DOSEN PENGAMPU
: AASP Chandradewi,
SKM, M.Kes
DISUSUN OLEH :
NIM : P0713117027
JURUSAN GIZI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan
serta kesehatan kepada kami semua, sehingga kami dapat menyusun serta menyelesaikan
makalah ini dalam rangka melengkapi tugas makalah mata kuliah Pengembangan Formula
Makanan (PFM). Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua dosen Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Mataram yang selalu memberikan ilmu dan motivasi. Ucapan
terimakasih juga tidak lupa diberikan kepada dosen pengampu mata kuliah PFM Ibu AASP
Makalah ini dibuat sebagai bahan diskusi dan praktik pada mata kuliah
Mengatasi Masalah Gizi di NTB”. Meskipun saya sangat berharap agar Makalah ini tidak
memiliki kekurangan, tetapi saya menyadari bahwa pengetahuan saya sangatlah terbatas.
Saya mohon maaf apabila dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan dan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A Latar Belakang.................................................................................................1
B Rumusan Masalah...........................................................................................3
C Tujuan Pembuatan Makalah............................................................................3
A Gizi Kurang.......................................................................................................4
1) Defini...........................................................................................................4
2) Indikator Penilaian Status Gizi....................................................................4
B Snack Bar.........................................................................................................6
1) Definisi........................................................................................................7
2) Bahan pembuatan snack bar......................................................................8
C Snack Bar untuk Gizi Kurang ...........................................................................8
1) Bahan yang dibutuhkan..............................................................................8
2) Alat yang digunakan...................................................................................8
3) Cara membuat............................................................................................8
4) Nilai gizi Snack Bar untuk Gizi Kurang.......................................................9
A Kesimpulan......................................................................................................10
B Saran…...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
iii
BAB 1
PENDAHUALUAN
A. Latar Belakang
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Masalah gizi merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang disebabkan oleh banyak faktor, sehingga penanggulangannya tidak cukup
dengan pendekatan medis maupun pelayanan kesehatan saja (Supariasa dkk, 2012). Salah
satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia adalah kurus (wasting).
Gizi kurang terjadi karena defisiensi atau ketidakseimbangan energi atau zat gizi. Gizi
kurang menurunkan produktivitas kerja sehingga pendapatan menjadi rendah, miskin dan
pangan tidak tersedia cukup. Selain itu gizi kurang menyebabkan daya tahan tubuh (resistensi
terhadap penyakit menjadi rendah). Gizi kurang bukan hanya berdampak pada kesehatan saja,
akan tetapi berdampak pula pada pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas
Tahun 2018 jumlah penderita gizi kurang di Indonesia masih tergolong tinggi.
Menurut data Riskesdas 2018 prevalensi balita gizi kurang di Indonesia sebesar 17,7% . Di
Nusa Tenggara Barat kategori berat badan kurang dan sangat kurang terjadi peningkatan dari
25,7% menjadi 26,4% dari tahun sebelumnya pada balita berdasarkan indikator Berat Badan
Untuk mengurangi dan menanggulangi masalah gizi tersebut, salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan asupan protein khususnya bagi anak balita.
Selain dari makanan utama, pemenuhan kebutuhan protein anak juga dapat melalui makanan
camilan (snack). Camilan (snack) berkontribusi memenuhi 10-15% dari kebutuhan zat gizi
pada anak dalam satu kali makan. Pada umumnya anak lebih menyukai mengonsumsi
camilan. Oleh karena itu perlu adanya makanan camilan untuk diberikan kepada anak balita
1
Mengingat dampak Gizi kurang pada balita yang cukup luas, maka perlu di lakukan
penanggulangan dengan cemilan (snack) yang memanfaatkan bahan pangan lokal untuk
dijadikan bahan penyusun formula. Bahan pangan lokal yang dapat dijadikan sebagai bahan
pangan penyusunan formula adalah ubi jalar kuning dan kacang hijau yang dijadikan tepung.
Ubi jalar mempunyai banyak nama atau sebutan, antara lain ketela rambat,
huwi boled (Sunda), tela rambat (Jawa), sweet potato (Inggris), dan shoyu (Jepang). Dilihat
dari kandungan gizinya, ubi jalar merupakan sumber karbohidrat dan energi yang cukup
tinggi. Ubi jalar kuning mengandung karbohidrat sebesar 32,3 gram dan menghasilkan kalori
Bagian utama dari tanaman ubi jalar yang sering digunakan adalah umbi. Umbi
tanaman ubi jalar terjadi karena adanya proses diferensiasi akar sebagai akibat terjadinya
penimbunan asimilat dari daun yang membentuk umbi (Widodo, 1986). Berdasarkan warna
umbinya ubi jalar terdiri dari ubi jalar putih, ubi jalar kuning, ubi jalar orange, ubi jalar jingga
dan ubi jalar ungu. Warna daging berhubungan dengan beta karoten yang terkandung
Kacang hijau merupakan sumber protein yang berasal dari pangan nabati yang
berperan dalam perbaikan gizi. Nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram kacang hijau
adalah 22,9 g protein, 1,5 g lemak, 56,8 g karbohidrat. Selain protein, kacang hijau juga
mengandung zat gizi mikro yang penting untuk pertumbuhan linier dan kepadatan tulang
yaitu kalsium. Kalsium membantu meningkatkan kepadatan tulang sehingga tulang menjadi
Bentuk makanan ringan yang dapat dikembangkan adalah snack bar. Snack bar
merupakan makanan selingan yang siap santap, umumnya terbuat dari tepung kedelai, bahan-
bahan lain yang kaya zat gizi maupun non gizi, dan buah-buahan kering yang berbentuk bar
atau batang. Bahan baku utama snack bar adalah tepung-tepungan (prebiotik yang tidak dapat
2
dicerna oleh enzim-enzim pencernaan) dari biji-bijian, sayuran dan buah-buahan yang
mengandung karbohidrat yang berpotensi baik dari segi fisik yaitu penyerapan airnya maupun
Dengan uraian diatas penulis tertarik untuk mengembangkan snack bar berbahan
dasar ubi jalar kuning (karbohidrat), kacang hijau (protein) dan kismis untuk meningkatkan
citarasa dan nilai gizi snack bar. Snack bar komersial umumnya menggunakan buah-buahan
kering pada produknya, sehingga dihasilkan rasa manis dan asam yang khas dari buah-buahan
B. Rumusan Masalah
5. Apa bahan yang digunakan dalam pembuatan snack bar untuk gizi kurang ?
5. Menjelaskan bahan yang digunakan dalam pembuatan Snack Bar untuk gizi kurang
3
7. Menjelaskan kandungan gizi dari produk Snack Bar
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gizi Kurang
1. Definisi
banyak terjadi pada anak balita. Balita gizi kurang adalah balita
SD.
Gizi kurang pada anak balita yang tidak segera diatasi akan
5
produktivitas ketika dewasa, karena masa balita merupakan
6
Penilaian menggunakan indeks BB/U memberikan gambaran
yang lainnya (PB/U atau TB/U dan BB/PB atau BB/TB) sangat
lebih tepat.
B. Snack Bar
1. Definisi
Snack bar adalah penganan padat yang berbentuk batang dan merupakan
buahan kering yang digabungkan menjadi satu dengan bantuan binder. Binder
dalam bars dapat berupa sirup, nougat, karamel, coklat, dan lain-lain. Snack bar
disukai oleh masyarakat negara lain karena bentuknya yang praktis sehingga dapat
7
Snack bar merupakan makanan selingan yang siap santap, umumnya
terbuat dari tepung kedelai, bahan-bahan lain yang kaya zat gizi maupun non gizi,
dan buah-buahan kering yang berbentuk bar atau batang. Bahan baku utama snack
bar adalah tepung-tepungan (prebiotik yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim
karbohidrat yang berpotensi baik dari segi fisik yaitu penyerapan airnya maupun
menggunakan bahan pengikat seperti sirup gula dan dibentuk menjadi bar yang
dapat dipotong menjadi ukuran yang diinginkan. Bergantung pada bahan yang
digunakan, maka pengolahan snack bars ini dapat dicampur, dibentuk dan
Snack adalah makanan yang dikonsumsi di antara waktu makan utama. Jenis
snack tersebut diantaranya adalah snack bar, snack bar merupakan makanan
nutrisi dengan beberapa bahan, termasuk didalamnya yaitu sereal, buah, kacang-
kacangan dan gula. Selain itu, snack bar lain yang tersedia termasuk fruit bar,
crunchy bar, salty bar, low calorie bar, diet bar (Lobato et al., 2011).
pembuatan snack bars berfungsi agar semua bahan mendapatkan hidrasi yang
sempurna pada karbohidrat dan protein, membentuk dan melunakkan gluten, serta
Umumnya snack bar terbuat dari tepung kedelai, bahan-bahan lain yang kaya zat
gizi maupun non gizi, dan buah-buahan kering yang berbentuk bar atau batang.
Bahan baku utama snack bar adalah tepung-tepungan (prebiotik yang tidak dapat
8
dicerna oleh enzim-enzim pencernaan) dari biji-bijian, sayuran dan buah-buahan
yang mengandung karbohidrat yang berpotensi baik dari segi fisik yaitu
penyerapan airnya maupun dari segi kandungan gizinya. Bahan-bahan ini dapat
dicampur dengan menggunakan bahan pengikat seperti sirup gula dan dibentuk
menjadi bar yang dapat dipotong menjadi ukuran yang diinginkan. Bergantung
digunakan, maka pengolahan snack bars ini dapat dicampur, dibentuk dan
1. Bahan-bahan
c) 10 gram Butter
d) 10 gram Gula
f) 5 gram Madu
g) 20 gram Air
h) 15 gram Kismis
j) 15 gram Telur
k) ¼ sdt garam
3. Cara pembuatan
9
a) Campur telur, gula, garam, madu, susu skim bubuk, butter, minyak sayur dan
b) Kemudian tambahkan tepung ubi jalar kuning dan tepung kacang hijau hingga
c) Adonan dicetak dalam bentuk batangan dan dipanggang pada suhu 230 C selama 30
O
menit.
Satu resep snack bar menghasilkan 2 buah snack bar, yang bisa dikonsumsi dalam
dari kebutuhan zat gizi pada anak dalam satu kali makan. Snack bar telah memenuhi
15% dari kebutuhan energi anak balita yaitu 1600 kkal dalam sehari (berdasarkan
Nutrition fact
Energi 241,1 kkal
Protein 6,95 gram
Karbohidrat 26,2 gram
Lemak 12,8 gram
Serat 1,9 gram
Vitamin A 124,8 µg
Vitamin C 6,75 mg
Kalsium 287,4 mg
Magnesium 68,0 mg
Phosfor 337,3 mg
Iron ( zat besi ) 1,9 mg
Zink 2,0 mg
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi kurang terjadi karena defisiensi atau ketidakseimbangan energi atau zat
rendah, miskin dan pangan tidak tersedia cukup. Gizi kurang menyebabkan daya
Mengingat dampak Gizi kurang pada balita yang cukup luas, maka perlu di
lokal untuk dijadikan bahan penyusun formula. Bahan pangan lokal yang dapat
dijadikan sebagai bahan pangan penyusunan formula adalah ubi jalar kuning dan
Bentuk cemilan (snack) yang dapat dikembangkan adalah snack bar. Snack
bar merupakan makanan selingan yang siap santap, umumnya terbuat dari tepung
kedelai, bahan-bahan lain yang kaya zat gizi maupun non gizi, dan buah-buahan
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis tidak luput dari kesalahan, untuk itu
penulis mengharapkan masukan berupa kritik saran baik dari dosen pengampu
11
DAFTAR PUSTAKA
Riset Kesehatan Dasar”, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, pp. 1–100. doi: 1
Desember.
Efektivitas Program Pmt Pemulihan Terhadap Kenaikan Berat Badan Pada Balita
Status Gizi Buruk Di Kabupaten Banyuma. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol. 4 (1).
220-226
Claudia,Ricca.,dkk. 2015. Pengembangan Biskuit dari Tepung Ubi Jalar Oranye (Ipomea
batatas L.) dan Tepung Jagung (Zea mays) Fermentasi : Kajian Pustaka. Malang :
Avianty, Selma. 2013. Kandungan Zat Gizi dan Tingkat Kesukaan Snack Bar Ubi
AKG, 2013. Permenkes RI No 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang
12