Anda di halaman 1dari 2

Nama : Pandu Winardinata

NIM : A92217128

Matkul : Seminar Sejarah

Kelas : 6/ C

Analisis Jurnal Wanita Muslim Indonesia

Karya : Alimatul Qibtiyah

Dalam jurnal Wanita Muslim Indonesia karya Alimatul Qibtiya, penulis


menggunakan pendekatan sosiologi dengan memperhatikan fenomona sosial yang terjadi.
Salah satu fenomena sosial yang menarik untuk dicermati dari jurnal ini adalah bagaimana
pengaruh prepektif gender terhadap ajaran Islam dan pengaruh gerakan perempuan Islam
Indonesia. Pengaruh trsebut dapat diamati dari banyaknya diskusi, pendidikan, dan pelatihan
dasar serta penerbitan buku yang mensosialisasikan gagasan mengenai keadilan gender ke
dalam berbagai kalangan sosial khsusnya komunitas Islam yang ada di Indonesia.

Berdasarkan fenomena sosial yang ada, penelitian ini bertujuan untuk menjawab
persoalan mengenai faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi diadopsinya analisis gender
ke dalam organisasi perempuan Islam di Indonesia. Dalam penelitian ini, telah menunjukkan
bahwa analisis gender, pengaruh dan dampaknya bagi gerakan organisai perempuan Islam
dengan organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama sebagai kasus yang dilatarbelakangi oleh adanya
pertarungan wacana dan kebijakan terhadap pendekatan Woman in Development (WID) dari
mereka yang menggunakan pendekatan Gender and Development (GAD). Bentuk
pertarungan atau penggugatan tersebut antara lain dengan membentuk organisasi yang
memunculkan prespektif tandingan pada tingkat akar rumputnya. Organisai-organisasi ini
pada akhirnya akan melahirkan arah dan gerakan baru bagi perempuan muslim di Indonesia
yang disebut dengan gerakan yang berwawasan akan kegenderan.

Adapun gerakan yang sama dilakukan oleh kelompok perempuan muslim yang
dikategorikan sebagai “Muslim Transformatif”. Dengan menggunakan analisis gender,
mereka membedah teks-teks kegamaan Islam, terutama yang bersumberkan dari Al-Qur’an
dan Hadis. Mereka mencoba menafsirkan kembali atau interpretasi sejumlah tema-tema
keagamaan seperti tema kepemimpinan perempuan, hak menentukan pasangan hidup bagi
perempuan, poligami, sunat bagi perempuan, aborsi, dan lain-lain.

Bentuk dari mengaplikasian analisis gender ini, terbukti telah dilakukan seperti upaya
amandemen terhadap undang-undang negara yang memiliki bias gender, terutama yang
didasarkan pada hukum Islam, seperti UU Perkawinan tahun 1974 dan kompilasi Hukum
Islam. Disamping itu juga didirikan pusat-pusat penanganan perempuan korban kekerasan
yang berbasiskan pada lembaga-lembaga keagamaan, seperti yang dilakukan oleh Puan Amal
Hayati di beberapa pesantren, seperti pesantren Nurul Islam, Jember, Pesantren Al-Ishlahiah,
Malang dan masih banyak yang lainnya.

Hal yang paling penting dari pengatuh tersebut adalah bagaimana mereka mencoba
untuk membuka prespektif baru yang bergerak pada tiga tataran yang fundamental, yakni:

1. Dari ekslusif ke inklusif


2. Dari kejumudan ke pencerahan dan pemberdayaan
3. Dari kekekangan menuju pembebasan dan demokrasi

Anda mungkin juga menyukai