Laporan Kegiatan: Role Play Discharge Planning
Laporan Kegiatan: Role Play Discharge Planning
Oleh :
KELOMPOK 3
PENDAHULUAN
1
menjamin pasien mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman
dan realistis setelah meninggalkan rumah sakit (Hou, 2001 dalam Perry &Potter,
2006).
Oleh karena itu program pendidikan profesi ners PSIK FKp Unair
diharapkan mampu menjadi role model dalam pelaksanaan discharge planning
di ruang Pandan Wangi RSUD Dr. Soetomo Surabaya secara tepat dan terarah.
Dengan demikian diharapkan tujuan peningkatan kualitas kesehatan pasien
dapat tercapai secara optimal.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa dan perawat di Ruang Pandan Wangi mampu menerapkan
discharge planning dengan baik dan terarah.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kebutuhan klien untuk discharge planning.
2. Mengidentifikasi masalah klien dalam discharge planning.
3. Membuat perencanaan discharge planning pasien
4. Mengajarkan pada klien dan keluarga tentang perawatan klien di
rumah yang meliputi diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat
kontrol.
5. Melakukan evaluasi kepada klien atau keluarga selama pelaksanaan
discharge planning.
6. Mendokumentasikan pelaksanaan discharge planning.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Klien dan Keluarga
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memperbaiki
serta mempertahankan status kesehatan klien.
2. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarganya dalam kesiapan
perawatan di rumah.
3. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarganya dalam melakukan
perawatan diri sendiri di rumah.
1.3.2. Bagi Mahasiswa
1. Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat dan klien
sebagai penerima pelayanan.
2
2. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana dalam discharge
planning pada penyembuhan klien.
3. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan ilmu yang telah dimiliki
serta mengaplikasikannya.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji kebutuhan pasien
secara komprehensif untuk menentukan perencanaan pulang bagi pasien
secara tepat.
1.3.3. Bagi Perawat
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et al,1993: Hester,
1996).
Menurut Nursalam (2011 : 326) yang dikutip Kristina (2007) perencanaan
pulang bertujuan :
1) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial
2) Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3) Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
4) Membantu rujukan pasien oada sistem pelayanan yang baik
5) Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien
6) Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat.
5
2.4. Tahapan Discharge Planning
Menurut Nursalam (2007), tahapan discharge planning antara lain ;
1. Pada saat pasien masuk ruangan:
1) Menyambut kedatangan pasien
2) Orientasi ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah ruangan
3) Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lain
4) Melakukan pengkajian keperawatan
5) Menyampaikan kepada keluarga perkiraan lama masa perawatan.
2. Selama masa perawatan:
1) Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain
2) Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang muncul
sampai dengan evaluasi perkembangan pasien selama dirawat.
3) Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet,
aktivitas, kontrol
3. Persiapan pasien pulang:
1) Perawatan di rumah
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan
(health education) mengenai aturan diet, aktivitas istirahat, waktu dan
tempat kontrol.Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tingkat
pemahaman klien dan keluarga mengenai perawatan selama klien di
rumah nanti dan perawatan lanjutan.
2) Obat-obatan yang masih dikonsumsi klien dan dosisnya
Penjelasan mengenai obat-obatan klien yang masih harus
diminum, dosis, cara pemberian dan waktu yang tepat untuk minum
obat, efek samping yang mungkin muncul.
3) Obat-obatan yang dihentikan
Pada pasien umum kalau ada obat-obatan yang tidak diminum
lagi oleh klien, obat-obatan tersebut tetap dibawakan ke klien, tetapi
pada pasien JPS atau Askes obat yang tidak diberikan atau
diminumkan lagi dikembalikan ke Depo farmasi.
4) Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan foto selama dirawat di RS dibawakan pulang
pada klien, tetapi untuk hasil pemeriksaan laboratorium asli menjadi
milik RS.
5) Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol, surat rujukan
dll.
6
2.5. Discharge Planning Selama Masa Perawatan
Menurut Neylor (2003) dalam Kristina (2007) beberapa tindakan
keperawatan yang dapat diberikan pada pasien selama masa perawatan sebelum
pasien pulang antara lain:
1. Pendidikan kesehatan : diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau
komplikasi dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang
perawatan selama dirumah sakit seperti perawatan luka, diet/makanan,
obat-obatan, aktivitas, serta hal-hal khusus lain.
2. Program pulang bertahap : bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali
ke lingkungan keluarga dan masyarakat antara lain apa yang harus
dilakukan pasien dirumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh
keluarga
3. Menjelaskan prosedur, manfaat, dan efek samping dari setiap terapi dan
intervesi yang akan diberikan pada klien dan keluarga mengenai proses
perawatan di ruangan, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
7
2.6. Alur Discharge Planning
PROGRAM HEALTH
EDUCATION : Lain-lain
Penyelesaian - Kontrol dan Obat /
Administrasi Perawatan
- Nutrisi
- Aktivitas dan Istirahat
- Perawatan Diri
MONITOR :
- Petugas kesehatan
- Keluarga
Keterangan :
1. Tugas Kepala Ruangan :
1) Menerima pasien baru
2) Menentukan estimasi lama perawatan
8
2. Tugas Perawat Primer :
1) Membuat perencanaan pulang (Discharge Planning)
2) Membuat leaflet
3) Memberikan konseling
4) Memberikan pendidikan kesehatan
5) Melakukan tindakan berupa diskusi dan demonstrasi
6) Melakukan evaluasi
7) Mendokumentasikan Discharge Planning
8) Melakukan follow up
3. Tugas Perawat Asosiate :
Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan
selesai perawatan).
9
BAB 3
PERENCANAAN DISCHARGE PLANNING
3.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Kartika Utami, S.Kep
Perawat Primer : Ekky Normayaningtyas S. Kep
Perawat Associate : Ninik Hidayati, S. Kep
Pembimbing Akademik :1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
2. Purwaningsih, S.Kp., M.Kes
3. Mira Triharini, S.Kp., M.Kep
4. Nuzul Qur’aniati, S.Kep., Ns., M.Ng
Pembimbing Klinik : Lilik Mudayatin, S.Kep., Ns
3.3 Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan tanya
jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perawatan klien oleh keluarga setelah keluar dari rumah sakit.
3.4 Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning kepada klien
dan keluarganya diantaranya; status pasien, lembar discharge planning, leaflet,
sarana dan prasarana perawatan.
10
3.5 Mekanisme kegiatan
Topik : Discharge planning pada Ny H dengan diagnosa medis DM
(Diabetes Melitus) Nefrotik Diabetik Tipe 5 + Anemia + ISK
(Infeksi Saluran Kemih)
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/tanggal : Kamis, 3 April 2014
Waktu : 11.00-11.30 WIB
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. PP mengucapkan salam 5 menit Kantor PP
kemudian mengingatkan kepala
karu bahwa ada pasien yang ruangan
akan dilakukan discharge
planning .
2. Karu menanyakan Karu
bagaimana persiapan PP
untuk pelaksanaan
discharge planning dan PP
kelengkapan dokumen
(status pasien, resume
perawatan pasien, leaflet
tentang DM, dan alat
peraga).
3. PP sudah mengkaji PP
sebelumnya untuk
menentukan masalah
keperawatan pada klien dan
sudah siap dengan status
klien dan leaflet discharge
planning
4. PP menyebutkan masalah PP
klien dan hal-hal yang perlu
diajarkan pada klien dan Karu
keluarga
5. Karu memeriksa
kelengkapan administrasi
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara 20 menit Bed Karu
discharge planning pasien
2. PP dibantu PA PP dan PA
menyampaikan pendidikan
kesehatan, aturan diet yang
dibutuhkan, kebutuhan
keteraraturan minum obat,
pencegahan terjadinya luka,
aktivitas dan istirahat.
3. PP menanyakan PP
kembali kepada klien dan
keluarga tentang materi
yang telah disampaikan
4. PP memberi
PP
reinforcement kepada klien
5. PP mengucapkan
PP
terima kasih
6. PP dibantu PA
PP dan PA
melakukan
11
pendokumentasian
Penutup Karu mengevaluasi, 5 menit Kantor Karu, PP
memberikan pujian dan kepala dan PA
masukan atau saran kepada PP ruangan
dan PA
12
3) Tahap 3
Pada tahap ini ditemukan mikroalbuminuria. Laju filtrasi glomerulus
meningkat atau dapat menurun sampai derajat normal. Laju ekskresi
albumin dalam urin adalah 30-300 mg/24 jam. Tekanan darah mulai
meningkat. Secara histologis, didapatkan peningkatan ketebalan membrana
basalis dan volume mesangium fraksional dalam glomerulus.
4) Tahap 4
Merupakan tahap nefropati yang sudah lanjut. Perubahan histologis
lebih jelas, juga timbul hipertensi pada sebagian besar pasien. Sindroma
nefrotik sering ditemukan pada tahap ini. Laju filtrasi glomerulus
menurun, sekitar 10 ml/menit/tahun dan kecepatan penurunan ini
berhubungan dengan tingginya tekanan darah.
5) Tahap 5
Timbulnya gagal ginjal terminal.
13
6. Perawatan Luka Ganggren
Lihat kondisi luka pasien, apakah luka yang dialami pasien dalam
keadaan kotor atau tidak, ada apus atau ada jaringan nekrotik (mati) atau
tidak. Setelah dikaji, barulah dilakukan perawatan luka. Untuk perawatan luka
biasanya menggunakan antiseptik,cairan fisiologis ( NaCl atau RL) dan kassa
steril serta peralatan perawatan luka.
Jika ada jaringan nekrotik, sebaiknya dibuang dengan cara digunting
sedikit demi sedikit sampai kondisi luka mengalami granulasi (jaringan baru
yang mulai tumbuh). Lihat kedalaman luka, pada pasien diabetes dilihat
apakah terdapat sinus (luka dalam yang sampai berlubang) atau tidak. Bila
terdapat sinus, ada baiknya disemprot (irigasi) dengan NaCl sampai pada
kedalaman luka, sebab pada sinus terdapat banyak kuman.Lakukan
pembersihan luka 3-7 hari sekali, setelah dilakukan perawatan lakukan
pengkajian apakah sudah tumbuh granulasi, (pembersihan dilakukan dengan
kassa steril yang dibasahi larutan NaCl). Setelah luka dibersihkan, lalu ditutup
dengan kassa basah yang diberi larutan NaCl lalu dibalut disekitar luas luka,
dalam penutupan dengan kassa, jaga agar jaringan luar luka tidak tertutup.
Sebab jika jaringan luar luka ikut tertutup akan menimbulkan masrasi
(pembengkakan).
Setelah luka ditutup dengan kassa basah bercampur NaCl, lalu ditutup
kembali dengan kassa steril yang kering untuk selanjutnya dibalut. Jika luka
sudah mengalami penumbuhan granulasi ( pertumbuhan jaringan kulit yang
baik/ bagus yang membuat luka rata), selanjutnya akan ada penutupan luka
dengan adanya jaringan kulit yang matur, selain cara alamiah juga bisa
dilakukan tindakan invasif yaitu tahap kedua ( skin graft), biasanya diambil
dari kulit paha, ini biasanya dilakukan oleh dokter bedah. Penanganan luka
diabet, harus ekstra agresif sebab pada luka diabet kuman akan terus
menyebar dan memperparah luka. (Hermawati, 2005)
Berikut hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau luka gangren diabetes melitus (khusunya pada kaki) :
1) Cuci kaki dengan bersih setiap hari dan sabun mandi yang baik. setelah
dicuci, keringkan kaki khususnya sel-sela jari kaki dengan menggunakan
handuk halus yang bersih dan jangan menggosok kulit kaki.
2) Sebaliknya, potong kuku jari setelah mandi agar lebih mudah
pemotongannya jangat terlalu pendek, tetapi mengikuti bentuk jari, juga
14
jangan sampai masuk ke dalam cekungan kuku agar tidak menimbulkan
luka.
3) Hindari kaki basah terus-menerus
4) Gunakan kaos kaki dan sepatu yang sesuai ukuran
3.7 Evaluasi
1. Stuktur
1) Persiapan dilakukan saat pasien masuk ruang Pandan Wangi
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
3) Menyusun proposal
4) Menetapkan kasus.
5) Pengorganisasian peran.
6) Penyusunan leaflet discharge planning.
2. Proses
1) Kelancaran kegiatan.
2) Peran serta perawat yang bertugas
3. Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga.
15
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. Persiapan
Pelaksanaan Discharge Planing di Ruang Pandan wangi selama ini
dilakukan melalui beberapa persiapan seperti pembuatan proposal Discharge
Planing, pembagian peran, mekanisme yang harus dilakukan saat discharge
planning, dan pembuatan leaflet yang mewakili 3 kasus terbanyak. Pada
pelaksanaannya Discharge Planning diberikan pada pasien intrahospital yang
masih dalam masa perawatan. Dengan memberikan materi selama perawatan di
rumah sakit seperti aturan diet yang dibutuhkan, kebutuhan keteraraturan minum
obat, istirahat serta perawatan pengcegahan terjadinya luka selama di rumah.
Koordinasi dengan pembimbing telah dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan.
Discharge planning dihadiri oleh satu orang pembimbing akademik dan tiga
orang pembimbing klinik.
4.3.Struktur Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Kartika Utami, S.Kep
PP : Ekky Normayaningtyas,S.Kep
16
PA : Ninik Hidayati, S. Kep
Pembimbing akademik : 1. Purwaningsih, S.Kp., M.Kes
2. Mira Triharini, S.Kp., M.Kep
3. Nuzul Qur;aniati, S.Kep., Ns., M.Ng
Pembimbing klinik : Lilik Mudayatin, S.Kep., Ns
Supervisor : 1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
2. Muzhida, S.Kep., Ns
3. Endang Pancarwati, S.Kep., Ns
4.4. Hambatan
No Masalah Penyebab Rekomendasi
1. Mekanisme
1) Di dalam proposal, Proposal discharge Pemberian kartu
pasien diberikan planning masih discharge planning
kartu discharge belum diganti sebaiknya tidak
planning namun dengan sesuai dalam diberikan saat pasien
dalam pelaksanaan masa intra hospital. selama masa
role play tidak intrahospital, hanya
diberikan kartu diberikan saat pasien
discharge planning. akan pulang.
2) Persiapan sebelum Kelompok kurang Persiapannya harus
roleplay mengenai menyiapkan lebih baik lagi
kebersihan dan kebersihan dan tata sebelum terlaksananya
kerapian di ruangan ruangan. role play seperti
masih kurang kebersihan dan
diperhatikan. kerapian penataan
ruangan karu.
2. Isi
1) PP dan PA tidak PP dan PA tidak PP dan PA sebaiknya
menjelaskan jumlah menjelaskan karena menjelaskan lebih
dalam gram sudah ada di dalam detail mengenai tepat
mengenai porsi diet leaflet yang sudah jumlah tidak hanya
khusunya lauk yang diberikan ke pasien. jenis, dan jadwal
diberikan pada dalam pemberian
pasien. pendidikan diet pada
pasien.
3. Peran
17
Mahasiswa Role play yang Mahasiswa yang tidak
bergerombol dan dilaksanakan mendapat peran
melihat jalannya role pertama kali dalam dalam role play
play sehingga minggu pertama Discharge Planning
menggannggu jalannya sehingga mahasiswa seharusnya tetap
role play. yang tidak berperan, memberikan
penasaran dengan pelayanan ke pasien.
jalannya role play.
4.5 Dukungan
Kelompok kami mendapatkan dukungan dari pembimbing akademik 2 hari
sebelum dilaksanakannya role play, dengan melakukan revisi proposal dan gladi
bersih bersama dengan pembimbing akademik. Perawat ruangan dalam rencana
pelaksanaan discharge planning sangat membantu dalam hal prasarana dan
bimbingan dalam memberikan masukan dan saran.
18
BAB 5
EVALUASI KEGIATAN
19
1) Di dalam proposal, pasien diberikan kartu
discharge planning namun dalam pelaksanaan
role play tidak diberikan kartu discharge
planning.
2) Mahasiswa bergerombol dan melihat jalannya
role play sehingga menggannggu jalannya role
play.
20
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan
derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal yang
melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan
sekelompok orang ke kelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai
discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan
menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual
dan potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga,
memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu
dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal
dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.
6.2 Saran
Karu sebagai pimpinan diruangan tersebut harus memberikan motivasi
kepada perawat primer untuk melakukan discharge planning kepada semua
pasien khususnya pasien yang akan pulang, karena selama ini di dalam format
discharge planning untuk tindakan mandiri perawat kurang kelihatan dan
discharge planning kebanyakan hanya dilakukan oleh tenaga medis atau dokter.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
PETUNJUK TEKNIS
PENGISIAN LEMBAR DISCHARGE PLANNING
23
18. PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG PANDAN WANGI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISCHARGE PLANNING
No. RM : Alamat :
Nama : Ruang Rawat :
Tanggal MRS : Tanggal KRS :
Keadaan Umum pasien :
T: N: S: R: BB :
AKTIVITAS
Jenis aktivitas yang boleh dilakukan
Prosedur
Alat bantu yang dapat digunakan
EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA
Pemeriksaan laboratorium lanjutan
Pengertian dan pemahaman akan efek
samping obat
Obat-obatan alternatif
Pencegahan terhadap kekambuhan
Lainnya
DIET
Anjuran pola makan
Batasan makanan & minuman
Obat-obat yang masih diminum :
Nama Obat Dosis Manfaat Waktu pemberian
Yang dibawa pulang (hasil Lab, Foto, ECG, surat keterangan istirahat) :
……………………......................lembar
......................................................lembar
......................................................lembar
Surabaya, ……,...………..,2014
Klien / Keluarga Perawat
( ) ( )
24
25
RUANG PANDAN WANGI
RSUD DR SOETOMO SURABAYA
2014
26