Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN
1. Lapisan meningens
Untuk mengetahui apa itu meningitis tentu kita harus tahu terlebih dulu mengenai apa itu
meningens dan bagaimana struktur anatominya karena meningitis merupakan penyakit yang
menyerang dibagian ini.
Otak dan medulla spinalis dilapisi oleh meningens yang melindungi struktur saraf yang halus,
membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yitu cairan serebrospinal
(Wordpress,2009). Selaput meningens terdiri dari 3 lapisan yaitu :
a. Duramater
Duramater secara konvensional terdiri atas dua lapisan yitu lapisan endosteal dan lapisan
meningeal (Snell RS., 2006). Duramater merupakan selaput yang keras, terdiri atas jarigan ikat
fibrosa yang melekat erat pada permukaan dalam dari kranium. Karena tidak melekat pada
selaput arakhnoid dibawahnya, maka terdapat suatu ruang potensial (ruang subdura) yang terletak
antara duramater dan arakhnoid, dimana sering dijumpai perdarahan subdural (Komisi trauma
IKABI, 2004).
Pada cedera otak, pembuluh-pembuluh ven yang berjalan pada permukaan otak menuju
sinus sagitalis superior di garis tengah atau disebut Bridging Vons, dapat mengalami robekan dan
menyebabkan perdarahan subdural. Sinus sagitalis superior mengalirkan darah vena ke sinus
transversus dan sinus sigmoideus. Laserasi dari sinus-sinus ini dapat mengakibatkan perdarahan
hebat (Komisi Trauma IKABI, 2004).
Arteri-arteri meningea terletak antara duramater dan permukaan dalam dari kranium
(ruang epidural). Adanya fraktur dari tulang kepala dapat menyebabkan perdarahan epidural.
Yang paling sering mengalami cedera adalah arteri.

4) Tipe meningitis
Meningitis dapat dibedakan menjadi beberap tipe sebagai berikut :
2.4.1. Meningitis kriptokokus
Adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa masuk
ketubuh kita saat kita menghirup debu atau tahi burung yang kering. Kriptokokus ini dapat
menginfekikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain. Meningitis kriptokokus ini paling sering terjad
pada orang dengan CD4 dibawah 100.
Diaknosis : darah atau cairan sumsum tulang belakan dalam dites untuk kriptokokus dengan dua
cara. Tes yang disebut ‘CRAG’ mencari antigen (sebuah protein) yang dibuat oleh kriptokokus.
Tes ‘biakan’ emncoba menumbuhkan jamur kriptokokus dari contoh cairan. Tes CRAG cepat
dilakukan dan dapat memberi hasilpada hari yang sama. Tes biakan akan membutuhkan waktu
satu minggu atau lebih untuk menunjukkan hasil positif.cairan sumsum tulan belakang juga dapat
dites secar cepat bila diwarnai dengan tintah India. (Yayan Spiritia, 2006)
2.4.2. Viral meningitis
Termasuk penyakit rnn. Gejalanya mirip dengan sakit fl iasa, dan umumnya si penderita
dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat dimusim panas karna pada
saat itu orang lebih serin terpapar sinar agen peantar virus. Banyak virus yang biasa menyebakan
viral meningitis. Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu perut. (Anonim, 2007)
2.4.3 Bakteriameningitis
Disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit serius. Salah satu bekaterinya
adalah meningococcal bacteria. Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan dan kecoklatan paa
kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai ke daerah organ-
organ lain dalam tubuh dapat berkakibat fatal dan menyebabkan kematian. (Anonim, 2007)
2.4.4 Meningitis Tuberkulosisi Generalisata
Gejala : demam, mudal kesal, opstipasi, muntah-untah, ditemukan tanda-tanda
perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turu, nadi sangat labil/lambat,
hipertesi, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf otak.

Meningea media yang terletak pada fosa temporalis (fossa media) (Komisi trauma IKABI, 2004)
1.2 Selaput arakhnoid
Selaput arakhnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus pandang (komisi trauma IKABI,
2004). Selaput arakhnoid terletak antara piameter sebelah dalam dan duramater sebelah luar yang
meliputi otak. Selaput ini dipisahkan dari duramater oleh ruang potensial, disebut
spatiumsubdural dan dari piamater oleh piamater oleh spatium subarakhnoid yang berisi oleh
liquor serebrospinalis (Snell RS., 2006). Perdarahan subarakhnoid umumnya disebakan akibat
cedera kepala (Komisi Trauma IKABI, 2004).
1.3 Piamater
Piamater melekat erat pada permukaan korteks serebri (Komisi Trauma IKABI, 2004). Piamater
adalah membrana vaskular yang dengan erat membungkus otak, meliputi gyri dan masuk
kedalam sulci yang paling dalam. Membarana ini membungkus saraf otak dan menyatu dengan
epineuriumnya. Arteri-arteri yang masuk kedalam substansi otak juga diliputi oleh piamater
(Snell RS., 2006)

Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Pneudomonas aeriginosa.


Diagnosis : dilakuka pemriksaan cairan otak, antigen bakteri pada cairan otak, darah tepi , eltrolit
darah, biakan dan test kepekaan sumber infeksi, radiologic, pemeriksaan EEG.
(Harsno, 2013)

b. Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan klien dengan
meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi sistemik,
lainnya. Etiologi dapat dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi :
1. Bakteri : haemophilus, influenzae, neisseria meningitidis (meningococcal), diplococcus
pneumonia (penumoccal), streptococcus, pseudomonas.
2. Virus abses otak, encephalitis, limfoma leukima atau darah diruang arakhnoid,
cytomegalovirus, polyoma viru, herpes simplex dan berpeszoster.
3. Jamur cryptococus
c. Patofisiologi
Otak dilapisi oleh duramater arakhnoid dan piramater. Cairan Sereborospinal (CSF) diproduksi
oleh fleksus koroid yang berada didasar ventrikel leteral dan diatas vtrikelke III dan IV. Setiap
hari diproduksi 500-800 ml CSF. Setelah CSF bersirkulasi di otak dan medulla spinalis, CSF
akan diabsorbsi melalui villi arakhnoid, dalam lapisan arakhnoid meningens. Organisme (bakteri,
virus, jamur dan protozoa) masuk SSP melalui pembuluh darah dan blood brain barrier jalan
masuk yang langsung terjadi sebagai akibat dari trauma, prosedur pembedahan atau abses cerebri
aupeur otorhea atau rhinorea mungkin disebabkan karena fraktur basis tengkorak bisa mengarah
terjadinya meningitis organisme. Meningitis menyerang mekanisme pertahanan tubuh spesifik
dan nonspesifik untuk masuk dan bereplikasi dalam CSF, pertahanan ini meliputi barrier kulit.
Barrier darah – otak, respon inflamasi nonspesifik dan respon inflamasi pada piamater, arakhnoid
dan CSF.
Pembuluh darah yang mengalami nflamasi di dalam area sekitar otak mengeluarkan cairan
sebagai respon permeabilitas sel. Cairan serebrospinal mangalami kekeruhan, terbentuk eksudat.
Eksudat yang purulen menginfiltrasi saraf kranial dan membloks fleksus koroid dan villi
arakhnoid. Eksudat menyebabkan inflamasi dan edema lebih lanjut sel meningeal. Pembesaran
pembuluh darah, eksudat, gangguan aliran CSF dan edema sel meningeal menyebabkan
peningkatan TIK. Dengan peningkatan TIK, maka perfusi serebral menurun dan kehilangan
autorehulasi serebal.

Anda mungkin juga menyukai