Anda di halaman 1dari 3

TUGAS SEMINAR MSDM

Dosen : Asih Niati, SE,MM

Anggota Kelompok 1 :

1. Bambang Santoso NIM : B.141.19.0016


2. Caecilia Novelina NIM : B.131.16.0558
3. Iwan Yunianto NIM : B.131.16.0602
4. Laurentia Avika NIM : B.131.16.0312
5. Chandy Al Muhtarom NIM : B.131.16.0202
6. Maulana Abu Rahman NIM : B.131.16.0453

REVIEW JURNAL ( Pertemuan ke 5 )

NO PERIHAL PENJELASAN
Komunikasi dalam Lingkungan Kerja Digital: Implikasi bagi
1 Judul
Kesejahteraan di Tempat Kerja
Laura Bordi, Jussi Okkonen, Jaana-Piia Mäkiniemi, Kirsi Heikkilä-
2 Penulis
Tammi
Nordic journal of working life studies Volume 8, Number S3, April
3 Jurnal
2018
Apakah komunikasi digital di tempat kerja memiliki pengaruh
4 Masalah
dengan kesejah teraan di tempat kerja.
Untuk memperdalam pemahaman tentang hubungan antara
komunikasi digital dan kesejahteraan di tempat kerja dengan
5 Tujuan
memeriksa faktor-faktor mana dalam komunikasi digital yang
mempengaruhi kesejahteraan karyawan dan bagaimana caranya.
Devinisi Komunikasi digital di tempat kerja dan hubungannya dengan
6
Variable kesejahteraan di tempat kerja
 Komunikasi dalam organisasi : Teknologi, infrastruktur, sosial,
dan individu.
7 Indikator
 Kesejahteraan di tempat kerja : kepuasan kerja, keterlibatan
kerja, stres, dan kelelahan.
8 Implikasi Komunikasi digital sebagai tuntutan pekerjaan dan sumber daya
Teoritis Sumber daya pekerjaan adalah aspek pekerjaan yang memotivasi,
menginspirasi, dan membantu dalam mencapai tujuan, sedangkan
tuntutan adalah aspek yang membutuhkan upaya dan tenaga ekstra

1
(Bakker & Demerouti, 2007).
Ergonomi informasi sebagai pendekatan untuk mengelola beban
informasi dan technostress
Informasi ergonomi adalah domain ergonomi yang muncul yang
berfokus pada pengelolaan beban kerja dan penanganan technostress
dalam tugas yang padat informasi. Dengan demikian, ergonomi
informasi dapat dilihat sebagai pendekatan untuk mendukung kinerja
dan kesejahteraan di tempat kerja di lingkungan kerja yang padat
informasi. Konsep ergonomi informasi muncul pada 1960-an dari
teknik industri dan logistik. Beberapa penelitian (Eppler & Mengis,
2004; Franssila et al., 2015; Mark et al., 2014; Wajcman & Rose,
2011) telah melaporkan manfaat dari lingkungan informasi yang
disesuaikan dengan individu, bukan sebaliknya. Franssila et al.
(2015) memberikan upaya Nordic pertama untuk menerapkan
konsep dalam konteks pekerjaan pengetahuan dan untuk
memperhitungkan lingkungan kerja digital.
9 Implikasi Penelitian saat ini adalah bagian dari proyek penelitian yang lebih
Manajerial besar (n = 36) yang berfokus pada ergonomi informasi. Proyek ini
adalah penelitian tindakan metode campuran, yang meliputi
kuesioner, tindakan psikofisiologis [variabilitas denyut jantung
(HRV)], pengumpulan data log, dan diskusi lokakarya. Seperti
karakteristik penelitian tindakan, para peserta tidak hanya informan
tetapi juga peserta aktif dalam proses penelitian (Somekh, 2006).
Data empiris yang digunakan untuk artikel ini hanya terdiri dari data
log dan diskusi lokakarya. Namun, peserta diberikan hasil kuesioner
dan tindakan, yang dapat mereka manfaatkan sebagai informasi latar
belakang untuk lokakarya. Kuesioner mencakup keadaan umum
organisasi tentang kesejahteraan karyawan dan beban informasi,
sementara hasil gabungan dari log dan data HRV memberikan
informasi tentang bagaimana kegiatan di lingkungan kerja digital
memengaruhi tingkat stres karyawan. Data-data ini memberikan
informasi latar belakang yang berguna untuk lokakarya, yang tujuan
utamanya adalah untuk membahas isu-isu mengenai lingkungan
kerja digital dan sejahteraan di tempat kerja dan mengembangkan

2
cara-cara untuk meningkatkan ergonomi informasi di tempat kerja.
Komunikasi digital adalah salah satu topik berulang utama dalam
lokakarya itulah mengapa dipilih sebagai topik untuk penelitian ini.
Proyek ini dilaksanakan dan data dikumpulkan antara Mei 2015 dan
Mei 2016.
Berdasarkan data log, lingkungan komunikasi para peserta kaya,
memberi mereka beberapa opsi untuk komunikasi sinkron dan
asinkron baik secara internal maupun eksternal. Para peserta
melakukan sebagian besar komunikasi internal (kecuali tatap muka)
melalui saluran digital. Komunikasi eksternal lebih terkendali,
10 Hasil
dengan para peserta diharapkan untuk menggunakan alat komunikasi
formal, seperti sistem tiket atau email tim. Namun, tuntutan untuk
kepraktisan cenderung menolak instruksi, dan para peserta sering
mengatur komunikasi sesuai dengan preferensi dan kebiasaan
pribadi.
Bahwa komunikasi digital dapat berfungsi sebagai permintaan
pekerjaan atau sumber daya pekerjaan. Aspek-aspek yang menuntut
dari komunikasi digital dapat menjadi penghalang atau tantangan,
dengan beragam implikasi untuk kesejahteraan di tempat kerja.
Secara umum, tampaknya komunikasi digital bertindak sebagai
sumber daya ketika meningkatkan rasa kontrol dan otonomi atas
pekerjaan seseorang. Di sisi lain, aspek komunikasi digital yang luar
biasa dan mengurangi kontrol tampaknya bertindak sebagai tuntutan
11 Kesimpulan
yang menghambat kesejahteraan. Berkaca pada temuan dalam hal
diskusi sebelumnya tentang ergonomi informasi, faktor sosial
tampaknya lebih menonjol daripada aspek lain dari ergonomi
informasi mengenai komunikasi digital dan kesejahteraan di tempat
kerja. Sementara beberapa faktor terkait teknologi dan infrastruktur
muncul, mereka tampaknya tidak memainkan peran integral seperti
konvensi dan praktik sosial lakukan. Bisa jadi faktor-faktor terkait
teknologi dan infrastruktur ditemukan sebagian besar

Anda mungkin juga menyukai