Anda di halaman 1dari 21

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325215897

Implementasi SIstem SCADA untuk Proses Produksi Ban Pada Mesin Tire Curing
Press

Conference Paper · September 2013

CITATIONS READS

0 807

3 authors, including:

Fitria Hidayanti
universitas nasional
3 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Rekayasa Fotosintesis Alga View project

All content following this page was uploaded by Fitria Hidayanti on 18 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN : 9772338988D15
ii

ISSN:D977HZZ8988DE'

SelasajDHYDSeptemberDHwEZjDJurusanDTeknikDFisikaDFTIMITS
KomiteDilmiah:
ProfcDDrcDIrcDSekartedjojDMSc
ProfcDDrcDdrcDAgusDPurwadianto
DrcDFaridaDIDMuchtadi
DrcDMegoDPinandito
DrcDIrcDTotokDSoehartantojDDEA
DrcEngDDhanyDArifiantojDMEng
AgusDMcDHattaDPhD
IrcDJerriDSusatiojDMT
IrcDZulkiflijDMSc
IrcDYa.umarjDMT
IrcDSarwonojDMM

DilarangDmemperbanyakDsebagianDatauDseluruhDisiDbukuDiniDdalamDbentukD
apaDpunDtanpaDizinDtertulisDdariDpenerbitDdanDpenulisc
Kata Pengantar

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat, karunia dan kasih sayang kepada
semua makhluk-Nya, termasuk seluruh manusia di segala penjuru bumi. Seiring dengan izin dan ridha Tuhan
Yang Maha Esa kami panjatkan syukur sehingga kami dapat menyelesaikan penerbitan Prosiding Seminar
Nasional Metrologi dan Instrumentasi 2013 sebagai bentuk pertanggungjawaban panitia selaku penyeleng-
gara.
Prosiding ini merupakan dokumentas karya ilmiah para peneliti yang telah dipresentasikan pada acara
Seminar Nasional Metrologi dan Instrumentasi 2013. Pentingnya sosialisasi metrologi dan aplikasi instru-
mentasi dan temu ilmiah para peneliti dari berbagai institusi nasional maka Jurusan Teknik Fisika Fakultas
Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menyelenggarakan seminar ini di Ruang
Sidang Jurusan Teknik Fisika FTI-ITS pada tanggal 24 September 2013 dengan mengambil tema ”Pen-
ingkatan Kontribusi Metrologi Dalam Menunjang Daya Saing Nasional di Era Pasar Bebas”.
Dari seminar ini diharapkan adanya tukar menukar dan diseminasi informasi perihal perkembangan dan
pemanfaatan teknologi metrologi dan instrumentasi. Adapun ruang lingkup seminar adalah mencakup berba-
gai aspek yang berkaitan dengan: Pengembangan metoda, sistem dan aplikasi metrologi, Metrologi di bidang
kesehatan, keamanan produk pangan, energi dan lingkungan, Ketidakpastian pengukuran, Standar dan Kual-
itas, Reliability dan Kesesuaian produk, Statistical Process Control dan Optimasi, Statistik untuk penguku-
ran, Metoda validasi dan Perbandingan pengukuran antar lab., dan legal metrology. Di dalam prosiding ini
berisi 32 makalah yang disampaikan dalam sidang paralel. Pemahaman akan konsep ilmuah, teknis, regulasi
dan kebijakan diharapkan dapat diperoleh melalui seminar ini baik oleh peserta dan pembaca prosiding ini.
Semoga prosiding ini bermanfaat sebagai sumber informasi dan sebagai ajang berbagi ilmu perkemban-
gan metrologi dan instrumentasi serta aplikasinya. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian prosiding ini.

Surabaya, 24 September 2013

Panitia Seminar Nasional Metrologi dan Instrumentasi 2013

iii
iv KATA PENGANTAR
Sambutan Ketua Panitia SNMI 2013

Assalamualaikum wr.wb.

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan kasih sayangnya, sehingga pada pagi
hari ini Jurusan Teknik Fisika dapat menyelenggarakan kegiatan seminar nasional metrologi dan Instru-
mentasi. Kegiatan seminar ini sangat terkait dengan uapaya memperkenalkan program studi baru DIII
dibawah naungan jurusan teknik fisika, FTI-ITS. Sebagai ”Lembaga pendidikan vokasi kemetrologian ini
sangat dibutuhkan karena lulusannya diharapkan dapat memberikan pelayanan kemetrologian yang mak-
simal dan profesional dalam melindungi konsumen maupun produsen dalam proses transaksi,” pendidikan
kemetrologian sebagai salah satu upaya untuk peningkatan daya saing bangsa di dunia usaha dan pelayanan
kemetrologian melalui pengembangan SDM.
Seminar Nasional ini diikuti oleh para peserta baik dari Jakarta, Bandung maupun kota kota lain dan
Surabaya . Makalah utama direncanakan sebanyak 3 makalah yang selanjutnya makalah tersebut ditampilkan
dalam siding pleno dalam kegitan seminar ini. Makalah seminar yang masuk berjumlah 33 buah, yang
selanjutnya dipresentasikan dalam siding komisi. Ucapan terima kasih kami sampaikan setulus-tulusnya,
kepada komisi Ilmiah, kepada pembicara utama, kepada partisipan pembawa makalah, kepada panitia, kepada
mahasiswa, kepada sponsor dan seluruh pihak yang terkait, sehingga kegiatan seminar nasional metrologi
dan instrumentasi 2013 dapat terlaksana dengan baik.
Semoga Allah membalas amal Bapak/Ibu/Saudara dengan balasan yang sebaik-baiknya.
Wassalamualaikum wr.wb.

Panitia Seminar Metrologi dan Instrumentasi


Ketua,

Dr.Ali Musyafa

v
vi SAMBUTAN KETUA PANITIA SNMI 2013
Sambutan Ketua Jurusan Teknik
Fisika FTI ITS

Assalamualaikum wr. wb.


Yth. Dekan FTI ITS.
Yth. Para Pembicara Utama
Yth. Para Peserta SNMI 2013

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan kenikmatan
dan ijin-Nya, kegiatan Seminar Nasional Metrologi dan Instrumentasi (SNMI) 2013 ini dapat berjalan dengan
baik.
Sebagai jurusan yang memiliki program studi Metrologi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Juru-
san Teknik Fisika berkeinginan menyelenggarakan Seminar Nasional Metrologi dan Instrumentasi. Seminar
ini merupakan salah satu bentuk diseminasi keilmuan Metrologi kepada masyarakat luas, sekaligus seba-
gai suatu forum untuk menlaporkan kontribusi nyata Jurusan Teknik Fisika dalam pengembangan bidang
kemetrologian di Indonesia
Pada kesempatan ini, Jurusan Teknik Fisika FTI ITS mengundang para akademisi, praktisi maupun
masyarakat umum untuk ambil bagian dalam memberikan sharing ilmu melalui makalah-makalah yang akan
dipresentasikan pada seminar ini. Selain itu, melalui seminar ini, Jurusan Teknik Fisika FTI ITS juga
mengundang pembicara utama yang sangat terkait dengan ilmu metrologi, antara lain :
1. Ir. Masud Khamid (Direktur Sales PT. Telkomsel).
2. Drs. M. Hilmi, MM (Praktisi dan Konsultan Metrologi)
3. Prof. Dr. Ir. Sekartedjo, MSc (Guru Besar Jurusan Teknik Fisika FTI-ITS)

Kami mengucapkan terima kasih kepada para pembicara utama yang berkenan hadir untuk bertukar informasi
dan pengalaman dalam dunia Metrologi. Tal lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada bapak Wakil
Dekan FTI ITS yang telah sudi meluangkan waktunya untuk hadir dan membuka acara ini secara resmi.
Kami berharap, SNMI 2013 ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan maupun masyarakat Indonesia
dan merupakan kontribusi nyata Jurusan Teknik Fisika dalam membangun bangsa.

Surabaya, 24 September 2013


Ketua Jurusan Teknik Fisika FTI ITS,

Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA

vii
Daftar Isi

Kata Pengantar iii

Sambutan Ketua Panitia SNMI 2013 v

Sambutan Ketua Jurusan Teknik Fisika FTI ITS vii

Prototipe Alat Identifikasi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP)
dengan Teknologi Radio Frequency Identification 1
Fahmy Munawar Cholil, Aji Setyawan

Pengaruh Vortex Terhadap Pengukuran Aliran Menggunakan Flow Meter Ultrasonik 5


Putu Agus Aditya Pramana, Deddy Kurniadi, Sutanto Hadisupadmo

Metode Pengambilan Keputusan Alternatif Penanganan Jalan Menggunakan Pemrogra-


man Linier 8
Erwin Restika M., A.Agung Gde Kartika, Retno Indryani

Analisis Kesesuaian Biaya Pemeliharaan Jalan Berdasarkan Survei Kondisi Jalan dengan
Anggaran Pemerintah (Studi Kasus Ruas-Ruas Jalan di Jawa Timur) 16
Ani Rosita

Optimalisasi Pembagian Air Daerah Irigasi Sampean Baru Antara Areal Yang Di Kabu-
paten Bondowoso Dan Areal Yang Di Kabupaten Situbondo 25
Akhmad Imron, Umboro Lasminto

Optimasi Pola Tata Tanam Pada DI.Menturus Dikaitkan Dengan Tanaman Yang Mem-
punyai Nilai Produksi Tertinggi Dan Keseimbangan Air Hulu - Hilir 32
Henty Diorina M., Edijatno

Analisis Perbandingan Sistem Kontrak Tradisional Dan Kontrak Berbasis Kinerja Dalam
Manajemen Preservasi Jalan (Studi Kasus Ruas Jalan di Wilayah Balai Besar Pelak-
sanaan Jalan Nasional V Surabaya) 42
Kartika Sari, A.A.Gde Kartika

Perancangan Simulator PAD (Packet Assembler Disassembler) AX.25 Pada Sistem Ko-
munikasi Satelit IINUSAT-01 Untuk Attitude monitoring Berbasis FPGA (Field Pro-
grammable Gate Array) 51
Gilang Almaghribi S.P, Gamantyo Hendrantoro, Fitri Adi Iskandarianto

Hysteresis Test of A Load Sensor based on Singlemode-Multimode-Singlemode Fiber


Structure 57
R.B.Kuntaraco, A.M.Hatta, Sekartedjo, C.A.Prastyanto, I.B.Mochtar

Studi Eksperimental Pembuatan Ekosemen dari Abu Sampah dan Cangkang Kerang se-
bagai Bahan Alternatif Pengganti Semen 59

viii
DAFTAR ISI ix

Frieska Ariesta S, Dyah Sawitri

Pembuatan dan Karakterisasi Komposit Polimer Berpenguat Bagasse 64


Eqitha Dea Clareyna, Lizda Johar Mawarani

Prediksi Laju Korosi Pada Instalasi Pipa Logam Aliran Fluida Gas Menggunakan Jaringan
Saraf Tiruan (JST) 70
Zulkifli, Detak Yan Pratama, Bangkit D Saputro

Rancang Bangun Sistem Penjejak Matahari Satu Sumbu Berbasis Kontrol Logika Fuzzy 75
Imam Abadi, Ali Musyafa, Hendra C, Ronny Dwi N, Catur HBB

Rancang Bangun Pengendalian pH Pada Inline Flash Mixing Menggunakan Metode Neu-
ral Network Controller 83
Warin Gusena, Hendra Cordova

Perancangan Sistem Pengendalian Suhu dan Kelembaban Kumbung Jamur dengan Logika
Fuzzy 89
Mahendra Ega Higuitta, Hendra Cordova

Optimasi Kualitas Akustik Room to Room Berdasarkan Nilai Transmission Loss 96


Fitri Rachmawati, Andi Rahmadiansah, Wiratno Argo Asmoro

Kontrol Suhu Pada Model Tangki Pengujian ATG Tipe Servo 103
Centhya Octavia Iriani, Estiyanti Ekawati, Wisnu Hendradjit

Implementasi Sistem Scada Untuk Proses Produksi Ban Pada Mesin Tire Curing Press 109
Hari Hadi Santoso, Fitria Hidayanti, Ragil Agus Riyadi

Perbandingan Penggunaan Fieldbus dan Wireless Field Instrument Pada Proyek Pengem-
bangan Gas Matindok (PPGM) 117
Gilang Almaghribi Sarkara Putra

Analisa Keberhasilan Konservasi SDA Melalui Kegiatan Gerakan Nasional Kemitraan


Penyelamatan Air Di Desa Sumberbrantas Dan Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji,
Kota Batu 122
Endro Puspito, Umboro Lasminto

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Strategi Pengelolaan Aset Jaringan Sta-
siun Pengamatan Hidrologi BBWS Brantas Dengan Metode AWOT 128
Onang Adiluhung, Umboro Lasminto, Teguh Harijanto

Analisa Prioritas Pengembangan Infrastruktur Pada Ruas Jalan Waru-Sidoarjo Untuk


Mencapai Standar Pelayanan Jalan Arteri Primer 135
Moh. Fajri Nukman, Wahju Herijanto

Analisis Prioritas Penanganan Simpang Sebidang Jalan Lokal dengan Jalan Arteri Primer,
Studi Kasus Ruas Bypass Mojokerto, Kabupaten Mojokerto 145
Yudi Dwi Prasetyo, Wahyu Herijanto, Sumino

Strategi Peningkatan Keberhasilan Konservasi Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat Di


Hulu Waduk Wonorejo Di Kabupaten Tulungagung 155
Darsono, Edijatno, Theresia Sri S.

Karakteristik Platform Electronic Control Unit Mega Squirt III (ECU MS3) sebagai
Referensi Pengembangan ECU Injeksi Sepeda Motor Gas 164
Hendro Nurhadi, Ilhami, Miftah
x DAFTAR ISI

Analisa Struktur Rangka pada Sepeda Motor Listrik 170


Hendro Nurhadi, Yunarko Triwinarno, Ahmad Luthfil Hakim

Pembandingan Sistem Kendali Motor DC Pada Sepeda Motor Listrik Secara Numerik
Dan Eksperimen 175
Hendro Nurhadi, Ardyanto Priyadi, Rifqi Muqorrobin

Rangkaian Controller Pada Sepeda Motor Listrik 179


Hendro Nurhadi, Moh. Alwi Masyhhuri

Analisa Karakteristik Sistem Suspensi 1 DOF Pada Sepeda Motor 184


Hendro Nurhadi, Nasyiatul Aisyiyah

Perencanaan Sistem Hybrid dan Platform Autopressure Regulator LPG Gas 3 kg Pada
Sepeda Motor Manual 4 Gigi 187
Hendro Nurhadi, Rizkyansyah Alif Hidayatullah

Pengolahan Citra Pergeseran Fasa untuk Rekonstruksi Profil Kedalaman Permukaan Ob-
jek dengan Teknik Profilometri Frinji Digital 196
Suprijanto, Luluk Lailatul Badriyah, E. Juliastuti

Metode Optik Dan Pengolah Citra Digital Untuk Penentuan Tebal Balok Ukur 201
E. Juliastuti, Lita Annita Fajarani, Suprijanto

Indeks Penulis 204


IMPLEMENTASI SISTEM SCADA UNTUK PROSES
PRODUKSI BAN PADA MESIN TIRE CURING PRESS

Hari Hadi Santoso, Fitria Hidayanti, Ragil Agus Riyadi

Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta

E-mail : juara10@yahoo.com, fitriahidayanti@gmail.com, giel_phys@yahoo.com

Abstrak

Sistem monitoring dan pengontrolan proses produksi pada mesin tire curing press di beberapa perusahaan
produsen ban menjadi bagian yang sangat penting, karena di mesin dan area inilah proses pembentukan ban
sesuai dengan desain dihasilkan. Kebutuhan akan record data proses pun mutlak diperlukan. Penggunaan chart
recorder untuk monitoring proses produksi ban di beberapa jenis mesin tire curing press memiliki beberapa
keterbatasan antara lain harus diganti setiap satu shift sekali, dan ketersediaan part pengganti yang tidak selalu
ada apabila terjadi kerusakan akan berakibat berhentinya proses produksi pada mesin tersebut. Salah satu solusi
untuk masalah diatas adalah perancangan sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition), pada
penelitian ini telah berhasil melakukan perancangan sistem SCADA di mesin Tire curing press menggunakan
program Visual Basic 6.0. Dengan sistem komunikasi ethernet menunjukkan hasil bahwa sistem tersebut dapat
bekerja secara realtime, maka dapat disimpulkan perancangan sistem SCADA tersebut dapat digunakan untuk
menggantikan fungsi dari chart recorder yang telah digunakan sebelumnya.

Abstract

The monitoring system and control of the production process in tire curing press machine at some tire
manufacturer company becomes a very important thing, because the process of formation of the tire according to
the designs produced in this area. The need for the data record was absolutely necessary. Using chart recorder
for monitoring tire production process in some types of tire curing press machine has several limitations, among
others should be replaced once every single shift, and the availability of replacement parts that do not always
exist in the event of damage will result in the cessation of the production process on the machine. One solution to
the above problem is the design of SCADA system (Supervisory Control And Data Acquisition), this research has
successfully conducted in the SCADA system design Tire curing press machine using Visual Basic 6.0 program.
Ethernet communication system is used so the system can work in real time mode, it can be concluded SCADA
system design can be used to replace the function of the chart recorder that has been used previously.

Keywords : SCADA, Tire Curing Press, Visual Basic 6.0, ethernet, PLC

1. Pendahuluan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Namun


tidak dipungkiri pula, dalam kondisi ekonomi yang
Sebagai salah satu Negara berkembang, Indonesia seperti sekarang ini, dengan semakin beratnya
memiliki begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam persaingan global dan semakin banyaknya perusahaan
bidang industri baik yang berskala menengah maupun yang berpikir untuk mengurangi alokasi dana untuk
menengah keatas. Salah satu perusahaan berskala pembelian peralatan baru, maka diperlukan strategi dan
menengah adalah perusahaan manufaktur yang bergerak analisis praktis yang dapat memberikan solusi terbaik,
di didang industri pembuatan ban mobil. Dalam kegiatan yang tentunya tidak mengurangi fungsi dan daya guna
produksinya, penggunaan alat dan mesin yang dari peralatan dan mesin yang dimiliki.
berteknologi tinggi menjadi hal yang wajib guna
menunjang produktifitas dan kualitas barang yang Salah satu metode kreatif yang dirasa cukup memberikan
dihasilkan. Pengadaan berbagai jenis mesin dan peralatan andil diantaranya kita mengenal dengan istilah
produksi selalu di sesuaikan dengan kebutuhan dan improvement. Dalam definisi ISO 9000:2000,

109
improvement diartikan meningkatkan kemampuan untuk tidaknya cacat pada green tire secara visual. Selain itu
memenuhi persyaratan (recurring activity to increase juga dilakukan pemeriksaan kondisi mesin, setting proses
ability to fullfill requirement). card pada control panel mesin, dan pemeriksaan lainnya.
Kemudian Green tire diletakkan pada meja green tire
Dalam hal ini improvement dapat diartikan upaya oleh operator dan akan diambil secara otomatis oleh
peningkatan daya guna mesin dan peralatan produksi, loader. Dari loader, green tire dimasukkan ke dalam
bukan berarti mengganti semua peralatan yang ada, mesin curing untuk proses vulkanisasi.
melainkan dengan memanfaatkan mesin dan peralatan
yang ada dan kemudian mengembangkannya. Di dalam mesin curing terdapat mold (cetakan) untuk
membentuk pola pada tread (telapak) ban dan bladder
Istilah improvement berlaku pula di beberapa perusahaan yang berada pada bagian dalam ban untuk memberi
pembuatan ban mobil terutama di area curing, dimana tekanan dari dalam selama proses curing. Lama
area tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari pemanasan untuk ban radial adalah kurang lebih 12
proses produksi ban, mesin curing mendapat perhatian menit, sedangkan untuk ban bias 40 menit hingga 1 jam.
serius karena di area inilah proses pemasakan dan
pembentukan ban sesuai dengan desain di hasilkan. 2.2 Pengertian SCADA

Sistem monitoring proses hingga record data proses SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition)
curing seperti temperature, pressure dan sebagainya pertama kali digunakan pada tahun 1960-an, merupakan
mutlak diperlukan. Penggunaan chart recorder untuk sebuah sistem komputer untuk mengumpulkan dan
monitoring proses produksi ban di mesin tire curing menganalisa data secara realtime. Secara definisi
press memiliki beberapa keterbatasan antara lain harus menurut ISA (The Instrumentation, Sistems and
diganti setiap satu shift sekali, selain itu ketersediaan part Automation Society), SCADA merupakan teknologi yang
pengganti yang tidak selalu ada apabila terjadi kerusakan memberikan kemudahan bagi pengguna untuk
akan berakibat berhentinya proses produksi pada mesin mendapatkan data dari satu atau lebih dari beberapa
tersebut karena salah satu persyaratan untuk produksi fasilitas yang berjauhan dan atau mengirimkan beberapa
adalah adanya record data proses yang digunakan untuk instruksi pengendalian ke beberapa fasilitas tersebut.
evaluasi dan untuk mengetahui ban yang dihasilkan dari SCADA merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan
mesin tersebut memenuhi standar atau tidak. informasi atau data-data dari lapangan dan kemudian
mengirimkannya ke sebuah komputer pusat yang akan
Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah mengatur dan mengontrol data-data tersebut.
perancangan sistem SCADA, dengan penerapan
teknologi komputerisasi dan pemanfaatan ketersediaan Dari beberapa sumber lain mengatakan sistem SCADA
perangkat yang ada pada mesin tire curing press adalah suatu sistem yang terdiri dari sejumlah Remote
memungkinkan sistem ini cukup tepat digunakan sebagai Terminal Unit (RTU) yang berfungsi untuk
alternatif pengganti chart recorder yang selama ini mengumpulkan data dari sensor atau aktuator yang
digunakan. kemudian mengirimkannya ke Master Terminal Unit
(MTU) melalui suatu sistem komunikasi. MTU berfungsi
2. Landasan Teori untuk menampilkan dan mengolah data yang diperoleh
dan juga memungkinkan operator melakukan
2.1 Mesin Tire Curing Press pengendalian jarak jauh.

Mesin tire curing press merupakan mesin yang Pada penelitian ini menerapkan sistem Basic SCADA
digunakan untuk proses curing yakni proses pemasakan yang pada umumnya hanya terdiri dari 1 proses mesin
atau vulkanisasi green tire menjadi tire melalui saja. Jumlah PLC (Programmable Logic Control) sebagai
pemanasan dengan mold dan bladder. Sumber energi RTU hanya satu unit, begitu juga MTU dari sistem ini
yang digunakan untuk proses curing berasal dari menggunakan satu unit Komputer. (Gambar 1
nitrogen-steam dan steam-steam yang dihasilkan oleh menunjukkan diagram blok basic SCADA).
unit boiler dan tangki N2 Gas. Steam digunakan untuk KOMPUTER /
memanaskan mold, sedangkan nitrogen digunakan untuk SENSOR PLC PROGRAM
SCADA
memberi tekanan pada bladder. Suhu yang digunakan SISTEM
INPUT RTU KOMUNIKASI
untuk memanaskan mold (External Temperature) MTU
berkisar antara 177O C sampai 180o C, sedangkan untuk
Internal Temperature bisa mencapai 200oC tergantung Gambar 1. Diagram Blok Basic SCADA
pada tipe dan size ban yang diinginkan.
Sebelum proses curing berlangsung, green tire diperiksa
terlebih dahulu oleh inspektor meliputi pemeriksaan size,
printer size, jumlah green tire, dan pemeriksaan ada atau

110
2.3 PLC (Programable Logic Cotroller)
GOT 1000

Programmable Logic Control, atau pengendali logika


terprogram merupakan pengendali berbasis prosesor
mikro yang dapat diprogram. Oleh karena itu, prinsip
kerjanya pun mirip dengan cara kerja komputer :
menerima data, mengolah data tersebut, lalu memberi
keluaran sesuai dengan data yang diterima berdasarkan
program yang dibuat oleh pemakai. Gambar 3. Touch Panel GOT 1000 dengan USB Port

Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh National


Electrical Manufacture Association (NEMA) ICS3-1978 2.5 Komunikasi Ethernet
Part ICS3-304, PLC didefinisikan sebagai berikut : “PLC
adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara Ethernet merupakan sebuah teknologi jaringan yang
digital, memiliki memori yang dapat diprogram menggunakan metode transmisi Baseband yakni sebuah
menyimpan perintah-perintah untuk melakukan fungsi- metode penggunaan media komunikasi yang
fungsi khusus seperti logic, sequening, timing, counting, frekuensinya dilewatkan melalui suatu pembawa
dan aritmatika untuk mengontrol berbagai jenis mesin (carrier) untuk mengirim (transmit) data 1 bit per satu
atau proses melalui analog atau digital input/output satuan waktu (milidetik). Ethernet menggunakan metode
modules. kontrol akses media untuk menentukan station mana yang
dapat mentransmisikan dan menerima data, dengan
Pada prinsipnya sebuah PLC melalui modul input bekerja metode akses ini semua perangkat yang terkoneksi dapat
menerima data-data berupa sinyal dari peralatan input menggunakan data atau informasi yang ada didalamnya
dari luar (external input device) kemudian diproses di secara bersamaan tanpa harus mengganggu aktifitas
CPU PLC yang selanjutnya diteruskan ke bagian koneksi perangkat yang lain. Namun yang harus
keluaran (output device). PLC yang digunakan sebagai diperhatikan yakni sistem pengalamatan (addressing)
RTU pada penelitian ini yakni PLC Mitsubishi Q-series pada masing-masing titik (node).
dengan Q01CPU seperti pada Gambar 2.
2.6 Visual Basic 6.0

Visual BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic


Instruction Code) merupakan sebuah bahasa
pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat
suatu aplikasi dalam Microsoft Windows. Visual BASIC
menggunakan metode Graphical User Interface (GUI)
dalam pembuatan program aplikasi (project). Istilah
Gambar 2. PLC Mitsubishi Q-series visual mengacu pada metode pembuatan tampilan
program (Interface) atau objek pemrograman yang biasa
dilakukan secara langsung terlihat oleh programmer.
2. 4 Mitsubishi GOT 1000 Dalam Visual BASIC, pembuatan program aplikasi harus
dikerjakan dalam sebuah project.
GOT1000 merupakan HMI (Human Machine Interface)
salah satu produk dari Mitsubishi Electric. GOT1000 Sebuah Project dapat terdiri dari File Project (.vbp), File
dengan fitur touch screen sering digunakan sebagai Form (.frm), File data binary (.frx), Modul Class (.cls),
pengganti panel operator yang sebelumnya berupa Modul Standar (.bas), dan file resource tunggal (.res).
sederetan tombol (push button) dan sakelar (selector Bahasa yang digunakan adalah bahasa BASIC yang
switch), fungsi-fungsi tersebut ditampilkan dalam bentuk sangat populer pada era sistem operasi DOS.
grafik dan tampilan yang lebih menarik.

Untuk jenis koneksi dengan PLC, GOT1000 mendukung


berbagai jenis koneksi, dapat menggunakan koneksi bus,
link komputer, CC-Link, MELSECNET/10, dan koneksi
Ethernet. Penempatan USB interface sebagai
perlengkapan standar komunikasi terletak di bagian
depan, sehingga kabel dapat terhubung tanpa harus
membuka panel (Gambar 3).
3. Metode Penelitian dan Eksperimental Skema blok untuk perancangan sistem SCADA dapat
dilihat pada Gambar 4.
Dalam penelitian ini dilakukan perancangan sistem Basic KOMPUTER (MTU)
SCADA dengan peralatan dan software yang digunakan PLC Mitsubishi (RTU)
sebagai berikut :

Koneksi Ethernet
Koneksi Q-Bus
Tabel 1. Peralatan dan Software

Peralatan /
No. Keterangan GOT 1000
Optional
Software
1 Komputer (PC) 1 unit
2 Kabel UTP ± 20 meter
3 Soket RJ45 2 buah
4 Tang Krimping 1 buah Database Printer
5 Modul Q-Bus 1 buah (terpasang )
6 Modul Ethernet 1 buah (penambahan) Gambar 4. Skema blok sistem SCADA
7 Printer 1 unit (optional)
8 Visual Basic 6.0 Terinstal di Komputer
9 MySQL Server 5.5 Terinstal di Komputer 4. Hasil dan Pembahasan
MySQL ODBC
10 Terinstal di Komputer
Driver 5.1 4.1 Pengujian Koneksi Ethernet.
SQLyog Community
11 Terinstal di Komputer
10.1.2 Pengujian koneksi Ethernet sistem SCADA Mesin tire
12 Crystal Reports 8.5 Terinstal di Komputer curing press dilakukan dengan konsep PING. PING
13 Corel Draw X5 Terinstal di Komputer (Packet Internet Gopher) merupakan sebuah program
14 Active-X (ActGOT) Terinstal di Komputer utilitas yang digunakan untuk pengecekan komunikasi
antar komputer atau antara komputer dengan perangkat
Dalam proses penerapan sistem SCADA di mesin tire lain yang menggunakan koneksi Ethernet dalam sebuah
curing press, dilakukan beberapa tahapan sebagai jaringan. Gambar 5 menunjukkan hasil proses PING saat
berikut: aplikasi SCADA dijalankan.
1. Instalasi komputer untuk unit SCADA dan untuk
pemrograman PLC serta touchpanel GOT1000.
2. Pembuatan Aplikasi GUI untuk sistem SCADA
dengan program Visual Basic 6.0
3. Upload ladder program PLC dengan GX Developer
8.0 dan GOT1000 dengan program GT Designer 3.
4. Instalasi Ethernet modul GT15J71E71-100 untuk
touchpanel GOT1000. Edit dan download ladder
program PLC Mitsubishi dan touchpanel GOT1000.
5. Instalasi kabel ethernet (UTP) dari MTU (komputer)
ke RTU (PLC) melalui touchpanel GOT1000.
Gambar 5. Hasil PING aplikasi SCADA
6. Intalasi kabel soket dari analog output PLC ke EP
Regulator.
7. Uji coba dan penerapan aplikasi SCADA mesin tire
Bytes menunjukkan besar request packet yang dikirimkan
curing press
yakni 32 bytes. Time menunjukkan nilai “round trip
delay” (disebut juga sebagai delay) yang menunjukkan
waktu yang diperlukan packet data yang dikirimkan
untuk mencapai perangkat yang dituju. Dari hasil yang
didapat delay lebih kecil dari satu milidetik (time < 1ms).
Sedangkan TTL merupakan nilai “Time-To-Live” yang
digunakan untuk mencegah adanya circular routing pada
suatu jaringan.

112
Pada Ping Statistics dapat dilihat jumlah packet yang
diterima sama dengan packet yang dikirim, sehingga
tidak ada packet yang hilang (lost) ini menunjukkan
koneksi Ethernet berjalan dengan baik.

4.2 Perbandingan Tampilan Grafik

Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan tampilan


grafik secara visual untuk menunjukkan bahwa tampilan
grafik pada aplikasi SCADA ada kesesuaian dengan
grafik hasil chart recorder yang selama ini digunakan.
Grafik realtime aplikasi SCADA nantinya akan
digunakan oleh operator untuk pengecekan secara berkala
selama proses curing berlangsung, sehingga harus
dipastikan bahwa grafik tersebut dapat menunjukkan nilai
aktual atau nilai data yang sebenarnya dan dapat dengan Gambar 8. Grafik hasil cetak dari aplikasi SCADA
mudah dipahami oleh operator.

Grafik hasil chart recorder, tampilan grafik realtime 4.3 Perbandingan Data External Temperature dengan
aplikasi SCADA, dan grafik hasil cetak dari aplikasi Statistical Process Control (SPC).
SCADA, sebagai berikut :
Untuk menentukan nilai perbandingan external
temperature dengan kontrol temperatur yang berasal dari
chart recorder dan analog output PLC dilakukan dengan
menggunakan metode Statistical Process Control (SPC).

Int.
Temp.
Statistical Process Control (SPC) adalah suatu metode
Ext. Temp.
statistik untuk membantu kita dalam melihat apakah
R suatu proses di bawah kendali, atau sebaliknya. Diagram
Ext. Temp.
kontrol statistik (control chart) yang sering juga
L disebut Shewhart chart atau peta kendali digunakan
Int. Press
untuk menentukan apakah suatu proses stabil atau
(21 Kg/cm2) sebaliknya proses mengalami gangguan.
Int. Press
(14 Kg/cm2) Secara umum, diagram kontrol dalam SPC selalu terdiri
dari tiga garis horisontal, yaitu:
Gambar 6. Grafik hasil chart recorder  Center Line (CL), garis pusat merupakan garis yang
menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-rata
dari karakteristik kualitas yang di-plot pada diagram
kontrol SPC.
 Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat
yang menunjukkan batas kendali atas (BKA).
 Lower control limit (LCL), garis di bawah garis
pusat yang menunjukkan batas kendali bawah
(BKB).

Metode SPC yang digunakan dalam perhitungan dan


perbandingan data external temperature adalah Diagram
I-MR (Individual Moving Range Control Chart) yang
merupakan gabungan dari Diagram I (individual) yang
menampilkan angka hasil pengukuran, dan diagram MR
(Moving Range) yang menampilkan perbedaan angka
dari pengukuran yang satu ke pengukuran selanjutnya.

Gambar 7. Tampilan grafik realtime aplikasi SCADA


Alasan penggunaan diagram I-MR dalam perhitungan
dan perbandingan data external temperature pada
penelitian ini antara lain :
a. Hasil atau data yang didapat merupakan data dari
sistem pengukuran otomatis.
b. Hanya ada dua sampel yang masing-masing bersifat
kontinyu yang nantinya akan dibandingkan dan bukan
berupa dua variabel yang saling mempengaruhi.
c. Saat pengukuran dilakukan proses curing sedang
berjalan, yang berarti external temperature sudah
dalam kondisi terkontrol (sesuai spesifikasi proses)
sehingga variasi data sangat kecil.
Pada Tabel 2 dapat dilihat data hasil record External Gambar 9. Diagram Kontrol Individuals
Temperature Left (Ext. Temp. L) yang dikontrol dengan untuk Sample A dengan SPSS 20
analog output PLC sistem SCADA, dan External
Temperature Right (Ext. Temp. R) dikontrol dengan chart
recorder. Sedangkan untuk Internal Temperature,
Internal Press L dan Internal Press R dalam penelitian ini
tidak diperhitungkan karena tidak dapat digunakan untuk
membandingkan kedua sistem kontrol tersebut. Tabel
lengkap hasil cetak dari aplikasi SCADA dapat dilihat
pada lampiran.

Tabel 2. Hasil Cetak Tabel Data Proses


dari Aplikasi SCADA

Gambar 10. Diagram kontrol Moving Range


untuk Sample A dengan SPSS 20

Dari diagram kontrol individual pada Gambar 9 terlihat


bahwa semua data external temperature left (Sampel A)
berada didalam kontrol, sedangkan untuk diagram kontrol
moving range (Gambar 10) terdapat tiga data yang keluar
dari kontrol.

Untuk membandingkan external temperature


diasumsikan Ext. Temp. L yang dikontrol dengan analog
output PLC adalah Sampel A dan Ext. Temp. R yang
dikontrol dengan chart recorder adalah Sampel B,
masing-masing sampel berisi 80 data yang diambil dalam
waktu satu cycle proses curing (satu kali pemasakan ban
± 12 menit), selanjutnya masing-masing sampel
diperhitungkan dengan menggunakan program SPSS 20
dan didapatkan grafik sebagai berikut:

Gambar 11. Diagram kontrol individuals untuk


Sample B dengan SPSS 20

114
Kemudian mencari nilai simpangan baku untuk sampel A
dan sampel B dengan persamaan 2 seperti bawah ini:

2 2 2
(179,00-178,66) + (178,00-178,66) + …….. + (180,00-178,66)
SA = ( 80 – 1 )

105,89
SA = 79
= √1,34 = 1,157

2 2 2
(177,00-177,95) + (176,00-177,95) + …….. + (175,00-177,95)
SB = ( 80 – 1 )

239,80
Gambar 12. Diagram kontrol Moving Range SB = = √3,035 = 1,742
79
untuk Sample B dengan SPSS 20
Kemudian dihitung koefisien variasi dengan persamaan
Dari diagram kontrol individual pada Gambar 11 terlihat 1.
bahwa nilai data untuk sampel B terdapat sembilan titik
1,157
data yang keluar dari kontrol, sedangkan untuk diagram = x 100% = 0,65%
kontrol moving range (Gambar 12) terdapat tujuh titik 178,66
data yang keluar dari kontrol.
1,742
= x 100% = 0,98%
4.4 Perbandingan nilai Koefisien Variasi (Coefficient 177,95
of Variation) Data External Temperature Sampel
A dan Sampel B Dari hasil perhitungan koefisien variasi menunjukkan
bahwa variasi data pada sampel A yakni sebesar 0,65%
Nilai koefisien variasi digunakan untuk mengevaluasi lebih kecil jika dibandingkan dengan variasi data pada
data yang diperoleh dari hasil pengukuran atau sampel B dengan koefisien variasi sebesar 0,98% ini
pengamatan. Koefisien variasi didefinisikan sebagai menunjukkan pula bahwa kontrol temperatur untuk
persentase simpangan baku (standard of deviation) sampel A memiliki respon yang lebih cepat jika
terhadap nilai rata-rata datanya. dibandingkan dengan kontrol temperatur untuk sampel B.

Pada penelitian ini perbandingan koefisien variasi 5. Simpulan


digunakan untuk mengetahui perbandingan persentase
variasi data external temperature dari hasil kontrol 1. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa
temperatur yang berbeda. perancangan sistem SCADA mesin tire curing press
menggunakan program Visual Basic 6.0 telah
Untuk menentukan nilai koefisien variasi digunakan berhasil melakukan komunikasi dengan PLC
rumus : Mitsubishi melalui modul Ethernet GOT1000
(Ethernet Modul GT15-J71E71-100) secara realtime
CV = ̅ x 100% (1) dan berhasil menyimpan data proses curing dengan
database MySQL Server yang selanjutnya dapat
Dimana : s = simpangan baku ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
x = nilai rata-rata data 2. Dari perbandingan tampilan grafik aplikasi SCADA,
grafik hasil chart recorder dan grafik hasil cetak dari
Dari Tabel 2 didapat nilai rata-rata yang telah dihitung aplikasi SCADA menunjukkan adanya kesesuaian,
dengan permsaan (1) di atas didapat data sebagai berikut : sehingga dapat disimpulkan desain grafik aplikasi
SCADA dapat dijadikan acuan untuk monitoring
xA = 178,66 oC (nilai rata-rata sampel A)
proses curing yang akan digunakan oleh operator,
xB = 177,95 oC (nilai rata-rata sampel B) dan pada perbandingan data external temperature
dengan SPC (Statistical Process Control)
Selanjutnya dihitung simpangan baku dari kedua tabel menggunakan perhitungan koefisien variasi didapat
tersebut dengan persamaan: persentase koefisien variasi dari data external
temperature dengan kontrol dari analog output PLC
s=
∑( ̅)
(2) sebesar 0,65% sedangkan untuk kontrol temperatur
( ) dari chart recorder sebesar 0,98%. Dari data-data
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perancangan

115
sistem SCADA memiliki sistem pengontrolan yang
lebih baik sehingga dapat digunakan sebagai
pengganti Chart Recorder yang sebelumnya
digunakan di mesin tire curing press.
3. Dengan penerapan dan penggunaan sistem SCADA
di mesin tire curing press maka trouble mesin akan
berkurang terutama yang diakibatkan karena
kerusakan komponen (part) pada Chart Recorder.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih disampaikan kepada Universitas
Nasional yang telah memberikan bantuan dana stimulus
penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang membantu hingga penelitian
berjalan lancar dan penulisan artikel dapat selesai dengan
baik.

Daftar Acuan
[1] Bailey, David dan Wright, Edwin, “Practical
SCADA for Industry”, ISBN 07506 58053, IDC
Technologies, 2003.
[2] Frieyadie. “Mudah Belajar Pemrograman Database
MySQL dengan Microsoft Visual Basic 6.0”, Andi
Offset, Yogyakarta, 2010.
[3] Irnawan. Yesni Malau. ”Apapun Permintaannya
Crystal Report Jawabannya! ”, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2011.
[4] Marks, Neil B dan Krehbiel, Timothy C. “Design
And Application of Individual And Moving Range
Control Chart”. In : The Journal Of Applied
Business Research. September – Oktober 2009. Vol.
25 No. 5. Retrieved : 12 Januari 2013. From :
http://journals.cluteonline.com
[5] ______, "GOT 1000 Handbook”, Mitsubishi Electric
Co, Japan.
[6] ______, " Integrated FA Software Catalog”,
Mitsubishi Electric Co, Japan.
[7] Subari. Yuswanto. “Panduan Lengkap Pemrograman
Visual Basic 6.0”, Cerdas Pustaka Publisher, Jakarta,
2008.
[8] Sudjana. “Metode Statistika”. Penerbit Tarsito,
Bandung, 1992.
[9] Tugino, Purwanto Yohanes. “Rancang Bangun
Sistem Pengendali Tinggi Permukaan Air dan Suhu
Cairan Berbasis PLC SCADA”. In : Jurnal Teknik
Elektro Universitas Negeri Semarang. Januari – Juni
2011. Vol. 3 No. 1. Retrieved : 20 Desember 2012,
From : http://journal.unnes.ac.id
[10] Operating Manual : 48” 51” Hydraulic Type Tire
Curing Press”, Tianjin Binhai New Universal
Technology Co., China. 2010.
[11] Shewhart Individual Control Chart”. Retrieved : 11
Januari 2013. From : http://en.wikipedia.org

116
Indeks Penulis
A F
Aji Setyawan, 1 Fahmy Munawar Cholil, 1
A. Agung Gde Kartika, 8, 42 Fitri Adi Iskandarianto, 51
Ani Rosita, 16 Frieska Ariesta, 59
Akhmad Imron, 23 Fitri Rachmawati, 96
A.M. Hatta, 57 Fitria Hidayanti, 109
Ali Musyafa’, 75
Andi Rahmadiansah, 96
Ahmad Luthfil Hakim, 170 G
Ardyanto Priyadi, 175 Gilang Almaghribi Sarkara Putra, 51, 117
Gamantyo Hendrantoro, 51

B
Bangkit D. Saputro, 70
H
Henty Diorina, 32
C Hendra Cordova, 75, 83, 89
C.A. Prastyanto, 57 Hari Hadi Santoso, 109
Catur HBB, 75 Hendro Nurhadi, 164, 170, 175, 179, 184, 187
Centhya Octavia Iriani, 103

D I
Deddy Kurniadi, 5 I.B. Mochtar, 57
Dyah Sawitri, 59 Imam Abadi, 75
Detak Yan Pratama, 70 Ilhami, 164
Darsono, 155

E K
Erwin Restika, 8 Kartika Sari, 42
Eqitha Dea Clareyna, 64
Estiyanti Ekawati, 103
Endro Puspito, 122 L
Edijatno, 32, 155 Lizda Johar Mawarani, 64
E. Juliastuti, 196, 201 Luluk Lailatul Badriyah, 196
Lita Annita Fajarani, 201

204
M U
Mahendra Ega Higuitta, 89 Umboro Lasminto, 25, 122, 128
Moh. Fajri Nukman, 135
Miftah, 164
Moh. Alwi Masyhhuri, 179 W
Warin Gusena, 83
Wiratno Argo Asmoro, 96
N Wisnu Hendradjit ,103
Nasyiatul Aisyiyah, 184 Wahju Herijanto, 135, 145

O Y
Onang Adiluhung, 128 Yudi Dwi Prasetyo, 145

P Z
Putu Agus Aditya Pramana, 5 Zulkifli, 70

R
Retno Indryani, 8
R.B. Kuntaraco, 57
Ronny Dwi N, 75
Ragil Agus Riyadi, 109
Rifqi Muqorrobin, 175
Rizkyansyah Alif Hidayatullah, 187

S
Sutanto Hadisupadmo, 5
Sekartedjo, 57
Sumino, 145
Suprijanto, 196, 201

T
Teguh Harijanto, 128
Theresia Sri S, 155

205

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai