- Berdasarkan sifat molekul sinyal penerimaan dapat dilakukan oleh prorein
reseptor yang terdapat dimembran plasma dan sitoplasma.
 Transduksi (pengolahan sinyal)
- Merupakan urutan perubahan dalam sederetan molekul yang berbeda, dan
disebut jalur transduksi sinyal.
- Pada tahap ini,terjadi perubahan sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat
menimbulkan respon seluler yang spesifik
 Produksi respon seluler yang spesifik
- Reaksi enzimatik
- Penyusunan ulang sitoskeleton
- Pengaktifan gen spesifik dalam nucleus.
C. Macam-macam reseptor sinyal.
Reseptor terkait protein G
 Berupa protein membran yang bekerja bersamaan dengan protein G dan protein
lainnya.
 Pendeteksian sinyal berupa cahaya, bau dan deteksi hormon serta neutransmiter
tertentu.
 Jalur ini bisa mengaktifasi/menginhibisi target protein G yang terikat pada reseptor
 Aktifasi enzim akan menghasilkan sejumlah second messenger yang menentukan
respon seluler terhadap sinyal.

D. Kombinasi respon terhadap signal.


1. Paracrine signaling : signal yang bersifat sebagai lokal mediator terjadi signal secara
cepat.
2. Endocrine signaling : kelompok endokrin  hormon  aliran darah  target sel
3. Synap signaling : signal yang terjadi pada sel syaraf. Sel syaraf  neurotransmiter 
axon kontak.
E. Fungsi cAMP dan Ca++
1. Sebagai intraseluler mediator (second messenger)
2. Konsentrasi secara normal (10-7m)
3. cAMP disintesis dari ATP atas kerja enzim adenalyl siclase, dan secara cepat cAMP
dapat dihancurkan oleh cAMP phospodieatrease.
4. Pada jalur CA++ enzim menghasilkan mediator inositol trifosfat, yang mendorong
pelepasan CA++ dari endoplasma retikulum.

Anda mungkin juga menyukai