“…”
“Kalau kau tak mau mendekatiku, maka aku akan menggunakan caraku sendiri.”
“Ini sulit, tapi aku tak mau bertarung melawanmu.” Tanpa mengatakan apapun Naruto membawa Garyo dengan satu tangan.
Menghentak tanah dan melompat kabur lewat langit-langit gua.
“Ingin melarikan diriki?” Terlambat satu langkah, shinobi bertopeng ikut melompat ke udara. Dalam keadaan tubuh melayang, musuh
dengan cepat merapal segel jutsu.
“Hyouken no Jutsu!”
Suara seperti kaca yang pecah terdengar di antara pegunungan. Kelembaban atmosfer bergabung. Pisau es yang jumlahnya sangat
banyak meluncur ke arah Naruto. Ujung pisau es yang begitu tajam memantulkan sinar cahaya bulan.
Hampir saja terpotong oleh tebasan pisau es itu, pusaran angin hitam menangkap Naruto dan Garyo.
Shinobi bertopeng mendarat, dengan mata yang pucat melihat ke arah burung hutam yang telah menculik Garyo.
Lalu di balik pungung burung raksasa, Naruto dan Sai melakukan tos.
(Scene Berubah)
“Sejak saat itu, sudah lebih dari 6 tahun ya… Waktu itu, aku masih 12 tahun! Kami tim tujuh sedang dalam sebuah misi’ dattebayo.
Guru Kakashi, dan Sakura-chan, dan si Sasuke itu juga ikut..”
Inari membenarkan kata-kata Naruto. Inari masih 14 tahun, namun kelihatan lebih dewasa dari umurnya. Di pinggangnya, sebuah palu
dan gergaji tergantung.
Inari mengalihkan matanya. Setelah pertarungan melawan Sasuke, Naruto kehilangan tangan kanannya dari ujung sampai ke lengan
atas.
“Tentang ini, ini bukan masalah’ttebayo!” Naruto membuka lebar mulutnya dan tersenyum. “Karena ini, aku memperoleh sesuatu
yang jauh lebih berharga.”
“Saat ini, nenek Tsunade sedang membuat palsu untukku’ttebayo, jadi tak perlu khawatir Inari.”
13 | Kakashi Hiden — Hyōten No Ikazuchi
“Begitu ya…”
“Dulu, ketika aku bertemu kak Naruto, aku kakekku akhirnya berhasil membuat jembatan yang hebat. Kupikir dengan itu semua orang
akan senang.” Inari tersenyum kecil.
“Tapi, karena jembatan itu, perdagangan meningkat drastis, orang kaya bertambah banyak, dan mereka hanya peduli dengan uang.
Sama seperti Gato, mereka adalah orang-orang yang akan melakukan apa saja untuk uang, dan saat ini mereka sudah benar-benar
parah.”
“Ketika Pain menghancurkan Konohagakure, ketika kami datang untuk ikut membantu melaksanakan pembangunan.”
“Waktu itu Konoha begitu sibuk, tak ada waktu luang untuk kami membicarakan masalah ini… tapi sekarang, yah, beginilah kondisi
Negeri Ombak saat ini.”
Dalam hening, Naruto berdiri untuk makin dekat dengan nisan Momochi Zabuza dan Haku. Dari kayu, nisan yang dibuat hanya tanda
seadanya. Enam tahun benar-benar sudah berlalu. Waktu itu, di dekat makam Zabuza, Kakashi menancapkan Kubikiribouchou. Rekan
Sasuke, Suigetsu telah mengambilnya.
Angin sepoi berhembus di balik rumput, dan bunga liar ikut terkena hembusannya.
“Dengan selesainya sentuhan akhir Tobishachimaru, ia selalu bermalam di pelabuhan galangan kapal.”
“Bisa dibilang begitu, tapi yang ia buat adalah kapal yang bisa terbang di udara.”
“Untuk?”
“Untuk Negeri Ombak, ia mencoba untuk membangun sistem tranportasi. Kalau Tobishachimaru selesai, Negeri Ombak akan menjadi
salah satu yang teratas dalam hal transportasi. Sampai saat ini, butuh berhari-hari untuk mengirim barang dengan kapal. Tapi lewat
jalur udara, mungkin bisa dikirim dalam waktu yang singkat.”
Dari nada bicara Inari, meski cerita tadi tampak seperti kabar bagus, namun yang sebenarnya terjadi adalah kebalikannya. Seperti
sesuatu dalam diri Inari menolak itu semua.
“Sebenarnya, ini rahasia, tapi untuk kak Naruto, kurasa aku bisa membicarakannya. Kalau satu unit telah selesai dibuat.”
“Para petinggi Negeri Ombak akan diundang, karena ini akan menjadi menjadi pengalaman penerbangan perdana. Kami akan
memperlihatkan Tobishachimaru yang luar biasa pada orang-orang. Kami akan mengumpulkan lebih banyak lagi uang. Tapi kalau
uangnya sudah terkumpul banyak, kami akan membangun kapal lain lagi, dan mencoba untuk mencakup pasar di lima negara besar.
Meskipun ini masih rahasia, saat kakek dan krunya melakukan penerbangan, ke desa konoha, kurasa mereka akan meminta bantuan
shinobi Konoha untuk melindunginya.”
“Aku tahu beberapa shinobi yang bisa terbang di langit, tapi apa iya ada kapal yang bisa terbang?”
“Selama lima negara besar menghabiskan waktu mereka pada peperangan, Negeri Ombak terus mengembangkan teknologi baru.”
“Yang kakek dan krunya buat saat ini, kurasa bisa mengangkut sekitar 50-60 penumpang. Kalau ada uang, kami mungkin bisa
membuat yang lebih besar lagi.”
“Bayangkanlah itu seperti balon raksasa.” ucap Inari. “Diisi dengan gas yang lebih ringan dari udara, dan di bawahnya orang-orang
dan barang bawaan bisa ditaruh di dalam keranjang besi… mirip gondola. Untuk menggerakannya, di bagian belakang dipasangi enam
baling-baling.”
Dalam bayangan Naruto, yang tergambar adalah keranjang bambu yang diatasnya terdapat balon-balon yang jumlahnya banyak. Lalu
saat melayang di udara, tiba-tiba saja entah dari mana kawanan gagak muncul dan mematuk-matuk balon tersebut. Pan-pan~~
membuat balonnya meletus.
“Aku tidak mau sama sekali menaiki hal seperti itu’ttebayo.” ucap Naruto sambil gemetaran. “Tapi sampai mengundang para
petinggi, apa ini benar-benar aman?”
“…eh?”
“Bisa dilihat dari wajahmu’ttebayo.” Naruto mengangkat bahunya, “Memang benar, kita tak butuh kapal yang bisa terbang.”
“…ya” Inari menundukan matanya. “Kalau proyek Tobishachimaru selesai, negeri Ombak akan menciptakan banyak uang..”