Anda di halaman 1dari 13

UNIT 1

Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

UNIT 1
TESIS SEBAGAI HASIL RISET ILMIAH

Pendahuluan

Halo Rekan-rekan semua...


Senang bisa hadir di tengah-tengah rekan-rekan semua pada materi Unit 1 ini
yaitu mengenai Tesis sebagai Hasil Riset Ilmiah. Pada Unit 1 ini Rekan-rekan
akan diajak untuk mengetahui konsep dan tujuan dari penulisan karya ilmiah (Tesis)
yang akan Rekan-rekan semua selesaikan sebagai syarat dalam menyelesaikan
studi. Unit 1 ini disajikan dalam tiga sub unit. Pada Sub Unit 1 akan dibahas topik
mengenai hakikat filsafat ilmu dan paradigma penelitian, Sub Unit 2, akan
membahas tentang metode ilmiah sebagai dasar untuk memahami lebih lanjut
tentang penelitian dasar dan terapan serta etika penelitian, dan Sub Unit 3
menguraikan topik tentang sistematika pembuatan tesis.
Rekan-rekan sekalian...

Penting dketahui terlebih dahulu mengenai apa itu penelitian dan apa tujuan
dari dilakukannya sebuah penelitian. Mengapa seseorang yang menempuh studi
pada jenjang diploma, sarjana, magister, dan doktor harus membuat sebuah karya
ilmiah yang berisikan tentang sebuah hasil penelitian di bidangnya?. Secara umum,
dahulunya para peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mencari
kebenaran, memecahkan masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta
menemukan solusi demi terciptanya kesejahtaraan hidup di berbagai bidang. Oleh
karena itu, Rekan-rekan sekalian yang saat ini sedang menempuh pendidikan,
diharapkan juga dapat memberikan kontribusi di bidang pendidikan dengan
melakukan sebuah penelitian yang memiliki tujuan dan manfaat yang berarti bagi
kehidupan. Sebagai seorang ilmuan, kita tentunya menjunjung tinggi sifat dan
karakter positif dalam melakukan penelitian berupa jujur dan objektif. Pada unit ini
akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai hakikat dilakukannya sebuah penelitian
bagi seorang peneliti.

Selamat Belajar...

I Made Putrawan 1
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

Sub Unit 1
Filsafat dan Paradigma Penelitian

Rekan-rekan sekalian...
Mari kita mulai membahas materi di Sub Unit 1 ini...
Penelitian merupakan proses investigasi yang dilakukan untuk mencari
kebenaran atau jawaban suatu pertanyaan, bahkan menyelesaikan masalah yang
dialami sehari-hari. Sebelum dikenal dengan adanya sisematika suatu penelitian
secara ilmiah, dahulunya nenek moyang kita mencari kebenaran melalui berbagai
cara yaitu berpikir secara akal sehat logika, intuitif, trial dan error (coba-coba),
bertanya kepada ahli, prasangka, bahkan wahyu dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Secara ilmiah, dilakukanlah prosedur suatu investigasi yang dinamakan
penelitian agar dapat ditemukan hasil atau jawaban yang dapat disepakati oleh
seluruh orang secara logis. Penelitian tidak dapat dibuat dengan sembarangan
tanpa memperhatikan kaidah keilmuan. Penelitian harus dilakukan berdasarkan
prinsip berpikir logis. Seorang peneliti harus mampu menggabungkan teori yang ada
dengan fakta di lapangan dan dilakukan secara sistematis. Dalam perspektif filsafat
ilmu, validitas pengetahuan yang dihasilkan melalui penelitian sangat tergantung
pada koherensi antara ontologi, epistemologi, dan metodologi yang digunakan oleh
peneliti. Oleh karena itu, seorang peneliti yang baik adalah peneliti yang paham
betul landasan filosofis yang digunakan dalam proses penelitian.
Landasan filosofis tersebut dipahami melalui kajian filsafat. Mungkin utnuk
sebagian orang yang mendengar kata filsafat beranggapan bahwa filsafat
merupakan suatu bidang kajian yang sangat sulit untuk dipahami, namun
sebenarnya filsafat merupakan landasan seseorang dalam berpikir karena sejatinya
kita adalah insan yang terus melakukan proses berpikir dan bertanya akan suatu
fenomena di sekitar kita. Filsafat merupakan landasan berpikir yang menjadi dasar
seseorang dalam membangun pola berpikir dan menjawab sebuah pertanyaan
maupun mencari solusi dari sebuah permasalahan. Filsafat berasal dari bahasa
Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi, secara etimologi, filsafat berarti
cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di

I Made Putrawan 2
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

Yunani semenjak abad ke-7 SM. Beberapa filsuf yang terkenal atas pemikirannya
yaitu Thales dari Mileta (di pesisir barat Turki), Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bagaimana?
Tentu Rekan-rekan semua sering mendengar nama-nama filsuf di atas bukan?
Lalu, secara konkret, bagaimana filsafat bisa menggiring kita sebagai seorang
pemikir dalam mengelola pola pikir kita sehingga didapatkanlah sebuah jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala kita?. Dikenal dengan istilah
paradigma peneliltian. Paradigma penelitian merupakan perspektif penelitian yang
digunakan seseorang atau peneliti yang menjelaskan tentang bagaimana sudut
pandang peneliti dalam melihat realita, mempelajari fenomena, cara‐cara yang
digunakan dalam penelitian dan cara‐cara yang digunakan dalam
menginterpretasikan temuan. Dalam konteks desain penelitian, pemilihan paradigma
penelitian menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan mendasari dan
memberi pedoman seluruh proses penelitian. Lincoln dan Guba (1994)
mengidentifikasi empat paradigma utama, yaitu positivisme, pospositivisme,
konstruksionisme, dan kritik teori. Selanjutnya, menurut Creswell (2010), terdapat
4 paradigma utama dalam penelitiian yaitu pospositivisme, konstruksionisme,
advokasi, dan pragmatik.

Baiklah Rekan-rekan, mari kita bahas satu per satu paradigma penelitian
menurut Creswell...
Post-Positivisme terkadang disebut sebagai metode saintifik atau penelitian
sains. Ada pula yang menyebutnya sebagai penelitian positive post-positive, sains
empiris, dan post-positivisme. Paradigma berpikir ini banyak dijumpai dalam
penelitian eksperimen kuantitatif yang menuntut seseorang berpikir secara
deduktif (dari umum ke khusus). Filsafat kaum post-positivis juga cenderung
reduksionistis yang orientasinya adalah mereduksi gagasan-gagasan terpisah yang
lebih kecil untuk diuji lebih lanjut, seperti halnya variabel-variabel yang umumnya
terdapat dalam sejumlah rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Pengetahuan
yang berkembang melalui kacamata kaum post-positivis selalu didasarkan pada
observasi dan pengujian yang sangat cermat terhadap realitas objektif yang muncul
di dunia.

I Made Putrawan 3
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

Paradigma konstruktivisme ini biasanya dipandang sebagai suatu


pendekatan dalam penelitian kualitatif yang menuntut seseorang berpikir secara
induktif (dari khusus ke umum). Kontruktivisme sosial meneguhkan asumsi bahwa
individu-individu selalu berusaha mengembangkan makna-makna subjektif atas
pengalaman-pengalaman mereka makna-makna yang diarahkan pada objek-objek
atau benda-benda tertentu. Untuk mengeksplorasi pandangan-pandangan ini,
pertanyaan-pertanyaan pun perlu diajukan. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat jadi
sangat luas dan umum sehingga partisipan dapat mengonstruksi makna atas situasi
tersebut, yang biasanya tidak asli atau tidak dipakai dalam interaksi dengan orang
lain. Semakin terbuka pertanyaan tersebut tentu akan semakin baik agar peneliti
dapat mendengarkan dengan cermat apa yang dibicarakan dan dilakukan partisipan
dalam kehidupan mereka. Para peneliti juga perlu menyadari bahwa latar belakang
mereka dapat memengaruhi penafsiran mereka terhadap hasil penelitian. Untuk
itulah, ketika melakukan penelitian, mereka harus memosisikan diri mereka
sedemikian rupa seraya mengakui dengan rendah hati bahwa interpretasi mereka
tidak pernah lepas dari pengalaman pribadi, kultural, dan historis mereka sendiri.
Dalam konteks konstruktivisme, peneliti memiliki tujuan utama, yakni berusaha
memaknai makna-makna yang dimiliki orang lain tentang dunia ini. Ketimbang
mengawali penelitiannya dengan suatu teori (seperti dalam post-positivisme),
peneliti sebaiknya membuat atau mengembangkan suatu teori atau pola makna
tertentu secara induktif.
Paradigma advokasi/ partisipatoris berasumsi bahwa penelitian harus
dihubungkan dengan politik dan agenda politis. Untuk itulah, penelitian ini pada
umumnya memiliki agenda aksi demi reformasi yang diharapkan dapat mengubah
kehidupan para partisipan, institusi-institusi di mana mereka hidup dan bekerja, dan
kehidupan para peneliti sendiri. Di samping itu, menyatakan bahwa ada isu-isu
tertentu yang perlu mendapat perhatian lebih, utamanya isu-isu menyangkut
kehidupan sosial dewasa ini, seperti pemberdayaan, ketidakadilan, penindasan,
penguasaan, ketertindasan, dan pengasingan. Peneliti dapat mengawali penelitian
mereka dengan salah satu dari isu-isu ini sebagai fokus penelitiannya. Dalam
penelitian ini, para peneliti harus bertindak secara kolaboratif agar nantinya tidak ada
partisipan yang terpinggirkan dalam hasil penelitian mereka. Bahkan, para partisipan

I Made Putrawan 4
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

dapat membantu merancang pertanyaan-pertanyaan, mengumpulkan data,


menganalisis informasi, atau mencari hibah-hibah penelitian.
Pragmatik lebih menekankan pada pemecahan masalah dan menggunakan
semua pendekatan yang ada untuk memahami masalah tersebut. Sebagai salah
satu paradigma, menekankan pentingnya paradigma pragmatik ini bagi para peneliti
metode campuran, yang pada umumnya harus berfokus pada masalah-masalah
penelitian dalam ilmu sosial humaniora termasuk pendidikan, kemudian
menggunakan pendekatan yang beragam untuk memperoleh pengetahuan yang
lebih mendalam. Pragmatisme pada hakikatnya merupakan dasar filosofis untuk
setiap bentuk penelitian, khususnya penelitian metode campuran.

I Made Putrawan 5
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

Sub Unit 2
Unsur-unsur Penelitian, Metode Ilmiah dan Etika Penelitian

Selamat datang di Sub Unit 2 Rekan-rekan sekalian...


Setelah memahami isi materi pada Sub unit 1 maka pada Sub uni 2, akan
dibahas mengenai unsur-unsur penelitian, metode ilmiah, dan etika penelitian.
Penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan baik jika peneliti mengetahui berbagai
unsur penting di dalam suatu penelitian seperti fakta, konsep, definisi, teori,
hipotesis, definisi operasional, dan variabel.
Fakta merupakan suatu hal yang tidak perlu diuji kebenarannya yang disebut
sebagai asumsi daasar atau postulat. Fakta didapat atau dibuktikan secara empiris.
Konsep digunakan peneliti untuk menggambarkan abstraksi suatu gejala sosial atau
gejala alamiah. Definisi merupakan itilah yang dijelaskan secara khusus yang
dipersepsi sama. Teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan
satu dengan yang lainnya. Teori menunjukkan hubungan antara fakta-fakta. Teori
berfungsi untuk mengarahkan perhatian atau untuk menerangkan, merangkum
pengeahuan, meramalkan fakta, dan memeriksa sebuah gejala. Teori juga
membantu peneliti untuk memutuskan dalam pengajuan masalah, judul, penyusunan
kerangka teoritis, pengajuan hipotesis, metodologi penelitian dan pembahasan hasil
penelitian. Rumusan proposisi untuk diuji secara empiris atau pernyataan sementara
yang perlu diuji kebenarannya scara empiris disebut hipotesis. Definisi
operasional adalah pernyataan untuk melaksanakan definisi konseptual delengkapi
dengan indikator untuk mengukur variabel. Variabel adalah sebuah konsep yang
memiliki variasi nilai dan dapat diukur (untuk variabel akan dijelaskan pada Unit 2).
Secara deduktif, untuk jenis penelitian kuantitatif, Rekan-rekan jangan sekali-
kali mengajukan masalah yang tidak ada teorinya karena sejatinya masalah yang
muncul nanti akan dipecahkan dengan landasan teori yang kuat. Jangan menyusun
kerangka teoretis tanpa teori karena dari namanya saja yaitu “teoretis”, berarti
memang membutuhkan landasan teori yang kuat. Begitu juga dalam merumuskan
hippotesis dan metodologi penelitian, peneliti diharapkan memahami betul teori yang
akan digunakan dalam memecahkan masalahnya.

I Made Putrawan 6
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

Masalah

Pembahasan Judul Penelitian

TEORI

Metodologi Landasan Teoretis

Hipotesis

Gambar 1. Fungsi Teori

Setelah memahami unsur-unsur penelitian, maka seorang peneliti yang baik


mengetahui langkah-langkah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan suatu
prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah yang sistematis
untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Memecahkan masalah dengan
menggunakan metode ilmiah pada dasarnya menggunakan cara berpikir deduktif
dan cara berpikir induktif. Berpikir deduktif memberikan sifat rasional kepada
pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah
dikumpulkan sebelumnya. Secara sistematik dan kumulatif, pengetahuan ilmiah
disusun setahap demi setahap, dengan menyusun argumentasi mengenai sesuatu
yang baru, yang akan dipecahkan, berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada.
Dalam proses pengkajian ilmiah maka metode ilmiah sering dikenal sebagai proses
logico hypothetico verikatif, yang menghubungkan cara berpikir deduktif dan
induktif. Proses induksi ini mulai memegang peranan dalam tahap pengujian
verifikasi di mana fakta-fakta empiris dikumpulkan untuk menilai apakah sebuah
hipotesis didukung oleh fakta atau tidak. Berikut ini adalah langkah-langkah metode
penelitian.

I Made Putrawan 7
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

a. Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai obyek empiris
yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di
dalamnya.

b. Tinjauan pustaka dan khasanah pengetahuan ilmiah


Penyusunan kerangka berpikir sebagai dasar pengajuan hipotesis dengan
mengacu pada khasanah pengetahuan ilmiah, kajian berbagai teori yang merujuk
dari berbagai sumber, cetak atau sumber virtual/online, buku referensi, dan berbagai
penelitian yang relevan dari berbagai jurnal dari berbagai keilmuan terakreditasi
yang terbaru.

c. Perumusan hipotesis
Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berpikir yang dikembangkan
d. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat
fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

e. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis
yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat
fakta dari lapangan yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima.
Sebaliknya, sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang cukup
mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima kemudian
dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi
persyaratan keilmuan, yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten
dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya. Pengertian
kebenaran di sini harus ditafsirkan secara pragmatis, artinya bahwa sampai saat ini
belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya.

Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu penjelasan dapat disebut
ilmiah. Meskipun langkah-langkah ini secara konseptual tersusun dalam urutan yang

I Made Putrawan 8
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

teratur di mana langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya,
namun dalam praktiknya sering terjadi lompatan-lompatan. Hubungan antara
langkah yang satu dengan langkah yang lainnya tidak terikat secara statis melainkan
bersifat dinamis dengan proses pengkajian ilmiah yang tidak semata mengandalkan
penalaran melainkan juga imajinasi dan kreativitas. Sering terjadi bahwa langkah
yang satu tidak saja merupakan landasan bagi langkah yang berikutnya, namun
sekaligus juga merupakan landasan koreksi langkah yang lain. Dengan jalan ini
diharapkan diprosesnya pengetahuan yang bersifat konsisten dengan pengetahuan-
pengetahuan sebelumnya serta teruji kebenarannya secara empiris.

Gambar 2. Langkah-Langkah Metode Ilmiah

I Made Putrawan 9
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

Selanjutnya terdapat beberapa etika penelitian yang perlu ditaati para peneliti
antara lain (1) bidang yang diteliti sesuai dengan keahlian peneliti; (2) peneliti harus
merahasiakan semua informasi yang diperoleh dari responden sehingga nama-
nama responden harius dituliskan dalam bentukkode inisial; (3) peneliti tidak
menuntut responded untuk bertanggungjawab atas informasi yang telah
disampaikannya; (4) peneliti tidak memaksakan kehendaknya agar responden
memberikan informasi kepadanya; (5) peneliti tidakk mengubah informasi responden
dengan pengertian yang berbeda atau bertolakbelakang atau mengganti angka di
dalam tabulasi data yang berbeda dengan angka responden yang sebenarnya.

I Made Putrawan 10
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

Sub Unit 3
Sistematika Pembuatan Tesis

Rekan-rekan sekalian...
Saatnya kita tiba di sub unit terakhir yaitu Sub Unit 3 Rekan-rekan sekalian...
Setelah mengetahui mengenai hakikat dan filsafat penelitian beserta
langkah-langkah metode ilmiah, kali ini kita akan membahas tentang sistematika
penulisan tesis. Karya ilmiah yang akan Rekan-rekan rancang pada akhir
penyelesaian studi adalah berupa tesis. Tesis dibuat secara lengkap dengan
memperhatikan beberapa ketentuan yang berlaku sesuai pedoman penulisan tesis
Universitas Terbuka (UT).
Pertama-tama, Rekan-rekan akan mengajukan proposal tesis yang terdiri
atas Bab I, II, dan III. Bab I berisi latar belakang masalah, tujuan, dan manfaat
penelitian; Bab II berisi tentang kajian teoretik dan hipotesis penelitian (jika jenis
penelitian kuantitatif); dan Bab III berisi tentang metodolgi penelitian. Selanjutnya,
silakan Rekan-rekan semua mencari tahu informasi lebih mengenai tata cara dan
keentuan penulisan tesis yang diterbitkan oleh Universitas Terbuka (UT) yang ada
pada pedoman penulisan tesis.. Pelajari dan pahami...

Tes Formatif

1. Sebuah karya ilmiah yang baik adalah dengan menerapkan langkah-langkah


metode ilmiah. Tuliskan langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis!
2. Mengapa proposal perlu untuk ditulis terlebih dahulu sebelum memulai proses
penelitian?
3. Tuliskan sistematika penulisan tesis!

I Made Putrawan 11
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John. 2010. Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed


Methods Approaches. London : SAGE Publication
Guba, E. G., & Lincoln, Y. S. (1994). Competing paradigms in qualitative research. In
N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.), Handbook of qualitative research.
Putrawan, I Made. 2010. Research Methodology. https://imadeputrawan.wordpress.
com/reseach-methodology/

I Made Putrawan 12
UNIT 1
Tesis Sebagai Hasil Riset Ilmiah

Bahan Pendukung Unit 1

No. Tentang Link

1. Riset Metodologi (Pentingnya https://imadeputrawan.wordpress.com/

dilakukan sebuah penelitian) reseach-methodology/

I Made Putrawan 13

Anda mungkin juga menyukai