Anda di halaman 1dari 11

PAPER METODIK KHUSUS KEBIDANAN

ALUR PIKIR PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA


MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PEMBANGUNAN
SUMBER DAYA
MANUSIA KEBERLANJUTAN

Disusun Oleh :

1. Sri wiyanti (1910104062)


2. Lia Nur Fitri (1910104065)
3. Endah Kusumaningtyas W (1910104067)
4. Nur’aisyah (1910104068)
5. Annisa Zulfatiyah Rahmadhani (1910104071)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARJANA TERAPAN FAKULTAS


ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia sampai kapan pun akan selalu menjadi aspek yang
menentukan keberlangsungan dan perjalanan sebuah bangsa. Maju mundurnya sebuah
bangsa akan sangat ditentukan oleh seberapa berkualitasnya Sumber Daya Manusia yang
ada di negara tersebut.Begitu krusialnya peranan aspek Sumber Daya Manusia, dapat kita
amati pada fenomena beberapa negara yang ada di dunia, dimana jika kita saksikan,
negara-negara tersebut minim sekali kepemilikannya atas Sumber Daya Alam yang dapat
diandalkan untuk menjadi pengungkit kemajuan negara, tetapi ternyata dengan kualitas
Sumber Daya Manusia nya yang sangat memadai, mereka tidak saja mampu menutupi
kekurangan-kekurangannya, tetapi juga telah melesat dan menjelma menjadi negara maju
di dunia. Hal tersebut dapat kita amati pada negara-negara seperti Jepang, China dan
Singapura. Fenomena tersebut membuktikan bahwasanya aspek Sumber Daya Manusia
merupakan aspek terpenting yang akan menentukan daya saing sebuah bangsa pada
kancahglobal.
Jika kita merefleksikan keberadaan negara kita, maka akan terdapat kontradiksi
dengan beberapa negara maju yang telah dicontohkan diatas. Indonesia merupakan negara
yang kaya raya dengan Sumber Daya Alam nya yang amat beragam. Indonesia
mempunyai beragam potensi di berbagai sektor, seperti pertanian, kelautan, perhutanan,
dan lain sebagainya. Dengan kondisi seperti itu, seharusnya untuk menjadi negara maju di
dunia, bukan merupakan hal yang sulit bagi Indonesia, namun realitas sampai dengan saat
ini telah berbicara sebaliknya, Indonesia masih terkategori sebagai negara berkembang.
Semuanya tidak terlepas dari faktor Sumber Daya Manusia Indonesia yang belum cukup
memadai untuk mampu mengelola segenap potensi yang dimiliki negara menjadi
katalisator kemajuan negara. Sehingga hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi segenap
elemen bangsa ini, dalam kaitannya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, salah satu unsur terpenting yang
menunjang adalah pembangunan karakter pada SDM. Dengan SDM yang berkarakter,
maka unsur-unsur lain yang menjadi prasyarat bagi terbentuknya SDM yang berkualitas
dan memadai, baik secara teknis maupun non teknis, akan semakin berpeluang untuk
tergapai. Sebaliknya, SDM yang hanya terampil namun tanpa memiliki karakter yang
kuat, tidak akan cukup untuk memberikan kontribusi bagi upaya memajukan negara.
Dengan karakter yang kuat, manusia-manusia Indonesia tidak akan pernah menyerah dan
selalu bekerja cerdas serta keras, disiplin, mengembangkan spirit kegotongroyongan dalam
mengerahkan segenap potensi dirinya, untuk membawa kemajuan dan kejayaan negara.
Maka, aspek pembangunan karakter pada SDM di Indonesia menjadi begitu penting, dan
perlu diberikan titik perhatian semenjak usia dini.
Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat
mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan
spiritual). Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan
anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam
aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan
mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya. Ia juga akan
menjadi seseorang yang lifelong learner. Pada saat menentukan metode pembelajaranyang
utama adalah menetukan kemampuan apa yang akan diubah dari anak setelah menjalani
pembelajaran tersebut dari sisi karakterya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan karakter


Pendidikan Karakter adalah sebuah usaha sadar yang sistematis dan terstruktur
untuk membentuk dan memberikan penanaman nilai-nilai karakter baik dan mulia, sebagai
upaya untuk mewujudkan SDM yang berkualitas. Pendidikan karakter perlu dilakukan
semenjak usia dini, agar proses penanaman nilai-nilai karakter lebih mudah dimasukkan
dan terinternalisasi pada diri masing- masing anak-anak, sehingga nilai-nilai karakter
tersebut akan dapat terus melekat hingga mereka dewasa kelak. Pendidikan karakter
merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun
batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik
(Mulyasa, 2011). Salah satu hal strategis yang diperlukan untuk menciptakan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas adalah dengan melangsungkan proses pendidikan karakter
di Institusi Pendidikan formal maupun informal.
Dalam pelaksanaan Pendidikan karakter, beberapa unsur yang harus ada
didalamnya, yakni ngerti-ngroso-nglakono (menyadari, menginsyafi, dan melakukan),
Dewantara (1967). Thomas Lickona (dalam belajarpsikologi.com, 2017) menyatakan
bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang
sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Pendidikan Karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu
tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan
karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan
melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik (Wikipedia).
Berbagai metode yang diperlukan untuk membentuk karakter peserta didik, dan
berpengaruh sangat besar terhadap pembentukan karakter peserta didik, yang terangkum
dalam Metode Pendidikan Karakter, menurut Mulyasa (2011), meliputi :
1. Penugasan
2. Pembiasaan
3. Pelatihan
4. Pembelajaran
5. Pengarahan
6. Keteladanan
B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Berkarakter
Dalam TAP MPR No. II/MPR/1993,disebutkan bahwa pendidikan bertujuan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju,
tanggunh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional, serta sehat
jasmani rohani. Berangkat dari hal tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan
kondisi, sarana/prasarana, kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang mengarah kepada
pembentukan watak dan budi pekerti generasi muda bangsa memiliki landasan yuridis
yang kuat. Namun, sinyal tersebut baru disadari ketika terjadi krisis akhlak yang menerpa
semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali juga pada anak-anak usia sekolah. Untuk
mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya tersebut mulai dirintis melalui
Pendidikan Karakterbangsa.
Dalam pemberian Pendidikan Karakter bangsa di sekolah, para pakar berbeda
pendapat. Setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang. Pertama, bahwa Pendidikan
Karakter bangsa diberikan berdiri sendiri sebagai suatu mata pelajaran. Pendapat kedua,
Pendidikan Karakter bangsa diberikan secara terintegrasi dalam matapelajaran PKN,
pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga, Pendidikan
Karakter bangsa terintegrasi ke dalam semua matapelajaran.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi
lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan danmenggunakan pengetahuannya,mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai- nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan
budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian,
dan simbol-simbol yang dipraktikkanolehsemuawargasekolah,dan masyarakat sekitar
sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah
tersebut di mata masyarakat luas.

C. Sumber Daya Manusia


Organisasi dalam lingkup besar maupun kecil, berorientasi profit maupun non
profit, dalam menjalankan aktifitas kesehariannya sebagai rangkaian dalam mencapai
tujuan organisasi, selalu berupaya untuk mendayagunakan segenap sumber daya yang
dimilikinya dengan semaksimal mungkin, agar dapat memberikan kontribusi maksimal
bagi organisasi. Dari beberapa Sumber Daya yang dimiliki oleh suatu Organisasi, Sumber
Daya Manusia merupakan Sumber Daya yang paling penting, yang keberadaan serta
kualitasnya akan sangat menentukan maju mundurnya sebuah organisasi. Oleh karenanya,
dibutuhkan suatu pengelolaan yang dilakukan secara sadar, sistematis, dan terstruktur
terhadap Sumber Daya Manusia yang ada pada suatuorganisasi.
Sumber Daya Manusia adalah Sumber Daya yang ada pada suatu institusi, baik
dalam skala kecil maupun besar yang keberadaannya memerlukan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia, penggerakan, dan pengawasan terhadap fungsi-
fungsi operasionalnya, untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012). Sedangkan
menurut Sonny Sumarsono (2003, h 4), dalam human capitaljournal.com, Sumber Daya
Manusia mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat
diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang
diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan
jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang
mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan ataumasyarakat.
D. Alur pikir

Pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat diperlukan bagi


keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan tersebut harus
dilakukan dengan perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar dan
pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat nilai, pendidikan budaya dan karakter
bangsa merupakan usaha bersama sekolah dan oleh karenanya harus dilakukan
secara bersama oleh semua dosen, semua mata kuliah, dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari budayadikampus.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan proses pendidikan yang berpusat
pada pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter pada mahasiswa termasuk di dalamnya
dan paling utama peserta didik. Pengembangan nilai-nilai tersebut harus tetap menempatkan
peserta didik sebagai subjek yang aktif mempelajari, menginternalkan, memasukkan nilai
dalam sistem nilai yang sudah ada pada dirinya, menjadikan nilai baru tersebut menjadi
bagian dari kepribadian dirinya. Secara kontekstual nilai-nilai itu terus berkembang selama
mereka berada dalam proses pendidikan disekolah dan masyarakat, dan menjadi dasar untuk
mempelajari nilai-nilai baru setelah sepenuhnya berkarya di masyarakat. Dengan perkataan
lain,nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dimiliki peserta didik tersebut akan
menjadi modal dasar menjadikan mereka sebagai warganegara Indonesia yang mampu
membangun bangsa dannegaranya.Perencanaan, pendekatan, dan metode belajar yang akan
dilakukan adalah dengan memasukkan nilai-nilai etika/moral, agama, dan sosial dalam
proses pembelajaran maupun diluar pembelajaran contohnya :
1. Memajang gambar-gambar para tokoh inspiratif di kampus.
2. Membuat program penghargaan untuk mengapresiasi berbagai hal yang
membanggakan, selain prestasi akademis, olahraga ataukesenian.
3. Memimpin para mahasiswa dengan keteladanan.
4. Tidak membiarkan berbagai bentuk ketidaksopanan terjadi dikelas.
5. Melibatkan orangtua siswa dalam mengatasi perilaku tidak baik siswa dengan
cara mengirimkan surat, memanggil orangtua atau melalui kunjungan ke rumah
yang bersangkutan.
6. Memastikan bahwa siswa memiliki tanggungjawab moral untuk bekerja keras di
sekolah.

7. Memiliki kata-kata di dinding yang mendorong karakter yang baik, misalnya


“Jangan tunggu untuk menjadi orang yang hebat, mulailah sekarang juga!”.
8. Berusaha konsisten dalam memperlakukan mahasiswa, jangan biarkan perasaan
pribadi menghalangi seorang dosen untuk bertindak adil.
9. Mengajarkan kesantunan secara jelas. Ajarkan kepada mahasiswa begaimana
mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan tidak memotong
pembicaraan orang lain.
10. Melakukan kerja bakti bersama baik di kelas atau sekolah.
11. Menunjukkan penghargaan terhadap siapapun yang berbeda keyakinan dan
berbeda budaya. Katakan kepada siswa mengenai kewajiban moral untuk
bertindak adil terhadap oranglain.
12. Tekankan kepada siswa tentang pentingnya kepedulian terhadap orang lain dan
lingkungan.
13. Beri perhatian program-program tertentu di sekolah yang sarat muatankarakter.
14. Menekankan pentingnya sikap ksatria (tidak curang) dalam berbagai bentuk
interaksi dengan orang lain.
15. menanamkan nilai-nilai keagamaan didalam dan luar kelas.
Internalisasi pembangunan karakter bangsa dan budaya karakter bangsa dalam
dunia pendidikan diharapkan mampu menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi
baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik yang bersinergi sehingga mampu
menjadikan pribadi yang mandiri, cakap, kreatif, berkarakter, dan bertanggungjawab.
Sehingga jika ia tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebihtinggi, maka kreatifitas yang telah diajarkan dapat diaplikasikan untuk
menghasilkan sesuatu yang memiliki luaran dengan memiliki karakter bangsa yang kuat.
Apalagi jika ia membuat inovasi baru dalam kreatifitasnya serta ulet dan jujur dalam
berusaha, maka dapat dipastikan kesuksesan akan diraihnya. Akan tetapi segiat apapun
seseorang itu berusaha jika tanpa disertai dengan doa, maka semua itu akan sia-sia,
karena kita sebagai manusia hanya bisa berusaha, berdoa, dan bertawakal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Karakter adalah sebuah usaha sadar yang sistematis dan terstruktur untuk
membentuk dan memberikan penanaman nilai-nilai karakter baik dan mulia, sebagai
upaya untuk mewujudkan SDM yang berkualitas.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuaistandar kompetensi lulusan.
Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai- nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya pendidikan karakter dan pembangunan sumber daya
manusia berkelanjutan dapat meningkatkan pembangunan karakter bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, H. (2012). Pendidikan karakter, konsep dan implementasi, Bandung:

Alfabeta

Mahardani , A.S & Muhammad R.B (2018). Membangun Sumberdaya Manusia

Berkarakter. Jurnal ketahanan pangan. 2 (1)


https://media.neliti.com/media/publications/269676-membangun-sumber-daya-
manusia-berkarakte-f5cdae98.pdf (diakses 07 maret 2020)

Suwartini, S. (2017). Pendidikan karakter dan pembangunan sumber daya manusia

keberlanjutan. Jurnal pendidikan ke-SD-an, 4.(1)


https://media.neliti.com/media/publications/259090-pendidikan-karakter-dan-
pembangunan-sumb-e0cf1b5a.pdf (diakses 07 maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai