Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN RAWA (TPIR)

Kalimantan Selatan sebagian besar wilayahnya adalah perairan sungai dan


perairan rawa. Alat tangkap ikan yang biasa digunakan untuk daerah penangkapan
sungai dan rawa adalah lunta, tempirai, hampang, lukah, tangguk, serok, tamba,
serapang, rengge, pancing, sesuduk, hancau, tombak, jambih dan alat penyetrum ikan.
Jenis-jenis ikan yang tertangkap di dua perairan cukup beragam seperti haruan/gabus,
lundu, papuyu/betok, kehung, kapar, baung, gurame/kalui, lais/lais putih, sapat rawa,
sapat siam, saluang, patung, senggiringan, biawan, lele, walut /belut tauman/toman,
udang galah dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, penambahan jumlah alat penangkap untuk tiap daerah
tidak terlepas adanya pengaruh beberapa factor seperti; keadaan sediaan (potensi)
yang menjadi sasaran usaha penangkapan, tenaga kerja (nelayan) dan faktor
pengusaha yang akan melakukan usaha penangkapan yang umumnya berkaitan
dengan permodalan. Disamping itu faktor kebiasaan (adat) kebudayaan masyarakat
nelayan setempat yang justru memegang peran penting. telah banyak alat
penangkapan yang dibuat dari bahan-bahan (sintetis) yang cukup baik, kuat, tahan
lama dan mudah pemeliharaannya.
Teknologi Penangkapan Ikan Bertanggung Jawab
1) Mempunyai Selektivitas Yang Tinggi
2) Tidak Merusak Habitat
3) Menghasilkan Ikan Berkualitas Tinggi
4) Tidak Membahayakan Nelayan
5) Produksi Tidak Membahayakan Konsumen
6) By-Catch Rendah
7) Tidak Berdampak Buruk Terhadap Biodiversity
8) Tidak Membahayakan Ikan-Ikan Yang Dilindung
9) Dapat Diterima Secara Sosial
Jenis-Jenis Alat Tangkap Ikan Berupa Jaring Yang Digunakan Di Perairan Rawa;
1) Pancing
2) Serakap (Jambih)
3) Lunta (Cast Net)
4) Rengge (Gill Net)
5) Sesuduk (Scoop Net)
6) Hancau (Portable Lift Net)
7) Tempirai
8) Kabam

 Lunta
Merupakan salah satu alat tangkap yang berbentuk kerucut, terbuat dari
benang katun atau nilon monofilamen dengan tali pengikat dan pemberat
Prinsip alat tangkap lunta ini bersifat aktif karena mengurung ikan dari atas ke
bawah air, sehingga ikan yang masuk ke dalam jaring akan terkurung dan
terjerat/terbelit. Dioperasikan di perairan yang permukaannya agak luas
seperti sungai dan danau, alat ini menggunakan umpan dedak atau bisa pula
tanpa umpan. Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan alat ini adalah ikan
nilem (Osteochilus hasselti), seluang (Rasbora sp), betok (Anabas
testudineus), gabus (Channa striata) , sepat rawa (Trichogaster trichopterus),
baung (Macrones nemurus) dan lais (Cretopterus hexapterus). Produktifitas
alat tangkap untuk setiap kali operasi antara 0,5-4 kg.
 Rengge
Merupakan alat tangkap yang terbuat dari anyaman benang nilon baik
monofilamen atau polifilamen dengan nomor 50-100 yang dirajut. Prinsip alat
tangkap rengge ini bersifat pasif dalam pengoperasiannya karena menghadang
arah renang ikan, sehingga ikan akan tersangkut dan terjerat pada bagian tutup
insang. Dioperasikan di tepi sungai, anak sungai dan rawa. Tujuan utama
rengge adalah untuk menangkap ikan betok (Anabas testudineus), sepat rawa
(Trichogaster trichopterus), dan sepat siam (Trichogaster pectoralis).
 Sesuduk (Scoop Net)
Merupakan salah satu alat tangkap yang terbuat dari jaring dengan bahan
nilon yang dibentuk seperti kantong yang terbuka pada bagian atasnya.
Sesuduk terdiri dari jaring yang dikaitkan dengan tali pada suatu rangka yang
terbuat dari bambu atau rotan. Lebar jaring berkisar sekitar 3-4 m dengan
ukuran mata 2 cm. Prinsip alat tangkap sesuduk ini bersifat aktif. Dalam
pengoperasiannya, alat ini diterapkan di tepi sungai, anak sungai dan perairan
rawa. ikan-ikan yang tertangkap dengan alat ini, maka sesuduk menghasilkan
betok (Anabas testudineus), sepat rawa (Trichogaster trichopterus), sepat
siam (Trichogaster pectoralis) dan nilem (Osteochilus hasselti).
 Hancau (Portable Lift Net)
Merupakan alat tangkap yang termasuk kedalam kelompok jaring angkat (lift
nets), yaitu jaring yang dinaik-turunkan secara vertikal dalam
pengoperasiannya alat yang komponen utamanya adalah jaring, dua bilah
bambu sebagai pembuka jaring, dan tangkai panjang. Hancau dioperasikan di
tepi sungai dan rawa, terutama banyak digunakan pada muara aliran air. Pada
bagian ini biasanya ikan kecil berkumpul, yang mana sifatnya suka menantang
arah arus. Ikan-ikan yang tertangkap dengan alat ini adalah semua jenis ikan
yang berada di daerah operasi, dikarenakan alat ini tidak mempunyai
selektifitas yang baik, bahkan ikan yang masih kecil pun dapat tertangkap.
Tetapi, hasil tangkapan yang didapat kebanyakan ialah ikan seluang, udang
kecil, dan sepat.
 Jambih atau serakap
Merupakan alat tangkap ikan yang dioperasikan pada perairan dangkal
biasanya dioperasikan di rawa atau sungai yang dangkal dengan kedalaman
air sekitar 50 cm. Cara pengoperasian alat tangkap jambih yaitu alat dipegang
dengan satu tangan lalu dincapkan pada dasar perairan dengan acak dan cepat
bila ada terasa ikan yang terkurung maka dapat dilakukan dengan cara
memasukan tangan kedasar perairan melalu lubang jhambih yang berada di
bagian atas dan ikan bisa ditamngkap dan di masukan dalam keranjang yang
disediakan, ini dilakukan berulang ulang selama ikan yang di perairan
dianggap masih ada

Anda mungkin juga menyukai