Anda di halaman 1dari 6

Skenario A Blok 23 Tahun 2020

Sabrina usia 20 bulan dibawa ke Puskesmas karena belum bisa duduk.


Sabrina baru bisa tengkurap pada usia 12 bulan. Saat ini bisa merayap, kepala bisa
berdiri tegak selama beberapa detik, dan belum bisa duduk. Sabrina belum bisa bicara, baru
mengoceh ya-ya dan ma-ma, sering tidak menoleh bila dipanggil. Sabrina belum bisa
memegang benda, belum bisa memasukkan makanan ke mulut dan bertepuk tangan.
Sabrina anak kedua dari ibu usia 28 tahun. Selama hamil ibu sehat, periksa ke bidan 3
kali. Lahir spontan pada usia kehamilan 36 minggu, ditolong bidan, pecah ketuban beberapa
saat sebelum dilahirkan. Setelah lahir tidak langsung menangis, menangis setalah lebih
kurang 10 menit. Berat badan lahir 2.100 gram, panjang badan tidak diukur. Dirujuk diruang
perinatal RSMH karena susah bernafas dan dirawat selama seminggu. Saat dirawat anak
mengalami kuning dan diterapi sinar, tidak pernah kejang.
Riwayat imunisasi sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4x, DPT, Hepatitis B, dan
HiB 4x, dan Campak 1x pada usia 10 bulan.
Sabrina masih mendapat ASI, diberi susu formula sejak usia 2 bulan selang seling
dengan ASI. Sekarang makan nasi tim, belum bisa makan nasi biasa.
Pada pemeriksaan ditemukan BB 7,7 kg, PB 78 cm, lingkaran kepala 42 cm. Tidak
ada gambaran dismorfik, anak sadar, kontak mata ada, tapi tidak mau tersenyum kepada
pemeriksa. Anak tidak bisa bicara, bisa mengucapakn ya-ya dan ma-ma, dan menoleh ketika
dipanggil dengan suara keras. Anak bisa tengkurap dan menahan kepala beberapa detik.
Belum bisa mengambil dan memegang kubus. Keempat anggota gerak kaku dan susah
ditekuk, gerakan kurang, dengan kekuatan 3. Tonus meningkat, reflex fisiologi meningkat,
reflex babinsky (+), tidak ada reflex moro dan reflex menggengam. Tidak ada gerakan yang
tidak terkontrol. Tidak ada kelainan anatomi pada anggota gerak. Hasil pemeriksaan KPSP
usia 18 bulan didapatkan tidak ada yang bisa dilakukan Sabrina.
I. Klarifikasi Istilah
No Istilah Klarifikasi
.
1. Tengkurap Posisi tubuh telungkup
2. Lahir spontan Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri
3. Imunisasi BCG Imunisasi aktif yang diberikan pada usia 2-3
bulan untuk mencegah penyakit tuberculosis.
4. Imunisasi Polio Merupakan imunisasi yang diberikan saat lahir (0
bulan) dan berikutnya diusia 2, 4, 6 bulan,
dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
Kecuali saat lahir, pemberian imunisasi polio
selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
5. Imunisasi DPT Imunisasi yang diberikan sebanyak 3 kali pada
usia 2, 3, dan 4 bulan untuk mencegah penyakit
difteri, pertusis, dan tetanus.
6. Imunisasi Hepatitis B Imunisasi yang diberikan dalam kurun waktu 12
jam setelah bayi lahir untuk mencegah penyakit
hepatitis B
7. Imunisasi HiB Imunisasi untuk H.influenza tipe B yang
diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan
8. Imunisasi Campak Imunisasi yang diberikan dalam satu dosis 0,5 ml
secara subkutan dalam, pada umur 9 bulan
9. ASI Air Susu Ibu; cairan air susu hasil sekresi dari
payudara setelah ibu melahirkan
10. Dismorfik Berhubungan dengan bentuk atau struktur yang
salah
11. Reflex fisiologi Reflex yang muncul akibat rangsangan terhadap
tendon atau periosteum atau kadang-kadang
terhadap tulang, sendi, fascia, atau aponeurosis.
Reflex yang muncul pada orang normal disebut
sebagai reflex fisiologi. Kerusakan pada system
saraf dapat menimbulkann reflex yang seharusnya
tidak ada atau refex patologis.
12. Reflex babinsky Reflex genggam kaki bila ada rangsang pada
telapak kaki yang menyebabkan ibu jari kaki akan
bergerak keatas dan jari-jari lain membuka.
Reflex ini akan menghilang pada usia sekitar 6
bulan.
13. Reflex moro Reflex yang dibangkitkan dengan menimbulkan
sensasi jatuh (dalam posisi telentang kepala
dibiarkan jatuh dengan cepat beberapa cm ke
tangan pemeriksa). Respon bayi adalah abduksi
dan tangan terbuka keatas diikuti oleh gerakan
adduksi dan fleksi.
14. Pemeriksaan KPSP Pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai
(Kuisioner Pra Skrining perkembangan anak dalam 4 sektor
Perkembangan) perkembangan, yaitu: motorik kasar-halus,
bahasa, dan sosialisasi/kemandirian. Pemeriksaan
dilakukan setiap 3 bulan untuk dibawah 2 tahun
dan setiap 6 bulan hingga anak usia 6 tahun.

II. Identifikasi Masalah


1. Sabrina usia 20 bulan dibawa ke Puskesmas karena belum bisa duduk.
2. Sabrina baru bisa tengkurap pada usia 12 bulan. Saat ini bisa merayap, kepala bisa
berdiri tegak selama beberapa detik, dan belum bisa duduk. Sabrina belum bisa
bicara, baru mengoceh ya-ya dan ma-ma, sering tidak menoleh bila dipanggil.
Sabrina belum bisa memegang benda, belum bisa memasukkan makanan ke mulut
dan bertepuk tangan.
3. Sabrina anak kedua dari ibu usia 28 tahun. Selama hamil ibu sehat, periksa ke
bidan 3 kali. Lahir spontan pada usia kehamilan 36 minggu, ditolong bidan, pecah
ketuban beberapa saat sebelum dilahirkan. Setelah lahir tidak langsung menangis,
menangis setalah lebih kurang 10 menit. Berat badan lahir 2.100 gram, panjang
badan tidak diukur. Dirujuk diruang perinatal RSMH karena susah bernafas dan
dirawat selama seminggu. Saat dirawat anak mengalami kuning dan diterapi sinar,
tidak pernah kejang.
4. Riwayat imunisasi sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4x, DPT, Hepatitis B,
dan HiB 4x, dan Campak 1x pada usia 10 bulan. Sabrina masih mendapat ASI,
diberi susu formula sejak usia 2 bulan selang seling dengan ASI. Sekarang makan
nasi tim, belum bisa makan nasi biasa.
5. Pada pemeriksaan ditemukan BB 7,7 kg, PB 78 cm, lingkaran kepala 42 cm.
Tidak ada gambaran dismorfik, anak sadar, kontak mata ada, tapi tidak mau
tersenyum kepada pemeriksa. Anak tidak bisa bicara, bisa mengucapakn ya-ya
dan ma-ma, dan menoleh ketika dipanggil dengan suara keras. Anak bisa
tengkurap dan menahan kepala beberapa detik. Belum bisa mengambil dan
memegang kubus. Keempat anggota gerak kaku dan susah ditekuk, gerakan
kurang, dengan kekuatan 3. Tonus meningkat, reflex fisiologi meningkat, reflex
babinsky (+), tidak ada reflex moro dan reflex menggengam. Tidak ada gerakan
yang tidak terkontrol. Tidak ada kelainan anatomi pada anggota gerak. Hasil
pemeriksaan KPSP usia 18 bulan didapatkan tidak ada yang bisa dilakukan
Sabrina.
III. Analisis Masalah
1. Sabrina usia 20 bulan dibawa ke Puskesmas karena belum bisa duduk. Sabrina
baru bisa tengkurap pada usia 12 bulan. Saat ini bisa merayap, kepala bisa berdiri
tegak selama beberapa detik, dan belum bisa duduk. Sabrina belum bisa bicara,
baru mengoceh ya-ya dan ma-ma, sering tidak menoleh bila dipanggil. Sabrina
belum bisa memegang benda, belum bisa memasukkan makanan ke mulut dan
bertepuk tangan.
a. Bagaimana pertumbuhan normal anak usia 0 - 20 bulan?
b. Bagaimana perkembangan normal anak usia 0 - 20 bulan?
c. Apa saja penyebab anak belum bisa duduk pada usia 20 bulan?
d. Apa interpretasi dari keluhan yang dialami Sabrina?
2. Sabrina anak kedua dari ibu usia 28 tahun. Selama hamil ibu sehat, periksa ke
bidan 3 kali. Lahir spontan pada usia kehamilan 36 minggu, ditolong bidan, pecah
ketuban beberapa saat sebelum dilahirkan. Setelah lahir tidak langsung menangis,
menangis setalah lebih kurang 10 menit. Berat badan lahir 2.100 gram, panjang
badan tidak diukur. Dirujuk diruang perinatal RSMH karena susah bernafas dan
dirawat selama seminggu. Saat dirawat anak mengalami kuning dan diterapi sinar,
tidak pernah kejang.
a. Bagaimana hubungan usia kehamilan 36 minggu terhadap keluhan Sabrina?
b. Apa makna Sabrina lahir tidak langsung menangis?
c. Bagaimana hubungan BBLR terhadap keluhan Sabrina?
d. Bagaimana hubungan mengalami kuning dan diterapi sinar terhadap keluhan
Sabrina?
e. Apa saja kemungkinan penyebab kuning pada bayi baru lahir?
3. Riwayat imunisasi sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4x, DPT, Hepatitis B,
dan HiB 4x, dan Campak 1x pada usia 10 bulan. Sabrina masih mendapat ASI,
diberi susu formula sejak usia 2 bulan selang seling dengan ASI. Sekarang makan
nasi tim, belum bisa makan nasi biasa.
a. Bagaimana jadwal imunisasi lengkap?
b. Bagaimana rekomendasi pola pemberian makanan pada bayi?
c. Apa pengaruh dari pemberian susu formula terhadap pertumbuhan dan
perkembangan Sabrina?
d. Apakah ada hubungan apabila imunisasi yang tidak lengkap dengan keluhan
Sabrina?
4. Pada pemeriksaan ditemukan BB 7,7 kg, PB 78 cm, lingkaran kepala 42 cm.
Tidak ada gambaran dismorfik, anak sadar, kontak mata ada, tapi tidak mau
tersenyum kepada pemeriksa. Anak tidak bisa bicara, bisa mengucapakn ya-ya
dan ma-ma, dan menoleh ketika dipanggil dengan suara keras. Anak bisa
tengkurap dan menahan kepala beberapa detik. Belum bisa mengambil dan
memegang kubus. Keempat anggota gerak kaku dan susah ditekuk, gerakan
kurang, dengan kekuatan 3. Tonus meningkat, reflex fisiologi meningkat, reflex
babinsky (+), tidak ada reflex moro dan reflex menggengam. Tidak ada gerakan
yang tidak terkontrol. Tidak ada kelainan anatomi pada anggota gerak. Hasil
pemeriksaan KPSP usia 18 bulan didapatkan tidak ada yang bisa dilakukan
Sabrina.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik pada kasus?
b. Mengapa anak tidak mau tersenyum kepada pemeriksa?
c. Mengapa anak belum bisa berbicara dan hanya bisa mengucapkan ya-ya dan
ma-ma?
d. Mengapa anak tidak menoleh ketika dipanggil dengan suara keras?
e. Mengapa anak hanya bisa menahan kepala beberapa detik?
f. Mengapa anak belum bisa mengambil dan memegang kubus?
g. Mengapa keempat anggota gerak kaku dan susah ditekuk serta gerakannya
kurang, dengan kekuatan 3?
h. Bagaimana prosedur pemeriksaan neurologi pada anak?
i. Apa makna dari hasil pemeriksaan neurologi pada Sabrina?
j. Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan KPSP?
k. Bagaimana prosedur pemeriksaan KPSP?
l. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan KPSP Sabrina?
m. Bagaimana pemeriksaan dini untuk mendeteksi adanya kelainan tumbuh
kembang pada anak?
5. Hipotesis: Sabrina 20 bulan, dengan faktor risiko lahir preterm, perinatal asfiksia,
dan neonatal hyperbilirubinemia menderita Global Developmental Delay et causa
Cerebral Palsy.
a. Apa saja diagnosis banding pada kasus?
b. Bagaimana algoritma penegakan diagnosis pada kasus?
c. Apa diagnosis kerja pada kasus?
d. Apa definisi penyakit pada kasus?
e. Bagaimana epidemiologi penyakit pada kasus?
f. Apa saja etiologi penyakit pada kasus?
g. Apa saja faktor risiko penyakit pada kasus?
h. Bagaimana patofisiologi penyakit pada kasus?
i. Bagaimana klasifikasi penyakit pada kasus?
j. Bagaimana manifestasi klinis penyakit pada kasus?
k. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk penyakit pada kasus?
l. Bagaimana tatalaksana penyakit pada kasus?
m. Bagaimana edukasi dan pencegahan penyakit pada kasus?
n. Bagaimana komplikasi penyakit pada kasus?
o. Bagaimana prognosis penyakit pada kasus?
p. Apa SKDI penyakit pada kasus?

IV. Learning Issue


1. Global Developmental Delay
2. Cerebral Palsy
3. Tumbuh kembang anak (tahapan dan gangguan)
4. Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan KPSP dan Pemeriksaan Neurologi
5. Riwayat imunisasi, riwayat kelahiran, dan pola makan bayi

Anda mungkin juga menyukai