Anda di halaman 1dari 19

PENTINGNYA IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI

JATI DIRI BANGSA DAN NEGARA


Ditinjau dari UU Nomor 24 Tahun 2009

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Disusun Oleh:
Wina Rahma Sarita
( P17334119044 )

D3 – 1A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami berikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENTINGNYA IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI JATI DIRI BANGSA DAN
NEGARA dikaitkan dengan UU nomor 24 tahun 2009”. Makalah ini merupakan salah
satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila Semester Genap D3 Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Bandung. Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Djalaluddin selaku dosen mata kuliah pancasila jurusan D3 Analis
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bandung
2. Teman-teman mahasiswa yang memberikan semangat dalam penyusunan makalah
ini
3. Semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini
Semoga makalah ini dapat lebih membuka wawasan berpikir bagi kami dan orang
lain yang telah membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dengan
tujuan agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik.

Cimahi, Januari 2020

Wina Rahma Sarita


DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3

2.1 Pengertian-pengertian........................................................................................ 3
2.1.1 Identitas...................................................................................................... 3
2.1.2.Nasional..................................................................................................... 3
2.1.3 Jati Diri....................................................................................................... 4
2.1.4 Bangsa........................................................................................................ 4
2.1.5 Negara........................................................................................................ 5
2.1.6 Undang-undang.......................................................................................... 6
2.2 Konsep............................................................................................................... 6
2.2.1 Bab I Pasal I UU Nomor 24 Tahun 2004................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................ 8

3.1 Pengertian Identitas Nasional............................................................................. 8


3.2 Faktor Pembentuk Identitas Nasional................................................................. 9
3.3 Sifat Identitas Nasional....................................................................................... 11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 13

3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang
lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter
dari bangsa tersebut. Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang
paling sederhana tentang identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang.
Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan
memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional.
Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara,
Selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah
di sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan
berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa
dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.
Seharusnya hal-hal yang seperti ini, Siapapun orang mengerti serta paham Aturan –
Aturan yang ada di suatu Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak
perduli seolah – olah tidak mempermasalahkan kekliruan yang terjadi di Negaranya,
Dan yang paling memprihatinkan seolah – olah masyarakat membiarkan dan bisa
dikatakan mendukung, Pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap
dan tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang hukum di dalam Negara tercinta
ini.
Menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negera, serta Lagu Kebangsaan menyatakan bahwa bendera, bahasa,
dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu,
identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Maka dari itu Identitas Nasional sebagai jati diri bangsa dan negara sangatlah
penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada kehidupan sehari – hari. Agar
Masyarakat di Negara tercinta ini dapat mengubah dan memperbaiki segala
kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik lagi dari
sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai masyarakat yang ada di
Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional ?
b. Apa saja faktor-faktor pembentuk Identitas Nasional?
c. Bagaimana sifat Identitas Nasional?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian makalah ini adalah
sebagai berikut:
a. Untuk memahami pengertian dari Identitas Nasional
b. Untuk mengetahui faktor pembentuk Identitas Nasional
c. Untuk mengetahui sifat Identitas Nasional

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan makalah sebagai berikut:
 Manfaat bagi penulis:
- Mendapatkan ilmu pengetahuan baru dalam sisi Identitas Nasional dan
Nasionalisme
- Dapat mengkaji materi mata kuliah Pendidikan Pancasila
- Dapat menyuarakan mengenai pendapat dan pemikiran
 Manfaat bagi pembaca:
- Mendapat pengetahuan baru,mengenai pentingnya Identitas Nasional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian – pengertian


2.1.1 Identitas
Istilah ’identitas’ secara harfiah bisa kita pahami sebagai ciri, tanda
atau jati diri. Kata identitas berasal dari “identity” yang berarti ciri – ciri,
tanda – tanda, ciri khas, jati diri pada perorangan atau suatu kelompok tertentu
yang bisa membedakannya dengan orang lain atau kelompok yang lainnya.
Kata identitas berasal dari bahasa inggris, yaitu identitas yang memiliki
pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakan dengan orang lain dalam term
antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan dengan
kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, atau negara
sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas tidak terbatas pada individu
semata tetapi berlaku pada kelompok lain.
2.1.2 Nasional
Kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang dikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik
seperti budaya, agama dan bahasa maupun nonfisik seperti kedinginan, cita-
cita dan tujuan. Himpunan-himpunan kelompok inilah yang kemudian disebut
dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya
melahirkan tindakan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau
pergerakan-pergerakan yang diberikan atribut nasional. Kata nasional sendiri
tidak bisa dilepaskan dari kemunculan konsep nasionalisme.
Bila dilihat dalam konteks indonesia, maka identitas nasional itu
merupakan manisvestasikan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan dari berbagai suku “dihimpun” dalam satu
kesatuan indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan
ruh “bhineka tunggal ika” sebagai dasar dan arah pengembangannya. Dengan
kata lain, hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa didalam hidup dan
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti luas. Misalnya dalam
aturan perundang-undangan atau hukum, sistem pemerintahan yang
diharapkan, nilai-nilai budaya yang tercermin dalam identitas nasional tersebut
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam pergaulan baik yang terbuka
cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang
dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.
2.1.3 Jati Diri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jati diri
adalah ciri-ciri,gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau
suatu benda. Bisa pula berartiidentitas, inti, jiwa, semangat, dan daya
gerak dari dalam atau spiritualitas.Sedangkan menurut para ahli , jati diri
adalah sesuatu yang menggambarkansecara esensial tentang seseorang
seperti karakter, sifat, watak, kepribadian dan moralnya. Jati diri  adalah
ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda; identitas,
inti, jiwa, semangat, dan daya gerak dari dalam; spiritualitas. Jati Diri adalah
identitas seseorang yang jelas sehingga siapa pun tahu tentang orang tersebut,
sehingga negara melakukan cacah jiwa untuk mengetahui siapa saja yang
tinggal di wilayahnya. Untuk mencapai penemuan Jati Diri bisa dimulai dari
fisik ujung rambut sampai ujung kaki dengan metode SWOT Matrix
meminjam teori ekonomi managemen. 
2.1.4 Bangsa
Istilah bangsa dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang
memiliki identitas, budaya, adat, serta ideologi yang sama, sedangkan istilah
negara dapat diartikan sebagai wadah organisasi yang digunakan untuk
menampung dan melayani bangsa – bangsa yang ada di dalamnya. Contonya
Padang, Jawa, Batak, Papua, Melayu (merupakan bangsa) dan Indonesia
(merupakan negara). Hingga saat ini, sudah ada banyak sekali ahli di bidang
sosial yang mencoba untuk mendefenisikan arti kata bangsa, seperti beberapa
contohnya adalah sebagai berikut :

 Hans Kohn

Menurut Hans Kohn, bangsa terjadi sebagai dampak adanya persamaan


ras, bahasa, adat istiadat, dan agama yang menjadi pembeda antara satu
bangsa dengan bangsa lainnya.
 Otto Bauer
Menurut Otto Bauer, pengertian bangsa adalah sekelompok manusia
yang mempunyai kesamaan karakter, yang disebabkan oleh persamaan nasib
dan pengalaman sejarah budaya yang tumbuh dan berkembang bersama
dengan tumbuh kembangnya bangsa.
 Ben Anderson
Menurut Ben Anderson, bangsa merupakan komunitas politik yang
dibayangkan dalam wilayah yang sudah jelas batas – batasnya dan sudah
diakui atau pun berdaulat.
 Ernest Renan
Menurut Ernest Renan, pengertian bangsa adalah sekelompok
manusia yang berada dalam suatu ikatan batin yang dipersatukan karena
memiliki persamaan sejarah, serta cita – cita atau pun tujuan yang sama.
2.1.5 Negara
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu
dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki
kedaulatan. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem
atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri
secara independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat,
memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan
syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.
Negara juga dalam suatu wilayah akan memiliki sistem ataupun aturan yang
diberlakukan kepada orang yang berada dibawah naungannya.Menurut kamus
besar bahasa indonesia pengertian negara adalah organisasi dalam suatu
wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh
rakyatnya. Kemudian pengertian negara dengan kata lain yaitu kelompok
sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasikan
dibawah lingkungan lembaga politik dan pemerintahan yang efektif. Terdapat
beberapa informasi tentang pengertian negara secara merata sebagai perihal

untuk menambah wawasan secara detail terhadap negara. Ada beberapa


pendapat yang mengemukakan pengertian negara secara umum. Prof . Mr.
Soekarno mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi masyarakat yang
berada pada daerah atau wilayah tertentu, dengan kekuasaan terhadap negara
yang berlaku dalam kedaulatannya.Menurut Prof. Miriam Budiharjo
mengatakan bahwa negara itu mempunyai arti  sebagai bentuk organisasi
dalam suatu wilayah, dengan kekuasaan dapat menimbulkan kesejahteraan
untuk kehidupan bersama.

2.1.6 Undang – Undang


Undang-Undang/Perundang-undangan (UU) adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dengan persetujuan bersama Presiden[1]. Undang-undang memiliki kedudukan
sebagai aturan main bagi rakyat untuk konsolidasi posisi politik dan hukum,
untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mewujudkan tujuan dalam
bentuk negara. Undang-undang dapat pula dikatakan sebagai kumpulan-
kumpulan prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintah, hak rakyat, dan
hubungan di antara keduanya.
Undang-undang (bahasa Inggris: Legislation - dari bahasa
Latin lex, legis yang berarti hukum) berarti sumber hukum, semua dokumen
yang dikeluarkan oleh otoritas yang lebih tinggi, yang dibuat dengan
mengikuti prosedur tertulis. Konsep hukum yang didefinisikan oleh sebuah
laporan dari kontrak dan Perjanjian (yang hasil dari negosiasi antara sama
(dalam hal hukum), kedua dalam hubungan dengan sumber-sumber hukum
lainnya: tradisi (dan kebiasaan), kasus hukum, undang-undang dasar
(konstitusi, "Piagam Besar", dsb.), dan peraturan-peraturan dan tindakan
tertulis lainnya dari eksekutif, sementara undang-undang adalah karya
legislatif, sering diwujudkan dalam parlemen yang mewakili rakyat.
Kekuasaan legislatif biasanya dilaksanakan: dengan Kepala Negara hanya
dalam rezim otoriter tertentu, kediktatoran atau kekuasaan mutlak, oleh
parlemen, dengan rakyat sendiri melalui referendum.

2.2 Konsep
2.2.1 Bab I Pasal 1 UU Nomor 24 Tahun 2009

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut


Bendera Negara adalah Sang Merah Putih.
2. Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
4. Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya.
5. Panji adalah bendera yang dibuat untuk menunjukkan kedudukan dan
kebesaran suatu jabatan atau organisasi.
6. Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh
warga negara Indonesia di daerah- daerah di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
7. Bahasa asing adalah bahasa selain Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
8. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang
pendidikan.
9. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
10. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Identitas Nasional


Identitas Nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah;
ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga
membedakan dengan yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi,
identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara
sehingga membedakan dengan negara lain. Identitas nasional secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan hakikat pengertian identitas
nasional, maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri
suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Pengertian
kepribadian sebagai suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari para pakar
psikologi. Manusia sebagai individu yang sulit diapahami manakala ia terlepas dari
manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu
lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku serta karakter khas
yang membedakan manusia tersbut dengan manusia lainnya. Berdasarkan uraian di
atas maka pengertian kepribadian sebagai identitas nasional suatu bangsa adalah
keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang
membentuk bangsa tersebut. Oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu
bangsa tidak dapat dipisahkan cdengan pengertian peoples character, national
character, atau natonal identity.
Menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negera, serta Lagu Kebangsaan menyatakan bahwa bendera, bahasa,
dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu,
identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam hubungannya dengan identitas nasional Indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia sangat sulit jika hanya dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik. Hal ini
mengingat bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam etnis, ras, suku, kebudayaan,
agama serta karakter yang sejak asalnya memang memiliki suatu perbedaan. Oleh
karena itu kepribadian bangsa Indonesia sebagai suatu identtas nasional secara historis
berkembang dan menemukan jati dirinya setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus
1945. Namun, identitas nasional suatu bangsa tidak cukup dipahami secara statis oleh
karena itu identitas suatu bangsa juga harus diapahami dalam konteks dinamis.
Sebagaimana kita tahu bahwa bangsa besar telah mengembangkan identitasnya secara
dinamis. Ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence
cukup besar sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini
sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika.
Namun demikian jika challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut
tidak akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif. Oleh karena itu, agar bangsa
Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati
diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai
dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai
negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung
menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.

3.2 Faktor Pembentuk Identitas Nasional


Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu
faktor primodial dan faktor kondisional.
3.2.1 Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor bawaan yang bersifat
alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi dan
demografi. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia
sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di
persimpangan jalan komunikasi anta rwilayah dunia di Asia Tenggara,
ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,
sosial dan kultural bangsa Indonesia.
3.2.2 faktor kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang
mempengaruhi terbentuknya identitas nasional. Faktor subyektif
meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari
interaksi dari berbagai faktor tersebut.
Selain itu terdapat factor lain yaitu faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang
dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang
bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk
bangsa negara. Faktor sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru.
Negara Indonesia diikat oleh kesamaan ideologi Pancasila. Tokoh kepemimpinan dari
para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor
yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin di beberapa negara dianggap sebagai
penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol pemersatu bangsa yang
bersangkutan. Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson Mandela di Afrika Selatan,
Mahatma Gandhi di India, dan Tito di Yugoslavia. Prinsip kesediaan warga bangsa
bersatu dalam perbedaan (unity in deversity) juga menjadi faktor pembentuk identitas
nasional. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk
setia pada lembaga yang disebut 6 negara dan pemerintahnya tanpa menghilangkan
keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras, agamanya. Sesungguhnya warga bangsa
memiliki kesetiaan ganda (multiloyalities). Warga setia pada identitas primordialnya
dan warga juga memiliki kesetiaan pada pemerintah dan negara, namun mereka
menunjukkan kesetiaan yang lebih besar pada kebersamaan yang terwujud dalam
bangsa negara di bawah satu pemerintah yang sah. Mereka sepakat untuk hidup
bersama di bawah satu bangsa meskipun berbeda latar belakang.
Oleh karena itu, setiap warga negara perlu memiliki kesadaran akan arti
pentingnya penghargaan terhadap suatu identitas bersama yang tujuannya adalah
menegakkan Bhinneka Tunggal Ika atau kesatuan dalam perbedaan (unity in
deversity) suatu solidaritas yang didasarkan pada kesantunan (civility). Faktor yang
tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang
sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang
pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya
melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar
anggota masyarakat itu. Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan
spesialisasi pekerjaan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin
tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling tergantung diantara
jenis pekerjaan. Setiap orang akan saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan
hidup. Semakin kuat saling ketergantungan anggota masyarakat karena perkembangan
ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas
yang terjadi karena perkembangan ekonomi oleh Emile Durkheim disebut Solidaritas
Organis. Faktor ini berlaku di masyarkat industri maju seperti Amerika Utara dan
Eropa Barat. Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik. Lembaga-lembaga itu
seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-
lembaga itu melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul
dan 7 golongannya dalam masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat
mempersatukan orang sebagai satu bangsa. Faktor persamaan turunan, bahasa, daerah,
kesatuan politik, adat-istiadat dan tradisi, atau persamaan agama. Akan tetapi teranglah
bahwa tiada satupun di antara faktor – faktor ini bersifat hakiki untuk menentukan ada
- tidaknya atau untuk merumuskan bahwa mereka harus seketurunan untuk merupakan
suatu bangsa.

3.3Sifat Identitas Nasional


Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas
yang menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama.
Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh
tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial,
budaya dan politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu
mempertahankan identitas nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa
tersebut akan mudah goyah dan terombang-ambing oleh tantangan zaman. Bangsa
yang tidak mampu mempertahankan identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang
dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Kondisi suatu
bangsa yang sedemikian rupa sudah tentu merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain
yang lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah
tersebut. Oleh karena itu, identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu
bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi cita-
cita dan tujuan hidup bersama.
Selain pada UU Nomor 24 tahun 2009, Identitas nasional Indonesia tercantum
dalam konstitusi Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas
Nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah :

1. Bahasa Nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

4. Lambang negara yaitu Pancasila

5. Semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9. Konsepsi Wawasan Nusantara

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional


Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara dari pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain,
identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan
bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan
bermayarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Identitas Nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional. Kata
identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri,
tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga
membedakan dengan yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi,
identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara
sehingga membedakan dengan negara lain. Identitas nasional secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
2. Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor
bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi,
ekologi dan demografi. faktor kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang
mempengaruhi terbentuknya identitas nasional.
3. Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang
menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Selain
pada UU Nomor 24 tahun 2009, Identitas nasional Indonesia tercantum dalam
konstitusi Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas Nasional
yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah :

1. Bahasa Nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya


4. Lambang negara yaitu Pancasila

5. Semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9. Konsepsi Wawasan Nusantara

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

4.2 Saran
1. Agar nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan suatu bangsa khususnya di Indonesia selalu dikenalkan dan
dikembangan kepada generasi muda sebagai penerus bangsa dan menjadi
Identitas Nasional, maka selain mempertahankan pendidikan pancasiladari
mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi, juga harus di adanya sosialisasi
secara continue disetiap elemen bangsa.
2. Agar faktor primodial dan faktor kondisional tetap menjadi faktor-faktor
pembentuk Identitas Nasional, maka kita harus selalu melestarikan berbagai
macam kebudayaan yang ada di Indonesia. Semua itu bertujuan agar segala
ciri khas bangsa Indonesia tidak akan pudar dan tidak akan terpengaruh oleh
budaya-budaya asing yang sangat mudah masuk dan diserap dari semua
kalangan melalui berbagai media.
DAFTAR PUSTAKA

Aswata, Putu Ari.(2017). Materi Kuliah Kewarganegaraan IDENTITAS


NASIONAL.https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/20bb958d430c
c7d21ef6c2b58d14da41.pdf. Universitas Udayana. Diakses pada 25 Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai