Tugas Metopel
Tugas Metopel
Si
OLEH :
NURAFINDA
1703111046
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
Prof.Dr. Saryono M.Si
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai industri yang ada di Indonesia menghasilkan limbah yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah B3 ini karena sifat
dan konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak dan mencemarkan lingkungan hidup. Mengingat
besarnya resiko yang ditimbulkan tersebut maka perlu dilakukan pengelolaan
limbah B3 secara menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan.
Pada industri pengolahan batang sagu menjadi sagu akan menyisakan
batangan-batangan tipis (seperti lembaran) dan batangan dengan bentuk tidak
beraturan dalam ukuran kecil. Untuk limbah yang berukuran besar (panjang
100 cm, lebar 15 cm, dan tebal 1,5 cm) yaitu sekitar 20 % dari volume batang
pohon, biasanya digunakan untuk benda seni kerajinan tangan, sedangkan
untuk limbah yang berukuran kecil atau pecah sekitar 10 % hanya dibuang dan
tidak digunakan (Sudarjha, 2011). Hasil samping dari pengolahan sagu
tersebut apabila dibiarkan akan menimbulkan pencemaran lingkungan berupa
bau dan peningkatan kamasaman tanah (pH<4) yang dapat menghambat
pertumbuhan bahkan menyebabkan kematian tanaman(Nurmalasari,2017).
Limbah sagu merupakan limbah lignoselulosa yang kaya akan selulosa
dan pati, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber karbon.
Kandungan lignin, selulosa dan hemiselulosa yang besar pada limbah serat
sagu yaitu residu lignin sebesar 20,67%, selulosa 19,55% dan sisanya
merupakan zat ekstraktif dan abu, berpotensi sebagai bahan baku pembuatan
karbon aktif(Rahmi,2018).
Karbon aktif merupakan media yang sangat efektif dalam penyerapan zat
terlarut dalam air baik organic maupun anorganik. Kelebihan menggunakan
karbon aktif sebagai adsorben karena memiliki permukaan yang lebih luas,
kemampuan adsorbsi yang besar, mudah di aplikasikan dan biaya yang
relative murah(Bansal dkk,1988).
Arang aktif adalah suatu bentuk karbon yang mempunyai sifat absorptive
terhadap larutan ataupun uap sehingga bahan tersebut dapat berfungsi sebagai
Prof.Dr. Saryono M.Si
DAFTAR PUSTAKA
Bansal,C.R.,Donnet,J.B.,Stoecli,F. 1998. Active Carbon, Marcel Dekker, New
York.
Buekens, A., H. Keirsse, J. Schoeters and A. Verbeeck (1985). Production of
Actived Carbon from Euphorbia Tiraculli, Brussel.
Gultom,O.S.,Payung,P.,Yawan,J. 2016.Kualitas limbah cair ekstraksi sagu
(metroxylon sp.) Menggunakan alat penyaring sistem berlapis pada
beberapa waktu penyimpanan. Jurnal Agrointek.10(1): 41-47.
Nurmalasari,N., Afifah,N.2017. briket kulit batang sagu(metrtoxylon sagu)
menggunakan perekat tapioca dan ekstrak daun kapuk(ceiba pentandra).
Jurnal Dinamika. 8(1):1-10.
Rahmi.,Fachrudin,S.,Nurmalasari.2018. pemanfaatan limbah serat
sagu(metroxylon sagu) sebagai adsorben iodin. Jurnal Rekayasa Kimia
Dan Lingkungan. 13(1):70-77.
Prof.Dr. Saryono M.Si
Sudarja, Diharjo, K, Caroko,N. 2011. Pengaruh Grain size arang aktif dari Bahan
Limbah Industri Sagu Aren terhadap Penyerapan Polutan Limbah Batik.
Jurnal Ilmiah Semesta Teknika.14(1):86-93.