Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wahyu Muhammad Renanda

NPM : 18020093

Kelas : 2K4

TEST I

1. Komponen atau struktur pembentuk serat Wol

C═O O═C
NH NH
C═O ikatan garam O═C
-+
CH – CH2 – CH2 – COO NH2 – CH2 – CH2 – CH

HN NH

C═O O═C

NH NH
O═C ikatan disulfida C═O
CH – CH2 – S –– S – CH2 – CH

HN NH

O═C C═O

Struktur pembentuk serat wol


Komponen pembentuk serat wol itu sendiri adalah Kutikula yang merupakan
lapisan yang paling luar, terdiri dari sisik-sisik tanduk pipih yang saling bertumpuan
seperti susunan genting. Ujung sisik menunjuk ke ujung serat. Cortex merupakan
bagian yang lebih dalam, terbentuk dari bercah-bercah berbentuk jarum kecil yang
disebut sel kortikel. Bagian ini merupakan 90% dari serat.
2. Fungsi dua jembatan pada serat wol

a. Ikatan Disulfida berfungsi untuk menentukan sifat-sifat wol, seperti kekuatan


basah, sifat keriting (bulky), kekakuan, dan ketidak larutan.

b. Ikatan Garam berfungsi untuk memberikan sifat elastis pada wol.

3. Apabila wol diperlakukan pada pH yang sangat asam akan menyebabkan wol
rusak yaitu terjadi hidrolisa pada keratin membentuk campuran asam-asam amino
yang mengakibatkan kekuningan pada wol dan akan teroksidasi.

NH

hidrolisa
O═C SO COOH
2
hidrolisa
CH – CH C – C – SO H
2 asam 3
asam
NH NH
2

Asam siskat
O═C asam siskat
4. Kelembaban pada wol dapat menurunkan kekuatan serat wol karena terjadi
lapisan dielektrik antara muatan (+) dan ( - ) sehingga ikatan pada jembatan garam
berkurang

-+
CH – CH2 – CH2 – COO NH2 – CH2 – CH2 – CH
5. Wol tidak tahan terhadap alkali sehingga dapat menyebabkan wol larut, hal
itu disebabkan karena adanya alkali menyebabkan sisik pada serat wol akan terbuka
sehingga wol larut menjadi garam asam amino karboksilat.

Contoh:

Wol + ↑ NaOH 5% selama 5 menit

RNH3OOCR’ + NaOH  RNH3OH NaOOC-R’

RNH2 NaOOCR’ + H2O

Garam natrium dari amino karboksilat (larut)

6. Zat pengelantangan yang digunakan pada serat wol dapat menggunakan


hidrogen peroksida (H2O2) namun kondisinya harus dijaga sehingga tidak
menyerang jembatan sistin wol dengan mengoksidasi semua gugus disulfida
sehingga terhidrolisa membentuk asam sisteat karena serat wol tidak tahan
oksidator. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut digunakan CaOCl2 untuk
zat pengelantangan pada serat wol.

Anda mungkin juga menyukai